yang dapat ditangkap lebih tinggi karena selain bidang tangkapan lebih besar, jumlah cahaya yang direfleksikan juga sedikit. Peningkatan luas daun
|
|
- Doddy Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBAHASAN UMUM Tanaman kedelai (Glycine max (L) Merrill) termasuk kelompok tanaman C-3 yang dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya memerlukan cahaya penuh (McNellis dan Deng 1995). Namun dalam pertanian tropika seperti di Indonesia, kedelai diadopsi ke dalam sistem pertanaman ganda (multiple cropping system), karena lahan pertanian monokultur semakin sempit, di sisi lain areal perkebunan semakin meningkat sehingga memungkinkan untuk mengembangkan kedelai sebagai tanaman sela (Chozin 2006). Kedelai berfotosintesis pada kisaran radiasi cal.cm -2.min -1 dan fotosintesis maksimum tercapai pada radiasi sekitar 0.43 cal.cm -2.min -1 (White dan Izquierdo 1993). Dalam sistem tanaman sela, radiasi yang dapat dimanfaatkan untuk proses fotosintesis berkurang, sehingga kedelai yang akan dikembangkan sebagai tanaman sela harus dapat menangkap dan menggunakan cahaya secara efisien agar dapat memperoleh hasil biji yang tinggi. Dalam penelitian ini, intensitas cahaya pada areal terbuka mencapai 0.84 cal.cm -2.min -1 atau sekitar 2500 µmol.m -2.s -1 sedangkan dalam naungan paranet 50% hanya mencapai 0.40 cal.cm -2.min -1 atau sekitar 1200 µmol.m -2.s -1. Kemampuan tanaman untuk tumbuh dan berkembang dalam kondisi intensitas cahaya rendah diperoleh dengan mengembangkan mekanisme penghindaran (avoidance) yang melibatkan adaptasi pada level morfo-anatomi untuk efisiensi penangkapan cahaya dan mekanisme toleransi (tolerance) untuk penggunaan cahaya secara efisien yang melibatkan penyesuaian pada level biokimia dan fisiologi termasuk perubahan kandungan pigmen, laju fotosintesis, laju transpor elektron, laju respirasi, asimilat, dan aktivitas enzim. Mekanisme avoidance untuk efisiensi penangkapan cahaya diperoleh dengan cara meningkatkan luas bidang tangkapan, mengurangi jumlah cahaya yang direfleksikan dan yang ditransmisikan, dan mengurangi penangkapan cahaya oleh pigmen non fotosintetik (Levitt 1980). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa genotipe toleran intensitas cahaya rendah terutama genotipe Ceneng memiliki daya adaptasi yang lebih tinggi dengan memiliki daun yang lebih luas dan tipis, kerapatan trikoma yang lebih rendah. Daun yang luas dengan trikoma sedikit memungkinkan jumlah cahaya
2 134 yang dapat ditangkap lebih tinggi karena selain bidang tangkapan lebih besar, jumlah cahaya yang direfleksikan juga sedikit. Peningkatan luas daun menyebabkan daun menjadi tipis karena adanya pengurangan lapisan palisade. Modifikasi demikian memungkinkan distribusi kloroplas yang lebih merata dengan kandungan klorofil yang lebih tinggi sehingga cahaya yang ditransmisikan dapat dikurangi (Lee et al. 2000, Khumaida 2002, Sopandie et al. 2003a, 2003b, Tyas 2006). Dalam intensitas cahaya rendah, genotipe toleran Ceneng memiliki kandungan klorofil a terutama klorofil b yang lebih tinggi. Peningkatan kandungan klorofil tersebut memungkinkan pemanenan cahaya yang lebih tinggi (Khumaida 2002, Khumaida et al. 2003). Cahaya yang ditangkap oleh pigmen non fotosintesis seperti antosianin tidak dimanfaatkan dalam proses fotosintesis (Levitt 1980) sehingga keberadaan pigmen tersebut dalam intensitas cahaya rendah akan merugikan tanaman. Namun demikian, hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pada intensitas cahaya rendah kandungan antosianin meningkat bahkan peningkatan tertinggi terjadi pada genotipe toleran Ceneng. Diduga hal ini terjadi sebagai akibat pengaruh tidak langsung suhu rendah, karena pada intensitas cahaya rendah, suhu juga rendah. Salisbury dan Ross (1992) serta Hoch et al. (2003) menjelaskan bahwa salah satu faktor lingkungan yang menstimulir sintesis antosianin adalah suhu rendah. Selain itu, pada cahaya penuh, antosianin hanya ditemukan pada vakuola sel epidermis (Hopkins dan Huner 2004) sedangkan pada intensitas cahaya rendah, antosianin ditemukan pada vakuola sel epidermis dan sel-sel mesofil (Woodall et al. 1998, Gould et al. 2000). Beberapa aspek mekanisme avoidance pada kedelai seperti peningkatan luas daun trifoliat, pengurangan ketebalan daun, dan peningkatan kandungan klorofil telah dilaporkan oleh sejumlah peneliti (Sopandie et al. 2002, Khumaida 2002, Sopandie et al. 2003a, 2003b, Tyas 2006, Jufri 2006). Namun demikian, kerapatan trikoma yang rendah sebagai salah satu komponen penting dalam mekanisme avoidance yang memungkinkan tanaman menghindari cekaman intensitas cahaya rendah dengan cara mengurangi cahaya yang direfleksikan merupakan sesuatu yang relatif baru. Kandungan antosianin yang tidak sesuai dengan hipotesis Levitt (1980) juga merupakan suatu informasi yang relatif baru.
