Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang)

dokumen-dokumen yang mirip
Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. dan pengamatan yang dilakukan terhadap analisis bandwidth dari sistem secara

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3

BAB I PENDAHULUAN. harinya menggunakan media komputer. Sehingga banyak data yang disebar

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Cara Setting MikroTik sebagai Gateway dan Bandwidth Management

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK

BAB IV PEMBAHASAN /24 dan lainnya bisa berkoneksi dengan internet / ISP.

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

CARA SETTING LOAD BALANCE MIKROTIK (2 MODEM DI GABUNGKAN DALAM SATU MIKROTIK ROUTER) DALAM BENTUK GUI

PEMBANGUNAN BANDWIDTH MANAGEMENT DENGAN METODE QUEUE TREE HTB DAN PCQ PADA MIKROTIK ROUTERBOARD. (Studi Kasus : SMA Kristen 1 Salatiga) Artikel Ilmiah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Aplikasi load-balancer yang akan digunakan oleh aplikasi saat melakukan koneksi ke sebuah system yang terdiri dari beberapa back-end server.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. jaringan. Topologi jaringan terdiri dari 3 client, 1 server, dan 2 router yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga saat ini semakin meningkat, terutama pada jaringan internet

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. penggunaan bandwidth. Solusi yang sering dilakukan adalah

Lalu bagai mana dengan solusinya? apakah kita bisa menggunakan beberapa line untuk menunjang kehidupan ber-internet? Bisa, tapi harus di gabung.

BAB III METODE PENGEMBANGAN

PEMANFAATAN MIKROTIK SEBAGAI MANAJEMEN USER. Eko Riyanto. Program Studi Strata-1 Teknik Informatika STMIK HIMSYA Semarang

GRAPHING. 1. Hasil konfigurasi Interface: 2. Hasil konfigurasi IP address: 3. Hasil konfigurasi IP Gateway: 4. Hasil konfigurasi IP DNS:

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi adalah internet. Menurut (Porter, 2005) internet membuat

Konfigurasi Bandwidth Limitter Menggunakan MikroTik RB 750

MIKROTIK SEBAGAI ROUTER DAN BRIDGE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRATIKUM INSTALASI DAN JARINGAN KOMPUTER

LOAD BALANCING. - Load Balancing Menggunakan RB750 Mikrotik configurasi By Shop.Pingintau.com - Port RB750 dari kiri ke kanan ada 5 buah port :

BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN BANDWIDTH UNTUK OPTIMALISASI JARINGAN DI SMK TELKOM SANDHY PUTRA MALANG

IMPLEMENTASI METODE PER CONNECTION CLASSIFIER DENGAN FAILOVER DAN FITUR NOTIFIKASI

Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BANDWIDTH JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) MENGUNAKAN METODE QUEUE TREE PADA PT. TUMBUH SELARAS ALAM

TEKNIK MARK PACKET DAN MARK CONNECTION UNTUK MANAJEMEN BANDWITH DENGAN PENDEKATAN TOP-DOWN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Pembuatan Sistem Jaringan Komputer LAN dengan mikrotik RouterBoard 750. Achmad Muharyadi

Gambar 1 Rancangan Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI...

Cara seting winbox di mikrotik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

MANAJEMEN BANDWIDTH MENGGUNAKAN SIMPLE QUEUE PADA MIKROTIK DI SMK PGRI 1 KOTA KEDIRI

ANALISIS PENGEMBANGAN BANDWIDTH PADA JARINGAN INTERNET MENGGUNAKAN PENDETEKSIAN JENIS KONEKSI

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN HOTSPOT DENGAN MENGGUNAKAN ROUTER MIKROTIK (Study Kasus : SMKN 1 JUWIRING)

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, internet sangat berperan besar. Internet digunakan

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut :

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian

Parasian Silitonga 1, Irene Sri Morina 2 Fakultas Ilmu Komputer Unika St. Thomas S.U 1 RSUP Haji Adam Malik Medan 2

Ketika Winbox sudah diunduh, hal yang pertama dilakukan adalah membuka. utility hingga tampil gambar seperti di bawah ini:

ANALISIS MANAJEMEN BANDWIDTH DENGAN ALAMAT IP CLIENT ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI. Melakukan Survey. Mengidentifikasi Masalah & Menganalisis Kebutuhan User. Perancangan Jaringan Hotspot

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Router Wireless PROLiNK WNR1004 Mikrotik RouterBoard Mikrotik RouterBoard 450G Kabel UTP dan konektor RJ45

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 IMPLEMENTASI LOAD BALANCING

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. rancangan jaringan baru yang sesuai dengan kebutuhan PT. Cakrawala Lintas Media.

Perancangan dan Implementasi Sistem Jaringan Multiple ISP Menggunakan Load Balancing PCC dengan Failover

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Local Area Network ( LAN ) Pada PT. Kereta Api Indonesia Bandung

ANALISIS PERANCANGAN LOAD BALANCING 3 ISP DENGAN KOMBINASI MODEM ADSL DAN USB DI SMK MUHAMMADIYAH 07 RANDUDONGKAL NASKAH PUBLIKASI

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal

Pemanfaatan Graphic Tools pada Sistem Operasi MikroTik untuk Menganalisa Bandwith Kustanto 4)

ANALISIS JARINGAN KOMPUTER DAN OPTIMALISASI PENGELOLAAAN BANDWIDTH PADA PT ARMANANTA EKA PUTRA

Pengelolaan Jaringan Internet Menggunakan Mikrotik Pada Sekolah Smp Dr Wahidin Sudirohusodo

ROUTER DAN BRIDGE BERBASIS MIKROTIK. Oleh : JB. Praharto ABSTRACT

SISTEM PENCEGAHAN FLOODING DATA DENGAN METODE MANAJEMEN BANDWITH

Load Balancing 3 Line Speedy 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODUL 11 QoS pada MPLS Network

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM LOAD BALANCING DUA ISP MENGGUNAKAN MIKROTIK PADA PT. INFOGLOBAL AUTOPTIMA

BAB IV ANALISA. Mekanisme pengujian dilakukan dengan menggunakan dua buah server sekaligus

BAB IV PEMBAHASAN. mengeluh karena koneksi yang lambat di salah satu pc client. Hal ini dikarenakan

Penerapan Virtual Routing Forwarding dan Route Leaking untuk Routing IP Address dan Subnet yang sama pada Mikrotik di STMIK Musirawas Lubuklinggau

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI. Berikut ini adalah peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam implementasi

IMPLEMENTASI METODE NTH DAN FAILOVER DENGAN FITUR NOTIFIKASI

LOAD BALANCE DAN PEMBAGIAN BANWIDTHPADA JARINGAN LAN MENGGUNAKANMIKROTIK ROUTER BOARD RB 750

ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) PADA WARNET DENGAN METODE HTB (HIERARCHICAL TOKEN BUCKET)

Manajemen Bandwidth Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket (HTB) Pada Jaringan LAN PT.Waskita Beton Precast Plant Karawang

Panduan Setting DialUp (PPPoE) ADSL Speedy dengan Routerboard RB750 Mikrotik

BAB IV HASIL YANG DIHARAPKAN

Pengembangan PC Router Mikrotik untuk Manajemen Jaringan Internet pada Laboratorium Komputer Fakultas Teknik UHAMKA.

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

PRATIKUM INSTALASI & JARKOM [Manajemen Bandwidth]

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

hanya penggunakan IP saja yang berbeda. Berikut adalah cara menghubungkan station 2. Tentukan interface yang akan difungsikan sebagai station

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kebutuhan atas penggunaan bersama resources yang ada dalam jaringan baik. tingginya tingkat kebutuhan dan semakin banyaknya pengguna jaringan yang

Transkripsi:

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang) Sindung Hadwi Widi Sasono, Thomas Agung Setiawan, Lutfi Nur Niswati Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang E-mail : ssindung@gmail.com, thomas.agung.s@gmail.com, lutfinurniswati@gmail.com Abstrak Pengoptimalan penggunaan bandwidth dapat dilakukan dengan melakukan Load Balancing dan manajemen bandwidth. Jaringan Load Balancing adalah untuk membagi trafik jaringan lebih seimbang menggunakan Policy Routing Load Balancing Equal Cost Multipath, manajemen bandwidth dilakukan untuk membagi bandwidth yang tersedia secara maksimal dengan Simple Queue dan IP Firewall Mangle Rules Queue Tree. Pengoptimalan bandwidth ini dilakukan pada Routerboard Mikrotik 751G sebagai router dan gateway. Penelitian ini mengamati nilai throughput pada, yaitu: (1) jaringan tanpa dilakukan Load Balancing dengan manajemen bandwidth user dan manajemen bandwidth aplikasi, (2) jaringan Load Balancing dengan manajemen bandwidth user dan manajemen bandwidth aplikasi. Nilai throughput diamati dengan menggunakan Tools Graphing pada Interface GUI Winbox Mikrotik Routerboard 751G. Kata kunci : Load Balancing, Manajemen Bandwidth, Mikrotik Abstract Bandwidth usage can be optimized by performing Load Balancing and bandwidth management. Load balancing network is performed to balance network traffic by using Policy Routing Load Balancing equal Cost Multipath. Bandwidth management is performed to the existing bandwidth optimally using Simple Queue and IP Firewall Magle Rules Queue Tree. This bandwidth optimation is given to Microtic RouterBoard 715G as a router and a gateway. This research observed the throughtput value at (1) Network without load balancing using bandwidth use management and applicant management, (2) Load balancing network with bandwidth user management and bandwidth application management. The observer throughtput value with Tools Graphing at interface GUI Winbox Microtic Routerboard 751G. Keywords : Load Balancing, Manajemen Bandwidth, Mikrotik I. PENDAHULUAN Perkembangan suatu perusahaan yang membutuhkan internet berakibat dari meningkatnya kebutuhan perusahaan akan kualitas jaringan komputer yang lebih handal. Hal ini juga berlaku pada perusahaan PT. Campus Data Media yang mempunyai kantor di beberapa lokasi dengan jumlah workstation seluruhnya mencapai 158 PC (Personal Computer). Studi kasus yang dipakai di penelitian ini terletak pada cabang Campus Net (CN) Sadewa yang berada di Jl. Sadewa III No. 42 Semarang dan memiliki 26 PC Workstation, memakai jenis langganan paket internet broadband dengan bandwidth 2 Mbps. Dengan bertambahnya kebutuhan jaringan intenet, maka diperlukan jaringan internet yang lebih handal agar jaringan dapat bekerja secara optimal. Pada jaringan yang menggunakan lebih dari satu jalur koneksi dibutuhkan suatu solusi agar koneksi tersebut dapat digunakan bersamasama dan dapat menyalurkan beban trafik secara seimbang (balance) untuk pelanggan, yang dapat menghindari adanya jaringan down pada saat jaringan tersebut digunakan. Sering kali pada saat line bandwidth yang berjumlah lebih dari satu bila trafik tidak diatur maka jaringan akan overload dan tidak bisa berpindah ke jalur trafik yang lebih rendah kepadatannya [1]. II. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah: 1. Studi literatur 2. Pengumpulan data a. Observasi b. Pengambilan data 3. Menganalisa hasilnya Data diambil pada perangkat Mikrotik Routerboard 751G yang dapat melakukan 181

