Tugas Akhir ANALISIS MORFOLOGI SUNGAI PADA POLA DISTRIBUSI SEDIMENTASI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS MORFOLOGI SUNGAI PADA POLA DISTRIBUSI SEDIMENTASI. Oleh : Kamiran Danang Bagiono

TUGAS AKHIR. OLEH : Mochamad Sholikin ( ) DOSEN PEMBIMBING Prof.DR.Basuki Widodo, M.Sc.

PROFIL KONTUR SEDIMENTASI DI PERTEMUAN DUA SUNGAI MODEL SINUSOIDAL. Oleh : Febriyan Eka Priangga

PROFIL SEDIMENTASI PADA SUNGAI MODEL SHAZY SHABAYEK SEDIMENTATION PROFILE ON THE RIVER SHAZY SHABAYEK MODEL

PENGARUH LAJU ALIRAN SUNGAI UTAMA DAN ANAK SUNGAI TERHADAP PROFIL SEDIMENTASI DI PERTEMUAN DUA SUNGAI MODEL SINUSOIDAL

I. PENDAHULUAN. II. DASAR TEORI Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Aplikasi Metode Meshless Local Petrov- Galerkin (MLPG) Pada Permasalahan Sedimentasi Model Sungai Shazy Shabayek BY SOFWAN HADI

PROFIL KONTUR SEDIMENTASI DI PERTEMUAN DUA SUNGAI MODEL SINUSOIDAL

PROFIL SEDIMENTASI PADA SUNGAI MODEL SHAZY SHABAYEK

APLIKASI METODE MESHLESS LOCAL PETROV-GALERKIN (MLPG) PADA PERMASALAHAN MODEL SEDIMENTASI SUNGAI SHAZY SHABAYEK ABSTRAK

Penerapan Metode Meshless Local Petrov Galerkin untuk Simulasi Profil Aliran Limbah di Sungai

Distribusi Air Bersih Pada Sistem Perpipaan Di Suatu Kawasan Perumahan

ANALISIS NUMERIK PROFIL SEDIMENTASI PASIR PADA PERTEMUAN DUA SUNGAI BERBANTUAN SOFTWARE FLUENT. Arif Fatahillah 9

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

PENERAPAN METODE MESHLESS LOCAL PETROV-GALERKIN UNTUK SIMULASI PROFIL ALIRAN LIMBAH DI SUNGAI

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

Oleh : Annisa Dwi Sulistyaningtyas NRP Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Basuki Widodo, M.Sc

POLA EROSI DAN SEDIMENTASI SUNGAI PROGO SETELAH LETUSAN GUNUNG MERAPI 2010 Studi Kasus Jembatan Bantar Kulon Progo

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1: Aliran Darah Yang Terjadi Pada Pembuluh Darah Tanpa Penyempitan Arteri Dan Dengan Penyempitan Arteri

Komparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD

BAB III LANDASAN TEORI

Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II LANDASAN TEORI. Misalkan adalah suatu fungsi skalar, maka turunan vektor kecepatan dapat dituliskan sebagai berikut :

BAB III LANDASAN TEORI

SIMULASI SEBARAN SEDIMEN TERHADAP KETINGGIAN GELOMBANG DAN SUDUT DATANG GELOMBANG PECAH DI PESISIR PANTAI. Dian Savitri *)

Simulasi Numerik Aliran Fluida pada Saluran T-Junction 90 0 : PLTA Tulungagung

BAB III LANDASAN TEORI. A. Gerusan Lokal

IMPLEMENTASI METODE ELEMEN HINGGA DALAM PERSOALAN ALIRAN DARAH PADA PEMBULUH DARAH SKRIPSI ABNIDAR HARUN POHAN

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BED LOAD. 17-May-14. Transpor Sedimen

KONTROL OPTIMAL UNTUK DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN PENDEKATAN BEDA HINGGA

Laju Sedimentasi pada Tampungan Bendungan Tugu Trenggalek

BAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA

1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

Created by : Firman Dwi Setiawan Approved by : Ir. Suntoyo, M.Eng., Ph.D Ir. Sujantoko, M.T.