3 135 Terkait dengan mekanisme toleransi, dalam penelitian ini diketahui bahwa genotipe toleran Ceneng memiliki laju transpor elektron yang lebih tinggi dibandingkan dengan genotipe peka Godek. Diduga, hal ini disebabkan karena genotipe toleran Ceneng memiliki daun yang lebih luas, kerapatan trikoma rendah, dan kandungan klorofil lebih tinggi sehingga kemampuan memanen cahaya lebih tinggi. Laju transpor elektron yang tinggi pada genotipe toleran Ceneng juga dimungkinkan karena memiliki struktur dan volume kloroplas yang lebih berkembang dengan tilakoid dan grana yang lebih banyak (Khumaida 2002, Tyas 2006). Kloroplas dengan grana yang banyak diduga berhubungan dengan peningkatan klorofil terutama klorofil b pada PSII sehingga kemampuan pemanenan cahaya lebih tinggi (Khumaida et al. 2003). Peningkatan kandungan klorofil b tersebut berkorelasi positif dengan ekspresi gen lhcp (Khumaida 2002). Genotipe toleran Ceneng juga memiliki gen JJ3 yang ekspresinya semakin meningkat dengan semakin rendahnya intensitas cahaya (Sopandie et al. 2006). Gen JJ3 homolog dengan gen psad yang mengkode protein PsaD PSI sub unit yang berperan penting dalam pengaturan efisiensi transpor elekron yang diinduksi cahaya rendah Laju transpor elektron yang tinggi, menyebabkan laju fotosintesis pada genotipe toleran Ceneng lebih tinggi. Ha ini sejalan dengan penjelasan Atwell et al. (1999) bahwa kapasitas transpor elektron yang tinggi menyebabkan fotosintesis meningkat. Keadaan tersebut memungkinkan tingginya produksi ATP, NADPH, dan regenerasi RuBP (Taiz dan Zeiger 2002) sehingga memicu aktivitas rubisco yang lebih tinggi untuk mengkatalisis pembentukan triosa fosfat. Dalam penelitian ini, aktivitas rubisco menurun akibat intensitas cahaya rendah dan penurunan tertinggi terjadi pada genotipe peka Godek. Holbrook et al. (1994) melaporkan bahwa dalam intensitas cahaya rendah, aktivitas rubisco pada genotipe toleran lebih tinggi dibandingkan dengan kultivar peka. Jufri (2006) juga menemukan aktivitas rubisco yang tinggi pada kedelai toleran naungan meskipun tidak berbeda nyata dengan genotipe peka. Pada padi gogo, aktivitas rubisco pada genotipe toleran berbeda nyata dengan peka naungan (Sopandie et al. 2003a). Aktivitas enzim rubisco juga dipengaruhi oleh enzim rubisco aktivase yang berfungsi untuk mengaktifkan enzim rubisco. Khumaida et al. (2002) dalam studi
4 136 molekulernya telah membuktikan bahwa pada tanaman kedelai toleran naungan terdapat korelasi yang positif antara ekspresi gen rbcl yang mengkode enzim rubisco dengan rca yang mengkode enzim rubisco activase. Triosa fosfat yang banyak dari daur Calvin, memungkinkan sintesis sukrosa dan pati yang lebih tinggi. Dalam biosintesis sukrosa, sucrose phosphate synthase (SPS) merupakan enzim utama (Huber dan Huber 1992) yang aktivitasnya tergantung pada heksosa fosfat hasil fotosintesis (Malkin dan Niyogi 2000), suatu fenomena bahwa aktivitas SPS diinduksi oleh cahaya (Vivekanandan 1997). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam intensitas cahaya rendah genotipe toleran Ceneng memiliki aktivitas SPS yang lebih tinggi dibandingkan dengan genotipe peka Godek. Sebaliknya, genotipe toleran Ceneng memiliki aktivitas enzim respirasi malatedehydrogenase (MDH) dan asam invertase (AI) yang lebih rendah, demikian juga laju respirasi gelap. Sharkey (1988) melaporkan bahwa respirasi menyebabkan hilangnya seperempat sampai sepertiga CO 2 yang sedang ditambat dalam fotosintesis. Amthor (1984) juga menjelaskan bahwa dalam keadaan normal, respirasi menggunakan sekitar 45% asimilat yang apabila tidak dikurangi pada intensitas cahaya rendah maka fotosintesis bersih akan menjadi rendah bahkan mungkin negatif. Oleh karena itu, laju respirasi yang rendah merupakan dasar adaptasi tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang dalam kondisi cahaya yang terbatas (Taiz dan Zeiger 2002). Laju respirasi gelap yang rendah dicapai dengan cara menurunkan titik kompensasi cahaya. Kombinasi antara laju fotosintesis dan aktivitas enzim-enzim fotosintetik yang tinggi dengan laju respirasi yang rendah pada genotipe toleran Ceneng menyebabkan akumulasi fotosintat sukrosa dan pati lebih tinggi. Kondisi tersebut memungkinkan genotipe toleran Ceneng mampu menghasilkan polong berisi yang lebih banyak dan polong hampa lebih sedikit sehingga bobot biji/tanaman lebih tinggi. Beberapa aspek mekanisme toleransi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah seperti aktivitas enzim rubisco (Holbrook et al. 1994, Khumaida 2002, Sopandie et al. 2006), laju fotosintesis dan ekspresi gen-gen fotosintetik (Khumaida 2002, Sopandie et al. 2006), dan aktivitas enzim respirasi MDH
