Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH NAUNGAN TERHADAP NISBAH KLOROFIL-a/b SERTA HASIL DUA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN:

Karakter Morfofisiologi Daun dan Hasil Kedelai ( Glycine max L. Merill) Varietas Petek dan Varietas Jayawijaya pada Naungan

Evaluasi dan Seleksi Varietas Tanaman Kedelai Terhadap Naungan dan Intensitas Cahaya Rendah 1)

UJI ADAPTASI DAN TOLERANSI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI PADA NAUNGAN BUATAN 1 (THE ADAPTATION OF SOYBEAN TO SHADE) Sari

KARAKTER MORFOLOGI DAN HASIL BEBERAPA GENOTIPE KEDELAI (Glycine Max (L.) Merill) PADA LINGKUNGAN TERNAUNGI

PENDAHULUAN Latar Belakang

Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN:

Study of Physiology Photosintetic Characteristics of soybean plants tolerant to shade


Nerty Soverda dan Yulia Alia Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jalan Raya Mendalo Darat.

Nature of The Inherintance of The Photosynthetic Physiological Characters of Soybean Tolerant to Shade

STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh

Intercropping System Between Soybean (Glycine max (L) Merrill) Genotypes with Sweet Corn (Zea mays Var.Saccharatasturt) Planted In Multi Rows

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN:

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

SKRIPSI. KOMPONEN HASIL DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merrill) DENGAN PEMBERIAN NAUNGAN DI LAHAN GAMBUT

Toleransi Padi Gogo terhadap Naungan. Shading Tolerance in Upland Rice

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH BERBAGAI KADAR AIR TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI YANG DIBERI MIKORIZA VESIKULAR ARBUSKULAR

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

THE EFFECT OF SPACING AND PLANTING TIME SOYBEAN OF GROWTH AND YIELD SOYBEAN (Glycine max) ON SUGAR CANE (Saccharum officinarum L.

yang dapat ditangkap lebih tinggi karena selain bidang tangkapan lebih besar, jumlah cahaya yang direfleksikan juga sedikit. Peningkatan luas daun

DAFTAR PUSTAKA. Andrianto, T. T. dan N Nugraha Budidaya dan Usaha Tani Kedelai, Kacang Hijau, dan Kacang Panjang. Absolut. Yogyakarta.

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) ARTIKEL ILMIAH RITA SARI

Upaya Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max) Melalui Aplikasi Mulsa Daun Jati Dan Pupuk Organik Cair.

Keragaan Fenotipik Kedelai pada Dua Kondisi Intensitas Cahaya Ekstrim

SELEKSI DUA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) PADA TANAH SALIN

INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN SESUAI PRIORITAS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2010 TEMA : KETAHANAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN JARAK TANAM TERHADAP PRODUKTIVITAS JAGUNG HIBRIDA P-21 (Zea mays L.)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama

PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L]. Merr)

EVALUASI KERAGAMAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 4 MELALUI SELEKSI CEKAMAN KEMASAMAN SKRIPSI OLEH :

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Usaha budidaya telah dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi

II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Fachrudin (2000) di dalam sistematika tumbuhan, tanaman kedelai

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

EVALUASI KARAKTERISTIK BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) HASIL MUTASI KOLKISIN PADA KONDISI NAUNGAN

KAJIAN PENANAMAN KEDELAI DI BAWAH KELAPA SAWIT UMUR EMPAT TAHUN DI PTPN III KEBUN RAMBUTAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENGARUH BOBOT MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KULTIVAR KUTILANG

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

Penampilan Agronomi dan Uji Toleransi Naungan Galur Dihaploid Padi Gogo Hasil Kultur Antera

TANGGAP BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP PEMUPUKAN DI LAHAN KERING [THE RESPONSES OF SEVERAL SOYBEAN VARIETIES ON FERTILIZATION ON DRYLAND]

Tahun ke-1 dari rencana 4 tahun

PEMANFAATAN KOMPOS KOTORAN SAPI DAN ARA SUNGSANG UNTUK MENURUNKAN KEPADATAN ULTISOL. Heri Junedi, Itang Ahmad Mahbub, Zurhalena

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan tanaman Bahan kimia Peralatan Metode Penelitian

THE EFFECT OF PYRACLOSTROBIN APPLICATION ON ABSORPTION NITROGEN EFFICIENCY AND YIELD QUALITY OF SOYBEAN (Glycine max L. Merr.)

