PENGANTAR KULIAH KE 7 (STUDENT CENTERED LEARNING) DR RITA ROSTIKA PRODI PERIKANAN FPIK UNPAD

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. kelapa sawit terbesar di dunia. Luas perkebunan sawit di Indonesia dari tahun ke

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahu merupakan salah satu makanan yang digemari dan mudah dijumpai

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. nabati seperti bungkil kedelai, tepung jagung, tepung biji kapuk, tepung eceng

PENGETAHUAN BAHAN PAKAN. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

I. PENDAHULUAN. Industri peternakan di Indonesia khususnya unggas menghadapi tantangan

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

I. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

BAB I PENDAHULUAN. Pakan sangat penting bagi kesuksesan peternakan unggas karena dalam

I. PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan suatu bentuk energi alternatif, karena dapat. mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

PENGANTAR. Latar Belakang. Sebagian komponen dalam industri pakan unggas terutama sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha peternakan pakan selalu menjadi permasalahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Salah satu contoh sektor

BAB I PENDAHULUAN. tersebar dari Sabang dari Merauke dengan bermacam-macam jenis pangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tangga, industri, pertambangan dan lain-lain. Limbah berdasarkan sifatnya

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad ke 21 perkembangan masyarakat di dunia menunjukkan adanya perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

IV BAHAN PAKAN TERNAK UNGGAS

UKDW I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan salah satu spesies jamur

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan adalah ketersediaan

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

Scanned by CamScanner

DIES NATALIS XXXIII Universitas Islam Batik Surakarta ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai 60%-80% dari biaya produksi (Rasyaf, 2003). Tinggi rendahnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. antara kacang-kacangan tersebut, kedelai paling banyak digunakan sebagai bahan

I. PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

I. PENDAHULUAN. pemecahan masalah biaya tinggi pada industri peternakan. Kelayakan limbah pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

I. PENDAHULUAN. peningkatan ketersediaan bahan pakan. Bahan-bahan pakan konvensional yang

PENGARUH LAMA FERMENTASI KULIT PISANG KEPOK. (Musa paradisiaca normalis) TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, LEMAK, DAN KARBOHIDRAT ARTIKEL SKRIPSI

cair (Djarwati et al., 1993) dan 0,114 ton onggok (Chardialani, 2008). Ciptadi dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan

BAB I PENDAHULUAN. bahan makanan sayuran, 4. bahan makanan buah-buahan, 5. susu dan telur

PRAKTIKUM III PENGENALAN BAHAN PAKAN TERNAK (FEEDS STUFF)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

DAMPAK PENETAPAN TARGET PENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA TERHADAP KEBUTUHAN PAKAN DAN AKTIVITAS BUDIDAYA IKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan sayuran yang tinggi akan meningkatkan jumlah pasokan

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

TINJAUAN PUSTAKA. 1980). Menurut Harsanto (1986) sagu mempunyai tanda-tanda morfologi seperti

I. PENDAHULUAN. Ikan lele Masamo (Clarias sp.) merupakan salah satu ikan yang saat ini

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut, pemerintah mengimpor sebagian BBM. Besarnya ketergantungan

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. komersial dilakukan secara setahap dengan hasil samping berupa dedak

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al.,

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

Lampiran 1. Proses Fermentasi Substrat Padat Tepung Kulit Ubi Kayu

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas,

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

KAJIAN LIMBAH PADAT PENGOLAHAN TEPUNG TAPIOKA (Onggok) SEBAGAI BAHAN APUNG PADA KOMPOSISI PAKAN IKAN LELE (Pelet)

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

I. PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap peningkatan produksi ternak. Namun biaya pakan

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PENGANTAR KULIAH KE 7 (STUDENT CENTERED LEARNING) DR RITA ROSTIKA PRODI PERIKANAN FPIK UNPAD

CONTENT Jenis, sumber bahan baku yang dapat digunakan untuk mengganti bahan baku pakan. TIK : Setelah mempelajari sub pokok bahasan ini : Mahasiswa akan dapat menunjukkan jenis bahan baku alternative dengan benar

PERMASALAHAN PAKAN IKAN MASALAH 1 HARGA PAKAN TINGGI 2 BIAYA PRODUKSI DIKELUARKAN UNTUK PAKAN MENINGKAT Berkisar 50-80%? BAHAN BAKU PAKAN IKAN 70% DI IMPORT TERJADI KENAIKAN BAHAN BAKU

Bahan baku lokal Harga pakan murah ekonomi daerah meningkat K Kesejahteraa n meningkat

Harga rata - rata per ton (USD) Harga Bahan Baku Utama Meningkat setiap Tahunnya 1.200.000 1.000.000 800.000 600.000 400.000 200.000 0 2004 2005 2006 2007 2008 Tahun Fish meal/crustacean meal Soybean/Lecithin

Volume Impor Bahan Pakan (Ton) Volume Impor Bahan Baku Pakan (Ton) 2004 2009 60.000.000 50.000.000 40.000.000 30.000.000 20.000.000 10.000.000 0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun Fishmeal/Crustaceanmeal Soybean/Lecithin

