BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Produktivitas Kerja. (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas pendidikan baik secara kuantitas maupun kualitas yang

MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Guru memiliki peran yang penting dan menempati posisi strategis dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu pemicu keberhasilan perusahaan dikarenakan oleh sumber

BAB II URAIAN TEORITIS. Non Formal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Di

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan tertentu, dimana usaha-usaha untuk mewujudkan maksud

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap individu anggota organisasi sesuai dengan kemampuan kerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. oleh kalangan orang banyak, baik dalam organisasi yang kecil maupun dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

Manusia sebagai salah satu faktor'produksi mempunyai peranan yang sangat penting dan vital, yang tidak dimiliki oleh faktor produks, yang lain,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan baik swasta maupun pemerintah, akan selalu berupaya

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEGAWAI PERPUSTAKAAN ITS

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang pendidikan berdasarkan asas

BAB II STUDI PUSTAKA. Istilah produktivitas mempunyai arti yang berbeda-beda untuk setiap orang yang berbeda,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. harus saling mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif

Bab II Kerangka Teoritis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2000). Sedangkan pengertian kinerja

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa komponen yang saling terkait. Adapun komponenkomponen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk pencapaian tujuan. Sumber daya manusia yang dimaksud dalam. perusahaan adalah karyawan atau orang yang bekerja dengan menjual

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan lingkungannya. Artinya guru memiliki tugas dan tanggung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa kelak

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS. Istilah manajemen berasal dari kata Management yaitu to. manusia dan sumber daya lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kompensasi adalah segala sesuatu yang di terima para karyawan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia untuk bertindak atau bergerak dan secara langsung melalui saluran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui. mengecilkan kontribusi komponen yang lainnya, komponen tenaga

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. Menurut Yuniarsih dan Suwanto (2009: ) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia tidak diragukan lagi adalah aset utama perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan diharapkan mampu

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi persaingan bisnis khususnya di perusahaan jasa berlombalomba

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju. peningkatan sumber daya manusia. Mulyasa (2011:3) mengemukakan:

BAB I PENDAHULUAN. PT. Pertamina (Persero) merupakan suatu perusahaan tambang minyak

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN ROKAN HULU

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru

KOMPETENSI HAKIKAT KOMPETENSI. Kemampuan Profesional Guru. Mampu:

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian terhadap kepuasan kerja menjadi penting dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. aliran phisiokrat), tetapi menurut Walter Aigner, dalam karyanya Motivation and

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dinamika organisasi. Perusahaan yang menyadari bahwa sumber daya manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Satu ungkapan yang dapat menggambarkan seluruh aktivitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. perusahaan atau organisasi dalam mengatasi persaingan. Perusahaan atau organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

II. LANDASAN TEORI. dilaksanakan bila dalam pencapaian suatu tujuan tersebut tidak hanya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 1 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

BAB I PENDAHULUAN. adalah pemberian motivasi, maka pemberian motivasi terhadap karyawan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang bekerja sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan. tugas teknis operasional (Depkes, 2001).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti

merasa dirinya penting (sense of importance) Kebutuhan akan kemajuan dan tidak gagal (sense of achievement) 4) Esteem or status needs

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku

PENGARUH KOMUNIKASI, KONDISI FISIK TEMPAT KERJA, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN WONOGIRI PADA TAHUN 2009

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. saing perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

LOGO. Manajemen Kelembagaan dan Pembiayaan Pelatihan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan peningkatan

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN Oleh : RETNO DJOHAR JULIANI DOSEN ADMINISTRASI NIAGA UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG

I. PENDAHULUAN. Reformasi keuangan di Indonesia ditandai dengan lahirnya tiga paket undang-undang

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Wahyuddin, M. 2008). Berbagai macam hambatan pasti akan ditemui oleh. yang tidak (Parlinda, V. dan Wahyuddin, M. 2008).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas Kerja International Labour Organization (ILO) yang dikutip oleh Hasibuan (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang dipergunakan selama produksi berlangsung. Menurut Sukamto (1995) produktivitas adalah nilai output dalam hubungan dengan suatu kesatuan input tertentu. Peningkatan produktivitas yang berarti jumlah sumberdaya yang digunakan dengan jumlah barang dan jasa yang diproduksi semakin meningkat dan membaik. Sedangkan Moekijat (1999) menjelaskan produktivitas adalah perbandingan jumlah keluaran (output) tertentu dengan jumlah masukan (input) tertentu untuk jangka waktu tertentu. Konsep produktivitas pada dasarnya dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasi. Pengkajian masalah produktivitas dari dimensi individu tidak lain melihat produktivitas terutama dalam hubungannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu. Dalam konteks ini esensi pengertian produktivitas adalah sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini (Kusnendi, 2003). Menurut formulasi National Productivity Board (Sedarmayanti, 2009) produktivitas kerja adalah sikap mental (attitude of mind) yang mempunyai 10