5 137 (Patterson 1980) sudah diteliti. Aspek lainnya seperti laju transpor elektron, aktivitas enzim fotosintesis SPS, aktivitas enzim respirasi AI, respirasi gelap, titik kompensasi cahaya, serta perubahan kandungan pati dan sukrosa yang diperoleh pada penelitian ini merupakan suatu informasi baru pada tanaman kedelai. Pada umumnya, karakter yang mendukung kemampuan pemanenan dan penggunaan cahaya berubah-ubah mengikuti perubahan intensitas cahaya periode singkat. Genotipe toleran Ceneng lebih responsif yang berarti bahwa kemampuan genotipe toleran Ceneng dalam beradaptasi lebih tinggi. Hal tersebut tampak terutama pada kondisi intensitas cahaya berganti (on-off). Ini berarti, telaah mekanisme avoidance dan toleransi terhadap intensitas cahaya rendah dapat dilakukan melalui uji cepat menggunakan intensitas cahaya periode singkat. Pada lingkungan bercekaman, perbaikan hasil panen melalui seleksi langsung terhadap komponen hasil menghadapi kendala karena faktor-faktor yang menyebabkan penurunan hasil sulit dipisahkan dan dikendalikan oleh banyak gen sehingga cenderung memiliki heritabilitas yang rendah. Hal ini menyebabkan seleksi terhadap hasil memberikan kemajuan seleksi yang rendah. Alternatifnya adalah memanfaatkan karakter fisiologi sebagai kriteria seleksi. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa hasil-hasil penelitian mekanisme fisiologi toleransi kedelai terhadap cekaman intensitas cahaya rendah dapat memberikan sumbangan untuk peningkatan efektivitas seleksi. Pada umumnya, studi fisiologi baru melibatkan kultivar yang terbatas untuk menjelaskan mekanisme adaptasi atau proses fisiologi yang mendasari potensi hasil tinggi. Untuk mengintegrasikan hasil studi fisiologi ke dalam program pemuliaan, teori yang dikembangkan dari penelitian fisiologi harus divalidasi dengan memanfaatkan materi genetik yang lebih luas. Studi pewarisan sifat akan membantu memahami hubungan karakter yang diamati pada sejumlah galur dengan penampilan yang beragam. Dalam keadaan tercekam intensitas cahaya rendah, sejumlah karakter yang diamati berkorelasi nyata dengan bobot biji/tanaman. Kerapatan trikoma memberikan kontribusi terbesar terhadap bobot biji/tanaman melalui klorofil a, klorofil b, dan jumlah polong berisi disusul tebal daun melalui lintasan yang sama. Kandungan klorofil a dan klorofil b memberikan kontribusi yang juga besar
6 138 terhadap bobot biji/tanaman melalui jumlah polong berisi. Luas daun trifoliat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap bobot biji/tanaman hanya melalui kerapatan trikoma, kandungan klorofil b, dan jumlah polong berisi. Hasil analisis ini memperlihatkan adanya hubungan sebab-akibat antar karakter yang mempengaruhi hasil. Adanya hubungan sebab-akibat antar karakter tersebut memungkinkan memperoleh informasi tentang peristiwa pleiotropi, yaitu suatu peristiwa yang terjadi apabila satu gen pada suatu lokus atau satu set gen pada beberapa lokus mengendalikan dua atau lebih sifat yang berbeda (Falconer dan Mackay 1996). Dalam hal ini, dapat diduga bahwa peningkatan luas daun trifoliat dalam intensitas cahaya rendah, sekaligus mengurangi kerapatan trikoma dan ketebalan daun serta meningkatkan kandungan klorofil. Ini berarti, karakter-karakter tersebut dikendalikan oleh satu set gen pada beberapa lokus. Dalam studi pewarisan diketahui bahwa gen yang mengendalikan penampilan kerapatan trikoma, kandungan klorofil, dan bobot biji/tanaman terdapat di dalam inti sel. Hal yang sama juga dilaporkan Handayani (2003), juga Soverda (2002) dalam penelitiannya menggunakan padi gogo. Ekspresi kerapatan trikoma dikendalikan oleh aksi gen aditif, kandungan klorofil a oleh aksi gen aditif maupun deminan, sedangkan kandungan klorofil b oleh aksi gen dominan. Sejauh ini, aksi gen yang mengendalikan karakter kerapatan trikoma dan kandungan klorofil belum dilaporkan peneliti lain. Pada Arabidopsis, perkembangan trikoma bersifat kompleks dan melibatkan gen-gen yang mengatur kerapatan dan morfologi trikoma (Szymanski et al.1998) dan pada kedelai cultivar Clark, kepadatan trikoma menjadi pembeda galur-galur isogenik dan Clark tetraploid (Rosaria et al. 2004). Dalam studi pewarisan klorofil a pada kedelai di bawah naungan paranet diketahui bahwa klorofil a dikendalikan oleh gen mayor (Handayani 2003). Suatu karakter yang dikendalikan oleh aksi gen aditif mudah difiksasi sehingga seleksi dapat dilakukan pada generasi awal (Ambreen et al. 2002, Noshin et al. 2003, Khan dan Habib 2003). Sebaliknya, seleksi pada generasi awal tidak akan efektif apabila karakter yang dikendalikan oleh aksi gen dominan (Mahmood et al. 2002, Noshin et al. 2003, Khan dan Habib 2003), sehingga
7 139 seleksi harus ditunda. Penundaan seleksi ini akan meningkatkan homozigositas sehingga ragam aditif meningkat (Fehr 1987). Heritabilitas arti luas (h 2 bs) untuk karakter kerapatan trikoma. kandungan klorofil a dan b, serta bobot biji/tanaman tergolong tinggi, tetapi heritabilitas arti sempit (h 2 ns) karakter bobot biji/tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan pada karakter lainnya. Ini berarti, kerapatan trikoma dan kandungan klorofil tidak memenuhi syarat sebagai karakter seleksi. Falconer (1985) menjelaskan bahwa seleksi tidak langsung akan kurang menguntungkan apabila sifat sekunder mempunyai heritabilitas yang lebih rendah daripada sifat primer. Hasil analisis respon ikutan juga menunjukkan bahwa nilai nisbah CR y /R y untuk karakter kerapatan trikoma, kandungan klorofil a, dan kandungan klorofil b, kurang dari satu sehingga kemajuan seleksi menggunakan karakter-karakter tersebut lebih rendah dibandingkan dengan seleksi melalui karakter primer (Roy 2000). Secara umum, dapat dikemukakan bahwa mekanisme