Status dan pengembangan industri pakan * Industri Pakan Skala Besar/Industri ** Industri Pakan Skala Kecil/Mandiri Untuk kebutuhan sendiri atau kelompok Berkembang di Sumatera, Kalimantan Target ikan : Patin, lele, udang galah, nila Bahan baku : 3-4 macam Lokal setempat

Hasil Analisa Proksimat Pakan No peruntukan K.Air (%) Protein (%) Lemak (%) S.Kasar (%) K. Abu 1 Sumsel 1 / patin 4.70 20.65 15.86 18.63 16.33 2 Sumsel 2 /patin 21.40 17.30 5.02 11.77 12.66 3 Sumsel 3 /patin 7.11 39.96 8.89 6.16 27.78 4 Bawal/Cianjur 3.88 28.81 5.38 13.09 15.31 5 Kalsel/Patin 31.01 28.81 5.38 13.09 15.31 6 Patin 1 15.62 17.04 7.35 4.36 12.0 7 Patin 2 15.66 14.98 8.77 7.92 11.54 8 Tegal/macam 3.00 29.45 6.43 2.24 18.19 9 Tasik -8.00 28.30 5.40 - -

Analisis Proksimat Kandungan Bahan Baku Pakan Mandiri No Sampel Kadar Air (%) Protein (%) Lemak (%) Kering 105 o C Abu (%) SK (%) NFE (%) 1 Ikan asin BS 1 31.05 41.76 15.06 38.41 6.73 0.00 2 Ikan asin BS 2 42.59 31.31 5.15 37.71 5.93 19.90 3 Bekatul 7.46 12.00 10.19 6.98 7.22 63.61 4 Katul halus 6.44 14.95 7.27 7.91 5.48 64.39 5 Poles beras 6.85 15.53 6.57 7.72 5.41 64.77 6 Teri BS 39.68 55.51 2.13 31.78 31.78-7 Rebon BS 32.79 39.18 3.27 41.74 41.74 8 Selar BS 27.47 34.57 2.66 23.66 - - 9 Tp teri 28.54 38.48 5.33 28.54 - - 10. Campuran 9.48 18.06 3.49 68.71 - -

Ketersediaan Bahan Baku (Nabati) Bahan Nilai nutrisi dalam berat kering (%) K. Air Protein Lemak Serat Kasar Abu Fosfat Anti nutrisi D. Singkong 3.00 24.42 4.91 7.86 3.65 - Cyanida Biji kecipir 8.18 32.80 17.00 - - 0.2 Cyanida Biji Kapuk 6.10 27.40 5.60 7.30 25.3 0 Daun Lamtoro 8.80 36.82 5.40 1.31 18.4 1 - Gossypol - Memosin,li gnin, selulosa Biji karet 15.00 21.22 33.11 4.78 4.69 - Cyanida Azzolla pinata Bungkil inti sawit Kulit ubi kayu - 23.42 34.95 15.23 12.91 4,19 15.6 4 4.70 5.36 3.50 8.42 14.8 5 - NSP,mann an, lignin Cyanida, selulosa

Ketersediaan Bahan Baku Hewani Bahan Nilai Nutrisi dalam berat kering (%) K.Air Protein Lemak Serat Kasar Abu Silase ikan 79.58 59.59 7.05 2.98 23.21 Silase k. udang 70.18 51.17 3.28 5.21 18.7 Siput kecil 83.98 61.39 3.02-21.90 Tp maggot 2.60 40-58 13-15 - 7.46 Tutut 78.98 55.40 3.12 3.12 20.75 Remis - 63.02 20.00 4.67 2.00

POTENSI BAHAN Bahan Bungkil inti sawit Biji kapuk Biji karet Daun lamtoro Kulit ubi kayu Potensi 7. Juta Ha kebun sawit/ 600.000 ton/tahun Produksi 150 kg/th/pohon? / 3.5 juta Ha kebun karet 6-8 ton/th 3.9 juta ton Kendala2 Pemanfaatan -Ant nutrisi -Serat kasar --keterbatasan data

Perbaikan Kualitas Bahan Baku Teknik Fermentasi Merupakan proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa sederhana yang melibatkan mikro-organisme m.organisme Pegertian klasik: Urai seny organik komplek--------------- Anaerobik senyawa sederhana m.organisme Pengertian moderenn: Pengubahan suatu substrat----------------:> bahan Terkontrol bermanfaat

TUJUAN FERMENTASI Menghasilkan suatu produk (bahan pakan) yang mempunyai kandungan Nutrisi lebih baik, tektur, biological availability yang lebih baik Daya Cerna Membaik Sintesis Vitamin B Mengurangi anti nutrisi

Komponen Fermentasi (medium, nutrient, fermentator) Jenis medium fermentasi Fermentasi medium padat (Kadar Air 12-60%) Fermentasi Medium semi padat (Kadar Air 61-80) Fermentasi medium cair (Kadar Air > 80%) Fermentator: Aspergillus niger, Rhizophus oligosphorus, Trichoderma varidae, ragi tape, ragi tempe