TINJAUAN PUSTAKA. Sub-famili : Papilionoidae. Sub-genus : Soja

PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril

DAMPAK NAUNGAN TERHADAP PERUBAHAN KARAKTER AGRONOMI DAN MORFO-FISIOLOGI DAUN PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill)

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) PADA PERBEDAAN TINGKATAN KANDUNGAN AIR

Respons Dua Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merrill.) pada Pemberian Pupuk Hayati dan NPK Majemuk

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

KAJIAN MODEL TANAM DAN WAKTU TANAM DALAM SISTEM TUMPANGSARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENIH JAGUNG

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L. Merrill) adalah komoditas yang

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada 2) Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada *)

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

I. PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan seperti tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting, dkk., 2009).

Agrivet (2015) 19: 30-35

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN:

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak

PENGARUH KADAR GARAM NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI KEDUA (M 2 ) HASIL RADIASI SINAR GAMMA

PENGARUH PANJANG STEK PUCUK DAN PEMBERIAN KALIUM TERHADAP HASIL TANAMAN UBI JALAR (Ipomea batatas L.) OLEH : HENDRA YUNAIDI NPM ABSTRAK

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Kedelai yang Berdaya Hasil Tinggi dengan Pemberian Dolomit dan Urea di Lahan Pasang Surut

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) PADA BERBAGAI TINGKAT PEMUPUKAN N DAN PUPUK KANDANG AYAM

Transkripsi:

PENGRUH NUNGN TERHDP KNDUNGN KLOROFIL DUN DN HSIL DU VRIETS TNMN KEDELI (Glycine max L. Merill) (The Effect of Shade on Chlorophyll Content and the Yield of Two Soybean Varietes (Glycine max L. Merill)) Novi Novita, Nerty Soverda, dan Gusniwati Lecturer at griculture Faculty, Jambi University, Mandalo Darat email : novivovita@yahoo.com STRCT This study aimed to investigate the effect of shade on leaf chlorophyll content and the yield of two soybean varieties. The experiment was conducted at the Experimental Farm of Faculty of griculture, University of Jambi, located in the Village District Mendalo Jambi. Experiments using split plot design (Split-Plot Design) by 2 factors: the first factor as the main plot is a shade (N) consisting of 2, ie, without shade and 50% shade. The second factor is the subplot soybean varieties (V) consisting of varieties Petek (tolerant) and Jayawijaya (sensitive). The variables measured were plant height, chlorophyll and total weight of 100 grains, while the number of pods per plant, number of pods per plant contains, and the yield per plant showed no significant differences. Petek varieties tend to show tolerance to shade melelui increase in the number of total chlorophyll a dam to increase the weight of 100 grains were higher than Jayawijaya. Keywords: Soybean, shade, leaf chlorophyll PENDHULUN Kedelai (Glycine max L. Merill.) merupakan komoditas tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kedelai juga merupakan tanaman Palawija yang berperan penting dalam industri pangan dan pakan. Selain itu, kedelai berperan sebagai penghasil gizi berupa sumber protein nabati dengan kandungan 39-41% yang sangat diperlukan untuk kesehatan manusia. Produksi kedelai Indonesia masih rendah. Rata-rata Produksi kedelai Nasional pada tahun 2010 yaitu 908.111 ton dengan luas panen 661.711 ha, berarti produktivitasnya 1,37 ton ha -1. Sedangkan produksi kedelai Provinsi Jambi pada tahun 2010 adalah 5.325 ton dengan luas panen 4.243 ha dan produktivitas 1,25 ton ha -1. Rendahnya produksi kedelai di Provinsi Jambi pada tahun 2010 terjadi karena turunnya luas panen seluas 2.995 hektar dan produktivitas sebesar 0,007 ton hektar -1. Hal ini jauh lebih rendah dari potensi hasil yang dapat dicapai apabila tanaman kedelai dipelihara secara intensif, yaitu 2,0-2,5 ton ha -1 (Rukmana dan Yuniarsih, 1996). Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan produksi kedelai adalah dengan melakukan ekstensifikasi pertanian diantaranya, dengan perluasan lahan. Program Studi groekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jambi Page 188