ISSN : 2252-4908 Vol. 2 No. 3 Desember 2013 : 181 186 monitoring trafik penggunaan bandwidth pada tiap-tiap interface. Pengujian yang dilakukan adalah (1) sistem sebelum dilakukan load balancing dengan manajemen bandwitdth user, (2) sistem sebelum dilakukan load balancing dengan manajemen bandwitdth aplikasi, (3) sistem setelah dilakukan load balancing dengan manajemen banwidth user dan (4) sistem setelah dilakukan load balancing dengan manajemen bandwidth aplikasi. Konfigurasi sistem di PT. Campus Data Media sudah mempunyai jaringan yang terpasang seperti pada Gambar 1. Pada penelitian ini memakai dua sumber internet, yaitu Speedy FO pada Ethernet 4 dari Modem GPON (Gigabyte Passive Optical Network) [2]. Pengujian pertama pada jaringan tanpa dilakukan Load Balancing ataupun dengan Load Balancing dengan manajemen bandwidth user dilakukan dengan proses download (besar file/data yang sama). Sedangkan pada saat jaringan tanpa dilakukan Load Balancing ataupun dengan Load Balancing dengan manajemen bandwidth aplikasi dilakukan prioritas penggunaan untuk browsing, streaming, dan download. Pengujian ini juga dilakukan untuk mengamati keseimbangan trafik dalam penggunaan bandwidth secara maksimal dari 2 Line koneksi internet menggunakan Tools Graphing pada Interface GUI Winbox Mikrotik Routerboard 751G [3]. Internet 2Mbps x 10 Lines Modem GPON STO TELKOM JOHAR Kabel Fiber Optik 2Mbps x 2 Lines 192.168.10.1/24 192.168.10.10/24 PC1 Ket. Line Bandwidth pada Modem: 2Mbps x 2 (dalam satu kabel) 192.168.110.99/24 Mikrotik Routerboard 751G Switch 192.168.10.20/24 192.168.10.30/24 PC2 PC3 Gambar 1 Konfigurasi Jaringan Analisis data menggunakan metode statistika variansi dua rata-rata yang independen. Analisis dilakukan dengan metode statistika variansi uji-t. Uji-t dilakukan dengan menggunakan rumus berikut. ( ) [4] Dimana : dan = rata-rata sampel dan = jumlah kuadrat sampel = jumlah anggota sampel III. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengujian topologi jaringan tanpa Load Balancing dengan manajemen bandwidth user menggunakan dua koneksi internet ditunjukkan pada Tabel 1 [5]. TABEL 1 HASIL PENGUJIAN THROUGHPUT TANPA LOAD BALANCING BERDASARKAN MANAJEMEN BANDWIDTH USER DENGAN DUA KONEKSI Throughput kbps No Ether2 Speedyfo1 Speedyfo2 1 2213.0 0 2579.9 2 2205.1 0 2772.0 3 2222.2 0 2687.0 4 2203.4 0 2470.0 5 2214.6 0 2679.5 6 2224.8 0 2688.3 7 2282.5 0.256 2647.4 8 2207.9 0 2574.8 9 2197.8 0 2465.4 10 2203.7 0 2671.2 Rerata 2217.5 0.0256 2623.55 Karena tidak ada pengaturan trafik jaringan menyebabkan trafik jaringan hanya pada satu 182