fisiologi toleransi tanaman kedelai terhadap intensitas cahaya rendah telah terungkap banyak melalui penelitian ini. Sumbangan yang paling signifikan dari hasil penelitian ini adalah terungkapnya aspek fotosintesis dan respirasi yang efisien sehingga dalam cekaman intensitas cahaya rendah, kedelai toleran masih memberikan hasil yang tinggi. Sumbangan lainnya adalah bahwa penilaian toleransi tanaman terhadap intensitas cahaya rendah dapat dilakukan melalui uji cepat menggunakan metode on-off cahaya atau menggunakan kondisi gelap-terang berganti dalam waktu singkat. Hasil studi fisiologi toleransi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah telah memberikan pemahaman yang lebih mendalam sehingga memungkinkan studi pewarisan karakter yang lebih terarah. Sejauh ini, analisis aksi gen yang mengendalikan karakter kerapatan trikoma dan kandungan klorofil pada tanaman kedelai dalam kondisi intensitas cahaya rendah belum dilaporkan peneliti lain, demikian juga heritabilitas dan kemajuan genetik karakter-karakter tersebut. Meskipun demikian, hasil analisis menunjukkan bahwa karakter-karakter tersebut tidak memenuhi syarat kriteria seleksi. Hal ini mungkin disebabkan seleksi yang terlalu ketat (i = 10%) sehingga diduga apabila tekanan seleksi dikurangi (misalnya i = 25%) karakter-karakter tersebut akan memenuhi kriteria seleksi.
PENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L) Merrill) merupakan sumber protein terpenting di Indonesia. Kandungan protein kedelai sangat tinggi, sekitar 35%-40%, persentase tertinggi dari seluruh
Lebih terperincikarakter yang akan diperbaiki. Efektivitas suatu karakter untuk dijadikan karakter seleksi tidak langsung ditunjukkan oleh nilai respon terkorelasi
87 PEMBAHASAN UMUM Pemanfaatan lahan yang ada di bawah tegakan tanaman perkebunan dapat memperluas areal tanam kedelai sehingga memacu peningkatan produksi kedelai nasional. Kendala yang dihadapi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia karena merupakan salah satu jenis sayuran buah
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L) Merrill) adalah salah satu tanaman sumber pangan penting di Indonesia. Beberapa makanan populer di Indonesia seperti tahu, tempe, tauco, dan kecap
Lebih terperinciPENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kedelai merupakan tanaman hari pendek dan memerlukan intensitas cahaya yang tinggi. Penurunan radiasi matahari selama 5 hari atau pada stadium pertumbuhan akan mempengaruhi
Lebih terperinciSTUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh
STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH Oleh Baiq Wida Anggraeni A34103024 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperincipertumbuhan, produksi biomasa dan produksi bioaktif, sedangkan pemupukan meningkatkan produksi biomasa dan bioaktif melalui peningkatan serapan hara
135 PEMBAHASAN UMUM Antosianin dan kuersetin adalah bahan bioaktif dari golongan senyawa flavonoid yang telah digunakan sebagai anti kanker pada manusia (Lamson et al. 2000, Katsube et al. 2003, Zhang
Lebih terperinci). Produksi asiatikosida dari Casi 016 pada naungan 25% nyata lebih tinggi (1.84 g m -2 ) daripada aksesi lokal (Casi 013); sedangkan pada naungan
120 PEMBAHASAN UMUM Asiatikosida merupakan salah satu kandungan kimia pada pegagan yang memiliki aktivitas biologis. Pegagan dikenal aman dan efektif untuk mengobati berbagai macam penyakit, tumbuhan ini
Lebih terperinciMEKANISME FISIOLOGI DAN PEWARISAN SIFAT TOLERANSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) TERHADAP INTENSITAS CAHAYA RENDAH LA MUHURIA
MEKANISME FISIOLOGI DAN PEWARISAN SIFAT TOLERANSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) TERHADAP INTENSITAS CAHAYA RENDAH LA MUHURIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Morfologi tanaman kedelai ditentukan oleh komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji. Akar kedelai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar
Lebih terperinciMEKANISME FISIOLOGI DAN PEWARISAN SIFAT TOLERANSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) TERHADAP INTENSITAS CAHAYA RENDAH LA MUHURIA
MEKANISME FISIOLOGI DAN PEWARISAN SIFAT TOLERANSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) TERHADAP INTENSITAS CAHAYA RENDAH LA MUHURIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan strategis ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Sejalan dengan bertambahnya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS GENETIK ADAPTASI KEDELAI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA RENDAH BERDASARKAN KARAKTER MORFO-FISIOLOGI DAUN
BAB IV ANALISIS GENETIK ADAPTASI KEDELAI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA RENDAH BERDASARKAN KARAKTER MORFO-FISIOLOGI DAUN Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang parameter genetik
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia pada saat ini sedang menghadapi beberapa masalah dalam menjaga ketahanan pangan untuk masa yang akan datang. Seperti negara-negara lain di dunia, Indonesia sedang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Reaksi Terang O 2. Gambar 1 Gambaran umum fotosintesis: kerjasama reaksi terang dan siklus Calvin (Campbell et al. 2002).
TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik yang paling penting pada tumbuhan adalah kemampuannya untuk memanen energi dari matahari yang digunakan untuk mengubah CO 2 udara menjadi molekul organik yang lebih komplek.
Lebih terperinciklorofil b. Lautt et al. ( 2000) menyatakan bahwa genotipe padi yang toleran
Penanaman padi gogo sebagai tanarnan sela pada lahan perkebunan dapat memberikan beberapa manfaat yai tu: ( 1 ) meningkatkan efisiensi penggunaan lahan, (2) tersedianya produksi padi secara "in situ",
Lebih terperinciTim Dosen : Dr.H.Saefudin, M.Si Drs.Amprasto,M.Si
Tim Dosen : Dr.H.Saefudin, M.Si Drs.Amprasto,M.Si Tujuan Perkuliahan Memiliki pemahaman tentang konsep dan prinsip ekofisiologi, Menerapkan prinsip-prinsip ekofisiologi baik pada tumbuhan maupun hewan.
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN SESUAI PRIORITAS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2010 TEMA : KETAHANAN PANGAN
1 PERTANIAN LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN SESUAI PRIORITAS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2010 TEMA : KETAHANAN PANGAN KAJIAN DAN IMPLEMENTASI KARAKTER FISIOLOGI FOTOSINTETIK TANAMAN KEDELAI
Lebih terperinciRESPON FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI PADA KEDELAI TOLERAN DAN PEKA INTENSITAS CAHAYA RENDAH
Bimafika, 2012, 3, 332-34025 RESPON FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI PADA KEDELAI TOLERAN DAN PEKA INTENSITAS CAHAYA RENDAH La Muhuria Staf pengajar pada Fakultas Pertanian Universitas Darussalam Ambon Diterima
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam
4 TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam Definisi lahan kering adalah lahan yang pernah digenangi atau tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun (Mulyani et al., 2004). Menurut Mulyani
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Objek yang digunakan pada penelitian adalah tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus, Lour), tanaman ini biasa tumbuh di bawah pepohonan dengan intensitas cahaya yang
Lebih terperinciTahun ke-1 dari rencana 4 tahun
LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI STUDI DAN PERBAIKAN SUMBER DAYA GENETIK UNTUK PERAKITAN VARIETAS KEDELAI TOLERAN TERHADAP NAUNGAN: OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN TEGAKAN DI PROVINSI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun,
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 974.512 ton. Namun, pada tahun 2010 produksi kedelai nasional mengalami penurunan menjadi 907.031
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sub-famili : Papilionoidae. Sub-genus : Soja
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedelai Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) bukanlah tanaman asli Indonesia. Kedelai diduga berasal dari daratan pusat dan utara Cina atau kawasan subtropis. Kedelai termasuk
Lebih terperinciPERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011
PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 FOTOSINTESIS Pokok Bahasan: Peran Tumbuhan dan Fotosintesis Tumbuhan sebagai produser Tempat terjadinya Fotosintesis Pemecahan air
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki nilai gizi yang sangat tinggi terutama proteinnya (35-38%) hampir mendekati protein
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Ratun Tanaman Padi
12 TINJAUAN PUSTAKA Ratun Tanaman Padi Ratun tanaman padi merupakan tunas yang tumbuh dari tunggul batang yang telah dipanen dan menghasilkan anakan baru hingga dapat dipanen (Krishnamurthy 1988). Praktek
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L]. Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L]. Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan dengan kandungan protein nabati yang tinggi dan harga yang relatif murah. Kedelai
Lebih terperinciMETABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis
METABOLISME 2 Respirasi Sel Fotosintesis Jalur Respirasi Aerobik dan Anaerobik Rantai respirasi Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses sintesis molekul organik dengan menggunakan bantuan energi
Lebih terperinciKARAKTER MORFOLOGI DAN HASIL BEBERAPA GENOTIPE KEDELAI (Glycine Max (L.) Merill) PADA LINGKUNGAN TERNAUNGI
KARAKTER MORFOLOGI DAN HASIL BEBERAPA GENOTIPE KEDELAI (Glycine Max (L.) Merill) PADA LINGKUNGAN TERNAUNGI Morphological characters and result of some soybean genotypes (Glycine Max (L.) Merill in the
Lebih terperinciTabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas
Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Reaksi Terang Reaksi Gelap Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas Kebutuhan Cahaya membutuhkan cahaya tidak membutuhan cahaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan masyarakat. Kedelai biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe, tahu, kecap,
Lebih terperinci124 tinggi yaitu sebesar 2.73 me/100 g (Tabel 1.1). Perbedaan kondisi cekaman ini menyebabkan perbedaan tingkat toleransi untuk genotipe ZH ,