Perluasan lahan untuk pertanaman kedelai dapat dilakukan dengan pemanfaatan lahan di bawah tegakan tanaman perkebunan yang diusahakan pada masa tanaman belum menghasilkan (TM) dengan tanaman sela. Luas lahan perkebunan yang tersedia di Indonesia, yaitu sekitar 11, 5 juta hektar, di mana 33% dari luasan tersebut merupakan area tanam baru yang belum menghasilkan sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan dalam meningkatkan produksi tanaman dengan mengefisiensikan penggunaan lahan pertanian, khususnya dalam pengembangan tanaman kedelai sebagai tanaman sela. Kendala utama pengembangan kedelai sebagai tanaman sela di bawah tegakan tanaman perkebunan adalah rendahnya intensitas cahaya akibat faktor naungan. Pada Kondisi lingkungan tersebut, tanaman memerlukan sifat adaptasi tertentu untuk bertahan hidup, berkembang dan berproduksi dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan genotip atau varietas baru tanaman kedelai yang adaptif terhadap intensitas cahaya rendah dan berproduksi tinggi. eberapa karakter morfologi dan fisiologi daun yang dapat dijadikan sebagai penciri adaptasi kedelai terhadap naungan antara lain: kandungan klorofil (klorofil a, b, dan total), rasio klorofil a/b, luas daun dan bobot daun spesifik (Kisman et al., 2008). Kandungan klorofil dapat dijadikan sebagai penciri toleransi pada karakter fisiologi dalam seleksi adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah (Handayani, 2003 dalam Kisman et al., 2008). karakter morfologi dan fisiologi daun tersebut merupakan bentuk mekanisme adaptasi tanaman terhadap cekaman naungan (Muhuria, 2007 dalam Kisman et al., 2008). Salah satu cara untuk meningkatkan hasil kedelai adalah dengan meningkatkan kemampuan fotosintesis daun. Fotosintesis adalah proses pemanenan sinar matahari oleh daun. Proses pemanenan ini dibantu oleh klorofil. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan fotosintesis daun perlu diperhatikan juga kandungan klorofil pada daun. Pada tanaman padi gogo, memperlihatkan bahwa pada kondisi naungan 50% varietas Jatiluhur memberikan hasil lebih tinggi dan memperlihatkan respon fisiologi fotosintetik yang berbeda dibandingkan dengan varietas Kalimutu. danya keragaman respon pertumbuhan dan hasil tanaman terhadap naungan antara lain dipengaruhi oleh sifat fisiologi fotosintetik tanaman tersebut. Kemampuan adaptasi dari tanaman yang toleran intensitas cahaya rendah dengan tanaman yang peka erat kaitannya dengan karakter-karakter fisiologi fotosintetik tanaman tersebut. Pemenuhan kebutuhan cahaya pada intensitas cahaya rendah dalam melaksanakan proses fotosintesis, peranan klorofil sebagai pigmen pemanen cahaya sangat diperlukan. Pada naungan 50 % klorofil a dan klorofil b pada genotip toleran mengalami peningkatan yang lebih tinggi dari pada genotip yang peka, sedangkan klorofil b pada genotipe peka lebih tinggi dari pada yang toleran. Penelitian ini menggunakan dua varietas, yaitu varietas Petek sebagai varietas yang toleran terhadap intensitas cahaya rendah dan varietas Jayawijaya yang peka. Dimana varietas toleran dan peka ini di dapat dari penelitian sebelumnya, yaitu hasil penelitian Soverda et al. (2009), dari hasil evaluasi terhadap 15 varietas yang diuji pada Program Studi groekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jambi Page 189

