PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPM CHOIRUL MALA HUSIN PALEMBANG TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
32 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

Rika herawati : Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan Hulu

MIKIA KEJADIAN AMENORE SEKUNDER PADA AKSEPTOR SUNTIK DMPA. Artikel Penelitian. Nurya Viandika 1 Nurfitria Dara Latuconsina 2

BAB I PENDAHULUAN. pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu,

Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Word Health Organisation (WHO) Expert Commite

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut World

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN PENGARUH KB SUNTIK 1 BULAN DAN KB SUNTIK 3 BULAN TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI BPS BIDAN S KECAMATAN TAWANGSARI KOTA TASIKMALAYA

ANALISIS PERBEDAAN BERAT BADAN ASEPTOR KB MENGGUNAKAN KONTRASEPSI SUNTIK TIGA BULAN

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI HORMONAL DI BPM ZUNIAWATI PALEMBANG

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

KAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SELAMA MENGGUNAKAN KB SUNTIK 3 BULAN DI BPS NY

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

ABSTRAK. : lama penggunaan, kenaikan, kontrasepsi DMPA. Kepustakaan : 11 ( )

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG IMPLANT DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR DI BPS NY. HJ. FAROHAH DESA DUKUN GRESIK

SURVEY PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS MAYONG I KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN KB IMPLAN DI DESA PAGERSARI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

GAMBARAN KENAIKAN BERAT BADAN AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN Aibah 1, Tyasning Yuni Astuti Anggraini 1

KENAIKAN BERAT BADAN DENGAN LAMA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBANTU SUNGAI MENGKUANG TAHUN 2015

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY D P 2002 AKSEPTOR AKTIF SUNTIK 3 BULAN DENGAN MENOMETRORAGIA DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK 3 BULAN (DMPA) DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS CENDRAWASIH KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan kependudukan.pemerintah Indonesia telah

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Pekauman Banjarmasin

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

GAMBARAN KEJADIAN EFEK SAMPING PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN DI DESA DENANYAR KECAMATAN JOMBANG KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KEJADIAN PENINGKATAN BERAT BADAN DAN UPAYA PENANGANANNYA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KEPUTUSAN IBU DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR. Arisna Kadir

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

KEJADIAN AMENOREA PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BPM CH SUSILOWATI, TREKO, MUNGKID TAHUN 2014

Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 2013

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI BPM DEWI ANGGRIANI PALEMBANG TAHUN 2017

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

GANGGUAN HAID PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSTU BANDUNG, DESA BANDUNG, KECAMATAN DIWEK, KABUPATEN JOMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATAMPONE

BAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

Selfi Elisabeth Kansil Rina Kundre Yolanda Bataha

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT

Motivasi Ibu dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI BPM SRI MAYA TRESIA, SST

Pengguna Kontrasepsi Hormonal Suntikan dengan Kenaikan I. PENDAHULUAN. kontrasepsi yang populer di Indonesia. adalah kontrasepsi suntik.

Oleh : Lia Natalia ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK DMPA DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI BPM SRI LESTARI, AM.KEB DESA PAGERSARI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.4 No 1 Januari

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KB SUNTIK PROGESTIN DENGAN KEJADIAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK PROGESTIN DI BPM WIDYAWATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRIA PRODUKTIF TERHADAP METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2009).

STUDI KOMPARASI KENAIKAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN DAN 3 BULAN DI KLINIK GRIYA HUSADA KARANGANYAR