PEMBAHASAN UMUM Di Indonesia, kondisi lahan untuk pengembangan tanaman sebagian besar merupakan lahan marjinal yang kering dan bersifat masam. Kendala utama pengembangan tanaman pada tanah masam adalah
Lebih terperinciStudy of Physiology Photosintetic Characteristics of soybean plants tolerant to shade
Marheni, Hasanuddin, Pinde dan Wirda Suziani: Uji patogenesis Jamur Metarhizium anisopliae dan Jamur Cordyceps militaris Terhadap Larva Penggerek Pucuk Kelapa Sawit Studi Karakteristik Fisiologi Fotosintetik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penyediaan beras untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional masih merupakan problema yang perlu diatasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : pertambahan
Lebih terperinciVol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN:
PENGRUH NUNGN TERHDP KNDUNGN KLOROFIL DUN DN HSIL DU VRIETS TNMN KEDELI (Glycine max L. Merill) (The Effect of Shade on Chlorophyll Content and the Yield of Two Soybean Varietes (Glycine max L. Merill))
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pengembangan Padi Gogo sebagai Tanaman Sela dan Kendalanya
9 TINJAUAN PUSTAKA Pengembangan Padi Gogo sebagai Tanaman Sela dan Kendalanya Usahatani padi gogo relatif kurang berkembang, yang dicerminkan oleh luas pertanaman padi gogo yang tidak meningkat dari tahun
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kedelai Agronomi dan Produksi Tanaman
15 TINJAUAN PUSTAKA Kedelai Kedelai (Glycine max (L) Merrill) merupakan anggota keluarga Papilonaceae. Kedelai adalah tanaman semusim berbentuk semak-semak rendah, tumbuh tegak dengan panjang batang antara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kentang(Solanum tuberosum L) merupakan tanaman umbi-umbian dan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Kentang Kentang(Solanum tuberosum L) merupakan tanaman umbi-umbian dan tergolong tanaman berumur pendek. Tumbuhnya bersifat menyemak dan menjalar dan memiliki
Lebih terperinciUraian Materi Anda suka makan ubi atau kentang rebus? Ubi jalar dan kentang sama-sama mengandung karbohidrat dalam bentuk amilum.
Uraian Materi Anda suka makan ubi atau kentang rebus? Ubi jalar dan kentang sama-sama mengandung karbohidrat dalam bentuk amilum. Dari manakah asal kandungan amilum pada ubi jalar dan kentang? Amilum yang
Lebih terperinciMEKANISME ADAPTASI KEDELAI [Glycine max (L) Merrill] TERHADAP CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH
MEKANISME ADAPTASI KEDELAI [Glycine max (L) Merrill] TERHADAP CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH AKHMAD JUFRI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 1 2006 2 ABSTRAK AKHMAD JUFRI. Mekanisme
Lebih terperinciKarakter Morfofisiologi Daun dan Hasil Kedelai ( Glycine max L. Merill) Varietas Petek dan Varietas Jayawijaya pada Naungan
Karakter Morfofisiologi Daun dan Hasil Kedelai ( Glycine max L. Merill) Varietas Petek dan Varietas Jayawijaya pada Naungan Leaves Morphophysiological Characters and Yield of Soybean (Glycine max L. Merrill)
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada penelitian F 5 hasil persilangan Wilis x B 3570 ini ditanam 15 genotipe terpilih dari generasi sebelumnya, tetua Wilis, dan tetua B 3570. Pada umumnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil
I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil protein dan lemak nabati yang cukup penting untuk memenuhi nutrisi tubuh manusia. Bagi industri
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Oktober 2007 di kebun percobaan Cikabayan. Analisis klorofil dilakukan di laboratorium Research Group on Crop Improvement
Lebih terperincihasil penelitian Supartopo et al. (2008) yang menunjukkan rata-rata daya pulih tanaman hasil introgesi gen Sub1 terhadap cekaman rendaman selama satu
67 PEMBAHASAN UMUM Berbagai penelitian sebelumnya telah banyak yang mempelajari mekanisme adaptasi suatu tanaman terhadap banjir atau cekaman rendaman. Liao dan Lin (2001) mengemukakan bahwa ketika suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia sebagai sumber utama
Lebih terperinciPEMBAHASAN Analisis Diskriminan terhadap Tanaman M-1
PEMBAHASAN Analisis Diskriminan terhadap Tanaman M-1 Perlakuan irradiasi sinar gamma menyebabkan tanaman mengalami gangguan pertumbuhan dan menunjukkan gejala tanaman tidak normal. Gejala ketidaknormalan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam lampiran 3a menunjukan bahwa perlakuan varietas berbeda nyata pada seluruh pengamatan tinggi tanaman yakni dari 1, 2,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (G. max L.) dapat dibudidayakan di daerah katulistiwa sampai letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas permukaan laut. Suhu di
Lebih terperinciSTUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh
STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH Oleh Baiq Wida Anggraeni A34103024 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedelai (Glycine max L) merupakan salah satu komoditas pangan penting setelah padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri. Sebagai sumber
Lebih terperincisehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).