11 semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan. Dijelaskan oleh Sutrisno (2012) bahwa sikap mental adalah melakuka perbaikan terhadap apa yang telah ada. Suatu keyakinan bahwa seorang guru dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari ini daripada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Produktivitas kerja guru dimaksud adalah hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses belajar mengajar (PBM) yang intensitasnya dilandasi oleh etos kerja, serta disiplin profesional guru dalam proses pembelajaran (Whitmore dalam Uno, 2007). Dari beberapa penjelasan diatas penulis menyimpulkan produktivitas kerja guru adalah sikap mental yang terefleksi dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai proses belajar mengajar pada guru. 2. Aspek-aspek Produktivitas Kerja Dijelaskan Simamora (2004) untuk mengidentifikasi produktivitas kerja dapat dilihat dari aspek-aspek: a. Kuantitas kerja, merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standar ada atau ditetapkan oleh perusahaan. b. Kualitas kerja, merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan secara teknis dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. c. Ketepatan waktu, tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta

12 memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang disediakan diawal waktu sampai menjadi output. Aspek produktivitas kerja menurut Sedarmayanti (2001) yang dikembangkan dari pemikiran yang disampaikan oleh Gilmore (1974) & Fromm (1975) tentang individu yang produktif, yaitu: a. Tindakan konstruktif b. Percaya pada diri sendiri c. Bertanggung jawab d. Memiliki rasa cinta terhadap pekerjaan e. Mempunyai pandangan ke depan f. Mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah-ubah g. Mempunyai kontribusi positif terhadap lingkungannya (kreatif, imaginative dan inovatif) h. Memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensinya. Aspek produktivitas kerja guru dapat ditinjau berdasarkan tugas pokok guru yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 52 ayat (1) yaitu: a. Merencanakan pembelajaran, adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah laku serta rangkaian kegiatan yang hatus dilakukan sebagai

13 upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada b. Melaksanakan pembelajaran, adalah serangkaian kegiatan yang harus diperhatikan oleh guru yaitu memperhatikan karakteristik siswa, menyesuaikan gaya belajar siswa dan gaya mengajar guru. Ketiga hal tersebut harus dikombinasikan secara tepat agar materi tersampaikan dengan benar. c. Menilai hasil pembelajaran, adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik, selain itu juga sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. d. Membimbing dan melatih peserta didik, yaitu menyampaikan materi pembelajaran disertai dengan contoh/praktik dalam upaya membantu peserta didik mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam usaha mencapai tujuan tertentu. e. Melakukan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Dalam melaksanakan tugas pokok yang terkait langsung dengan proses pembelajaran idealnya guru hanya melaksanakan tugas mengampu satu jenis mata pelajaran saja sesuai dengan kewenangan yang tercantum dalam sertifikat pendidikannya, selain itu guru juga terlibat dalam kegiatan manajerial sekolah, misalnya dalam penerimaan siswa baru, penyusunan kurikulum dan perangkatnya, ujian nasional, ujian sekolah dan kegiatan lain. Berdasarkan penjelasan di atas, maka diputuskan aspek yang sesuai dengan produktivitas kerja guru ada 5, merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik

14 dan melakukan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan aspek produktivitas kerja yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Pasal 52 ayat (1) yang selanjutnya akan penulis gunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini. Pemilihan aspek ini dikarenakan mudah dibuat dalam alat ukur dan sesuai dengan permasalahan. 3. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Menurut Moekijdat (1999) produktivitas kerja dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: a. Kualitas dan kemampuan fisik karyawan Kualitas dan kemampuan karyawan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos mental dan kemampuan fisik karyawan. b. Sarana pendukung Sarana pendukung atau peningkatan produktivitas kerja karyawan dapat dikelompokkan pada dua golongan, yaitu: 1) Menyangkut lingkungan kerja, termasuk teknologi dan cara produksi sarana, dan peralatan produksi, tingkat keselamatan dan kesehatan serta suasana di lingkungan kerja. 2) Menyangkut kesejahteraan karyawan yang tercermin di sistem pengupahan dan jaminan kelangsungan kerja.