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth.. Sindung H W S, Thomas A S, Lutfi N N jalur link intenet yaitu speedyfo2. Hasil pengujian dengan uji-t pada jaringan tanpa load balancing dan manajemen bandwidth user sebesar -0,9484. Hasil dan analisa pengujian Throughput Pada Jaringan Tanpa Load Balancing dengan Manajemen Bandwidth Aplikasi ditunjukkan oleh Tabel 2. Pada kasus ini menggunakan dua koneksi internet yaitu speedyfo1 dan speedyfo2, tidak ada pengaturan trafik jaringan sehingga trafik jaringan hanya pada satu jalur link intenet yaitu speedyfo2. TABEL 2 HASIL PENGUJIAN THROUGHPUT JARINGAN TANPA LOAD BALANCING BERDASARKAN MANAJEMEN BANDWIDTH APLIKASI DUA KONEKSI No Throughput kbps Ether2 Speedyfo1 Speedyfo2 1 2068.7 0 2040.1 2 2180.5 0 2054.6 3 2176.0 0 2048.4 4 2183.3 0 2058.9 5 2159.6 0 2010.7 6 2278.0 0 2153.3 7 2065.1 0 2034.1 8 2267.8 30.8 2320.0 9 2083.0 0 2024.8 10 2159.3 0 2030.2 Rerata 2162.13 3.08 2077.51 Hasil pengujian dengan uji-t pada jaringan tanpa load balancing dan manajemen bandwidth aplikasi sebesar -1,266. Hasil dan analisa pengujian Throughput pada jaringan Load Balancing berdasarkan manajemen Bandwidth User ditunjukkan oleh Tabel 3. Tabel 3 menjelaskan tentang hasil pengujian throughput pada jaringan load balancing dan manajemen bandwidth user dimana pada kasus ini dilakukan pengaturan trafik pada router gateway load balancing mikrotik routerboard 751G, sehingga penggunaan pada jalur link internet speedyfo1 dan speedyfo2 lebih seimbang. Pengaturan jalur link bermanfaat juga apabila trafik pada salah satu jalur link mengalami kepadatan trafik, maka akan dialihkan ke jalur link yang yang tidak mengalami kepadatan trafik. Hasil pengujian dengan uji-t pada jaringan load balancing dan manajemen bandwidth user sebesar 0,01396. Hasil pengujian topologi jaringan dengan Load Balancing dengan manajemen bandwidth aplikasi menggunakan dua koneksi internet ditunjukkan pada Tabel 4. TABEL 4 HASIL PENGUJIAN THROUGHPUT JARINGAN LOAD BALANCING BERDASARKAN MANAJEMEN BANDWIDTH APLIKASI DUA KONEKSI No Throughput kbps Ether2 Speedyfo1 Speedyfo2 1 3324.8 2051.7 1268.0 2 3321.3 2031.1 1253.4 3 3231.2 2061.9 1295.4 4 3341.6 2056.6 1374.8 5 3131.3 2160.7 1133.9 6 3316.5 1397.3 2145.4 7 3532.5 1373.5 2041.5 8 3526.0 1490.5 2053.1 9 3531.5 1423.7 2044.5 10 3531.5 1382.2 2253.9 Rerata 3378.82 1742.92 1686.39 Tabel 4 menjelaskan tentang hasil pengujian throughput pada jaringan load balancing dan manajemen bandwidth aplikasi. hasil pengujian dengan uji-t pada jaringan load balancing dan manajemen bandwidth user sebesar 0,02211. Hasil perbandingan nilai throughput pada jaringan tanpa Load balancing dengan jaringan Load Balancing yang dilakukan manajemen bandwidth user ditunjukkan pada Gambar 2. Grafik pada Gambar 2 adalah nilai throughput pada ether2 (yang menuju ke user) pada jaringan tanpa Load Balancing maupun dengan Load Balancing. Dalam kasus jaringan tanpa Load Balancing, interface ether2 menunjukkan nilai throughput tertinggi sebesar 2224,8 kbps dengan rerata 2217,5 kbps. Sedangkan dalam kasus jaringan dengan Load Balancing, interface ether2 menunjukkan nilai tertinggi throughput sebesar 4195,7 kbps dengan rerata 4146,74 kbps. 183

