PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTERGRASI (SLT)

dokumen-dokumen yang mirip
PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT) JUDUL:

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

BAB II. Deskripsi SMA N 1 Temon Kulon Progo. dan Kampanye Program Kawasan Tanpa Rokok

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian , 2014 Pengembangan Ekowisata Di Bumi Perkemahan Kiara Payung Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : Prodi : Pendidikan matematika

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG

PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN LOKASI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kawasan yang dilindungi (protected area) sebagai tujuan wisata melahirkan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 34 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata Kunci : Zoologi Vertebrata, multimedia, kompetensi

KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN LOKASI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG. Disusun Oleh : : Imam Bukhori NIM : Program Studi : Teknologi Pendidikan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 11 MAGELANG KOTA MAGELANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 MAGELANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 BATANG. Disusun Oleh : Nama : Akbar Wimboko NIM : Prodi : Pendidikan Bahasa Jawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN. Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan daerah otonomi yang ditetapkan oleh Undang undang Nomor. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3825).

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI UPTD SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) BANTUL KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman.

cenderung akan mencari suasana baru yang lepas dari hiruk pikuk kegiatan sehari hari dengan suasana alam seperti pedesaan atau suasana alam asri yang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI TK HJ. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG. Disusun oleh: : Anik setyo Utami Nim : Program studi : Pendidikan IPA

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG

LAPORAN KEGIATAN PPL DI DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWOREJO

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Dasar Pemikiran Terbentuknya ANAK PRIMA

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM ACARA PERINGATAN HARI KONSERVASI ALAM NASIONAL (HKAN) TAHUN 2015 DI SELURUH INDONESIA

Visi : Menjadi lembaga unggul dalam mengembangkan seluruh potensi anak yang berakhlaq mulia, mandiri dan kreatif. Misi:

PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

Dr. Ir. H. NAHARDI, MM. Kepala Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 5 SEMARANG

Artikel Alasan memilih Prodi BK, BK UAD, UAD, dan Yogyakarta

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA

LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PPL 2015 LOKASI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA JALAN KENARI 71 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

EKSISTENSI SANGGAR TARI KEMBANG SORE PUSAT - YOGYAKARTA Theresiana Ani Larasati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam

STIE CENDEKIA KARYA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. hidup Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Kaedah

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas hasil temuan penelitian yang telah diformulasikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG. Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : Jurusan/Prodi : HKn/PPKn

Transkripsi:

PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTERGRASI (SLT) TEMA KEGIATAN: KAJIAN PELESTARIAN LINGKUNGAN AGAR TERCIPTA MAHASISWA PEDULI LINGKUNGAN SERTA BERINTELEKTUAL Rencana Waktu Kegiatan: 26 29 November 2017 DISUSUN OLEH: FEVILIA SUWANDAYANI 201410070311167 DOSEN PEMBIMBING: Husamah, S.Pd. M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG DESEMBER 2017

HALAMAN PENGESAHAN Judul: Kajian Pelestarian Lingkungan agar Tercipta Mahasiswa Peduli Lingkungan serta Berintelektual Tempat/Tujuan SLT: Yogyakarta Tanggal Pelaksanaan: 26 29 November 2017 Menyetujui, Dosen Pengampu Malang, 28 September 2017 Penulis Husamah, S.Pd., M.Pd NIDN 0718108501 Fevilia Suwandayani 2014100703111167 Mengetahui, Ketua Prodi Pendidikan Biologi Dr. Yuni Pantiwati, MM., M.Pd. NIP 196406011990112001

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan proposal Studi Lapang Terintergrasi (SLT) dengan tema Kajian Intelektual Multidisipliner Berbasis Kearifan Lokal Indonesia Untuk Mewujudkan Generasi Biologi Berkarakter, Berliterasi dan Berkemajuan dalam Menyonsong Generasi Emas Abad 21 ini alhamdulillah tepat pada waktunya. Proposal ini berisikan tentang informasi mengenai tempat kunjungan SLT yang akan dilaksanakan pada 26-29 November 2017 di Yogyakarta. Kami menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Proposal ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Propasal ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin. Malang, 20 Oktober 2017 Penyusun iii

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Kegiatan... 1 1.2 Rumusan Permasalahan Kegiatan... 3 1.3. Tujuan Kegiatan... 3 1.4 Manfaat Kegiatan... 3 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI/TEMPAT KUNJUNGAN SLT... 4 2.1 Jogja Green School... 4 2.2 Museum Biologi UGM... 7 2.3 Wildlife Rescue Center Jogja... 10 2.4 Desa Sukunan... 12 2.5 Candi Borobudur... 14 DAFTAR PUSTAKA... 16 Lampiran... 17 iv