PENURUNAN PERSAMAAN SAINT VENANT SECARA GEOMETRIS

BAB I PENDAHULUAN. Desain yang baik dari sebuah airfoil sangatlah perlu dilakukan, dengan tujuan untuk meningkatkan unjuk kerja airfoil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI FLUIDIZED BED DRYER BERBASIS CFD UNTUK BATUBARA KUALITAS RENDAH

KARAKTERISTIKA ALIRAN DAN BUTIR SEDIMEN

BAB-4. METODE PENELITIAN

ANALISIS SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI PANASEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Azwar Samitra, 2013

ANALISIS MODEL MATEMATIKA PROSES PENYEBARAN LIMBAH CAIR PADA AIR TANAH

MODEL POLA LAJU ALIRAN FLUIDA DENGAN LUAS PENAMPANG YANG BERBEDA MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Kata Kunci :konveksi alir bebas; viskos-elastis; bola berpori 1. PENDAHULUAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Data Penelitian

PREDIKSI TRANSPOR SEDIMEN DI SUNGAI GUNA PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR

MODEL MATEMATIKA DENGAN SYARAT BATAS DAN ANALISA ALIRAN FLUIDA KONVEKSI BEBAS PADA PELAT HORIZONTAL. Leli Deswita 1)

Mempelajari grafik gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya penyebab gerak tersebut.

KONTROL OPTIMAL UNTUK DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN PENDEKATAN BEDA HINGGA

Sidang Tugas Akhir - Juli 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

III PEMBAHASAN. (3.3) disubstitusikan ke dalam sistem koordinat silinder yang ditinjau pada persamaan (2.4), maka diperoleh

Analisa Perubahan Kualitas Air Akibat Pembuangan Lumpur Sidoarjo Pada Muara Kali Porong

Simulasi Model Gelombang Pasang Surut dengan Metode Beda Hingga

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

SIMULASI SMOOTHED PARTICLE HYCRODYNAMICS DUA DIMENSI DENGAN METODE DETEKSI PARTIKEL PERMUKAAN

METODE PEMOTONGAN DERET FOURIER UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN GERAK GELOMBANG INTERNAL YANG PERIODIK PADA FLUIDA DUA LAPISAN MUHBAHIR

STUDI EKSPERIMEN AGRADASI DASAR SUNGAI PADA HULU BANGUNAN AIR

MODEL ALIRAN KONVEKSI CAMPURAN YANG MELEWATI PERMUKAAN SEBUAH BOLA

MODEL NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA RUANG BER-AC DENGAN MEMPERTIMBANGKAN INTERNAL DRAG

Kata kunci : model, numerik, 2 dimensi, genangan banjir, saluran

BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA

Mekanika Fluida II. Karakteristik Saluran dan Hukum Dasar Hidrolika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersumber dari ledakan besar gunung berapi atau gempa vulkanik, tanah longsor, atau

Jurusan Teknik Kelautan - FTK

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. curah hujan ini sangat penting untuk perencanaan seperti debit banjir rencana.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

Kata kunci : Penelusuran banjir, Penyelesaian Numerik, Metode Volume Hingga, QUICK.

MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2

Kajian Numerik: Pengaruh Ukuran Sistem Terhadap Gaya Hambat pada Silinder

MODEL MATEMATIKA ALIRAN FLUIDA VISKOELASTIS YANG MELEWATI SILINDER SIRKULAR

ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN TOTAL SUNGAI PERCUT KABUPATEN DELI SERDANG

PENERAPAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES PADA PERGERAKAN FLUIDA DALAM TABUNG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA SKRIPSI TULUS JOSEPH HERIANTO MARPAUNG

AWAL GERAK BUTIR SEDIMEN

KAJIAN LAJU ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI WAMPU. Arta Olihen Boangmanalu 1, Ivan Indrawan 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA ANGKUTAN SEDIMEN DI SUNGAI JAWI KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA

KARAKTERISTIK ALIRAN SEDIMEN SUSPENSI PADA SALURAN MENIKUNG USULAN PENELITIAN DESERTASI

BAB V HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS LOSSES PIPA LURUS BERDIAMETER 40 cm PADA TEROWONGAN ANGIN LAPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sungai

Model Perahu Trimaran pada Aliran Laminar. Abstrak

Aplikasi Software FLO-2D untuk Pembuatan Peta Genangan DAS Guring, Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

ANALISIS ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS FLUIDA SISKO DALAM KEADAAN STEDI NURI ANGGI NIRMALASARI

EVALUASI ANALISIS TEGANGAN GESER PADA DAERAH HULU DAN HILIR SUDETAN WONOSARI SUNGAI BENGAWAN SOLO

BAB III METODE PENELITIAN. fakultas teknik Universitas Diponegoro Semarang. Penelitian yang dilakukan

Transkripsi:

Tugas Akhir ANALISIS MORFOLOGI SUNGAI PADA POLA DISTRIBUSI SEDIMENTASI Oleh: DANANG BAGIONO 1206 0 702 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Basuki Widodo, M.Sc. Drs. Kamiran, M.Si. JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 20

