RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2017 DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR SURABAYA, MEI 2016

dokumen-dokumen yang mirip
DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2016 DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

BAB II PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013

BAB I. PENDAHULUAN. 1 P a g e

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAH DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Tahun Anggaran 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Kabupaten Cianjur (Renstra -Bappeda) Tahun yang disusun

BAB 2 Perencanaan Kinerja

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ferry Prasetyia, SE., MAppEc Fakultas Ekonomi dan Bisnis

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

Pemerintah Kota Tangerang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENYUSUNAN RENJA SKPD

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

KATA PENGANTAR RENJA DISPORA KAB. MURA

RENJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU II.1.

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN, PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

Pemerintah Kota Tangerang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA KERJA (RENJA) DISNAKERTRANS KAB.MURA TAHUN ANGGARAN 2015

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1

PERUBAHAN PERTAMA RENCANA STRATEGIS BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA KERJA BAGIAN PERTANAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MALANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS. Mesin Pemotong Rumput. iii RENCANA KERJA 2015

Rencana Kerja Perubahan Tahun 2016

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Rencana Kerja (RENJA ) 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

RENCANA KERJA KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

SURABAYA, MEI 2016 RENCANA KERJA (RENJA) HUN 2017 DINAS KEHUNAN 2 0 1 7 PROVINSI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang. Sumber daya hutan di Jawa Timur sebagai salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui/ renewable memiliki manfaat intangible (tidak dapat dinilai secara kuantitatif) tangible (dapat dinilai secara kuantitatif), perlu dikelola secara profesional, terencana terpadu sehingga lestari serta dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan khususnya masyarakat Jawa Timur umumnya. Keberadaan kawasan hutan di Jawa Timur sampai dengan saat ini belum dapat mencapai ketentuan minimal luas kawasan sebagaimana amanat Ung-Ung nomor 41 tahun 1999 tentang yaitu 30% dari luas daratan. Sampai dengan saat ini, luas kawasan hutan di Jawa Timur yaitu + 1.361.146 Ha atau + 28,36% dari luas daratan Jawa Timur. Untuk dapat memenuhi ketentuan minimal mencapai fungsi luasan kawasan hutan dimaksud maka disamping upaya pemanfaatan, diperlukan juga upaya perlindungan pengamanan hutan yang intensif, rehabilitasi yang akseleratif, didasari oleh perencanaan yang partisipatif sinergis. Kerusakan hutan yang selama ini terjadi disamping karena gangguan yang bersifat eksternal (seperti pembalakkan liar, perambahan hutan, kebakaran hutan, kepentingan pembangunan non kehutanan), juga disebabkan oleh aya kendala internal, yakni sistem pengelolaan hutan yang belum sepenuhnya mengikuti kaidah pengelolaan hutan lestari (PHL) serta tidak dipatuhinya ketentuan tata ruang wilayah yang ada. Upaya pengelolaan hutan secara lestari merupakan cita-cita bersama seluruh lapisan masyarakat (Pemerintah, swasta masyarakat sekitar hutan khususnya masyarakat luas umumnya). Semangat 1

otonomi daerah harus dijadikan titik tolak keberhasilan pengelolaan hutan yang optimal lestari dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karenanya, diperlukan suatu komitmen yang kuat antara Pemerintah (Pusat, Provinsi Kabupaten/ Kota) dengan berbagai pihak (swasta masyarakat) dalam mengelola membangun hutan secara lestari. Sejalan dengan upaya mewujudkan pengelolaan hutan yang optimal di Jawa Timur, sesuai dengan amanat Ung-Ung No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) PP No. 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) maka Pemerintah Daerah diwajibkan untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Salah satu bagian dari RKPD tersebut adalah Perencanaan Pembangunan yang meliputi unsur-unsur perencanaan pemanfaatan potensi sumberdaya hutan, perlindungan konservasi sumberdaya hutan, serta rehabilitasi sumberdaya hutan yang kesemuanya dilandasi semangat penguatan kapasitas kelembagaan sektor kehutanan yang mantap berdaya saing. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pengelolaan di Provinsi Jawa Timur, diharapkan keberadaan kondisi serta pembangunan hutan kehutanan di Jawa Timur semakin mantap. Dalam melaksanakan pembangunan hutan kehutanan tersebut, perlu disusun dokumen perencanaan pembangunan kehutanan di Jawa Timur dalam format Rencana Kerja (Renja) Dinas Provinsi Jawa Timur dengan memperhatikan arah kebijakan pembangunan kehutanan Pemerintah Pusat, Provinsi Pemerintah Kabupaten/ Kota serta aspirasi pihak-pihak terkait ( stakeholders). Untuk mencapai kinerja pengelolaan hutan yang optimal, dibutuhkan visi, misi tujuan pembangunan kehutanan yang 2