naungan buatan (paranet 50%) dan dalam rumah gelap, menunjukkan konsistensi toleransi terhadap naungan, yaitu varietas Ringgit dan Petek. Didapat juga tiga varietas yang moderat yaitu Kawi, Cikurai dan rgopuro, sedangkan dua varietas peka terhadap naungan yaitu Seulawah dan Jayawijaya, dua varietas ini yang konsisten peka terhadap naungan. Jadi pada penelitian ini digunakanlah varietas Petek (toleran) dan varietas Jayawijaya (peka) adalah untuk mempelajari konsistensi toleransi varietas Petek dan Jayawijaya melalui karakter fisiologinya yaitu klorofil a, klorofil b dan klorofil total. Untuk melihat keeratan hubungan antara kandungan klorofil terhadap komponen hasil dan hasil maka di lanjutkan dengan melakukan pengujian Korelasi yaitu pada penelitian Suharja dan Sutarno (2009), hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa klorofil a berhubungan positif dengan klorofil b dan klorofil total daun serta berhubungan positif dengan bobot segar tanaman cabai. Peningkatan klorofil a akan meningkatkan klorofil b, klorofil total daun serta bobot segar tanaman. Hal ini dapat dipahami karena klorofil a merupakan prekursor bagi klorofil b, sementara itu klorofil a dan b merupakan komponen penyusun klorofil total daun, dan sekaligus bagian dari bobot segar tanaman. HN DN METODE Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Desa Mendalo Darat Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi dengan ketinggian 35 m dpl dengan jenis tanah Ultisol. ahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: benih kedelai Petek, dan Jayawijaya Furadan, pupuk kandang yam, NPK Mutiara, Insektisida, Fungisida dan bahan-bahan kimia untuk pengamatan kandungan klorofil. lat-alat yang digunakan adalah: satu unit rumah paranet 50%, peralatan lapangan, spektrofotometer UV, dan alat-alat tulis. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi (Split-Plot Design) dengan 2 faktor yaitu: Faktor pertama sebagai petak utama (main plot) adalah naungan (N) yang terdiri dari 2 yaitu naungan 0 % dan naungan 50%. Faktor kedua sebagai anak petak (sub plot) adalah kedelai (V) yang terdiri dari Petek dan Jayawijaya. Variabel yang diamati adalah kandungan klorofil daun ( mol g -1 ), jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, bobot 100 biji dan hasil per tanaman. Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap variabel yang diamati, data dianalisis dengan analisis ragam, kemudian dilanjutkan dengan uji eda Nyata Terkecil (NT) pada taraf α = 5%. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara karakter kandungan klorofil dengan komponen hasil dan hasil dari berbagai variabel yang diamati maka digunakan pengujian korelasi menurut Gomez dan Gomez (2010). HSIL DN PEMHSN Klorofil a Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan naungan dengan varietas terhadap klorofil a, sedangkan perlakuan naungan dan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil a. Hasil uji NT taraf 5% Program Studi groekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jambi Page 190

terhadap kandungan klorofil a pada dua varietas kedelai akibat pemberian naungan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata klorofil a tanaman kedelai berdasarkan pemberian naungan pada dua varietas tanaman kedelai. N0 (0%) N1 (50%) ------------------------------------ µmol g -1 --------------------------------- Petek (V1) 1.99 a 2.51 a 2.25 126.00 26.00 Jayawijaya (V2) 2.16 a 2.02 b 2.09 93.79-6.21 2.07 2.27 Keterangan : ngka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom dan angka-angka yang diikuti huruf besar yang sama pada baris berarti tidak berbeda nyata menurut uji NT 5% = Nilai Relatif. Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa perlakuan naungan 50% tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dibandingkan dengan perlakuan tanpa naungan pada kedua varietas yang diuji. Pada perlakuan naungan 50% varietas Petek mengalami peningkatan kandungan klorofil a sebesar 26.00%, sedangkan varietas Jayawijaya mengalami penurunan kandungan klorofil a sebesar 6.21%. Hasil ini sejalan dengan penelitian Chozin, et al. (1999) dalam Sopandie et al. (2003), dimana genotip toleran naungan memiliki kandungan klorofil a, klorofil b yang tinggi. Klorofil b Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan naungan dengan varietas terhadap klorofil b, sedangkan perlakuan naungan dan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil b. Hasil uji NT taraf 5% terhadap kandungan klorofil b pada dua varietas kedelai akibat pemberian naungan dapat dilihat pada Tabel 2. Table 2. Rata-rata klorofil b tanaman kedelai berdasarkan pemberian naungan pada dua varietas tanaman kedelai. N0 (0%) N1 (50%) ----------------------------------- µmol g -1 -------------------------------- Petek (V1) 0.74 a 1.01 a 0.87 136.49 36.49 Jayawijaya (V2) 0.77 a 0.78 b 0.77 101.27 1.27 0.75 0.89 Keterangan : ngka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom dan angka-angka NT 5% = Nilai Relatif. Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa pada varietas Petek dengan perlakuan naungan 50% menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan tanpa naungan, sedangkan pada varietas Jayawijaya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap perlakuan naungan 50% dengan perlakuan tanpa naungan. Pada kedua varietas yang diuji mengalami Program Studi groekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jambi Page 191