1.1 Latar Belakang Kegiatan BAB I PENDAHULUAN Kemajuan abad 21 ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) baik teknologi informasi, otomasi, computer (Tamimuddin, 2013), komunikasi dan biologi modern atau bioteknologi. Kemajuan IPTEK abad 21 tersebut langsung maupun tidak membawa pengaruh pada berbagai pola kehidupan manusia, sehingga menuntut dimilikinya berbagai keterampilan atau kompetensi hidup untuk dapat menjawab tuntutan abad 21. Kompetensi hidup abad 21 sebagaimana dipaparkan oleh Moylan (2008), Rotherdam & Willingham (2009),dan Maftuh (2016), menunjukkan adanya tuntutan profesionalisme pada sumberdaya manusia. Program Studi Pendidikan Biologi memiliki tugas yang relatif berat, terutama menghasilkan calon guru yang profesional dimasa depan (Husamah, 2015a dalam Pantiwati dkk, 2016). Ada tanggung jawab besar yang dibebankan pada jalur pendidikan yang ada di perguruan tinggi, salah satunya Pendidikan Biologi (Cintamulya, 2013 dalam Pantiwati dkk, 2016). Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang adalah salah satu Program Studi yang mencetak lulusannya menjadi calon guru biologi di jenjang pendidikan menengah di masa depan. Masa depan adalah era global yang salah satu tandanya ditunjukkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan sains khususnya di bidang biologi modern atau bioteknologi. Kemajuan bioteknologi telah menghasilkan berbagai produk yang berusaha memenuhi kebutuhan hidup manusia. Namun hasil temuan manusia tersebut, diikuti dengan munculnya masalah etika di bidang biologi (Minarno, 2009; Hudha, 2015 dalam Pantiwati dkk, 2016). Mahasiswa (calon guru) harus memiliki kompetensi yang lengkap, kemampuan berpikir tinggi, kepekaan yang tinggi, rasa peduli, etika, dan memiliki wawasan yang luas (Husamah, 2015b dalam Pantiwati dkk, 2016). Mahasiswa harus disiapkan menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi, yaitu manusia yang cerdas, sehat, jujur, beriman, beretika, berakhlak mulia, berkarakter, berwawasan luas serta memiliki kepedulian sosial 1

dan kepedulian lingkungan yang tinggi. Jabatan guru dalam implementasinya adalah suatu jabatan profesi yang menghendaki etika, karakter, wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Sumarmo, 2003; Setyaningrum & Husamah, 2011; Hudha et al., 2014 dalam Pantiwati dkk, 2016). Tiga pokok kemampuan dasar yang harus dimiliki mahasiswa, khususnya calon guru untuk dapat bersaing di dunia global adalah knowledge, skill, dan attitude. Ketiga kemampuan tersebut, tidak semuanya dapat di peroleh dari bangku perkuliahan (kegiatan belajar mengajar di kelas), tetapi dapat di peroleh dari praktek nyata di lapangan (melalui terjun lapang, praktik langsung, dan pengamatan). Studi Lapang Terintegrasi diharapkan dapat menjadi salah satu sarana untuk melengkapi ketiga aspek tersebut dengan melakukan wisata ke suatu tempat yang sudah ditentkan dengan melihat kebutuhan yang harus dipenuhi khususnya oleh mahasiswa Biologi dalam pencapaian kompetensi. Perlunya dilakukan kegiatan SLT ini untuk mengulas kembali matakuliah di semester sebelumnya yang telah dipelajari, intinya dalam kegiatan SLT ini menggabungkan beberapa matakuliah yang sudah dipelajari oleh Mahasiswa Biologi dengan mengadakan suatu kunjungan ke daerah yang sudah ditentukan. Lokasi yang dipilih yaitu daerah Jogjakarta, dimana kita akan mengunjungi beberapa tempat diantaranya: Jogja green scholl, Museum Biologi UGM, Wildlife Rescue Center Jogja, Desa Sukunan Jogja, dimana destinasti tersebut berhubungan dengan materi perkuliahan yang berhubungan dengan pendidikan, dunia hewan dan konservasi hewan, dan lingkungan (pengelolaan limbah). Misalnya pada desa Sukunan mahasiswa dapat mempelajari proses pemberdayaan masyarakat dan proses pembinaan terhadap warga kampung Sukunan, yang mengarah pada tiga bidang pembinaan, yakni pembinaan sosial budaya, pembinaan elaonomi dan pembinaan Iingkungan (Noorkamillah, 2005). Pemilihan bidang peminatan kegiatan SLT berdasarkan kebutuhan mahasiswa pendidikan biologi secara umum yakni konsentrasi di bidang pendidikan, bidang tumbuhan dan hewan, lingkungan. Ketiga bidang tersebut merupakan bidang umum yang harus dikuasai oleh mahasiswa calon guru 2