15 c. Supra sarana Aktivitas perusahaan tidak terjadi di isolasi. Apa yang terjadi di dalam perusahaan dipengaruhi oleh apa yang terjadi di luarnya, seperti sumber faktor produksi yang digunakan, prospek pemasaran dan perpajakan perijinan. Hasibuan (2001) berpendapat bahwa pendidikan, pelatihan dan motivasi kerja akan mempengaruhi produktivitas kerja. a. Pendidikan. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memungkinkan dirinya untuk bekerja lebih produktif karena memiliki wawasan yang lebih luas dan juga kematangan dalam berfikir. b. Pelatihan, bertujuan membentuk dan meningkatkan keterampilan dalam bekerja, dengan demikian diharapkan setelah menikuti pelatihan pegawai mampu mengemban tugas dan pekerjaan sebaik mungkin sehingga pada akhirnya dapat mendorong kemajuan setiap usaha. c. Motivasi kerja, orang yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi akan bekerja dengan rajin, sehingga dengan demikian akan dapat mencapai satu prestasi kerja yang tinggi. Menurut Anoraga (2005) ada 10 faktor yang sangat diinginkan oleh para karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, yaitu: (1) pekerjaan yang menarik, (2) upah yang baik, (3) keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan, (4) etos kerja dan (5) lingkungan atau sarana kerja yang baik, (6) promosi dan perkembangan diri mereka sejalan dengan perkembangan perusahaan, (7) merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasi, (8) pengertian dan simpati atas

16 persoalan-persoalan pribadi, (9) kesetiaan pimpinan pada diri sipekerja, (10) Disiplin kerja yang keras. Ravianto (1986) dalam bukunya produktivitas dan pengukurannya, faktorfaktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan antara lain: pendidikan, lingkungan dan iklim kerja, keterampilan, hubungan industrial, sikap dan etika kerja, teknologi, motivasi kerja, gizi dan kesehatan, sarana produksi, tingkat penghasilan, manajemen, jaminan sosial dan kesempatan berprestasi. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja antara lain pendidikan, pelatihan dan motivasi kerja. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja yang mengacu pada teori Hasibuan (2001). Selanjutnya motivasi kerja ditempatkan sebagai variabel bebas dalam penelitian ini, karena motivasi kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja (Hasibuan, 2001) B. Motivasi Kerja 1. Pengertian Motivasi Kerja Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Adapun kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Terkait dengan hal tersebut, maka yang dimaksud dengan motivasi kerja adalah mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan agar mau bekerja keras dengan memberikan

17 semua kemampuan dan ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi (Hasibuan, 2014). Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapi. Robbins (2001) menyatakan definisi dari motivasi kerja yaitu kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi beberapa kebutuhan individual. Sedangkan menurut Siagian (Purnomo, 2004) menyatakan bahwa motivasi kerja adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Dari pengertian-pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa motivasi kerja adalah suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas yang dilakukan sehingga dapat mencapai tujuan dan sasaran dari suatu organisasi. 2. Aspek-aspek Motivasi Kerja Menurut Hadiwiryo (2003) indikator motivasi kerja ada dua: pertama, tenaga kerja harus memiliki kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan tugasnya dengan baik. Tanpa kemampuan dan upaya yang tinggi, tidak mungkin menghasilkan kinerja yang baik. Kedua adalah persepsi tenaga kerja yang bersangkutan tentang bagaimana upayanya dapat diubah sebaik-baiknya menjadi

18 kinerja, diasumsikan bahwa persepsi tersebut dipelajari dari pengalaman sebelumnya pada situasi yang sama. Zainun (1984) berpendapat bahwa motivasi kerja dapat ditingkatkan berdasarkan dua aspek yang bersifat statis, yaitu: a. Aspek yang pertama dari motivasi tampak sebagai kebutuhan dasar manusia yang akan diperoleh dari tercapainya tujuan organisasi. b. Aspek motivasi yang kedua adalah berupa alat perangsang atau insentif yang diharapkan akan dapat memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dasar yang diharapkan tersebut Menurut Uno (2014) indikator motivasi kerja guru akan tampak melalui: a. Tanggung jawab dalam melakukan kerja. Meningkatkan peranan dan kemampuan profesionalnya dengan cara melakukan tugas utama guru yaitu mendidik, mengajar dan melatih dan ikut serta dalam pembinaaan kurikulum sekolah. b. Prestasi yang dicapainya. Pencapaian prestasi kerja dalam melakukan pekerjaan yang menjadi tugasnya yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi. c. Pengembangan diri. Pengembangan kemampuan baik dari pengalaman kerja atau kesempatan untuk maju dapat menjadi motivator yang kuat bagi pengajar untuk bekerja lebih giat. d. Kemandirian dalam bertindak. Adanya rasa percaya diri pada pengajar dalam bertindak secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain dengan kreatif dan penuh inisiatif serta mampu mempengaruhi lingkungan, terutama lingkungan sekolah.