Beberapa Hasil Uji Pebaikan Kualitas Bahan Baku dengan Fermentasi Jenis Bahan Bungkil inti sawit Protein awal (%) Protein fermentasi (%) Kenaikan (%) Fermentator 15.23 21.47 39.65 Aspergillus niger Dedak Padi 12.50 14.90 19.00 R. oligosphorus Polar 13.95 19.20 38.00 R. oligosphorus Jagung 9.49 12.83-17.68 35.19 86.30 R. Oligosphorus, R. Oryzae, Aspergillus niger Kulit Ubi kayu 5.36 8.49-21.81 58.49-306.90 R. oligosphorus, Aspergillus niger Trichoderma varidae, Tongkol jagung 2.00 12.58 600 Konsorsium mikroba Aspergillus oryzae, Rhilo, T viridae, T ressei

Perubahan nutrisi setelah fermentasi Fermentasi jagung sebagai contoh Pengamat an K. Air (%) Protein (%) Lemak (%) Abu (%) S. Kasar (%) Awal 4.60 9.49 3.95 1.24 9.71 Fermentasi - 17.68 6.04 2.94 15.30 Terjadi penurunan hemi seluloasa 50%

Uji Fermentasi Tepung Kulit ubi Kayu Dengan Berbagai Kapang/fungi/jamur Jenis Kapang Lama Fermentasi (hari) Protein (%) Awal - 5.36 Trichoderma varidae 7 20.20 R. Oligosphorus 6 16.82 Aspergillus niger 6 20.87 Ragi tape 6 15.16

UJI FERMENTASI PADA MAGGOT Jenis kapang Protein (%) Lemak (%) Awal 32.38 14.20 Aspergillus niger 33.28 5.71 Rhizophus oligosphorus 34.17 5.92 Trichoderma viridae 34.23 1.63

Kandungan Protein Kasar, Serat Kasar dan Gula pada Substrat Tongkol Jagung Yang Difermentasi Konsorsium Trichoderma viride, Trichoderma reesei, Aspergillus oryzae, Rhizopus oligosporus (Rostika.2010)

DOKUMENTASI SURVEI LAPANG A. LAMPUNG POTENSI BAHAN BAKU Sampel Pakan Sukarman Kolam Sukarman Limbah jagung potensial Onggok Kering Limbah Kulit Ubi Kayu Limbah Keripik Pisang

HASIL SEMENTARA LANJUTAN DARI HALAMAN SEBELUMNYA B. PALEMBANG Pakan Hadian (Ogan Ilir) Pakan Bastian (Banyuasin) Ikan Asin BS (Bastian) Pabrik Pakan Hadian Pabrik Pakan Bastian Kolam Patin Bastian

HASIL SEMENTARA LANJUTAN DARI HALAMAN SEBELUMNYA C. CIRATA Siput Tutut Waduk Cirata Mesin Pelet (H. Mahfud) Sampel Pakan Bawal H. Mahfud Home Industry Pakan Mandiri (H. Mahfud)

PENUTUP - Pengurangan bahan baku import, substitusikan dengan bahan baku lokal - Identifikasi ketersediaan bahan baku harus dilakukan untuk mendukung industri pakan - Penelitian Perbaikan kualitas bahan baku terus dilaksanakan melalui mikrobiologi dan teknologi (identifkasi anti nutrisi, senyawa lain yang susah di cerna, mereduksi bahan penganggu pecernaan - Partisipasi pemerintah dalam mengatur eksport bahan baku potensial - Pembinaan terhadap industri pakan mandiri

TUGAS UNTUK MINGGU DEPAN 3 APRIL 2012 1. MAHASISWA DI MASING2 KELAS, MEMBAGI DIRI MENJADI 3 KELOMPOK BESAR 2. DI KELOMPOK BESAR TERSEBUT, BUATLAH KELOMPOK KECIL @ 5 ORANG. 3. MASING2 KELOMPOK KECIL BERSEGERALAH UNTUK MENCARI 1 BUAH ARTIKEL MENGENAI BAHAN BAKU PAKAN ALTERNATIF DARI JURNAL NASIONAL ATAU INTERNASIONAL (JUDUL TIDAK BOLEH SAMA), DIIMEL PADA TANGGAL 30 MARET KE ritarostika_unpad@yahoo.com dan di cc ke rezha.adviana@gmail.com 4. BAHASLAH ARTIKEL TSB DI MASING2 KELOMPOK KECIL UNTUK DIPERSIAPKAN PRESENTASI PADA TANGGAL 3 APRIL 2012, DI KELOMPOK BESAR (DIPANDU OLEH TEAM TEACHING) 5. PERSIAPKAN SEBAIK MUNGKIN TERMASUK MENYEDIAKAN PRINT OUT POWERPOINT (MINIMAL 10 SLIDE), UNTUK SEMUA ANGGOTA KELOMPOK BESAR

TERIMA KASIH