sebagai penunjang pengetahuan diluar pengetahuan perkuliahan. Dengan demikian akan mampu mewujudkan calon guru yang professional. 1.2 Rumusan Permasalahan Kegiatan 1. Bagaimana sistem manajemen Jogja Green School sehingga dapat mengimplementasikan sekolah berbasis alam? 2. Berapa banyak koleksi satwa yang terdapat dalam Museum Biologi UGM? 3. Berapa banyak koleksi satwa primata monyet yang terdapat dalam Wildlife Rescue Center Jogja? 4. Bagaimana konsep desa sukunan dalam mengelola sampah sehingga menjadi kampung wisata berbasis lingkungan? 1.3. Tujuan Kegiatan Kegiatan SLT ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Menambah pengetahuan sistem manajemen Jogja Green School sehingga dapat mengimplementasikan sekolah berbasis alam 2. Mengetahui koleksi flora dan fauna yang terdapat dalam Wildlife Rescue Center Jogja 3. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengelola sampah sehingga menjadi kebermanfaatan baru 1.4 Manfaat Kegiatan 1. Mampu memberikan bekal atau kemampuan dasar berupa knowledge, skill, dan attitude kepada mahasiswa biologi dalam menghadapi persaingan global. 2. Memberikan pengalaman dan pengetahuan melalui obyek, situasi, dan kondisi lingkungan yang nyata, yang mana tidak ditemukan dalam pembelajaran di dalam kelas. 3. Memberikan relaksasi dan sedikit hiburan kepada mahasiswa biologi semester akhir ditengah menghadapi kegiatan perkuliahan yang sangat padat. 3

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI/TEMPAT KUNJUNGAN SLT 2.1 Jogja Green School a. Sejarah Jogja Green School didirikan atas inisiatif kerjasama antara Bapak Suhardiono dengan Ibu Eny Krisnawati pada tahun 2009. Tujuan atas pendirian sekolah ini yaitu pentingnya membangun nilai-nilai universal dalam masa pendidikan dasar seorang anak, sehingga ke depannya muncul para generasi bangsa yang berpribadi baik hati, sayang sesama, semangat berkarya, mandiri dan cinta lingkungan. Atas harapanharapan itu, pendidikan dasar mulai diinisiasi pada Juli 2012. b. Struktur Organisasi Pendiri : Suhardiono Eny Krisnawati c. Profil instansi, Visi dan Misi Jogja Green School merupakan sekolah berbasis alam dan lingkungan serta pendidikan budi pekerti. Sekolah ini menerapkan model pendidikan berbasiskan sistem belajar dengan alam sebagai laboratorium utamanya yang bernuansa menyenangkan bagi siswa dan guru. Laboratorium kehidupan dimana hubungan keterkaitan manusia dengan alam dijalin dan dirangkai dalam kenyataan kehidupan (keseharian). Hal ini menjadikannya sebagai tempat yang dapat memperkaya kesadaran dan rasa cinta pada alam bagi semua insane yang terlibat di dalamnya. Visi : Mendidik Pribadi Berkarakter Cinta Keluarga, Sesama dan Lingkungan Misi : Memfasilitasi model pembelajaran inklusif, yang memberi ruang bagi pendidik, anak didik dan keluarganya dari berbagai latar belakang (agama, suku, status ekonomi, kewarganegaraan, kapasitas diri). 4

