BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

dokumen-dokumen yang mirip
MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB II LANDASAN TEORI

Contoh Penghitungan Murabahah (Hipotesis)

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB II LANDASAN TEORI

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PEMBAHASAN. adalah berasal dari kata "ribh" ( ر )yang artinya 'keuntungan'. 14. bersama tambahan keuntungan yang jelas'.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

mura>bahah terdapat berbagai formulasi definisi yang berbeda-beda

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB III PEMBAHASAN. perjanjian jual beli. Konsep ini telah banyak digunakan bank-bank dan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

BAB II PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH BIL WAKALAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN NASABAH DI UJKS JABAL RAHMA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB III TINJAUAN UMUM AQAD MURABAHAH DALAM FIQH MUAMALAH. Kata aqad dalam kamus bahasa arab berasal dari kata ع ق د - ی ع ق د - ع ق د ا yakni

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB III PEMBAHASAN. tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV. A. Tinjauan terhadap Sewa Jasa Penyiaran Televisi dengan TV Kabel di Desa Sedayulawas

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan berbeda. lembaga pembiayaan biasa juga disebut dengan financing

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD AS-SALA>M DALAM SISTEM JUAL BELI ONLINE DI SUPPLIER HERBAL MURAH SURABAYA

DANA TALANGAN H A J I. خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA. Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI FUTURES GRAHA PENA SURABAYA

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB I PENDAHULUAN. syariah adalah Baitul Mal wa at-tamwil. Baitul Mal wa at-tamwil

Pembiayaan Multi Jasa

BAB II LANDASAN TEORI. skim pembiayaan syari ah. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian tentang

Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah.

BAB III LANDASAN TEORITIS TENTANG MURABAHAH. Bentuk-bentuk akad jual beli yang telah dibahas oleh ulama fikih

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II AKAD BAI BITSAMAN AJIL

Kaidah : Bai al-dayn bi ad-dayn batil (Menjual hutang dengan hutang adalah batal)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. dunia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. Al-dunyā mażra ah al-akhirat

MURA<BAH{AH BERMASALAH DI BPRS BAKTI MAKMUR

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar syariah seringkali dikatakan sebagai pasar yang bersifat

GAME RISING FORCE ONLINE

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

BAB IV. suatu transaksi. Pembiayaan yang terjadi yaitu pembiayaan mura>bah}ah bi alwaka>lah.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB II MURA>BAH}AH DALAM FATWA DSN-MUI. berasal dari kata ribhu (keuntungan). Sehingga mura>bah}ah berarti saling

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengawasan adalah : a. Menurut Sondang P. Siagian pengawasan adalah proses pengamatan

A. Praktik Akad Murabahah dan Wakalah di KJKS BMT Bahtera

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB II KONSEP MURA>BAH}AH. Sehingga mura>bah}ah berarti saling menguntungkan. 1. penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) A. Realisasi Akad Mura>bah}ah untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) PT. BPR Syariah Kota Mojokerto menerapkan program Pembiayaan Usaha Syariah (PUSYAR) untuk UMKM dan IKM dengan menggunakan akad mura>bah}ah. Mura>bah}ah adalah istilah dalam fiqh Islam yang berarti suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biayabiaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan yang diinginkan (margin). 90 Sedangkan mura>bah}ah menurut Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 04/DSN-MUI/IV/2000, yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. 91 Program PUSYAR yang menggunakan akad mura>bah}ah adalah upaya yang dilakukan PT. BPR Syariah dalam rangka membantu nasabah untuk memperoleh kemudahan dalam menjalankan dan mengembangkan usaha nasabah serta membantu nasabah dalam meningkatkan produksi, 90 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari ah..., 82. 91 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Mura>bah}ah. 71

72 baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Penerapan akad mura>bah}ah untuk program PUSYAR di PT. BPR Syariah dilakukan dengan akad mura>bah}ah yang disertai dengan akad waka>lah kepada nasabah untuk membeli barang, dan margin menjadi tanggung jawab pihak BAZ Kota Mojokerto. Dalam realisasi program PUSYAR akad mura>bah}ah, berikut adalah perjanjian yang terjadi dalam transaksi di PT. BPR Syariah Kota Mojokerto: Nama yang digunakan oleh PT. BPR Syariah Kota Mojokerto dalam menerapkan akad mura>bah}ah dalam transaksi PUSYAR adalah perjanjian pembiayaan al- mura>bah}ah. Perjanjian ini terdiri dari 14 (empat belas) pasal yang terdiri dari: a. Pasal 1 Pembiayaan dan Penggunaannya b. Pasal 2 Pembayaran dan Jangka Waktu Pembiayaan c. Pasal 3 Realisasi Pembiayaan d. Pasal 4 Pengutamaan Pembiayaan e. Pasal 5 Biaya dan Pengeluaran f. Pasal 6 Jaminan g. Pasal 7 Syarat-syarat Penarikan Pembiayaan h. Pasal 8 Cidera Janji i. Pasal 9 Pernyataan dan Jaminan j. Pasal 10 Pengalihan Hak dan Kewajiban k. Pasal 11 Kesepakatan untuk Tidak Berbuat Sesuatu