PEMBAHASAN UMUM Sorgum merupakan salah satu tanaman serealia yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap kekeringan sehingga berpotensi untuk dikembangkan di lahan kering masam di Indonesia. Tantangan
Lebih terperinciEvaluasi dan Seleksi Varietas Tanaman Kedelai Terhadap Naungan dan Intensitas Cahaya Rendah 1)
Evaluasi dan Seleksi Varietas Tanaman Kedelai Terhadap Naungan dan Intensitas Cahaya Rendah 1) (Selection and Evaluation of Soybean to Shade and Low Intensity of Light) Nerty Soverda 2, Evita 2 dan Gusniwati
Lebih terperinciUJI ADAPTASI DAN TOLERANSI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI PADA NAUNGAN BUATAN 1 (THE ADAPTATION OF SOYBEAN TO SHADE) Sari
UJI ADAPTASI DAN TOLERANSI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI PADA NAUNGAN BUATAN 1 (THE ADAPTATION OF SOYBEAN TO SHADE) Nerty Soverda 2, Evita 2 dan Gusniwati 2 ABSTRACT The objectives of this research
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.2. Stroma. Grana. Membran luar
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.2 1. Proses fotosintesis berlangsung dalam dua tahap, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang berlangsung di... Membran tilakoid Stroma
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Anatomi Daun Kedelai
TINJAUAN PUSTAKA Anatomi Daun Kedelai Daun mempunyai dua permukaan, permukaan yang menghadap ke atas (adaksial) dan permukaan yang menghadap ke bawah (abaksial). Susunan anatomi daun tanaman C3 disajikan
Lebih terperinciFOTOSINTESIS. Fotosintesis 1
FOTOSINTESIS Fotosintesis 1 CAKUPAN MATERI Peran Fotosintesis Sejarah Fotosintesis Tempat terjadinya Fotosintesis Reaksi-reksi Fotosintesis Reaksi Terang Reaksi Gelap Tumbuhan C3, C4 dan CAM Fotosintesis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan kebutuhan makanan yang bernilai gizi tinggi. Bahan makanan yang bernilai gizi tinggi
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antarnegara yang terjadi pada
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. ujung (tassel) pada batang utama dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis adalah tanaman herba monokotil dan tanaman semusim iklim panas. Tanaman ini berumah satu dengan bunga jantan tumbuh sebagai perbungaan ujung (tassel)
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan anggota dari famili Leguminosae, subfamili Papilionideae, dan termasuk ke dalam genus Glycine L. (Johnson and Bernard,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan bergizi tinggi sebagai sumber protein nabati dengan harga terjangkau. Di Indonesia, kedelai banyak
Lebih terperinciGiant Panda (Ailuropoda melanoleuca)
Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca) METABOLISME merupakan keseluruhan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Transformasi energi selalu mengikuti setiap proses metabolisme. Transformasi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juni 2011 dalam kondisi terkontrol di rumah plastik. Penyiraman dilakukan secara manual untuk menggantikan kehilangan
Lebih terperinciREAKSI GELAP DAN FOTORESPIRASI. terang. Reaksi gelap sering disebut dengan istilah daur Benson-Calvin, hal ini
REAKSI GELAP DAN FOTORESPIRASI A. Reaksi Gelap Reaksi gelap merupakan bagian dari reaksi fotosintesis yang dalam prosesnya tidak membutuhkan energi cahaya. Reaksi ini terjadi setelah reaksi terang. Reaksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi padi nasional mencapai 68.061.715 ton/tahun masih belum mencukupi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman pangan dari famili Leguminosae yang berumur pendek. Secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung yang merupakan sumber protein utama bagi masyarakat. Pemanfaatan
Lebih terperincitanaman pada fase perkembangan reproduktif sangat peka terhadap cekaman kekeringan. Kondisi cekaman kekeringan dapat menyebabkan gugurnya
55 5 DISKUSI UMUM Cekaman kekeringan merupakan salah satu faktor lingkungan terpenting yang menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman yang menghambat aktivitas fotosintesis dan translokasi fotosintat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Botani Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L) Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan tanaman umbi-umbian dan tergolong tanaman berumur pendek. Tumbuhnya bersifat menyemak dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pemuliaan Jagung Hibrida
TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Jagung Hibrida Kegiatan pemuliaan diawali dengan ketersediaan sumberdaya genetik yang beragam. Keanekaragaman plasma nutfah tanaman jagung merupakan aset penting sebagai sumber
Lebih terperinciPENGARUH NAUNGAN TERHADAP KANDUNGAN NITROGEN DAN PROTEIN DAUN SERTA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (The Effect of Shading to Nitrogen and Protein Contents, The Growth and Yield of Soybean Plants)
Lebih terperincigabah bernas. Ketinggian tempat berkorelasi negatif dengan karakter jumlah gabah bernas. Karakter panjang daun bendera sangat dipengaruhi oleh
81 PEMBAHASAN UMUM Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan selama cekaman suhu rendah diantaranya; (a) faktor fisiologi, faktor lingkungan sebelum dan sesudah fase penting pertumbuhan dapat mempengaruhi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo
3 TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo Padi gogo adalah budidaya padi di lahan kering. Lahan kering yang digunakan untuk tanaman padi gogo rata-rata lahan marjinal yang kurang sesuai untuk tanaman. Tanaman padi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) berasal dari daratan Cina, yang kemudian
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) berasal dari daratan Cina, yang kemudian tersebar ke daerah Mancuria, Korea, Jepang, Rusia,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