jelas, terarah, faktual realistis. Di dalam suatu dokumen perencanaan perlu dimuat hal-hal yang bersifat prinsip, strategik, maupun teknis yakni pada aspek jenis kegiatan, indikator kinerja, lokasi, jumlah sumber a. Dinas Provinsi Jawa Timur yang dalam hal ini merupakan unsur pelaksana Pemerintah Provinsi Jawa Timur di big, dibentuk berdasarkan Perda Provinsi Jawa Timur No. 9 Tahun 2008. Dinas Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi tugas pembantuan di big kehutanan. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, ditetapkanlah visi, yakni Terwujudnya kelestarian hutan untuk kesejahteraan masyarakat serta misi, yakni Optimalisasi pengelolaan hutan lestari. Adapun fungsi Dinas Provinsi Jawa Timur meliputi : 1. Perumusan kebijakan teknis di big kehutanan. 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan pelayanan umum big kehutanan. 3. Pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya. 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur. Sehubungan dengan berbagai hal yang melatarbelakangi tugas pokok fungsi Dinas Provinsi Jawa Timur tersebut maka dalam rangka mencapai kinerja pelaksanaan tugas pada Tahun 2017 kedepan disusunlah Rencana Kerja (Renja)/RKT Dinas Provinsi Jawa Timur Tahun 2017. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Dinas (Renja SKPD) yang dalam hal ini telah mencakup Rencana Kinerja Tahunan (RKT) adalah dokumen rencana yang memuat tujuan, sasaran, indikator kinerja (baik program maupun kegiatan), program, kegiatan, anggaran SKPD yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka kegiatan kerangka anggaran. 3

Bagan alur diatas menunjukkan alur penyusunan Renja yang kemudian ditindaklanjuti dengan penetapan Renja SKPD. Renja SKPD disusun dengan tahapan sebagai berikut: a) Persiapan penyusunan Renja SKPD, b) Penyusunan Rancana Renja SKPD, c) Pelaksanaan forum SKPD, d) Penetapan Renja SKPD. Rancangan awal RKPD menjadi acuan perumusan program, kegiatan, indikator kinerja a indikatif dalam Renja SKPD, sesuai dengan rencana program prioritas pada rancangan awal RKPD. Renstra SKPD yang merupakan penjabaran RPJMD pada tingkat yang lebih teknis (SKPD) menjadi acuan penyusunan tujuan, sasaran strategis, program/ kegiatan, indikator kinerja, target kinerja, lokasi kegiatan serta prakiraan maju Renja SKPD. Hasil evaluasi pelaksanaan Renja/ program kegiatan periode sebelumnya juga harus menjadi acuan perumusan kegiatan alternatif /atau baru untuk tercapainya target Renstra SKPD. Demikian juga halnya dengan Renja Kementerian/ Lembaga (K/L) Perencanaan Pemerintah Daerah Tingkat II (Kabupaten/ Kota) yang turut dijadikan bahan pertimbangan. 4

I.2. Landasan Hukum 1). Ung Ung No. 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Timur Juncto Ung Ung Nomor 18 Tahun 1950 tentang Mengadakan Perubahan dalam Ung Ung Tahun 1950 Nomor 2 dari hal Pembentukan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950). 2). Ung-Ung Nomor 41 Tahun 1999 tentang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Ung-ung Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Ung-ung Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Ung-ung Nomor 41 tahun 1999 tentang menjadi Ung-ung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412). 3). Ung-ung Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286). 4). Ung-ung Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355). 5). Ung-Ung Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2324). 6). Ung-ung Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) 5

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Ungung Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Ung-ung Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679). 7). Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Penyusunan Rencana Pengelolaan Pemanfaatan Penggunaan Kawasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696). 8). Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817). 9). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517). 10). Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pengelolaan di Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2003 Nomor 1 Seri E). 11). Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2008 Nomor 2 Seri D). 12). Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 6

Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 Nomor 1 Seri E). 13). Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur 2014-2019 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 Nomor 3 Seri D). 14). Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2015 tentang APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Nomor 3 Seri A). 15). Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 95 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Big, Sub Bagian Seksi Dinas Provinsi Jawa Timur. 16). Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 63 Tahun 2015 tentang Pedoman Kerja Pelaksanaan Tugas Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016. 17). Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 73 Tahun 2015 tentang Penjabaran APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2016. I.3. Maksud Tujuan Maksud Penyusunan Rencana Kerja Dinas Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 adalah memberikan gambaran hasil kinerja tahuntahun sebelumnya sekaligus menetapkan target kinerja penyelenggaraan kegiatan pengelolaan hutan pembangunan kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2017. Adapun tujuannya adalah agar pelaksanaan pembangunan kehutanan di Jawa Timur Tahun 2017 dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana program/ kegiatan yang telah ditetapkan sehingga target-target kinerja pembangunan kehutanan Jawa Timur Tahun 2017 dapat dicapai sesuai dengan visi misi Dinas Provinsi Jawa Timur. 7

I.4. Sistematika Penulisan Pokok bahasan dalam Rencana Kerja SKPD adalah sbb: 1. Pendahuluan. 2. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu. 3. Tujuan, Sasaran Program Kegiatan. 4. Indikator Kinerja Kelompok Sasaran yang Menggambarkan Pencapaian Renstra SKPD. 5. Dana Indikatif Beserta Sumbernya Perkiraan Maju Berdasarkan Pagu Indikatif. 6. Sumber Dana. 7. Penutup. Penyajian Rencana Renja SKPD adalah sbb : BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Mengemukakan pengertian ringkas tentang Renja SKPD, proses penyusunan Renja SKPD, keterkaitan antara Renja SKPD dengan dokumen RKPD, Renstra SKPD, dengan Renja K/L Renja Provinsi/Kabupaten/kota, serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD. I.2. Landasan Hukum Memuat penjelasan tentang ung-ung, peraturan pemerintah, peraturan daerah, ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang SOTK, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan penganggaran SKPD. 8

I.3. Maksud Tujuan Memuat penjelasan tentang maksud tujuan dari penyusunan Renja SKPD. I.4. Sistematika Penulisan Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renja SKPD, serta susunan garis besar isi dokumen. BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD HUN LALU II.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu Capaian Renstra SKPD Bab ini memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu (tahun n -2) perkiraan capaian tahun berjalan (tahun n-1), mengacu pada APBD tahun berjalan yang seharusnya pada waktu penyusunan Renja SKPD sudah disahkan. Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra SKPD berdasarkan realisasi program kegiatan pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya. II.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD Berisikan kajian terhadap capaian kinerja pelayanan SKPD berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam SPM, maupun terhadap IKK sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007. II.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas Fungsi SKPD Berisikan uraian mengenai : 9

a. Sejauhmana tingkat kinerja pelayanan SKPD hal kritis yang terkait dengan pelayanan SKPD. b. Permasalahan hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan tugas fungsi SKPD; c. Dampaknya terhadap pencapaian visi misi kepala daerah, terhadap capaian program nasional/ internasional, seperti SPM MDGs (Millennium Development Goals); d. Tantangan peluang dalam meningkatkan pelayanan SKPD; e. Formulasi isu-isu penting. II.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD Berisikan uraian mengenai : a. Proses yang dilakukan yaitu membandingkan antara rancangan awal RKPD dengan hasil analisis kebutuhan; b. Penjelasan mengenai alasan proses tersebut dilakukan; c. Penjelasan temuan-temuan setelah proses tersebut catatan penting terhadap perbedaan dengan rancangan awal RKPD. II.5. Penelaahan Usulan Program Kegiatan Masyarakat Dalam bagian ini diuraikan hasil kajian terhadap program/kegiatan yang diusulkan para pemangku kepentingan, yakni dari masyarakat melalui SKPD kabupaten/ kota yang langsung ditujukan kepada SKPD Provinsi maupun berdasarkan hasil pengumpulan informasi SKPD provinsi dari penelitian lapangan pengamatan pelaksanaan musrenbang. Deskripsi yang disajikan dalam subbab ini, antara lain: a. Penjelasan tentang proses bagaimana usulan program/kegiatan tersebut diperoleh; 10