73 l. Pasal 12 Pengesampingan m. Pasal 13 Keterpisahan n. Pasal 14 Penyelesaian Perselisihan Selain menggunakan perjanjian mura>bah}ah dalam transaksi program PUSYAR, BPR Syariah juga menyertakan akad waka>lah secara bersamaan beserta surat persetujuan permohonan pembiayaan, surat sanggup, tanda penerimaan, surat kuasa menjual agunan, dan surat kesanggupan membayar denda atas keterlambatan pembayaran angsuran. Perjanjian mura>bah}ah yang dibuat oleh BPR Syariah Kota Mojokerto, rukun dan syarat dengan rincian sebagai berikut: Rukun mura>bah}ah: 1. Penjual dalam hal ini adalah PT. BPR Syariah 2. Pembeli dalan hal ini adalah nasabah atau penerima pembiayaan 3. Barang (objek mura>bah}ah) terdapat di lampiran mura>bah}ah, namun objek disini belum berwujud 4. Harga barang (termasuk keuntungan) terdapat di lampiran mura>bah}ah 5. Sighat akad mura>bah}ah yaitu berdasarkan hal tersebut diatas, kedua belah piha sepakat mengikat diri untuk mengadakan perjanjian pembiayaan mura>bah}ah Syarat mura>bah}ah: 1. Syarat penjual yaitu pimpinan PT. BPR Syariah Kota Mojokerto untuk selanjutnya disebut bank

74 2. Syarat pembeli yaitu direktur perusahaan selanjutnya disebut nasabah atau penerima pembiayaan 3. Syarat barang terdapat di lampiran mura>bah}ah 4. Syarat harga terdapat di lampiran mura>bah}ah 5. Syarat keuntungan terdapat di lampiran mura>bah}ah B. Analisis Hukum Islam dan Fatwa DSN terhadap Akad Mura>bah}ah Program Pembiayaan Usaha Syariah (PUSYAR) Akad mura>bah}ah di PT. BPR Syariah Kota Mojokerto pada program PUSYAR yang bekerjasama dengan BAZ Kota Mojokerto dalam pelaksanaannya, tidak diterapkan pengadaan barang melainkan dengan jalan memberikan uang dalam bentuk tunai namun pembebanan margin sudah menjadi tanggung jawab BAZ Kota Mojokerto. Dalam praktek ini setelah pihak BPR Syariah mengkonfirmasi kepada calon nasabah bahwa calon nasabah tersebut dikatakan layak untuk mendapatkan bantuan dana PUSYAR, maka nasabah mendatangani perjanjian kesepakatan yang menggunakan akad mura>bah}ah dan pihak BPR Syariah memberikan kewenangan atau mewakilkan kepada nasabah atas pembelian barang yang dibutuhkan nasabah, artinya perjanjian mura>bah}ah dan waka>lah dilakukan secara bersamaan. Menurut Ascarya, rukun mura>bah}ah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu: 92 92 Ascarya, akad & Produk Bank Syariah.., 82.

75 1. Pelaku akad, yaitu bai (penjual) dan musytari (pembeli) 2. Objek akad, yaitu mabi (barang dagangan) dan tsaman (harga) 3. Shighah, yaitu ijab dan qabul Dalam rukun mura>bah}ah ketentuan nomer 2 (dua) yaitu Objek akad, yaitu mabi (barang dagangan) dan tsaman (harga). Mabi (barang dagangang) harus ada pada waktu akad diadakan. Menurut pendapat fuqahah barang yang belum wujud tidak dapat menjadi objek akad, sebab hukum dan akibat akad tidak mungkin bergantung pada sesuatu yang belum berwujud. Barang yang diperjualbelikan harus merupakan benda bernilai bagi pihak-pihak yang mengadakan akad. Objek akad dapat ditentukan dan diketahui oleh dua belah pihak, dan juga dapat diserahkan pada waktu akad terjadi. 93 Secara fiqih Islam dalam akad mura>bah}ah, baik pada saat transaksi maupun tidak, penjual memang sudah memiliki persediaan barang untuk dimura>bah}ahkan. Praktek yang terjadi di BPR Syariah kota Mojokerto yang melakukan perjanjian mura>bah}ah dan perjanjian waka>lah secara bersamaan kurang sesuai dengan ketentuan rukun mura>bah}ah poin ke 2 (dua) yaitu objek (barang dagangan). Menurut pendapat yang unggul tidak boleh menjual barang yang ghaib, yaitu barang yang tidak dilihat oleh kedua orang yang berakad atau salah satunya. Dengan melakukan perjanjian mura>bah}ah dan perjanjian waka>lah secara bersamaan berarti barang yang akan dibeli belum ada, artinya barang tersebut belum wujud. 93 Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum..., 119-120.

