BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. fakultas yang ada di UMY adalah Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau World Health Organization (WHO) (2014), mendeklarasikan

Karya Tulis Ilmiah. Disusun oleh RISTYO UTARI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran

BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP. kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata tekanan darah sistolik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Kurnia Dwi Safitri 1, Nurvita Risdiana 2. Intisari. Abstract

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. daya regang atau distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, banyak perubahan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

Apakah labu siam menurunkan tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (UMY). Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diwajibkan mengambil SKS setiap semester sesuai dengan ketentuan yang

BAB I PENDAHULUAN. bertahap dengan bertambahnya umur. Proses penuaan ditandai dengan. kehilangan massa otot tubuh sekitar 2 3% perdekade.

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Obat Diabetes Paling Ampuh

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENGANTAR. menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Kartikasari A.N.,

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI BANGUNTAPAN BANTUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabelvariabel,

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB I PENDAHULUAN. psikologis akibat proses menua. Lanjut usia merupakan tahapan dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pemeriksaan berulang (PERKI, 2015). Hipertensi. menjadi berkurang (Karyadi, 2002).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB 1 PENDAHULUAN. mmhg jika pemeriksaan menggunakan manometer air raksa, artinya gaya yang

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) beralamat Jl. Lingkar Selatan, Kecamatan Kasihan Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kampus UMY juga memiliki sepuluh fakultas. Salah satu dari fakultas yang ada di UMY adalah Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang terdiri dari Prodi Kedokteran Umum, Prodi Kedokteran Gigi, Prodi Ilmu Keperawatan (PSIK) dan Prodi Farmasi. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Prodi PSIK tingkat akhir pada tanggal 5 Maret 2017. FKIK UMY memiliki visi menjadi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang mandiri, bertata kelola baik (Good Faculty Governance) berakar pada sosio-budaya Indonesia yang Islami serta berdasar kedokteran berbasis bukti berkualaitas nasional, regional bahkan internasional. FKIK UMY berkomitmen untuk menghasilkan tenaga medis yang berwawasan global serta berjati diri (sosio budaya) kebangsaan. Dalam pembelajarannya, FKIK UMY menerapkan dan mengembangkan konsep kedokteran keluarga dan komunitas yang dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. 37

38 B. Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat a. Distribusi Tingkat Kebugaran Jasmani Tabel 2. Distribusi Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2017 (n=50). Tingkat Kebugaran Jasmani Interval Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Kurang <55 5 10 Kurang 55-64 6 12 Sedang 65-79 11 22 Baik 80-89 13 26 Sangat Baik >90 15 30 Jumlah 50 100 Sumber : Data Primer 2017 Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa tingkat kebugaran jasmani mahasiswa program studi ilmu keperawatan sebanyak 15 orang (30%) berada dalam kategori sangat baik. b. Distribusi Tekanan Darah Sistolik Tabel 3. Distribusi Tekanan Darah Sistolik Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2017 (n=50). Tekanan Darah Frekuensi Persentase (%) Tinggi > 140 mmhg. 0 0 Normal 120 mmhg. 27 54 Rendah < 110 mmhg 23 46 Jumlah 50 100 Sumber: Data Primer 2017 Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui bahwa mayoritas responden mahasiswa ilmu keperawatan memiliki nilai tekanan darah normal sebanyak 27 orang (54%).

39 c. Analisa Bivariat Analisa Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dengan Tekanan Darah Sistolik. Table 4. Hasil Tabulasi Silang Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dengan Tekanan Darah Sistolik pada Mahasiswa Tingkat Akhir Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (n=50). Tekanan Darah Tingkat Kebugaran Jasmani Sistolik Sangat (mmhg) Kurang Kurang Sedang Normal 4 4 7 14,8% 14,8% 25,9% Rendah 1 2 4 4,3% 8,7% Total 5 6 10% 12% Sumber: Data Primer 2017 17,4% 11 22% Baik 7 25,9% 6 26,1% 13 26% Sangat Baik 5 18,5% 10 43,5% 15 30% Total 27 100% 23 100% 50 100% Berdasarkan tabel 4, presentasi mahasiswa yang memiliki tingkat kebugaran jasmani sangat kurang dengan tekanan darah sistolik normal yakni sebesar 4 orang (14,8%) dan rendah sebesar 1 orang (4,3%). Tingkat kebugaran jasmani kurang dengan tekanan darah sistolik normal sebesar 4 orang (14,8%) dan rendah 2 orang (8,7%). Tingkat kebugaran jasmani sedang dengan tekanan darah sistolik normal sebesar 7 orang (25,9%) dan rendah sebesar 4 orang (17,4%). Tingkat kebugaran jasmani baik dengan tekanan darah sistolik normal sebesar 7 orang (25,9%) dan rendah sebesar 6 orang (26,1%). Tingkat kebugaran jasmani sangat baik dengan tekanan darah sistolik normal sebesar 5 orang (18,5%) dan rendah sebesar 10 orang (43,5%).