ISSN : 2252-4908 Vol. 2 No. 3 Desember 2013 : 181 186 menunjukkan nilai tertinggi throughput sebesar 3532,5 kbps dengan rerata 3378,82 kbps. Gambar 2 Grafik Perbandingan Pengujian Jaringan Tanpa Load Balancing dengan Jaringan Load Balancing dengan Manajemen Bandwidth User Manajemen bandwidth dengan berdasarkan user berarti memberikan batasan penggunaan bandwidth langsung kepada user dalam hal ini menggunakan IP address yang sudah diberikan untuk masing-masing user dan diberikan batasan max-limit untuk download dan upload-nya sehingga user mempunyai hak sepenuhnya untuk menggunakan bandwidth yang sudah diberikan dengan max-limit download dan upload-nya. Pengaturan manajemen bandwidth user tidak bermanfaat apabila jumlah user hanya satu, maka dibutuhkan jumlah user lebih dari satu. Mikrotik Routerboard 751G sebagai Load Balancer akan membagi trafik pada dua koneksi sekaligus, apabila salah satu koneksi mengalami kepadatan jalur trafik, maka akan dialihkan ke koneksi yang kurang mengalami kepadatan trafik, sehingga perpindahan yang cepat menghasilkan respone time yang bagus dan hasil throughput yang dihasilkan akan tinggi. Berbeda dengan yang tidak dilakukan Load Balancing, jalur link yang digunakan hanya satu meskipun ada dua koneksi jalur internet yang digunakan, karena dua koneksi ini tidak dilakukan manajemen trafik. Hasil perbandingan nilai throughput pada jaringan tanpa Load balancing dengan jaringan Load Balancing yang dilakukan manajemen bandwidth aplikasi ditunjukkan pada Gambar 3. Grafik pada gambar 3 adalah nilai throughput pada ether2 (yang menuju ke user) pada jaringan tanpa Load Balancing maupun dengan Load Balancing. Dalam kasus jaringan tanpa Load Balancing, interface ether2 menunjukkan nilai throughput tertinggi sebesar 2278,0 kbps dengan rerata 2162,13 kbps. Sedangkan dalam kasus jaringan dengan Load Balancing, interface ether2 Gambar 3 Grafik Perbandingan Pengujian Jaringan Tanpa Load Balancing dengan Jaringan Load Balancing dengan Manajemen Bandwidth Aplikasi Manajemen bandwidth aplikasi yaitu mengatur pemakaian bandwidth yang digunakan user berdasarkan aplikasi atau aktivitas yang dilakukan pada PC user dengan prioritas aktivitas. Aktivitas pertama yaitu browsing, maka setiap melakukan browsing dengan port 80 diberikan ruang pertama untuk memakai bandwidth dengan maksimal limit yang sudah ditentukan. Aktivitas kedua yaitu streaming, maka setiap melakukan streaming video dengan portal www.youtube.com diberikan ruang kedua untuk memakai bandwidth dengan maksimal limit yang sudah ditentukan. Aktivitas ketiga yaitu download, maka setiap melakukan aktivitas download dengan ketentuan apabila mendownload file minimal 5 MB maka diberikan ruang ketiga untuk menggunakan bandwidth yang disediakan, dengan maksimal limit yang telah ditentukan. Manajemen bandwidth aplikasi dengan prioritas akan mengarahkan pemakain bandwidth yang dilakukan sesuai dengan aktivitas aplikasi yang dilakukan user. Manajemen bandwidth aplikasi menggunakan metode queue tree pada Mikrotik Routerboard 751G dilakukan pengelompokan aktifitas aplikasi yang dijalankan user dengan membuat aturan firewall mangle terlebih dahulu, pada saat user melakukan request ke router terjadi pengelompokan paket terlebih dahulu dan dicocokan dengan mangle rule yang dibuat di IP firewall mangle berdasarkan aplikasi yang dijalankan, pada saat dilakukan pengelompokan terjadi request time 184