b. Penjelasan kesesuaian usulan tersebut dikaitkan dengan isu-isu penting penyelenggaraan tugas pokok fungsi SKPD. BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIAN III.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Yaitu penelaahan yang menyangkut arah kebijakan prioritas pembangunan nasional yang terkait dengan tugas pokok fungsi SKPD. III.2. Tujuan Sasaran Renja SKPD Perumusan tujuan sasaran didasarkan atas rumusan isu-isu penting penyelenggaraan tugas fungsi SKPD dalam dikaitannya dengan sasaran target kinerja Renstra SKPD. III.3. Program Kegiatan Uraian garis besar mengenai rekapitulasi program kegiatan, antara lain meliputi: a. Jumlah program jumlah kegiatan. b. Lokasi program kegiatan. c. Total kebutuhan a/pagu indikatif yang dirinci menurut sumber penaannya. BAB IV PENUTUP Berisikan uraian penutup, berupa: a. Catatan penting yang perlu mendapat perhatian, baik dalam rangka pelaksanaannya maupun ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan. b. Kaidah-kaidah pelaksanaan. c. Rencana tindak lanjut. 11

d.cantuman tempat tanggal dokumen, nama SKPD nama tanda tangan kepala SKPD, serta cap pemerintah daerah yang bersangkutan. 12

II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD HUN LALU II. 1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu Capaian Renstra SKPD Perlu diketahui bahwa, tahun 2016 ini merupakan tahun transisi bagi dunia pemerintahan/ birokrasi pasca ditetapkannya Ung-ung Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Ung-ung Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Ung-ung Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan keberadaan Ung-ung tersebut praktis akan terjadi perubahan kewenangan yang cukup signifikan pada big kehutanan di Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa, hanya ada satu kewenangan big kehutanan di kabupaten/ kota yakni pengelolaan Tahura Kabupaten/ kota. Disisi lain, di wilayah kabupaten/ kota di Jawa Timur tidak terdapat Tahura dimaksud. Yang eksisting adalah Tahura yang wilayahnya lintas kabupaten/ kota, ini merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi. Praktis mulai tahun 2017, beberapa urusan big kehutanan di Jawa Timur yang sebelumnya ada di Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota beralih menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi. Hal ini berimplikasi kepada SKPD Dinas Provinsi Jawa Timur untuk melaksanakan reorganisasi (perubahan struktur organisasi serta strategi kebijakan instansi) dalam melaksanakan amanat ung-ung tersebut. Dalam hal ini, Dinas Provinsi Jawa Timur tentu juga akan melakukan perubahan /atau penambahan instansi yang dapat berupa Cabang Dinas atau CDK, maupun Unit Pelaksana Teknis atau UPT yang berada di seluruh atau sebagian wilayah administratif Jawa Timur-, serta perubahan /atau penambahan 13

nomenklatur program/ kegiatan dinas untuk merespon aya perubahan/ pengalihan kewenangan urusan kehutanan di Provinsi Jawa Timur. Terkait dengan realisasi program/ kegiatan SKPD Dinas Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 yang lebih rinci dapat dilihat pada matriks Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD Pencapaian Renstra SKPD Dinas Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Tabel 1 di bawah ini. Secara umum, indikator kinerja kegiatan SKPD Dinas Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 telah dapat dipenuhi sesuai dengan target progress tahunan renstra, bahkan jika ditambahkan dengan proyeksi realisasi pada tahun 2016 ini maka seluruh indikator kinerja kegiatan tersebut telah tercapai seluruhnya (rata-rata 40% dari renstra). Dari 30 kegiatan tersebut (termasuk rutin), seluruhnya diproyeksikan dapat mencapai target kinerja kegiatan (100%) pada akhir renstra SKPD. Terdapat 27 kegiatan dengan capaian kinerja pada tahun kedua renstra berjalan adalah 40 %. Hal ini menandakan bahwa capaian kinerja SKPD Dinas Provinsi Jawa Timur on the track atau selaras dengan target kinerja yang telah ditetapkan dalam Renstra SKPD. Terdapat dua kegiatan pada Dinas Provinsi Jawa Timur yang pada tahun kedua berjalannya renstra SKPD telah mampu melampaui target kinerja yang telah dicantumkan dalam renstra SKPD. Dua kegiatan tersebut adalah Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Mendukung Manajemen Pemasaran Pascaproduk Hasil Masyarakat Sekitar juga Pelestarian Penataan Tahura R Soerjo. Capaian kinerja pada kegiatan Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Mendukung Manajemen Pemasaran Pascaproduk Hasil Masyarakat Sekitar adalah 50% sementara capaian kinerja kegiatan Pelestarian Penataan Tahura R Soerjo sebesar 41,20%. 14