Memfasilitasi model pembelajaran yang menekankan pengembangan nilai-nilai universal pada pendidik, anak didik dan keluarganya, sebagai pondasi pembentukan budi pekerti luhur. Memfasilitasi model pembelajaran emansipatoris, yang memberi ruang bagi pendidik, anak didik dan keluarganya untuk aktif terlibat, berpendapat, berkontribusi positif serta kreatif berkarya. Memfasilitasi model pembelajaran yang proaktif dalam pelestarian lingkungan hidup dan produk lokal Indonesia d. Fasilitas Yang Dimiliki Rumah pintar (jenjang sekolah dasar) Daycare - playgroup kindergarten Kelas Minat-Potensi Sumber: www.brilio.net e. Informasi tambahan Jogja green school memiliki beberapa kegiatan, yaitu: Kegiatan Bersama Rumah Pintar Jogja Green School, yang meliputi: 1) Masa Orientasi Siswa (MOS) Kegiatan ini diperuntukkan bagi seluruh siswa, terutama siswa yang baru. Kegiatan yang diselenggarakan di awal tahun ajaran ini supaya siswa-siswi yang baru masuk (Level 1) mengenal lingkungan sekolah dan sekitar sekolah. Selain itu memperkenalkan budaya sekolah dan membangun iklim kekeluargaan. 2) Mendongeng Kegiatan ini dilakukan untuk seluruh siswa. Tiap dua minggu sekali, bergabung dengan adik-adik KB-TK. Lewat baca cerita atau 5

mendongeng, ada berbagai pesan positif yang bisa ditanamkan dalam hidup keseharian anak didik. 3) Outdoor Class Kegiatan ini diperuntukkan untuk memperkaya pembelajaran tematik. Suatu kelas atau gabungan beberapa kelas beraktivitas di luar lingkungan sekolah. Foto di atas adalah anak-anak L1 dan L2 bermain belajar di Museum Anak Kolong Tangga - Taman Budaya Yogyakarta 4) Kelas Minat-Potensi Kelas ini diselenggarakan seminggu sekali, tiap Kamis. Masingmasing siswa diperkenankan untuk bergabung di kelas yang diminatinya atau yang sesuai potensi dirinya. Kelas ini terdiri dari kelas Bercerita, Musik, Memasak, Seni Rupa dan Berkebun. Pilihan kelas yang diminati boleh berubah, sampai menemukan manakah yang paling cocok dan tepat. Beberapa anak telah setia dengan pilihan kelasnya. 5) Kemah Cinta Alam Kegiatan ini diselenggarakan untuk melatih kemandirian peserta didik. Siswa membaur dari berbagai kelas melakukan perkemahan selama 2 hari 1 malam. Siswa tidak didampingi oleh orangtuanya. Sehingga belajar untuk memfasilitasi dirinya sendiri dan bekerjasama dengan teman-teman. Siswa juga belajar untuk dekat serta menghormati alam sekitar. 6) Tali Kasih untuk Sesama Kegiatan ini diselenggarakan tiap satu tahun sekali, ungkapan kasih kami kepada sesama yang membutuhkan. Pada proses ini, pendidik dan peserta didik belajar bersyukur dan berbagi. Berbagi dengan penuh ikhlas pada sesama hal yang perlu dipupuk sejak dini. 7) Kelas Profesi Kegiatan ini membuka peluang kontribusi pada orangtua/wali murid untuk berbagi cerita tentang karya dan profesi mereka. Siswa diajak untuk mengenal berbagai profesi dan menghargai apa yang dilakukan oleh orangtua mereka. Selain itu, mereka belajar menghargai bahwa karya jugalah sebuah perjalanan penuh kesungguhan, 6

membutuhkan semangat dan berjuang menciptakan karya-karya. Sesederhana apapun yang dilakukan, nilai di dalamnya lah yang perlu ditanamkan pada anak didik. Sehingga, kelak mereka bekerja dan berkarya dengan sungguh-sungguh dan dari kecintaan di dalam hati. Dalam implementasi kebijakan pendidikan lingkungan hidup, baik melalui pendidikan formal, non formal maupun informal diharapkan agar semua pihak dapat melakukan antara lain: a. Mengembangkan kelembagaan pendidikan lingkungan hidup b. Peningkatan kualitas sumber daya manusia c. Pengembangan sarana dan prasarana d. Peninggatan dan efesiensi penggunaan anggaran e. Pengembangan materi lingkungna hidup f. Peningkatan komunikasi dan Informasi g. Pemberdayaan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan dan pengembangan h. Pengembangan metode pendidikan lingkungan hidup Kedelapan aspek tersebut perlu ditumbuh kembangkan sehingga dapat menjadi alat penggerak yang efisien dan efektif bagi kemajuan pendidikan lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan hidup adalah upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang ada pada akhirnya dapat menggerakkan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. 2.2 Museum Biologi UGM a. Sejarah Museum Biologi Fakultas Biologi UGM dirintis sejak terbentuknya Museum Zoologicum pada tahun 1964, yang menempati salah satu rauang di Sekip, Sleman, DIY di dalam kampus UGM, yang dipimpin oleh 7