40 Tabel 5. Hasil Uji Statistik Spearman Rank Tingkat Kebugaran Jasmani dengan Tekanan Darah Sistolik pada Mahasiswa Tingkat Akhir Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (n=50). Tekanan Darah Sistolik (mmhg) Sangat Kurang Tingkat Kebugaran Jasmani Kurang Sedang Baik Sangat Baik Normal 112,5±5,0 112,5±5,0 111,4±3,8 112,5±4,6 114,6±5,1 Rendah 100± - 100±0,0 97,5±5,0 101,5±2,3 99±3,2 Sumber: Data Primer 2017 P Value 0,03 Tabel 6. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dengan Tekanan Darah Sistolik pada Mahasiswa Tingkat Akhir Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (n=50). Tekanan Darah Sistolik (mmhg) Sangat Kurang Tingkat Kebugaran Jasmani Kurang Sedang Baik Sangat Baik Normal 112,5±5,0 112,5±5,0 111,4±3,8 112,5±4,6 114,6±5,1 Rendah 100± - 100±0,0 97,5±5,0 101,5±2,3 99±3,2 Sumber: Data Primer 2017 P Value 0,03 Hasil uji statistik menggunakan Spearman Rank dan Regresi Linear Sederhana menunjukkan nilai 0,03 (p value < 0,05) yang artinya bahwa ada keeratan hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan tekanan darah sistolik. Nilai koefisien hubungan Spearman Rank sebesar 0,302 dan Regresi Linear Sederhana 0,296 menunjukkan bahwa arah positif dengan hubungan yang sangat baik. Hasil uji Regresi Linear Sederhana p=0,03 menunjukkan bahwa semakin baik tingkat kebugaran jasmani maka tekanan darah sistolik semakin normal.

41 C. Pembahasan 1. Tingkat Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari dan adaptasi terhadap pembebanan fisik tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebih dan masih mempunyai cadangan untuk menikmati waktu senggang maupun pekerjaan yang mendadak serta bebas dari penyakit (Annas, 2011). Sedangkan menurut Purwanto (2012) kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang pada saat menghadapi aktivitasnya, dimana orang yang dalam kondisi fit dapat melakukan pekerjaannya secara berulang dengan tidak menyebabkan kelelahan dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk mengatasi kelelahan yang tidak terduga sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 2) diketahui bahwa tingkat kebugaran jasmani mayoritas responden mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan sebanyak 15 orang (30%) berada dalam kategori sangat baik. Kategori sangat baik tersebut responden mampu memanfaatkan waktu luangnya melakukan aktivitas yang membuat tubuhnya tetap bugar. Karena responden juga menginginkan memiliki tubuh yang sehat dan tidak mudah lelah saat melakukan aktivitas sehari hari baik itu di kampus maupun kegiatan diluar kampus. Hal ini bisa disebabkan oleh gaya hidup tiap responden. Status responden yang masih mahasiswa aktif dimana kehidupan mereka jauh dari orang tua dan tinggal mandiri dikost membuat mereka untuk tetap