Tabel 1. Matriks Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD Pencapaian Renstra SKPD Dinas Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Kode Program/ Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Renstra SKPD pada Tahun 2015 s/d 2019 Realisasi Target Kinerja Hasil Program & Keluaran Kegiatan s/d Tahun 2015 Target & Realisasi Kinerja Program & Kegiatan Tahun Lalu (2015) Target Renja SKPD tahun 2015 Realisasi Renja SKPD tahun 2015 Tingkat Realisasi (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) Target Program & Kegiatan (Renja SKPD tahun 2016) Perkiraan Realisasi Capaian Target Renstra SKPD s/d tahun berjalan Realisasi Capaian Program & Kegiatan s/d tahun berjalan tahun 2016 Tingkat Capaian Realisasi Target Renstra (%) 9 10 = (7+9) 11 = (10/4) 2.02.01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Indeks Kepuasan Masyarakat/ Aparatur thd Pelayanan Administrasi Perkantoran Kenyamanan Kantor 500 % 100 100 100 100 100 200 40.00 2.02.01.0 99 Pelaksanaan Administrasi Perkantoran Jumlah Dokumen Pertanggungjawaaban Administrasi Perkantoran 5 Dokumen 1 1 1 100 1 2 40.00 2.02.02 Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur 2.02.02.0 99 Penyediaan Peralatan Kelengkapan Sarana Prasarana Prosentase Sarana Prasarana Aparatur yang Layak Fungsi 500 Jumlah Pengadaan Sarana Prasarana 10 % paket 100 100 100 2 2 2 100 100 200 100 2 4 40.00 40.00 15

2.02.02.0 31 Pemeliharaan Peralatan Kelengkapan Sarana Prasarana 2.02.07 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah 2.02.07.0 02 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Jumlah Sarana Prasarana yang Terpelihara Prosentase Kelembagaan Yang Tepat Fungsi Jumlah Laporan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 10 500 10 paket % laporan 2 2 2 100 100 100 2 2 2 100 2 4 100 100 200 100 2 4 40.00 40.00 40.00 2.02.08 Program Penyusunan, Pengendalian Evaluasi Dokumen Penyelenggara an Pemerintahan 2.02.08.0 01 2.02.08.0 02 Penyusunan Dokumen Perencanaan Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program Anggaran Prosentase Dokumen Penyelenggaraan Pemerintahan yang Disusun Tepat Waktu 500 Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD 25 Jumlah Dokumen Pelaporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program/ Kegiatan 15 % Dokumen Dokumen 100 100 100 5 5 5 3 3 3 100 100 200 100 5 10 100 3 6 40.00 40.00 40.00 16

2.02.08.0 03 Penyusunan, Pengembangan, Pemeliharaan Pelaksanaan Sistem Informasi Data 2.02.15 Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya 2.02.15.0 09 2.02.15.0 12 2.02.15.0 14 Monitoring, Evaluasi Pelaporan Peningkatan Kerjasama Antar Daerah Rehabilitasi Lahan (pemanfaatan lahan di bawah tegakan, pengembangan usaha hutan rakyat) Jumlah bandwith terpakai 40 Produksi Kayu Negara 2,00 0,00 0 Produksi Getah Pinus 150, 000 Produksi Daun Kayu Putih 70,0 00 Produksi Getah Damar 1,00 0 Produksi Porang 10,0 00 Jumlah Dokumen Informasi 15 Pembangunan Jumlah Pameran 10 Luas Pengembangan hutan rakyat 375 Luas Pengembangan lahan bawah tegakan 300 Mbps m3 ton ton ton ton Dokumen kali Ha Ha 8 8 8 427,332 400,000 355,920 29,771 30,000 40,806 17,336 14,000 12,826 196 200 167 2,000 2,000 2,000 3 3 3 2 2 2 75 75 75 60 60 60 100 8 16 89 400,000 755,920 136 40,000 80,806 92 14,000 26,826 84 200 367 100 2,000 4,000 100 3 6 100 2 4 100 75 150 100 60 120 40.00 37.80 53.87 38.32 36.70 40.00 40.00 40.00 40.00 40.00 17