Prof.drg. R.G. Indrojono dan koleksi herbarium yang menempati sebagian gedung di Jalan Sultan Agung 22 Yogykarta yang dipimpin oleh Prof.Ir. Moeso Suryowinoto. Pengelolaan keduanya ditangani oleh Fakultas Biologi UGM, yang pada waktu itu bertempat di Dalem Mangkubumen, Ngasem, Yogyakarta yang lebih dikenal dengan nama Fakultas-fakultas Kompleks Ngasem. Koleksi hewan dan tumbuhan pada waktu itu berasal dari Seksi Zoologi dan Anatomi Fakultas Kedokteran UGM dan Seksi Botani Fakultas Pertanian UGM. a. Struktur Organisasi Penanggung jawab : Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. Pengarah : Dr. Niken Satuti Nur Handayani, M.Sc. Kepala Museum Bilogi : Donan Satria Yudha, M.Sc. Pengelola : Drs.Sutikno, S.U. Teknisi : Ida Suryani, S.S. Kepala Kantor Administrasi : Tunik Hariyanti, SIP. b. Profil Instansi, Visi dan Misi Museum Biologi UGM adalah museum khusus atau museum pendidikan yang memiliki benda-benda hayati dan benda-benda lainnya yang berhubungan dengan lingkungan hidup. c. SDM Pengelola Museum Biologi UGM dikelola oleh Fakultas Biologi UGM. Kepala Museum Biologi UGM adalah Tenaga Pendidik (Dosen) Fakultas Biologi UGM yang ditunjuk oleh Dekan Faktas Biologi UGM melalui Surat Keputusan Dekan. Staf Museum terdiri dari: Tenaga Kependidikan (Pegawai) Fakultas Biologi, Tenaga Kontrak Fakultas Biologi dan Tenaga Edukator dari Dinas Kebudayaan Propinsi DIY. d. Fasilitas Yang Dimiliki Koleksi binatang tak bertulang belakang (invertebrate) dan binatang bertulang belakang (vertebrata) 8

Koleksi tumbuh-tumbuhan yang diawetkan dalam bentuk Herbarium kering dan basah, yaitu : Herbarium kering lebih kurang 1.672 species dari 180 familia, dan Herbarium basah lebih kurang 350 buah Koleksi fosil, terdiri dari beberapa fosil hewan dan tumbuh-tumbuhan, Sumber: 2jogja.com Aquaria, diantaranya beberapa jenis ikan dan tumbuh-tumbuhan air yang masih hidup, dikoleksi dalam beberapa aquarium. Beragam koleksi kerangka fauna juga akan memperkaya khasanah pengetahuan pengunjung. Kerangka gajah Nyi Bodro yang berasal dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Badak Jawa, Dugong, Kuda dan Walabi merupakan sebagian koleksi kerangka unggulan Museum Biologi UGM. Koleksi flora ditampilkan dalam bentuk awetan kering dan basah. Koleksi biji dan tanaman obat yang mewakili tradisi dan budaya juga dimiliki oleh Museum Biologi UGM. Penelitian ini dilaksanakan di Museum Biologi UGM. Museum ini terletak di Jl. Sultan Agung 22 Yogyakarta. Museum ini diresmikan pada tanggal 20 September 1969 pada peringatan Dies Natalis Fakultas Biologi UGM, merupakan gabungan dari Museum Zoologicum dan Herbarium. Museum ini memiliki koleksi spesimen hewan dan tumbuhan dalam bentuk awetan kering, awetan basah serta fossil yang berasal dari Indonesia dan beberapa dari luar negri. Koleksi di museum ini digunakan sebagai sarana studi dosen, mahasiswa, pelajar dan umum. (Fakultas Biologi UGM, 2012). 9