42 memiliki tubuh yang sehat dan bugar. Oleh sebab itu gaya hidup yang sehat akan membuat mereka dapat menikmati kehidupannya dengan mempertahankan pola hidup sehat agar tetap terlihat bugar dalam jasmani. Gaya hidup sehat merupakan aktivitas mempertahankan program pelatihan fisik rutin, diet seimbang dan kebiasaan tidur yang baik untuk meminimalisir resiko penyakit serius yang dapat mempengaruhi kesehatan (Gratia, 2014). Namun, masih ada beberapa mahasiswa masuk dalam kategori tingkat kebugaran jasmani sangat kurang dan kurang (Tabel 2). Kategori ini merupakan dimana seseorang melakukan aktivitas fisik hanya untuk pergaulan, jarang melakukan olahraga bahkan tidak melakukan olahraga, responden tidak memanfaatkan waktu luangnya untuk berolahraga secara teratur. Hal ini terlihat saat dilakukan penelitian, saat ditanya responden mengaku jarang melakukan olahraga dan ada yang tidak melakukan olahraga sehingga pada saat dites naik turun bangku mereka cepat merasa kelelahan. Selain itu, beberapa mahasiswa lainnya yang masuk dalam kategori sedang dan baik (Tabel 2). Kategori ini merupakan dimana seseorang dapat melakukan aktivitas fisik baik itu berolahraga maupun aktivitas lainnya secara kompetitif. Melakukan aktivitas yang terstruktur dan terencana yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dapat meningkatkan tingkat kebugaran jasmani yang optimal (Wijayanti dkk, 2012). Sebagian besar waktu luang yang mereka miliki dicurahkan untuk

43 kegiatan olahraga dan selalu memelihara tubuhnya untuk meningkatkan tingkat kebugaran jasmaninya (Halim, 2012). 2. Tekanan Darah Sistolik Tekanan darah merupakan tekanan hasil dari peredaran darah manusia yang dihasilkan oleh dinding arteri dengan cara memompa darah dari sistem kardiovaskuler sehingga darah dapat mengalir karena adanya perubahan tekanan dari area yang bertekanan tinggi ke area yang bertekanan lebih rendah (Hikmaharidha, 2011). Tekanan darah akan mencapai maksimal saat kardiovaskuler berkontraksi untuk memompa darah yang disebut dengan tekanan sistolik. Sedangkan saat kardiovaskuler sedang istirahat diantara kedua kontraksi tersebut, tekanan darah akan mencapai nilai minimal dimana disebut tekanan diastolik (Aaronson & Ward, 2007). Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 2) mayoritas responden mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan memiliki tekanan darah sistolik normal sebanyak 27 orang (54%). Tekanan darah sistolik yang normal artinya sebagian besar responden mempunyai cardiac output yang bagus untuk efisiensi kerja kardiovaskuler. Ada dua sistem pengendali tekanan darah sistolik tubuh yang berfungsi untuk mempertahankan tekanan darah sistolik yang normal dalam setiap keadaan jika dimungkinkan. Kedua sistem tersebut adalah sistem saraf simpatik dan sistem renin, angiostensin dan aldosteron. Sistem saraf simpatik menghasilkan zat kimiawi, adrenalin dan noradrenalin, yang bila

44 diperlukan akan dapat membuka pembuluh darah (vasodilatasi), dan menutupnya pembuluh darah (vasokonstriksi) sesuai kebutuhan. Sistem ini dapat dipicu oleh ancaman fisik serta tekanan emosional maupun psikologis. Sedangkan sistem renin, angiostensin dan aldosteron mempunyai mekanisme adanya penurunan tekanan darah sistolik yang memicu peningkatan sekresi renin, kemudian terjadi pengubahan angiotensinogen menjadi angiotensi I yang selanjutnya diubah menjadi angiotensin II oleh ACE (angiostensin converting agent) yang menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah dan mengeluarkan aldosteron (Brunner & Suddarth, 2002). Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir dimana mereka memiliki kesibukan yang lebih dibandingkan dengan mahasiswa yang baru memasuki perkuliahan. Semakin padatnya jadwal kuliah, praktikum, belum sibuk mengurus penelitiannya masing masing dan masih banyak baik itu yang didalam kampus maupun kegiatan lain diluar kampus yang mereka lakukan. Apabila responden tidak mampu mengatur waktu dengan baik, mereka akan mudah mengalami kelelahan baik fisik maupun psikis. 3. Hubungan Tingkat Kebugaran Jasmani dengan Tekanan Darah Sistolik. Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik dan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan tubuh masih menyimpan energi yang cukup untuk keperluan mendadak maupun untuk menikmati waktu luang lainnya