2.02.15.0 17 2.02.15.0 19 Pemberdayaan UPT Peredaran Hasil APP Big Jumlah Pemegang Izin yang Tertib Mengikuti Penatausahaan Hasil Jumlah Laporan Pelaksanaan APP Big 1,37 5 10 Perusaha an 275 275 275 laporan 2 2 2 100 275 550 100 2 4 40.00 40.00 2.02.15.0 21 2.02.15.0 39 02.02.15. 050 2.02.15.0 53 2.02.15.0 61 Peningkatan Partisipasi Masyarakat melalui Pengelolaan Bersama Masyarakat (PHBM) Fasilitasi Ekolabelling Rakyat Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam rangka Mendukung Pelatihan Masyarakat Desa Peningkatan Pengembangan Kelembagaan Kelompok Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam mendukung manajemen pemasaran pasca produk hasil hutan Jumlah Laporan Pelaksanaan Partisipasi Masyarakat Melalui PHBM 10 Jumlah FMU yang terfasilitasi VLK 10 Jumlah Laporan Pelaksanaan Pelatihan MDH 10 Jumlah Laporan Pelaksanaan 10 Peningkatan Pengembangan Kelembagaan Kelompok Jumlah Laporan Lokakarya 20 Laporan FMU laporan laporan laporan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 6 6 100 2 100 2 100 2 100 2 100 4 4 4 4 4 10 40.00 40.00 40.00 40.00 50.00 18

masyarakat sekitar hutan 2.02.15.0 64 Pemberdayaan Pengembangan UPT Perbenihan Tanaman Jumlah Laporan Pemberdayaan Pengembangan Perbenihan Tanaman 15 laporan 3 3 3 100 3 6 40.00 2.02.15.0 65 2.02.15.0 66 Pembinaan pengendalian produksi hasil hutan Penata usahaan hasil hutan pengawasan pungutan iuran kehutanan Jumlah Laporan Pengendalian Produksi Hasil Jumlah Laporan Penatausahaan Hasil Pengawasan Iuran 10 15 laporan laporan 2 2 2 3 3 3 100 2 100 3 4 6 40.00 40.00 2.02.15.0 67 2.02.15.0 69 2.02.15.0 71 Pembinaan pengawasan industri hasil hutan Peningkatan SDM dalam rangka Pengelolaan Pengembangan Perhutanan Sosial (Pengembangan Aneka Usaha Kemitraan) 2.02.17 Program Perlindungan Konservasi Sumber Daya Jumlah Laporan Pembinaan Pengawasan Industri Hasil Jumlah Laporan Peningkatan SDM Jumlah Kelompok Pelaku Aneka Usaha 15 10 10 Reboisasi Kawasan Tahura R Soerjo 2,25 0 laporan laporan Kelompok Ha 3 3 3 2 2 2 2 2 2 200 450 450 100 3 6 100 2 4 100 2 4 100 250 700 40.00 40.00 40.00 31.11 19

2.02.17.0 09 2.02.17.0 35 2.02.17.0 71 Pelestarian Penataan Kawasan Tahura R. Soerjo Operasi Perlindungan Pengamanan (DAK) Pemantapan Pemantauan Status Kawasan Jumlah Pemeliharaan Bibit Persemaian 500, 000 Intensitas Penanggulangan 50 Pengamanan Gangguan Luas Rehabilitasi 2,25 0 Jumlah Laporan Pemantapan Pemantauan Status Kawasan 15 Batang kali Ha laporan 40,000 40,000 20,000 20 20 20 200 450 450 3 3 3 50 186,000 206,000 100 10 30 100 250 700 100 3 6 41.20 60.00 31.11 40.00 2.02.17.0 72 Perlindungan Jumlah Laporan Pelaksanaan Perlindungan 15 laporan 3 3 3 100 3 6 40.00 2.02.17.0 73 Konservasi Ekosistem Sumberdaya 2.02.20 Program Rehabilitasi Sumber Daya 2.02.23.0 03 Pengawasan Kegiatan Rehabilitasi Lahan serta Reklamasi di Dalam Luar Jumlah Laporan Pelaksanaan 15 Konservasi Ekosistem SDH Rehabilitasi Kawasan 50,0 00 Jumlah Laporan Pengawasan Kegiatan Rehabilitasi Lahan 5 laporan Ha laporan 3 3 3 10,000 10,000 24,660 1 1 1 100 3 6 247 10,000 34,660 100 1 2 40.00 69.32 40.00 20

2.02.23.0 04 2.02.23.0 05 Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Rehabilitasi Lahan Rehabilitasi Lahan (Penanaman di Sekitar Sumber Air, Penghijauan Lingkungan, Rehabilitasi Mangrove Pantai) Jumlah Laporan Peningkatan Peranserta Masyarakat Luas Areal Rehabilitasi 250 5 laporan Ha 1 1 1 50 50 50 100 1 2 100 50 100 40.00 40.00 21