2.3 Wildlife Rescue Center Jogja a. Profil Instansi, Visi dan Misi Taman Satwa Wildlife Rescue Centre (WRC Jogja) merupakan nama sebuah site di bawah manajemen Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta - sebuah lembaga non-profit & non-pemerintah yang bergerak di bidang konservasi satwa liar. Kegiatan utama di WRC Jogja adalah penyelamatan satwa, rehabilitasi satwa, pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi mengenai satwa liar. Wildlife Rescue Center (WRC) atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan nama Pusat Penyelamatan Satwa Jogjakarta (PPSJ) merupakan wadah penyelamatan satwa yang seharusnya berada di alam liar. Mereka menyelamatkan satwa ini dari rumah warga, atau sirkus dan sejenisnya. WRC terletak di Jl. Kawijo, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk lebih jelasnya jika kalian dari jogja berjalan kearah barat menuju Jl.Godean lurus ke Pasar Godean melewati jembatan sungai Progo ke Pasar Kenteng lalu Nanggulan kemudian ikutilah papan petunjuk arah ke Wildlife Rescue Center (WRC). e. Bentuk layanan Jasa yang Dimiliki Wildlife Rescue Center Jogja memiliki produk jasa yang ditawarkan bagi masyarakat luas, yaitu: beberapa program fundraising seperti Program Donasi Satwa, Program Adopsi Satwa, Program Volunteer, Outbound, dan Program Pendidikan Konservasi. Selain itu pihak WRC juga mengembangkan divisi bisnis yang dinamakan Orangutan Outdoor Camp (OOC) seperti paket-paket pendidikan konservasi, penyewaan meeting room hingga pelaksanaan outbond. Wildlife Rescue Center Jogja adalah sebuah lembaga atau yayasan nonprofit yang bergerak dibidang konservasi satwa liar yang terancam punah dan dilindungi. Berlandaskan pengertian konservasi maka tujuan dilakukanya konservasipun telah diundangkan sebagaimana pasal 5 UU nomor 5 tahun 1990 dinyatakannya tiga tujuankonservasi, yaitu: 1) 10

perlindungan sistem peyangga kehidupan; 2) pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; 3) pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Berlandaskan pengertian konservasi, maka tujuan dilakukanya konservasipun telah diundangkan sebagaimana pasal 5 UU nomor 5 tahun 1990 dinyatakannya tiga tujuankonservasi, yaitu: 1) perlindungan sistem peyangga kehidupan; 2) pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; 3) pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya (Hudha, 2016). f. Fasilitas Yang Dimiliki Orangudome, Orangudome merupakan kubah (dome) untuk orang utan yang dibuat menyerupai hutan asli layaknya tempat tinggal mereka di alam liar. Dua orangudome berukuran kecil (14x14x8 meter) dapat menampung 8-12 orang utan. Kubah ini berfungsi sebagai kubah introduksi yang digunakan untuk mengobservasi orang utan hasil sitaan atau penyerahan sukarela dari masyarakat. Selain kubah kecil, terdapat pula kubah super besar yang berdiameter hingga 125 meter dengan ketinggian mencapai 25 meter. Sumber: eksotisjogja.com Penginapan/hotel Meeting room Outbond center Sarana camping ground yang memadai Arena pendidikan lingkungan untuk anak-anak maupun dewasa. 11

2.4 Desa Sukunan a. Sejarah Desa sukunan terletak di kelurahan Banyuraden kecamatan Gamping, kabupaten Sleman atau sekitar 5 km dari arah barat Tugu Yogyakarta. Desa sukunan menjadi kampung wisata lingkungan pada tanggal 19 Januari 2009. Desa sukunan menawarkan beragam kegiatan yang berbasis lingkungan, kegiatan yang disebut ecotourism ini sudah dilakukan sejak tahun 2003. Yakni perintisan desa ini untuk menjadi desa berbasis lingkungan. Dikenal dengan desa berbasis lingkungan karena desa ini telah berhasil mengolah sampah mandiri secara baik. Mulai dari tingkat rumah tangga, hingga kelompok yang menghasilkan produk dari sampah tersebut. b. Struktur Organisasi Pendiri dan pengelola : Iswanto c. Profil Instansi, Visi dan Misi Desa Sukunan adalah desa wisata berbasis lingkungan atau disebut ecotourism, yang memulai hal ini sejak tahun 2003. Sukunan yang berada sekitar lima kilometer dari Tugu Yogyakarta ke arah barat itu, resmi menjadi Kampung Wisata Lingkungan sejak 19 Januari 2009. Sebagai Kampung Wisata Lingkungan, Sukunan menawarkan beragam kegiatan berbasis lingkungan kepada para wisatawan. Wisatawan yang mampir ke Sukunan dapat belajar tentang cara mengolah sampah untuk dijadikan barang kerajinan maupun produk lain yang bermanfaat. Selain itu, wisatawan juga bisa menikmati pemandangan khas perdesaan yang masih asri. Desa Sukunan menjadi sebuah kampung wisata berbasis lingkungan karena masyarakat Sukunan telah menjalankan proses pengolahan sampah secara mandiri baik di tingkat rumah tangga hingga di tingkat kelompok. Kegiatan ini pun menghasilkan berbagai produk olahan sampah yang memiliki nilai lebih seperti aneka produk kerajinan dari sampah plastik, kerajinan dari kain perca serta pupuk kompos dari sampah organik. d. SDM Pengelola Proses pemberdayaan masyarakat desa sukunan berlangsung melalui berbagai tahapan dalam sebuah proses pemberdayaan masyarakat, yakni 12