Uraian Singkat Model sedimentasi dikembangkan secara matematik dengan menggunakan pendekatan metode volume hingga. Hidrodinamika Variabel2 Persamaan aliran Morfologi Proses Sedimentasi Pada aliran Dengan variasi h=0.1 sampai h=0.5, v=0.1, ketinggian sedimen pada aliran lurus kenaikan rata-rata sekitar 0.0022, sedangkan untuk aliran menikung terjadi penurunan rata-rata sekitar 0.0019. Demikian juga ketika diberikan variasi kecepatan awal v=0.1 sampai v=0.5,,h=0.1, ketinggian sedimen pada aliran lurus mengalami penurunan rata-rata sekitar 0.04379 sedangkan aliran menikung mengalami penurunana sekitar 0.01284. Kata kunci : Meshless local Petrov-Galerkin, Moving Least Square, fungsi Heavyside.

Latar Belakang Masalah Manfaat Sungai Sedimentasi Banjir MODEL SEDIMENTASI Dampak sedimentasi Dapat dicegah/dikurangi

Rumusan masalah 1.Membangun model sedimentasi menggunakan pendekatan Metode Volume Hingga. 2.Mengkaji Metode MLPG yang diterapkan pada model sedimentasi, serta untuk mengetahui pola distribusi sedimentasi pada aliran sungai karena pengaruh morfologinya. Batasan masalah Sejumlah permasalahan yang dibahas dalam usulan Tugas Akhir ini antara lain: 1. Model sedimentasi yang dibangun dua dimensi. 2. Morfologi sungai tidak bercabang, sungai yang akan dianalisis berbentuk J. 3. Metode yang digunakan adalah Meshless Lokal Petrov-Galerkin (MLPG) 4. Simulasi menggunakan program MATLAB 7.1.

Asumsi 1. Aliran sungai seragam pada hulu dan hilir. 2. Aliran air tak mampu mampat, rapat jenis air (ρ ) konstan. 3. Sudut elevasi (kemiringan) dasar sungai adalah ditentukan. 4.Pengangkutan sedimen adalah bed-load dan butiran sedimen seragam, diameter 0.0625mm, yaitu pasir yang sangat halus. 5.Gaya gesek hanya terjadi didasar sungai. 6.Viskositas aliran diabaikan, karena sangat kecil. 7.Permukaan dinding-dinding sungai licin, karena tertutup lumut. 8.Pengaruh angin sangat kecil sehingga friksi dipermukaan diasumsikan nol.

Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Membangun model sedimentasi dengan menggunakan pendekatan Metode Volume Hingga berdasarkan bentuk morfologinya. 2. Mengetahui pola distribusi sedimen pada aliran sungai karena pengaruh morfologinya dengan mengimplementasikan metode MLPG, sehingga dapat memudahkan dalam penanggulangan banjir akibat pendangkalan sungai sebagai dampak dari pengendapan sedimen.

Ottevanger (2005) mengemukakan bahwa proses terjadinya sedimentasi terdiri dari dua bagian, yaitu hidrodinamika dan morfologi. Hidrodinamika menjelaskan tentang aliran sungai, sedangkan, Morfologi menjelaskan tentang proses pengangkutan sedimen. Rumus yang digunakan untuk menghitung banyaknya sedimen pada transpormasi sedimen adalah rumus Mayer-Pater dan Muller (Yang, 1996). Diterapkan oleh Liu (2001).

Kekekalan massa transportasi sedimen (Apsley, 2005): Hukum kekekalan massa (Apsley, 2005): Hukum kekekalan momentum (Apsley, 2005):

Metode Meshless Local Petrov-Galerkin (MLPG) Metode MLPG menggunakan bentuk local weak yang benar-benar tidak menggunakan pias dalam penerapannya, dan bentuk ini tidak menggunakan domain keseluruhan secara langsung melainkan subdomain subdomain yang ada didalamnya. Tujuan utama dari metode meshless ini adalah menghindari penggunaan pias, atau untuk mengurangi penggunaan grid dengan menggunakan titik-titik sebagai penggantinya, Atlury dan Lin (2001).

Atlury dan Shen (2002) menyatakan bahwa metode yang benar benar meshless atau tidak menggukan mesh adalah metode Local Boundary Integral Equation (LBIE) dan Meshless Local Petrov-Galerkin (MLPG). Seperti metode numeric pada umumnya metode MLPG dalam melakukan interpolasi membutuhkan pendiskritan yang dapat diselesaikan secara numerik. MLS (Moving Least Square) merupakan salah satu metode interpolasi yang mempunyai tingkat keakuratan yang tinggi, Atlury dan Lin (2000).