peningkatan kandungan klorofil b dimana Petek mengalami peningkatan kandungan klorofil b sebesar 36.49%, sedangkan varietas Jayawijaya mengalami peningkatan sebesar 1.27%. Menurut Kisman, et al. (2007), pada kondisi cekaman cahaya rendah, genotip toleran memiliki kandungan klorofil terutama klorofil b yang lebih tinggi dan rasio klorofil a/b yang lebih rendah dari pada genotip peka. Peningkatan klorofil b terkait dengan peningkatan light harvesting chlorophyll a/b protein fotosistem II. Karena sebagian besar klorofil b merupakan komponen pemanen cahaya dari fotosistem II (Neidhardt et al., 1998, dalam Kisman, et al. 2007). Klorofil Total Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan naungan dengan varietas terhadap klorofil total, sedangkan perlakuan naungan dan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil total. Hasil uji NT taraf 5% terhadap kandungan klorofil total pada dua varietas kedelai akibat pemberian naungan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata klorofil total tanaman kedelai berdasarkan pemberian naungan pada dua varietas kedelai. N0 (0%) N1 (50%) ----------------------------------- µmol g -1 --------------------------------- Petek (V1) 2.73 a 3.52 a 3.12 128.83 28.83 Jayawijaya (V2) 2.92 a 2.80 b 2.86 95.75-4.25 2.82 3.16 Keterangan : ngka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom dan angka-angka yang diikuti huruf besar yang sama pada baris berarti tidak berbeda nyata menurut uji NT 5% = Nilai Relatif. Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa perlakuan naungan 50% tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dibandingkan dengan perlakuan tanpa naungan pada kedua varietas yang diuji. Pada varietas Petek mengalami peningkatan kandungan klorofil total sebesar 28.83%, sedangkan varietas Jayawijaya mengalami penurunan kandungan klorofil total sebesar 4.25%. Menurut Kisman et al., (2007), rata-rata kandungan klorofil dan rasio klorofil a/b selama kondisi cekaman intensitas cahaya rendah menunjukkan rata-rata klorofil a, b dan klorofil total lebih tinggi dan sebaliknya rasio klorofil a/b lebih rendah pada genotip toleran dibanding genotip peka. Jumlah Polong per Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan naungan berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per tanaman. Pada varietas kedelai tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per tanaman dan tidak terdapat interaksi antara perlakuan naungan dengan varietas. Hasil uji NT taraf 5% terhadap jumlah polong per tanaman pada dua varietas kedelai akibat pemberian naungan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa perlakuan naungan 50% memberikan perbedaan yang nyata dengan tanpa naungan untuk kedua varietas yang diuji. Rata-rata jumlah polong per tanaman pada varietas Petek dengan pemberian naungan 50% mengalami penurunan sebesar 56.76%, sedangkan varietas Jayawijaya mengalami Program Studi groekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jambi Page 192

penurunan sebesar 53.11%. Hal ini diduga bahwa pemberian naungan 50% dapat menurunkan jumlah polong berisi, jumlah biji, dan bobot biji pertanaman. Pemberian naungan mempengaruhi perkembangan komponen hasil dan hasil biji. Tabel 4. Rata-rata jumlah polong per tanaman pada tanaman kedelai berdasarkan pemberian naungan pada dua varietas kedelai. N0 (0%) N1 (50%) Petek (V1) 139.33 a 60.25 a 99.79 43.24-56.76 Jayawijaya (V2) 164.75 a 77.25 a 121.00 46.89-53.11 152.04 68.75 Keterangan : ngka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom dan angka-angka NT 5% = Nilai Relatif. Jumlah Polong erisi per Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan naungan berpengaruh nyata terhadap jumlah polong berisi per tanaman. Tabel 5. Rata-rata Jumlah polong berisi per tanaman pada tanaman kedelai berdasarkan pemberian naungan pada dua varietas kedelai. N0 (0%) N1 (50%) (%) Petek (V1) 137.67 a 59.25 a 98.46 43.04 9.00 Jayawijaya (V2) 155.00 a 70.92 a 112.96 45.75-54.25 146.33 65.08 Keterangan : ngka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom dan angka-angka NT 5% = Nilai Relatif. Pada varietas kedelai tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah polong berisi per tanaman dan tidak terdapat interaksi antara perlakuan naungan dengan varietas. Dari Tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuan naungan 50% memberikan perbedaan yang nyata dengan tanpa naungan untuk kedua varietas yang diuji. Rata-rata jumlah polong berisi per tanaman pada varietas Petek dengan pemberian naungan 50% mengalami penurunan sebesar 56.96%, sedangkan pada varietas Jayawijaya juga mengalami penurunan sebesar 54.25%. Terjadinya penurunan jumlah polong berisi dikarenakan oleh adanya pengaruh dari berkurangnya sinar matahari yang diterima terhadap proses fotosintesis yang merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan produksi per tanaman. obot 100 biji Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan naungan berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji. Pada varietas kedelai juga berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji dan tidak terdapat interaksi antara perlakuan naungan dengan varietas. Hasil uji Program Studi groekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jambi Page 193