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD OLEH PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BEGALUNG PADANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPM CHOIRUL MALA HUSIN PALEMBANG TAHUN 2015 Reni Saswita Program Studi D III Kebidanan STIKES Mitra Adiguna Palembang Email : rswita@gmail.com ABSTRAK Kontrasepsi hormonal mempunyai banyak efek samping, seperti amenorea (30%), spoting (bercak darah) dan menoragia, mual, sakit kepala (17%) (pusing), galaktorea (44%), perubahan berat badan (9%). Peningkatan berat badan disebabkan oleh hormon progesteron yang merangsang hipotalamus lateral menyebabkan perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak dalam tubuh akan menjadi banyak dan terjadilah peningkatan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan berat badan akseptor KB. Sampel pada penelitian ini sebagian akseptor KB hormonal yang datang ke BPM Choirul Mala Husin. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel dengan cara accidental sampling. Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa sebanyak 23 (76,7%) responden mengalami kenaikkan berat badan lebih besar dibandingkan dengan responden yang mengalami penurunan berat badan yaitu sebanyak 7 (23,3%) responden, yang menggunakan kontrasepsi pil dan suntik sama besar yaitu sebanyak 15 (50%) responden. Hasil bivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan berat badan akseptor KB di BPM Choirul Mala Husin Palembang tahun 2015 (p value 0,040). Diharapkan agar petugas kesehatan dapat meningkatkan pelaksanaan penyuluhan dan konseling mengenai jenis kontrasepsi manfaat serta dampaknya apabila digunakan sehingga para akseptor KB menjadi lebih memahami tentang alat kontrasepsi yang mereka gunakan. Kata Kunci: Perubahan Berat Badan, Kontrasepsi Hormonal ABSTRACT Hormonal contraceptives have lots of side effects, such as amenorrhoea (30%), spoting (spots of blood) and menorrhagia, nausea, headache (17%) (dizziness), galactorrhea (44%), changes in body weight (9%). Weight gain caused by the hormone progesterone, which stimulates the lateral hypothalamus causes changes in carbohydrates and sugars into fat, so that the fat in the body and there will be a lot of weight gain. This study aims to determine the effect of the use of hormonal contraceptives on weight change acceptors. Samples in this study partly hormonal acceptors coming into BPM Choirul Mala Husin. This study uses an analytical method with cross sectional approach. Sampling techniques with accidental sampling method. Results of univariate analysis showed that 23 (76,7%) of respondents experienced an increase greater weight than the respondents who experienced weight loss as many as seven (23,3%) of respondents, who use contraceptive pills and injections as great as many as 15 (50%) of respondents. Bivariate results indicate that there is the influence of hormonal contraceptive use to changes in weight acceptors in BPM Choirul Mala Husin Palembang in 2015 (p value 0,040). It is expected that health workers can improve the implementation of counseling and counseling on contraceptive benefits and impact if they are used so that the acceptors become more understanding about contraception they use. Keywords: Change Weight Loss, Hormonal Contraception 103

PENDAHULUAN World Health Organization (WHO) dan UNICEF (United Nations International Children's Emergency Fund) (1978) melakukan pertemuan di Alma Ata yang memusatkan perhatian terhadap tingginya angka kematian maternal perinatal. Dalam pertemuan tersebut disepakati untuk menetapkan konsep Primary Health Care yang memberikan pelayanan antenatal, persalinan bersih dan aman, melakukan upaya penerimaan keluarga berencana, dan meningkatkan pelayanan rujukan. 7 Menurut WHO Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami isteri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. WHO memiliki data yang menunjukkan, sembilan dari 10 wanita yang menggunakan kontrasepsi memilih metode modern berupa Cakupan KB di Indonesia pada awal tahun 2010 meliputi suntik 43.4%, Pil 26.7%, kondom 13.7%, implan 10.5%, IUD 4.3%, MOW 1.07%, MOP 0.2%. 2 Gerakan KB Nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang mandiri. Keberhasilan ini harus diperhatikan dan terus ditingkatkan karena pencapaian tersebut belum merata. Di Indonesia peserta KB yang tercatat 51,21% akseptor KB memilih suntikan sebagai alat kontrasepsi, 40,02% memilih Pil, 4,93% memilih Implant, 2,72% memilih IUD dan lainnya 1,11%. Pada umumnya masyarakat memilih metode non MNKJP (Metode Non Kontrasepsi Jangka Panjang). Sehingga metode KB MKJP seperti IUD, Implant, Kontap Pria (MOP) dan Kontap Wanita (MOW) kurang diminati. 15 Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan kaum ibu adalah KB hormonal diantaranya pil, suntik, implant dan AKDR. 10 KB hormonal tersebut juga mempunyai banyak efek samping, seperti amenorea (30%), spoting (bercak darah) dan menoragia, seperti halnya dengan kontrasepsi hormonal lainnya dan dijumpai pula keluhan mual, sakit kepala (17%) (pusing), galaktorea (44%), perubahan berat badan (9%). 9 Peningkatan berat badan disebabkan oleh hormon progesteron yang merangsang hipotalamus lateral menyebabkan perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak dalam tubuh akan menjadi banyak dan terjadilah peningkatan berat badan 1 Ada pengaruh penggunaan berat badan 4 sampai 10 kg atau lebih. 104