tahap assessment, tahap perencanaan, tahap implementasi, tahap evaluasi dan tahap pengembangan. Pada pelaksanaannya, proses pemberdayaan masyarakat ini lebih merupakan proses pembinaan terhadap warga kampung Sukunan, yang mengarah pada tiga bidang pembinaan, yakni pembinaan sosial budaya, pembinaan elaonomi dan pembinaan Iingkungan. Pembinaan itu sendiri berlangsung dalam suatu mekanisme pembinaan yang merupakan sinergi dari tiga lakon utama, yakni penggagas program, pengelola sampah dan tokoh masyarakat yang dalam hal ini berperan menjadi kader pengelola sampah. Sedangkan hal yang menjadi kunci sukses keberhasilan upaya pemberdayaan masyarkat ini adalah, adanya partisipasi aktif warga masyarakat dalam setiap tahapan pemberdayaan yang dilakukan (Noorkamillah, 2005). Berbagai hambatan yang ditemui dalam upaya.pemberdayaan masyarakat tersebut, bersumber dari tiga hal, yakni dari sistem pengelolaan sampah, baik instrumen maupun tekhnis, kemudian hambatan dari sumber daya manusia, baik secara kualitas maupun kuantitas dan hambatan dari warga masyarakat sendiri yang belum mau melakukan perubahan (defensive). Umumnya kendala-kendala tersebut mampu diatasi dengan baik oleh tim pengelola sampah, meskipun masih ada yang belum dapat diselesaikan seperti hambatan akan kualitas SDM (Noorkamillah, 2005).. e. Fasilitas Yang Dimiliki Fasilitas yang di sediakan oleh desa wisata sukunan adalah homestay yang berupa rumah-rumah penduduk yang dapat disewa sekaligus sebagai tempat berinteraksi langsung dengan warga sekitar. Sumber: gpswisataindonesia 13

2.5 Candi Borobudur a. Sejarah Candi Borobudhur merupakan candi Buddha terbesar pada abad ke-9 M. Menurut Prasasti Kayumwungan, candi ini terungkap dalam pembangunannya, selesai dibuat pada 26 Mei 824, atau hampir 100 tahun semenjak mulai awal dibangun. Konon arti dari Borobudhur itu sendiri maksudnya gunung yang berteras-teras atau bisa juga disebut dengan budhara. Pendapat lain tentang candi Borobudhur yaitu bahwa candi borobudhur berarti biara yang terletak di tempat yang tinggi. Berdasarkan Prasasti tanggal 842 AD, seorang sejarawan Casparis menyatakan bahwa Borobudhur merupakan salah satu tempat untuk berdoa. Di mana dalam prasasti tersebut mengandung kata Kawula i Bhumi Sambhara yang artinya asal kesucian dan Bhumi Sambara merupakan nama sebuah sudut di Candi Borobudhur tersebut. Setiap lantai pada Candi Borobudhur ini terdapat tema-tema yang berbeda karena pada setiap tingkat tersebut melambangkan tahapan kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan ajaran Buddha Mahayana bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat kesempurnaan sebagai Buddha harus melalui setiap tahapan kehidupan. Pada setiap lantai di Candi Borobudhur terdapat relief-relief yang bila dibaca dengan runtut akan membawa kita memutari candi searah jarum jam. b. Profil Instansi, Visi dan Misi Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Yogyakarta. Candi Borobudur memiliki 10 tingkat yang terdiri dari 6 tingkat berbentuk bujur sangkar, 3 tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Di setiap tingkat terdapat beberapa stupa. Seluruhnya terdapat 72 stupa selain stupa utama. Di setiap stupa terdapat patung Buddha. Sepuluh tingkat menggambarkan filsafat Buddha yaitu sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha di nirwana. Kesempurnaan ini dilambangkan oleh stupa utama di tingkat paling atas. Struktur Borobudur bila dilihat dari atas 14