NT taraf 5% terhadap bobot 100 biji pada dua varietas kedelai akibat pemberian naungan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rata-rata bobot 100 biji tanaman kedelai berdasarkan pemberian naungan pada dua varietas kedelai. N0 (0%) N1 (50%) Petek (V1) 9.04 a 8.09 a 8.57 89.49-10.51 Jayawijaya (V2) 6.03 b 5.48 b 5.75 90.87-9.13 7.53 6.78 Keterangan : ngka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom dan angka-angka NT 5% = Nilai Relatif. Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa pada varietas Petek dengan pemberian naungan 50% berbeda nyata dengan tanpa naungan sedangkan pada varietas Jayawijaya tidak terdapat perbedaan yang nyata. Rata-rata jumlah bobot 100 biji pada varietas Petek dengan pemberian naungan 50% mengalami penurunan sebesar 10.51%, sedangkan pada varietas Jayawijaya mengalami penurunan sebesar 9.13%. Walaupun terjadi penurunan berat 100 biji yang lebih besar pada Petek, namun bila dibandingkan dengan deskripsinya varietas ini masih sanggup menyamai berat 100 biji yaitu 8,3 g. Sementara itu Jayawijaya jauh lebih rendah dibandingkan dengan deskripsi keadaan, ini diduga bahwa varietas Petek dapat mentoleransi keadaan naungan, sedangkan Jayawijaya tidak dapat mentoleransi keadaan naungan 50 %. iji merupakan tumpukan fotosintat hasil fotosintesis tanaman. Dengan adanya naungan menyebabkan proses fotosintesis tanaman terganggu. Hal inilah yang menyebabkan tanaman yang ternaungi tidak bisa melakukan fotosintesis secara baik, yang berakibatkan pada kurangnya pengisian polong pada tanaman yang ternaungi. Jumlah hasil berkaitan erat dengan tinggi tanaman, jumlah polong total, jumlah polong berisi dan bobot 100 bijinya. Hasil per Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan naungan berpengaruh nyata terhadap hasil per tanaman. Pada varietas kedelai tidak berpengaruh nyata terhadap hasil per tanaman dan tidak terdapat interaksi antara perlakuan naungan dengan varietas. Hasil uji NT taraf 5% terhadap hasil per tanaman pada dua varietas kedelai akibat pemberian naungan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa perlakuan naungan 50 % berbeda nyata dengan tanpa naungan untuk kedua varietas yang diuji. Jumlah hasil per tanaman pada varietas Petek dengan pemberian naungan 50% mengalami penurunan sebesar 64.08%, sedangkan pada varietas Jayawijaya mengalami penurunan sebesar 62.20%. Curah hujan dan kelembaban yang tinggi terutama didalam naungan pada saat pembentukkan biji menyebabkan tingginya serangan hama penggerek polong. Serangan hama yang terjadi pada saat pengisian biji dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil per tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variabel-variabel yang diuji terlihat Program Studi groekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jambi Page 194