II.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD Tabel 2.1 di bawah ini merupakan capaian kinerja pelayanan SKPD Dinas Provinsi Jawa Timur Tahun 2015. Segkan Tabel 2.2 merupakan Rencana Kinerja SKPD Dinas Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2017 mendatang. Pengukuran kinerja pelayanan SKPD Dinas Provinsi Jawa Timur tersebut didasarkan pada indikator kinerja utama yang sudah ditentukan maupun IKK yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007. Pada Tabel 2.1 tercantum indikator kinerja utama (IKU) Dinas Provinsi Jawa Timur yang merupakan penjabaran dari sasaran strategis Dinas Provinsi Jawa Timur, yakni (1) Meningkatnya pemanfaatan sumber daya hutan, (2) Meningkatnya perlindungan, pengamanan, konservasi kawasan hutan. Ada dua Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk sasaran strategis yang pertama, yakni (a) % Peningkatan jumlah industri primer hasil hutan kayu yang berizin IUPHHK, (b) Luas Pengembangan hutan rakyat (Ha). Segkan pada sasaran strategis yang kedua, ada 4 IKU, yaitu (a) % Penurunan Luas Kebakaran, (b) % Penurunan Pencurian Hasil, (c) Luas Tahura R Soerjo yang dikonservasi (Ha), (d) Luas kawasan hutan yang dikonservasi (Ha). Secara keseluruhan, kesemua IKU tersebut telah dapat dicapai pada tahun 2015, bahkan realisasi seluruhnya melebihi target. IKU pertama, yakni % Peningkatan jumlah industri primer hasil hutan kayu yang berizin IUPHHK, dari target tahun 2,5%, pada tahun 2015 telah terealisasi sebesar 19,79% atau 8 kali lipat dari target yang ditetapkan. IKU yang kedua yakni, Luas Pengembangan hutan rakyat, dari target tahunan sebesar 5.000 Ha, pada tahun 2015 mampu direalisasikan seluas 8.656,4 Ha atau lebih dari 170% dari target. 22

Pada sasaran kinerja kedua, yakni Meningkatnya perlindungan, pengamanan, konservasi kawasan hutan, pada IKU yang pertama, % Penurunan luas kebakaran hutan, dengan target kinerja sebesar 15%, dalam pelaksanaanya luas kebakaran hutan mampu ditekan sampai pada tingkat 82,07% atau hampir 550% capaian kinerjanya berdasarkan target kinerja acuan. Pada IKU yang kedua, yakni % Penurunan pencurian hasil hutan, yang mana dalam target kinerja ditetapkan sebanyak 10%, ternyata % penurunan pencurian hasil hutan mampu ditekan sampai pada tingkat 44,97% atau hampir 50%, setara dengan capaian kinerjanya yakni 449,7%. Segkan IKU yang ketiga yakni, Luas Tahura R Soerjo yang dikonservasi (Ha), dengan target penetapan seluas 450 Ha, ternyata mampu direalisasikan seluas 650 Ha, atau 144,44%. Segkan IKU yang keempat pada sasaran strategis yang kedua adalah Luas kawasan hutan yang dikonservasi (Ha), dengan target kinerja seluas 10.000 Ha, akhirnya pada akhir tahun 2015 mampu direalisasikan seluas 24,660 Ha atau 240% capaian kinerjanya. Aya peningkatan yang sangat signifikan (19,79%) terkait dengan Industri Primer Hasil Kayu (IPHHK) yang berizin tidak terlepas dari optimalnya upaya sosialisasi fasilitasi yang dilakukan oleh Dinas Provinsi Jawa Timur kepala pelaku usaha kehutanan khususnya hasil hutan kayu. Dalam mengupayakan peningkatan IPHHK yang berizin, Dinas Provinsi Jawa Timur melaksanakan kegiatan (1) Fasilitasi Ekolabeling Rakyat, (2) Pembinaan Pengendalian Produksi Hasil, (3) Penatausahaan Hasil Pengawasan Industri, (4) Pembinaan Pengawasan Industri Hasil, (5) Pemberdayaan UPT Peredara n Hasil (6) Peningkatan Kerjasama Antar Daerah. Keenam kegiatan ini bersinergi satu sama lain, mulai dari aktivitas sosialisasi kebijakan/ informasi kehutanan kekinian, pembinaan personil terkait dengan sistem perizinan 23