Hidrodinamika Aliran Sungai Gambar:4.1: Penampang Sungai dan volume kendali

Persamaan kekekalan massa aliran lurus Peersamaan Kekekalan momentum aliran lurus

Persamaan kekekalan massa aliran menikung Persamaan kekekalan momentum aliran menikung

Persamaan kekekalan massa sedimen aliran lurus Persamaan kekekalan massa sedimen aliran menikung

Penerapan Metode MLPG (1) Dimisalkan Sehingga persamaan (1) dapat ditulis (2)

Kemudian Persamaan (2) diboboti dan diintegralkan terhadap masing-masing sub-domain (3)

Pendekatan MLS Nilai V pada Persamaan (3) didekati dengan menggunakan pendekatan MLS sbb: Dimana:

Dengan mensubstitusikan pendekatan V kedalam persamaan (3), maka diperoleh:

Kemudian persamaan diatas dapat ditulis:

Kemudian Persamaan (4.92) didiskritisasi persamaan terhadap waktu menggunakan Deret Taylor

Simulasi

Perubahan Ketinggian zb sedemen dan kedalaman sungai h h zb zb h1 h2 h3 zb1 zb2 zb3 Dasar sungai

ketinggian(zb) ketinggian(zb) kecepatan(v) kecepatan(v) kedalaman(h) kedalaman(h) Aliran lurus Kedalaman sungai sepanjang y saat waktu t=0 sampai t=t Kedalaman sungai sepanjang y saat waktu t=0 sampai t=t 0.44 0.42 02 0.2995 0.42 0.4 8 6 0.4 8 6 0.298 0.299 0.2985 0.298 4 2 0 5 5 15 0 posisi titik(y) waktu(t) Kecepatan sungai sepanjang y saat waktu t=0 sampai t=t 4 2 0.5 0.296 0 2 4 6 8 5 0 Kecepatan posisi titik(y) sungai sepanjang y saat waktu(t) t=0 sampai t=t 15 0.2975 0.297 0.2965 0.1 0.5 0.45 0.4 0.09 0.4 0.2 0.1 0 5 5 0 5 0.25 0.2 0.15 0.1 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0 0.08 0.07 0.06 0.05 015 waktu(t) posisi titik(y) Ketinggian sedimen sepanjang y saat waktu t=0 sampai t=t 0 2 4 6 8 0 Ketinggian posisi sedimen titik(y) sepanjang y saat waktu waktu(t) t=0 sampai t=t 5 15 0.04 0.03 0.02 035 0.28 0.26 0.28 0.26 05 04 03 025 0.24 0.22 0.2 0.24 0.22 03 02 02 015 0.18 0.16 5 posisi titik(y) 150 waktu(t) 5 0 0.2 0.18 01 0 5 posisi titik(y) 0 5 waktu(t) 15 01 005

Ketinggian(zb) Ketinggian(zb) Kecepatan(v) Kecepatan(v) Kedalaman(h) Kedalaman(h) Aliran menikung 0.45 0.4 5 Kedalaman sungai pada sudut(teta) tertentu saat waktu t=0 sampai t=t 0.4 8 6 4 0.2999 Kedalaman sungai pada sudut(teta) tertentu saat waktu t=0 sampai t=t 0.25 0.2 15 0.51 Waktu(t) 5 0 0 2 4 6 sudut(teta) Kecepatan sungai pada sudut(teta) tertentu saat waktu t=0 sampai t=t 8 2 0.28 0.26 0.24 0.506 0.505 0.2999 0.2998 0.2998 15 0.8 0.6 5 8 6 4 Kecepatan sungai pada sudut(teta) 2 tertentu saat waktu t=0 sampai t=t 0 Waktu(t) sudut(teta) 0.2999 0.2999 0.2999 0.2999 0.2999 0.2998 0.5 0.45 0.4 0.35 0.508 0.506 0.504 0.502 0.5 0.498 15 Waktu(t) 5 0 0 2 4 6 sudut(teta) 8 0.504 0.503 0.502 0.501 0.5 0.4 0.2 0.1 0.098 15 8 5 6 4 2 0 Waktu(t) sudut(teta) Ketinggian sedimen pada sudut(teta) tertentu saat waktu t=0 sampai t=t 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0.1 002 0.4 5 0.25 Ketinggian sedimen pada sudut(teta) tertentu saat waktu t=0 sampai t=t 6 4 2 0.28 002 001 001 001 001 001 001 001 0.2 0.26 15 Waktu(t) 5 0 0 2 4 6 sudut (teta) 8 0.24 0.22 0.2 0.2999 15 Waktu(t) 5 0 0 2 4 6 sudut (teta) 8