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth.. Sindung H W S, Thomas A S, Lutfi N N yang membuat respone time jadi berkurang akibat pemilihan rule mangle. Berdasarkan pengujian dengan berdasarkan perhitungan kesamaan dua rata-rata menggunakan uji-t didapat ringkasan pengujian kesamaan dua rata-rata yang ditunjukkan dengan Tabel 5. TABEL 5 RINGKASAN PENGUJIAN KESAMAAN DUA RATA-RATA DENGAN UJI-T Manajemen Bandwidth User Manajemen Bandwidth Aplikasi Tanpa Load Balancing Dengan Load Balancing 0,9484 0,01396 1,266 0,02211 Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa : a. Tanpa Load balancing dengan manajemen bandwidth user Load Balancing dengan manajemen bandwidth user. b. Tanpa Load Balancing dengan manajemen bandwidth aplikasi Load Balancing dengan manajemen bandwidth aplikasi. c. Nilai yang lebih kecil menunjukkan bahwa data yang dihasilkan kurang baik dari data yang menunjukkan lebih besar. d. Dengan Load Balancing hasil perhitungan kesamaan rata-rata dua variabel menunjukkan nilai yang lebih besar dari pada pada jaringan tanpa Load Balancing, berarti data yang disajikan baik. IV. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Pada jaringan tanpa Load Balancing menggunakan 2 koneksi Speedy yang pendistribusiannya dalam satu kabel, hanya memperoleh satu jalur link gateway internet dari dua jalur link koneksi yang dipakai. Nilai throughput menggunakan 2 koneksi Speedy pada jaringan tanpa Load Balancing dengan manajemen bandwidth user pada penelitian ini mencapai nilai rerata 2217,5 kbps, sedangkan dengan Manajemen bandwidth aplikasi pada penelitian ini mencapai nilai rerata 2162,13 kbps. 2. Pada jaringan Load Balancing dengan 2 koneksi Speedy menggunakan metode Load Balancing Per Connection Classifier berarti mambagi trafik yang disalurkan kepada user dengan seimbang, dan apabila salah satu trafik mengalami kepadatan trafik jaringan maka akan dialihkan kepada jalur trafik yang kurang mengalami kepadatan. Pada jaringan Load Balancing maka dapat menggunakan 2 jalur link gateway pada jaringan, sehingga pendistribusian trafik lebih seimbang dan nilai throughput yang dihasilkan akan lebih besar. Router gateway Load balancing adalah yang mementukan jalur trafik mana yang akan dilewatkan, sehingga perpindahan jalur link lebih cepat dan respone time yang dihasilkan lebih baik dengan 2 jalur link gateway internet. Nilai throughput menggunakan 2 koneksi Speedy pada jaringan Load Balancing dengan manajemen bandwidth user pada penelitian ini mencapai nilai rerata 4146,74 kbps, sedangkan dengan manajemen bandwidth aplikasi pada penelitian ini mencapai nilai rerata 3378,82 kbps. 3. Nilai throughput pada jaringan tanpa dilakukan Load Balancing hasilnya sama dengan setengah dari nilai throughput pada jaringan dengan Load balancing. Pengoptimalan penggunaan bandwidth terjadi pada jaringan dengan Load Balancing, dan dengan menggunakan manajemen bandwidth user pembagian bandwidth lebih maksimal. Berdasarkan hasil perbandingan data pada jaringan load balancing antara speedyfo1 dan speedyfo2 yaitu seimbang mendekati 1:1 yang berarti data valid. Perhitungan kesamaan dua rata-rata menggunakan uji-t didapat nilai pada jaringan Load Balancing lebih besar dari jaringan tanpa Load Balancing, yang berarti menunjukkan bahwa data lebih baik dari jaringan tanpa Load Balancing. Saran yang diajukan untuk penelitian ini sebagai berikut : 1. Pada jaringan Load Balancing dengan manajemen bandwidth per-aplikasi dapat ditambahkan dengan IP Firewall Mangle Rules pada Routerboard Mikrotik 751G, jadi manajemen bandwidth sebagai teknologi pembagian bandwidth yang lebih spesifik. 2. Penelitian lebih lanjut dengan menambah parameter-parameter pengujian yang mungkin belum maksimal dalam membandingkan dua sistem jaringan ini, jika dalam penelitian ini yang diuji nilai throughput dapat ditambahkan packet lost, delay, dan jitter. 185

ISSN : 2252-4908 Vol. 2 No. 3 Desember 2013 : 181 186 DAFTAR PUSTAKA [1] Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer, Konsep Jaringan Komputer dan Pengembangannya, Jakarta: Salemba Infotek, 2003. [2] Wagito, Jaringan Komputer Teori Implementasi Berbasis Linux, Yogyakarta: Gava Media, 2007. [3] WebSphere Application Server, Load Balancer Administration Guide, International Business Machines Corporation, 2006. [4] Setyo Nugroho, Bayu & Dian Putriyana, Analisis Kinerja Jaringan dengan Load Balancing Menggunakan Ubuntu Server 11.04. Semarang, Politeknik Negeri Semarang, 2012. [5] E. Setio Dewo, Bandwidth dan Throughput, Ilmu Komputer, 2003. 186