Kelebihan estrogen dapat menyebabkan kurangnya pengeluaran air dan natrium sehingga terjadi retensi cairan yang dapat menyebabkan meningkatnya berat badan. Sehingga kelebihan progesteron dapat menyebabkan bertambahnya nafsu makan dan efek metabolik hormon sehingga berat badan menjadi meningkat. 7 Selain karena metode kontrasepsi hormonal dapat membantu mengurangi masalah-masalah kewanitaan yang paling dasar dan utama bagi kesehatan reproduksi, pemakaian suntikan KB aman, sederhana dan efektif. Seorang akseptor KB hormonal beberapa waktu setelah penggunaan kontrasepsi tersebut terkadang mengalami beberapa gangguan seperti sakit kepala, gangguan haid dan peningkatan atau penurunan berat badan. 11 Di masyarakat, metode kontrasepsi hormonal tidaklah asing lagi. Hampir 70 % akseptor KB menggunakan metode kontrasepsi hormonal. Namun demikian banyak juga efek samping yang dikeluhkan akseptor KB berkenaan dengan kontrasepsi yang dipakainya akhirnya banyak kejadian akseptor KB yang drop out karena belum memahami dengan baik bagaimana metode kontrasepsi hormonal tersebut. 7 Penelitian Magdalena dkk (2012) dengan judul pengaruh kontrasepsi hormonal terhadap perubahan berat badan akseptor di RSIA Pertiwi Makassar. Hasil analisis bivariat di dapat tidak ada pengaruh penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan berat badan akseptor (p>0,05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh penggunaan berat-badan akseptor Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2012 jumlah Pasangan Usia Subur yaitu sebanyak 223.028 orang, dan peserta KB aktif sebanyak 164.920 orang (73,9%), pada 2013 jumlah Pasangan Usia Subur yaitu sebanyak 246.954 orang, peserta KB aktif sebanyak 192.077 orang (77,8%). 6 Berdasarkan data Dinas Kota Palembang jumlah akseptor KB pada tahun 2012 sebanyak 156 (IUD), 6 (MOP), 12 (MOW), 146 (implant), 20173 (suntik), 2.203 (pil), 60 (kondom). Pada tahun 2013 sebanyak sebanyak 178 (IUD), 8 (MOP), 19 (MOW), 178 (implant), 24870 (suntik), 2.372 (pil), 77 (kondom) dan pada tahun 2014 sebanyak 182 (IUD), 12 (MOP), 10 (MOW), 166 (implant), 26271 (suntik), 26772 (pil), 55 (kondom). 6 Berdasarkan data dari BPM Choirul Mala Husin Palembang jumlah akseptor KB pada tahun 2012 berjumlah 3.860 orang, pada tahun 2013 berjumlah 2.053 dan pada tahun 2014 jumlah akseptor KB sebanyak 3.876 orang. Pada tahun 2015 105