Pengaruh Kedalaman Terhadap Ketinggian Sedimen

Pengaruh KecepatanTerhadap Ketinggian Sedimen

Kesimpulan Aliran lurus: Dari hasil simulasi yang dilakukan terlihat bahwa, ketika diberikan variasi kedalaman awal yaitu h=0.1 sampai h=0.5 dengan kecepatan awal aliran v yang sama v=0.1, ketinggian sedimen pada masing-masing posisi titik mengalami penurunan rata-rata yang berbeda-beda. Untuk masing-masing kedalaman awal h yang diberikan ketinggian sedimen mengalami kenaikan ratarata sekitar 0.0022. Demikian juga ketika diberikan variasi keceptan awal v=0.1 sampai v=0.5 dengan kedalaman awal h yang sama h=0.1, ketinggian sedimen mengalamai penurunan rata-rata sekitar 0.04379. Aliran menikung: Dari hasil simulasi yang dilakukan terlihat bahwa, ketika diberikan variasi kedalaman awal yaitu h=0.1 sampai h=0.5 dengan kecepatan awal aliran v yang sama v=0.1, ketinggian sedimen pada masing-masing posisi titik mengalami penurunan rata-rata yang berbeda-beda. Untuk masing-masing kedalaman awal h yang diberikan ketinggian sedimen mengalami penurunan rata-rata sekitar 0.0019. Demikian juga ketika diberikan variasi keceptan awal v=0.1 sampai v=0.5 dengan kedalaman awal h yang sama h=0.1, ketinggian sedimen mengalamai penurunan rata-rata sekitar 0.01284.

Pola distribusi sedimen di sepanjang aliran dipengaruhi oleh kedalaman, kecepatan, serta bentuk morfologinya. Aliran sungai yang lurus maupun yang menikung mengalami perbedaan perubahan disetiap posisi titik, baik perubahan kedalaman, kecepatan, serta perubahan ketinggian sedimen setelah selang waktu T tertentun, namun perubahannya cukup kecil.

Saran Pada Tugas Akhir ini aliran sungai diasumsikan seragam, akan lebih baik apabila model yang dibangun dengan mengasumsikan aliran tak seragam agar mendekati sesuai dengan kondisi aliran sungai yang sebenarnya. Penelitian ini kondisi awal dari ketinggian sedimen diasumsikan sama disetiap titik ujinya. Untuk penelitian lebih lanjut dapat dkembangkan untuk ketinggian awal sedimen berbeda disetiap titik ujinya.

DAFTAR PUSTAKA [1] Apsley, D. (2005). Computational Fluid Dynamic. Springer. New York. [2] Atlury dan Lin. (2000). The Meshless Local Petrov-Galerkin (MLPG) Method for Solving Incompressible Navier-Stokes Equation. MnES vol.1.no.2,pp.42-60. [3] Atlury dan Lin. (2000). Meshless Local Petrov-Galerkin (MLPG)Method for Convection- Diffusion Problems. CMES, vol.1, no.2, pp.45-60, 2000. [4] Atlury dan Shen. (2001). The Meshless Lokal Petrov-Galerkin Method for solving incompressible Navier-stoke equation. CMES vol.2.no.1,pp.117-142. [5] Atlury dan Shen. (2002). The Meshless Lokal Petrov-Galerkin Method. CMES vol.3.no.1,pp.11-51. [6] Komura S dan Shen HW. Alternate Scours In Straight Alluvial Channels. Kagamigahara, Gifu, Japan. [7] Liu, Z. (2001). Sedimen Transport. Laboratoriet for hydrolic og Havnebygning Instituet for Van manual. [8] Munson. (2003). Mekanika Fluida. Erlangga. Jakarta. [9] Ottevanger, W. (2005). Diacontinues Finite Elemen Modeling of River Hydroolics and Morphology With Application. Univercity of Twente. [13]Sosrodarsono dan Tominaga. (1984). Perbaikan dan pengaturan sungai. Pradnya Paramita. Jakarta. [15]Widodo, Basuki. (2008). The Application of Meshless Local Petrov-Galerkin (MLPG) Method on The Model of Sedimentation in A Junction of Two River.Mathematic ITS Surabaya. [15]Yang, C.T. (1996). Sediment transport, Theory and Practice. Mc Graw Hill.New York.