19 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek motivasi kerja adalah tanggung jawab, prestasi, pengembangan diri dan kemandirian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan aspek motivasi kerja yang merujuk pada pendapat Uno (2014). Dari aspek ini juga akan dijadikan pedoman sebagai acuan dalam pembuatan skala motivasi kerja. C. Hubungan Antara Motivasi Kerja dan Produktivitas Kerja pada Guru Sekolah Luar Biasa Motivasi kerja diartikan sebagai sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja atau pendorong semangat kerja. Sarbini (2004) menyatakan bahwa motivasi kerja guru adalah kemauan guru untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Tinggi rendahnya motivasi kerja guru sangat mempengaruhi performansinya dalam menyelesaikan tugas-tugasnya (Wiles, 1995). Motivasi kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja guru (Hasibuan, 2001). Motivasi merupakan cerminan seberapa antusiasnya seorang guru dalam melakukan tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang dapat mendorong gairah dan semangat kerja (Uno, 2014). Guru yang mempunyai motivasi kerja tinggi ditandai dengan adanya rasa tanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan (Uno, 2014). Dengan demikian tanggung jawab akan berpengaruh terhadap tugas guru diantaranya merencanakan pembelajaran, apakah perencanaan tersebut sesuai dengan kurikulum atau tidak; melaksanakan pembelajaran, apakah pada saat pemelajaran berlangsung sesuai

20 dengan perencanaan yang telah dibuat atau tidak; dan menilai hasil belajar, memenuhi prosedur penilaian standar operasional atau tidak. Guru dengan motivasi kerja tinggi juga ditandai dengan prestasi yang dicapainya (Uno, 2014). Dengan adanya prestasi tersebut akan mempengaruhi bagaimana guru membimbing dan melatih peserta didik. Guru yang berprestasi akan melakukan pekerjaan yang menjadi tugasnya yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi. Dengan pengetahuan yang dimiliki, maka guru akan lebih terampil dalam menyampaikan materi pembelajaran yang disertai praktik, dan akan lebih memahami bagaimana cara membimbing dan melatih peserta didik dengan baik, sehingga peserta didik akan lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru. Guru yang mempunyai jiwa pengembangan kemampuan diri yang baik akan suka dengan tantangan baru, pengalaman baru dan tidak akan melewatkan kesempatan yang diberikan oleh pimpinan untuk melakukan tugas lain di luar tugas pokoknya sebagai pengajar (Uno, 2014). Dalam hal ini berkaitan dengan aspek produktivitas kerja yaitu melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Dengan kata lain, pengembangan diri yang merupakan ciri dari motivasi kerja berpengaruh terhadap salah satu aspek produktivitas kerja guru yaitu melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok guru. Selanjutnya kemandirian dalam motivasi kerja akan mempengaruhi bagaimana seorang guru dalam melakukan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Rasa percaya diri pada seorang guru dalam bertindak

21 secara mandiri dapat mendorong guru secara kreatif dan dengan inisiatifnya sendiri akan melakukan tugas lain diluar tugas pokoknya untuk kemanfaatan bersama (Uno, 2014). Misalnya seorang guru dengan suka rela mengajukan diri menjadi panitia penerimaan siswa baru untuk membantu tenaga karyawan/tata usaha sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Zuliawati (2016) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja pada guru PAI Sekolah Dasar Sekecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2015/2016. Hasil analisis menunjukkan apabila variabel motivasi kerja meningkat, maka produktivitas kerja guru meningkat. Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja pada guru sekolah luar biasa. Guru yang memiliki motivasi kerja yang tinggi ditandai dengan adanya rasa tanggung jawab, memiliki prestasi, pengembangan diri, dan kemandirian. Hal tersebut akan berdampak pada kemampuan produktivitas kerja seorang guru. D. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif antara motivasi kerja terhadap produktivitas kerja pada guru Sekolah Luar Biasa. Semakin tinggi motivasi kerja guru maka semakin tinggi pula produktivitas guru. Sebaliknya, semakin rendah motivasi kerja guru, maka semakin rendah pula produktivitas kerja pada guru.