31 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Kandungan Karbohidrat, Kandungan Klorofil Total, Kemampuan Tanaman Menyerap CO 2, dan Kadar Air Daun Kandungan karbohidrat, kandungan klorofil total, kemampuan
Lebih terperinciPEMILIHAN KARAKTER SELEKSI BERDASARKAN ANALISIS BIOMETRIK DAN MOLEKULER UNTUK MERAKIT KEDELAI TOLERAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH DESTA WIRNAS
PEMILIHAN KARAKTER SELEKSI BERDASARKAN ANALISIS BIOMETRIK DAN MOLEKULER UNTUK MERAKIT KEDELAI TOLERAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH DESTA WIRNAS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRACT DESTA
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Kedelai
TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Kedelai Kedelai merupakan tanaman berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang kita
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan penelusuran studi pustaka dan percobaan. Penelusuran studi pustaka dimulai bulan April 2010 sampai dengan Juni 2011. Percobaan
Lebih terperinciluar yang mempengaruhi laju fotosintesis dan peranannya masing-masing 2. Mahasiswa mengetahui dan dapat menjelaskan faktorfaktor
Pertemuan : Minggu ke 5 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis Sub pokok bahasan : 1. Faktor-faktor dan dalam tubuh tumbuhan 2. Faktor-faktor dan lingkungan
Lebih terperinciFOTOSINTESIS. Pengertian Fotosintesis
FOTOSINTESIS Pengertian Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses yang dilakukan oleh organisme autotrof, dengan menggunakan energi dari cahaya matahari yang diserap oleh klorofil untuk membuat bahan
Lebih terperinciKeragaan Fenotipik Kedelai pada Dua Kondisi Intensitas Cahaya Ekstrim
AGROTROP, VOL. 4 (1): 83-87 4, NO. (2014) 1 (2014) ISSN: 2088-155X C Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali - Indonesia Keragaan Fenotipik Kedelai pada Dua Kondisi Intensitas Cahaya Ekstrim
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein nabati yang penting mengingat kualitas asam aminonya yang tinggi, seimbang dan
Lebih terperinciPola Pewarisan Adaptasi Kedelai (Glycine max L. Merrill) terhadap Cekaman Naungan Berdasarkan Karakter Morfo-Fisiologi Daun
Pola Pewarisan Adaptasi Kedelai (Glycine max L. Merrill) terhadap Cekaman Naungan Berdasarkan Karakter Morfo-Fisiologi Daun Inheritance of Soybean Adaptation to Shade Stress Based on Leaf Morpho-Physiological
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi yang baik semakin meningkat, baik kecukupan protein hewani
Lebih terperincimenunjukkan karakter tersebut dikendalikan aksi gen dominan sempurna dan jika hp < -1 atau hp > 1 menunjukkan karakter tersebut dikendalikan aksi gen
71 PEMBAHASAN UMUM Nisbah populasi F2 untuk karakter warna batang muda, bentuk daun dan tekstur permukaan buah adalah 3 : 1. Nisbah populasi F2 untuk karakter posisi bunga dan warna buah muda adalah 1
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di Indonesia. Daerah utama penanaman kedelai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen dalam bentuk polong muda. Kacang panjang banyak ditanam di
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Hijau Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Klasifikasi botani tanman kacang hijau sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis
Lebih terperinciPENGARUH NAUNGAN TERHADAP NISBAH KLOROFIL-a/b SERTA HASIL DUA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)
PENGRUH NUNGN TERHDP NISH KLOROFIL-a/b SERT HSIL DU VRIETS TNMN KEDELI (Glycine max (L.) Merill) (Effect of Shade on Chlorophyll-a/b Ratio of Soybean Varieties (Glycine max (L.) Merill) Megi Darma, Nerty
Lebih terperinciHASIL. memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al.
2 memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al. Analisis Root re-growth (RRG) Pengukuran Root Regrowth (RRG) dilakukan dengan cara mengukur panjang akar pada saat akhir perlakuan cekaman Al dan pada saat
Lebih terperinciSediaan Mikroskopis untuk Pengamatan dengan Mikroskop Elektron Transmisi (TEM). Pengukuran Parameter Fotosintesis . Pengamatan Anatomi Daun HASIL
dan dihitung status air medianya (Lampiran 1). Pengukuran kadar air relatif dilakukan dengan mengambil 1 potongan melingkar dari daun yang telah berkembang penuh (daun ke-3 dari atas) dengan diameter 1
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. yang berbeda untuk menggabungkan sifat-sifat unggul dari keduanya. Hasil
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Segregasi Varietas unggul galur murni dapat dibuat dengan menyilangkan dua genotipe padi yang berbeda untuk menggabungkan sifat-sifat unggul dari keduanya. Hasil persilangan ditanam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Ketahanan pangan merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan pertanian Indonesia. Hal ini terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan bahan pangan sebagianbesarpenduduk
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul
147 PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul Karakter morfologi tanaman pada varietas unggul dicirikan tipe tanaman yang baik. Hasil penelitian menunjukkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu bahan pangan penting di Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat dominan dalam
Lebih terperinciPARAMETER GENETIK (Ragam, Heritabilitas, dan korelasi) Arya Widura R., SP., MSi PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi
PARAMETER GENETIK (Ragam, Heritabilitas, dan korelasi) Arya Widura R., SP., MSi PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi PENDAHULUAN Seleksi merupakan salah satu kegiatan utama dalam pemuliaan tanaman.
Lebih terperinciENERGI DAN PRODUKSI PERTANIAN BAHAN KULIAH DASAR AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN IPB
ENERGI DAN PRODUKSI PERTANIAN BAHAN KULIAH DASAR AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN IPB 1 LINGKUP BAHASAN DAN TUJUAN Lingkup bahasan Dipelajari konsep energi dalam pertanian, ekologi produksi, biomassa, keefisienan
Lebih terperinci