jumlah akseptor KB dari bulan Januari- Februari sebanyak 477 orang (Profil BPM Choirul Mala Husin Palembang, 2014). Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan berat badan akseptor KB METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dengan wawancara dan observasi pada akseptor KB hormonal yang datang ke BPM Choirul Mala Husin Palembang. Penelitian ini menggunakan data primer diperoleh dengan cara mengisi kuesioner untuk mengukur variabel penggunaan kontrasepsi hormonal dan melakukan observasi langsung dengan menggunakan timbangan BB untuk mengukur variabel perubahan BB pada ibu akseptor KB hormonal yang datang ke BPM Choirul Mala Husin pada bulan Mei 2015. Populasi pada penelitian ini adalah semua akseptor KB hormonal yang datang ke BPM Choirul Mala Husin Palembang. Sampel penelitian adalah sebagian akseptor KB hormonal yang datang ke BPM Choirul Mala Husin pada saat penelitian dilakukan. Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara non random (non probability) sampling yaitu metode accidental sampling. Teknik analisis data penelitianyaitu analisis univariat dan analisis bivariat. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perubahan Berat Badan Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perubahan Berat Badan Perubahan Berat Badan Frekuensi Persentase (%) Naik Turun 23 7 76,7 23,3 Jumlah 30 100 2. Kontrasepsi Hormonal Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Frekuensi Persentase (%) Pil Suntik 15 15 50 50 Jumlah 30 100 106

3. Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Terhadap Perubahan Berat Badan Akseptor KB No Tabel 3 Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Terhadap Perubahan Berat Badan Akseptor KB Jenis Kontrasepsi Perubahan Berat Badan p OR Naik Turun N % n % 1 Pil 14 93,3 1 6,7 2 Suntik 9 60 6 40 0,04 9,33 PEMBAHASAN Perubahan Berat Badan Akseptor KB Perubahan berat badan akseptor KB adalah Peningkatan atau penurunan berat badan yang dialami akseptor KB hormonal setelah memakai KB hormonal > 6 bulan. Perubahan berat badan dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 kategori yaitu naik (jika BB ibu mengalami kenaikkan (dalam kg), turun (jika BB ibu mengalami penurunan (dalam kg) dan tetap jika BB ibu mengalami penetapan Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 30 responden yang diteliti sebanyak 23 (76,7%) responden mengalami kenaikkan berat badan lebih besar dibandingkan dengan responden yang mengalami penurunan berat badan yaitu sebanyak 7 (23,3%) responden. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Laelah (2010), ada pengaruh penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan berat badan 4 sampai 10 kg atau lebih. Kelebihan estrogen dapat menyebabkan kurangnya pengeluaran air dan natrium sehingga terjadi retensi cairan yang dapat menyebabkan meningkatnya berat badan. Sehingga kelebihan progesteron dapat menyebabkan bertambahnya nafsu makan dan efek metabolik hormon sehingga berat badan menjadi meningkat. Pengaruh Penggunakan Kontrasepsi Hormonal Terhadap Perubahan Berat Badan Akseptor KB Penggunaan kontrasepsi hormonal merupakan pemakaian kontrasepsi hormonal berupa pil, suntik, dan implant. Dalam penelitian ini penggunaan kontrasepsi hormonal dibagi menjadi 3 kategori yaitu pil (jika ibu menggunakan kontrasepsi pil), suntik (jika ibu menggunakan kontrasepsi suntik) dan implant (jika ibu menggunakan kontrasepsi implant) Pada penelitian ini diketahui bahwa responden yang menggunakan kontrasepsi pil dan suntik sama besar yaitu sebanyak 15 (50%) responden. 107