45 (Nonce, 2014). Apabila seseorang memiliki tingkat kebugaran yang baik akan menghasilkan kerja yang baik dan kesiapan dalam menghadapi aktivitas semakin tinggi (Prativi dkk, 2013). Kebugaran jasmani sangat penting sekali untuk menunjang semua aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, karena kontribusi kebugaran jasmani itu sendiri dapat memberikan pengaruh aktif baik secara fisik maupun psikis (Kurniawan, 2013). Melakukan aktivitas yang terstruktur dan terencana yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dapat meningkatkan tingkat kebugaran jasmani yang optimal (Wijayanti dkk, 2012). Tingkat kebugaran jasmani yang tinggi akan membantu meningkatkan kesehatan kardiovaskuler serta dapat mengendalikan berbagai faktor resiko penyakit lainnya (Simon, 2012). Hasil uji statistik Spearman Rank pada penelitian ini adalah p value = 0,03 (p<0,05) (Tabel 5) yang artinya ada hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan tekanan darah sistolik. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhamid (2015) yang berkesimpulan bahwa ada hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan tekanan darah sistolik. Kebugaran jasmani berhubungan erat dengan aktivitas fisik yang dilakukan seperti dengan melakukan olahraga secara teratur. Karena berolahraga bertujuan untuk meningkatkan kebugararan jasmani. Begitu dengan tekanan darah, olahraga berhubungan erat dengan tekanan darah, walaupun tekanan darah akan meningkat tajam ketika sedang berolahraga.

46 Namun, bila olahraga dilakukan secara teratur tekanan darah akan lebih rendah daripada orang yang tidak berolahraga (Alim, 2012). Hasil uji statistik Regresi Linear Sederhana pada penelitian ini adalah p value = 0,03 (p < 0,05) dimana semakin tinggi nilai kebugaran jasmani seseorang, cardiac output akan jauh lebih bagus sehingga tekanan darah sistolik yang dihasilkan tiap orang juga baik karena efisiensi kerja kardiovaskuler. Kardiovaskuler akan mengkompensasi dengan cara memperbesar banyaknya aliran darah yang akan dipompakan dari kardiovaskuler ke seluruh tubuh sehingga tekanan dalam darah yang dihasilkan menjadi stabil (Potter & Perry, 2009). Secara fisiologis, perbedaan efek dari kekuatan tekanan darah sistolik dapat dijelaskan mekanisme efek untuk memenuhi ketika membesar mengecilnya ukuran pembuluh darah. Pengurangan resistensi perifer pada level arteriolar dapat dilihat pada aktivitas fisik. Aktivitas yang tinggi mengakibatkan tekanan darah sistolik dapat naik secara drastis, hal ini berkaitan dengan kemampuan paru-paru menghirup oksigen dan kardiovaskuler sebagai pemompa darah untuk menyalurkan keseluruh tubuh. Tekanan darah adalah kekuatan yang dihasilkan didinding arteri dengan memompa darah dari kardiovaskuler (Pujiati &byuliana, 2014). Tekanan darah sistolik tidak hanya terjadi pada saat aktivitas yang intensif dan tinggi, hal ini dapat terjadi akibat pola hidup yang tidak sehat, konsumsi alkohol sehingga tekanan darah sistolik dapat naik dan turun. Berolahraga rutin dapat menjaga kesehatan

47 kardiovaskuler serta asupan nutrisi yang terjamin kesehatannya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan bahwa kebugaran jasmani memiliki kontribusi besar terhadap tekanan darah sistolik. Seseorang yang memiliki tingkat kebugaran rendah, saat melakukan aktivitas tekanan darah akan lebih cepat mengalami peningkatan dan setelah melakukan aktivitas pembuluh darah akan lebih lama kembali ke keadaan normal. Begitu juga sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat kebugaran yang tinggi, saat melakukan aktivitas akan lebih lama mengalami peningkatan tekanan darah dan pembuluh darah lebih cepat kembali ke keadaan normal setelah melakukan aktivitas (Sulaeman, 2012).