membentuk struktur mandala yang menggambarkan kosmologi Buddha dan cara berpikir manusia. c. Fasilitas Yang Dimiliki Museum Karmawibangga / Borobudur Museum ini menampilkan beragam informasi mengenai Candi Borobudur dari sudut pandang sejarah, arkeologi, arsitektur, lingkungan, dll. Beragam artifak yang ditemukan di sekitar Candi Borobudur juga didisplay secara aktif di museum ini. Museum Kapal Samudraraksa Museum Kapal Samudraraksa merupakan satu dari dua museum yang ada di kawasan Candi Borobudur. Museum ini menjadi persinggahan terakhir Kapal Samudraraksa atau Kapal Borobudur yang telah mengarungi Samudera Hindia hingga ke wilayah Afrika. Museum yang diresmikan pada tanggal 31 Agustus 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono ini terdiri dari tiga bangunan. Kereta Mini Dengan menaiki kereta mini pengunjung bisa melihat candi dari seluruh arah dan juga melihat taman serta museum yang tersedia di taman wisata candi Visitor Center & Audio Visual Tempat pengunjung memperoleh beragam informasi awal mengenai candi. Juga informasi mengenai beragam fasilitas yang ada di dalam Taman Wisata Candi Borobudur. Disini juga terdapat audio visual yang memutar film dokumenter mengenai candi Borobudur Sepeda Dengan Menaiki sepeda, pengunjung semakin mudah eksplorasi kawasan Taman Wisata Candi dengan lebih leluasa, sambil menghirup segarnya udara di taman. Homestay Mandala Borobudur 15

DAFTAR PUSTAKA Anonimous. (2014). Wisata Desa Sukunan. Diakses pada 31 Oktober 2017. https://gpswisataindonesia.files.wordpress.com/2014/09/69ed6-hasildaur-ulang-sampah.jpg. Anonimous. (2015). Jogja Green School. Diakses pada 31 Oktober 2017. https://www.brilio.net/news/hal-hal-ini-hanya-bisa-dinikmati-anak-anakdi-sekolah-alam-150903q.html#. Anonimous. (2016). Musium Biologi UGM. Diakses pada 31 Oktober 2017. https://2jogja.com/wp-content/uploads/2016/09/museum-biologi-ugm- 04.jpg Anonimous. (2017). Wildlife Rescue Center Jogja. Diakses pada 31 Oktober 2017. https://eksotisjogja.com/wp-content/uploads/2016/08/tempat-wisata- Kulon-Progo-Wildlife-Rescue-Center-Jogja.jpg Fakultas Biologi UGM. (2012). Museum Biologi Universitas Gadjah Mada. Diakses pada 31 Oktober 2017. http://biologi.ugm.ac.id/?page_id=1886 Hidayat, Ima Kusumawati dkk. (2014). Mengenal Relief, Mudra dan Stupa Candi Borobudur untuk Anak-Anak Usia 9-12 Tahun melalui Edugame. ITB J, 1(6): 58-68 Hudha, A. M & Husamah. (2016). Etika Wisatawan Domestik terhadap Upaya Konservasi Pantai (Studi Kasus di Pantai Balekambang Kabupaten Malang) Ethics of Domestic Tourist to Beach Conservation (Case Study of Balekambang Beach, Malang District). Makalah Semnas Dan Konas BKPSL. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Hudha, A., Amin, M., Bambang, S & Akbar, S. (2016). STUDY OF INSTRUCTIONAL MODELS AND SYNTAX AS AN EFFORT FOR DEVELOPING OIDDE INSTRUCTIONAL MODEL. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 2(2): 109-124 Noorkamillah. (2005). Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah padat berbasis masyarakat: studi di kampung Sukunan, Kab. Sleman, D.I. Yogyakarta. Yogyakarta: Perpustakaan Universitas Indonesia. Pantiwati, Yuni., Husamah., Hudha, Atok Miftachul. (2016). Pembelajaran OIDDE melalui Studi Lapang Terintegrasi Luar Negeri (Slt-Ln) untuk Mengembangkan Kemampuan Pengambilan Keputusan Etis Calon Guru Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia. Malang: Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang. 16

Lampiran 1. Jogja Green School 1. Museum Biologi UGM 17

2. Wildlife Rescue Center Jogja 18

4. Desa Sukunan 19