Dari hasil analisa bivariat dari 15 responden yang menggunakan kontrasepsi suntik terdapat 14 responden (93,3%) yang mengalami kenaikkan berat badan dan dari 15 responden yang menggunakan kontrasepsi suntik terdapat 9 responden (60%) yang mengalami kenaikkan berat badan. Dari hasil uji statistik diperoleh p value < =0,05 yaitu 0,040 yang berarti bahwa ada pengaruh penggunaan berat badan akseptor KB di BPM Choirul Mala Husin Palembang tahun 2015. Dari tabel diketahui nilai Odds Ratio (OR) = 9,333 yang berarti bahwa responden yang menggunakan kontrasepsi pil berpeluang 9,333 kali mengalami kenaikan berat badan dibandingkan dengan responden yang menggunakan kontrasepsi suntik. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Laelah (2012), ada pengaruh penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan berat badan 4 sampai 10 kg atau lebih. Kelebihan estrogen dapat menyebabkan kurangnya pengeluaran air dan natrium sehingga terjadi retensi cairan yang dapat menyebabkan meningkatnya berat badan. Sehingga kelebihan progesteron dapat menyebabkan bertambahnya nafsu makan dan efek metabolik hormon sehingga berat badan menjadi meningkat. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Febriani (2013), efek samping utama bagi beberapa akseptor pemakai kontrasepsi hormonal adalah kenaikan berat badan.bukti menunjukkan kenaikan berat badan selama penggunaan, hal ini karena dalam kontrasepsi hormonal mengandung hormon progesteron dan estrogen. Hormon estrogen merangsang pusat nafsu makan yang ada di hipotalamus. Dengan bertambahnya nafsu makan, karbohidrat yang dikonsumsi dari makanan oleh hormon progesteron dirubah menjadi lemak, sehingga terjadi penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Magdalena dkk (2012), dengan judul pengaruh berat badan akseptor di RSIA Pertiwi Makassar. Hasil analisis bivariat di dapat tidak ada pengaruh penggunaan berat badan akseptor (p>0,05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh penggunaan berat-badan akseptor Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Distribusi frekuensi perubahan berat badan akseptor KB sebanyak 23 (76,7%) responden mengalami 108

kenaikkan berat badan lebih besar dibandingkan dengan responden yang mengalami penurunan berat badan yaitu sebanyak 7 (23,3%) responden) 2. Distribusi frekuensi penggunaan kontrasepsi hormonal yang menggunakan kontrasepsi pil dan suntik sama besar yaitu sebanyak 15 (50%) responden. 3. Ada pengaruh penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan berat badan akseptor KB di BPM Choirul Mala Husin Palembang tahun 2015 (p value = 0,040) SARAN Diharapkan agar petugas kesehatan dapat meningkatkan pelaksanaan penyuluhan dan konseling mengenai jenis kontrasepsi manfaat serta dampaknya apabila digunakan sehingga para akseptor KB menjadi lebih memahami tentang alat kontrasepsi yang mereka gunakan. Pada penelitian selanjutnya diharapkan agar dapat meneliti variabel lain yang lebih bervariasi dan mencakup penelitian yang lebih luas dengan metode penelitian yang berbeda terutama yang berhubungan dengan kontrasepsi hormonal. Sehingga penelitian tentang kontrasepsi hormonal dapat terus dikembangkan. DAFTAR PUSTAKA 1. Afni. 2012. Mengenal Alat Kontrasepsi. (Online) http://afni/herbalobat.blogspot.com/20 12/06/mengenal-alatkontrasepsi.html. diakses tanggal 24 Januari 2015. 2. Bambang Al-Rasyid. 2013. Efek Penggunaan KB Pil dan Suntik. (Online) at http://www.kompas.com/beritaterbaru/0112/14/headline/037.htm. Diakses 24 Januari 2015. 3. BKKBN. 2014. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi:Kebijakan Program dan Kegiatan tahun 2005-2009. Jakarta : BKKBN 4..2012. Pelayanan Informasi Kontrasepsi. Surabaya: BKKBN 5.. 2010. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi:Kebijakan Program dan Kegiatan tahun 2005-2009. Jakarta : BKKBN 6. Depkes RI, 2012. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI 7. Handayani Sri. 2012. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama. 8. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama. 9. Hartati. 2013. Pengaruh Kontrasepsi Hormonal terhadap perubahan berat badan aksetor di BPS Hj. Yuliani Padang. (Online) at http://journal//pengaruh- kontrasepsihormonal-terhadap-bb//pdf diakses tanggal 24 Januari 2015 109

10. Manuaba, Ida Bagus Gede.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. 11. Mulyani, Atikah, dkk. 2013. Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha Medika. 12. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta 13. Profil Dinkes Sumsel Tahun 2013. 14. Profil BPS Choirul Mala Husin Palembang Tahun 2015. 15. Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 16..2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 17. Sarwono Prawirohardjo, dkk. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakata: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 18. Sulistyawati Ari. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medika 110