76 Jadi ketika perjanjian mura>bah}ah dilakukan barang belum ada, padahal dalam ketentuan tersebut menjelaskan bahwa ketika perjanjian mura>bah}ah dilaksanakan, maka barang harus sudah ada atau barang sudah wujud. yaitu: Dalam hadits dijelaskan mengenai dua akad dalam satu transaksi, و ع ن ه ق ال : ن ه ى ر س ول ا لل ه صلى االله عليه وسلم " ع ن ب ي ع ت ين في ب ي ع ة " ر و اه أ حم د, و الن س اي ي, و ص حح ه ا لت ر م ذ ي, و اب ن ح ب ان Artinya: Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah SAW melarang dua akad jual beli dalam satu transaksi. (HR. Ahmad dan Nasai, Tirmidzi dan Ibnu Hibban menganggapnya shohih). 94 Dari hadist diatas dijelaskan bahwa Rasulullah SAW melarang dua akad jual beli dalam satu transaksi, artinya transaksi yang dilakukan BPR Syariah Kota Mojokerto yang menyertakan akad waka>lah pada perjanjian mura>bah}ah secara bersamaan maka dapat dikatakan batal sesuai dengan hadits diatas. Dalam Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah, dalam ketentuan umum mura>bah}ah dalam Bank Syari ah menyebutkan sebagai berikut: 95 94 Hafid Ibnu Hajar al-atsqalani, Bulu>ghul Mara>m, 258 H-377, 162.

77 1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. 2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari ah Islam. 3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. 4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. 5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang. 6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. 7. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepaki. 8. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah. 9. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank. Dari poin ke tiga yaitu bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. Dalam hal ini posisi BPR Syariah Kota Mojokerto bukanlah sebagai penjual murni yang memang memiliki persediaan barang atau komoditi sebelum melakukan akad mura>bah}ah dengan nasabah. Dalam implementasinya bank hanya akan melakukan pembelian barang atau komoditi sebagai syarat untuk melakukan mura>bah}ah kepada nasabah bilamana sudah dapat dipastikan ada nasabah yang akan membeli kembali (secara mura>bah}ah) barang tersebut. Dalam implementasinya program PUSYAR di PT. BPR Syariah Kota Mojokerto, selain melakukan akad mura>bah}ah bank juga melakukan akad waka>lah untuk mendelegasikan tugas pembelian kepada nasabah. 95 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Mura>bah}ah.

78 Dalam hal ini nasabah tidak akan mendapatkan barang dari bank melainkan hanya sejumlah uang pembiayaan untuk dibelikan barang kepada supplier. Jika dianalisa sesuai dengan ketentuan Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Mura>bah}ah, yaitu bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank. Maksudnya, bank mewakilkan dulu atau melakukan perjanjian waka>lah terlebih dahulu kepada nasabah untuk membeli barang yang dibutuhkan kepada pihak ke tiga atas nama BPR Syariah. Apabila nasabah telah melaksanakan kuasa yang diberikan oleh bank maka secara prinsip barang tersebut menjadi hak milik bank, dan setelah itu baru akad mura>bah}ah dapat dilakukan. Sedangkan yang terjadi pada praktek tidak demikian, dalam prakteknya perjanjian waka>lah dan perjanjian mura>bah}ah dilakukan secara bersamaan, dan tidak ada barang yang menjadi objek saat akad berlangsung. Sedangkan pembebanan margin, administrasi dan asuransi yang menjadi tanggung jawab BAZ Kota Mojokerto seperti hawalah. Hawalah menurut Abdul Rahman Ghazaly, Ghufron Ihsan dan Sapiudin Shidiq adalah memindahkan utang dari tanggungan orang yang akan melakukan pembayaran utang atau al-muhal alaih. Dalam Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 12/DSN-MUI/IV/2000 tentang

79 Hawalah yaitu akad pengalihan hutang dari satu pihak yang berhutang kepada pihak lain yang wajib menanggung (membayar)-nya. 96 Dalam praktek ini pihak BAZ bersedia untuk menanggung margin, administrasi dan asuransi dari nasabah program PUSYAR. 96 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 12/DSN-MUI/IV/2000 tentang Hawalah