bahwa varietas Petek lebih menunjukkan kemampuan yang tinggi untuk bertahan pada naungan dibandingkan dengan varietas Jayawijaya. Tabel 7. Rata-rata hasil per tanaman pada tanaman kedelai berdasarkan pemberian naungan pada dua varietas kedelai. N0 (0%) N1 (50%) Petek (V1) 26.78 a 9.62 a 18.20 35.92-64.08 Jayawijaya (V2) 21.93 b 8.29 a 15.11 37.80-62.20 24.35 8.95 Keterangan : ngka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom dan angka-angka NT 5% = Nilai Relatif. Korelasi Korelasi merupakan suatu metode untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan dua peubah atau lebih yang digambarkan oleh besarnya koefisien korelasi. Koefisien korelasi pada variabel klorofil a, klorofil b dan klorofil total terhadap variabel komponen hasil dan hasil tanaman kedelai dapat dilihat pada Tabel 8. erdasarkan hasil dari korelasi terhadap variabel komponen hasil dan hasil seperti jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, bobot 100 biji dan hasil per tanaman tidak berkorelasi terhadap variabel kandungan klorofil a, klorofil b dan klorofil total. Disebabkan kecilnya hasil korelasi dari variabel komponen hasil dan hasil, maka tidak dapat dijadikan sebagai indikasi bahwa terjadinya peningkatan klorofil a, klorofil b dan klorofil total. Tabel 8. Korelasi antara klorofil a terhadap variabel komponen hasil dan hasil. Variabel Nilai Koefisien Korelasi Klorofil-a Klorofil-b klorofil total Jumlah Polong per tanaman 0.396 0.228 0.354 Jumlah Polong berisi per tanaman 0.474 0.309 0.433 obot 100 iji -0.427-0.531-0.456 Hasil Per tanaman 0.183-0.009 0.134 Keterangan: r tabel = 0.811 Dari hasil yang telah di uji pada kandungan klorofil a, klorofil b dan klorofil total tinggi di duga komponen hasil dan hasil juga tinggi, dan ternyata setelah di lakukan uji korelasi tidak menunjukkan keeratan hubungan antara kandungan klorofil terhadap komponen hasil dan hasil. KESIMPULN Pemberian naungan 50% tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil a, kandungan klorofil b, kandungan klorofil total, namun berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, bobot 100 biji dan hasil per tanaman. Petek cenderung konsistensi toleran terhadap naungan melalui peubah kandungan klorofil a, kandungan klorofil b dan kandungan klorofil total akan Program Studi groekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jambi Page 195

tetapi terjadi perubahan yang signifikan atau tidak konsistensi toleran pada jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, bobot 100 biji dan hasil per tanaman. Dan pada varietas Jayawijaya menunjukkan konsistensi peka karena semua variabel yang diamati menurun yaitu kandungan klorofil a, kandungan klorofil b, kandungan klorofil total, jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, bobot 100 biji dan hasil per tanaman. Tidak terdapat korelasi antara kandungan klorofil a, kandungan klorofil b, dan kandungan klorofil total dengan variabel komponen hasil dan hasil seperti jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, bobot 100 biji dan hasil per tanaman DFTR PUSTK Gomez. K., dan. Gomez. 2010. Prosedur statistik untuk penelitian pertanian. Penerjemah: Endang. S, Justika. S.. Universitas Indonesia; Jakarta. Kisman, Khumaida, N. Trikoesoemaningtyas, Sobir, dan D. Sopandie. 2007. Karakter morfofisiologi daun, penciri adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah. ul. gron. (35) (2) 96 102. Kisman, Trikoesoemaningtyas, Sobir, N. Khumaida, dan D. Sopandie. 2008. Pola pewarisan adaptasi kedelai (Glycine max L. merrill) terhadap cekaman naungan berdasarkan karakter morfo-fisiologi daun. ul. gron. (36) (1) 1 7. Rukmana, R., dan Yuniarsih. 1996. Kedelai budidaya dan pasca panen. Kanisius. Yogyakarta. Suharja dan Sutarno. 2009. iomassa kandungan klorofil dan nitrogen daun dua varietas cabai (Capsicum annum) pada berbagai perlakuan pemupukan. ioteknologi 6 (1): 11-20, Mei 2009, ISSN: 0216-6887. Sopandie, D., M.. Chozin, S. Sastrosumajo, T. Juhaeti, Sahardi. 2003. Toleransi terhadap naungan pada padi gogo. Hayati hlm.71-75. Soverda, N., Evita, Gusniwati. 2009. Evaluasi dan seleksi varietas tanaman kedelai terhadap naungan dan intensitas cahaya rendah. Jurnal Zuriat, Vol. 19, No. 2, Juli-Desember 2009. Program Studi groekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jambi Page 196