pelaporan, fasilitasi sertifikasi ekolabeling, pengendalian pengawasan industri hasil hutan sampai pada upaya kerjasama big kehutanan dengan stakeholder. Penyadaran akan pentingnya aspek legalitas pada sebuah ba usaha kepada para pelaku usaha merupakan tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh Dinas Provinsi Jawa Timur. Aspek legal ini sendiri sejatinya sangat penting bagi sebuah industri, khususnya industri hasil hutan, mengingat dewasa ini tuntutan dunia internasional akan kelestarian hasil hutan eksistensi hutan itu sendiri sangat kuat. Dunia semakin selektif untuk menggunakan produk kehutanan yang asal usulnya jelas. Bila asal-usul kayu yang ada di pasaran tidak jelas maka dapat dipastikan berasal dari proses penebangan yang ilegal ( illegal logging), jika suatu perusahaan ditengarai menggunakan bahan baku yang tidak memiliki legalitas maka tentu dapat dikenakan sanksi hukum. Meningkatnya pemanfaatan hutan selain dapat diindikasi lewat jumlah IPHHK yang berizin juga dapat dilihat pada parameter Luas Pengembangan Rakyat. Berpatokan pada target kinerja yang ditetapkan yakni 5.000 Ha, pada tahun 2015 Dinas Provinsi Jawa Timur mampu mendorong aya pengembangan hutan rakyat seluas 8.656,4 Ha (173,13%). Upaya penyampaian hibah barang d an aktivitas pendampingan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan cukup efektif untuk merangsang masyarakat/ kelompok tani hutan/ kelompok masyarakat untuk melakukan pengembangan hutan rakyat optimalisasi pemanfaatan hasil hutan rakyat. Ada sebelas (10) kegiatan yang difokuskan/ diarahkan untuk upaya pengembangan hutan rakyat. Kesebelas kegiatan tersebut adalah (1) Monitoring, Evaluasi Pelaporan, (2) APP Big, (3) Pengembangan Rakyat Pemanfaatan Lahan di Bawah Tegakan, (4) Peningkatan Partisipasi Masyarakat melalui Pengelolaan 24

Bersama Masyarakat (PHBM), (5) Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam rangka Mendukung Pelatihan Masyarakat Desa, (6) Peningkatan Pengembangan Kelembagaan Kelompok, (7) Peningkatan SDM dalam rangka Pengelolaan, (8) Pengembangan Perhutanan Sosial (Pengembangan Aneka Usaha Kemitraan), (9) Pemberdayaan Pengembangan UPT Perbenihan Tanaman, serta (10) Pendidikan kemasyarakatan produktif d alam mendukung manajemen pemasaran pasca produk hasil hutan masyarakat sekitar hutan. Kesepuluh kegiatan ini bersinergi dalam kerangka optimalisasi pengembangan hutan rakyat di Provinsi Jawa Timur. Upaya penyampaian hibah barang yang diiringi dengan aktivitas pembinaan pemberdayaan menjadikan upaya pengembangan hutan rakyat semakin optimal. Aya penyampaian hibah barang yang didasarkan atas kebutuhan riil menjadikan masyarakat lebih bersemangat untuk melakukan upaya-upaya pengembangan optimalisasi lahan hutan rakyat yang mereka miliki. Selain hibah barang, Dinas Provinsi Jawa Timur juga cukup sering melaksanakan kegiatan sosialisasi, pelatihan, penguatan kelembagaan kelompok, lokakarya sampai pada kegiatan fasilitasi dengan investor ( pembeli hasil hutan rakyat mereka). Artinya upaya yang dilakukan Dinas Provinsi Jawa Timur cukup efektif dalam meningkatkan aktivitas pengembangan hutan rakyat. Dalam hal pencapaian sasaran strategis Dinas Provinsi Jawa Timur yang kedua, yakni meningkatnya perlindungan, pengamanan konservasi kawasan hutan, Dinas Provinsi Jawa Timur menetapkan 4 indikator yang mampu menggambarkan/ menjadikan indikasi bahwa sasaran tersebut telah tercapai yakni, yang pertama prosentase penurunan luas kebakaran hutan : selama tahun 2015 upaya Dinas Provinsi Jawa Timur (berkolaborasi) dengan stakeholder mampu menekan angka/ luas kebakaran hutan pada tahun terkait. Dari 25

target mampu menurunkan luas kebakaran hutan sebesar 15%, Dinas Provinsi Jawa Timur mampu menurunkan sebanyak 82,07% atau hampir enam kali lipat dari target. Pada tahun 2014 luas lahan yang terbakar mencapai 9.176 Ha, namun berkat usaha kerja keras, luas lahan terbakar di tahun 2015 ditekan sampai pada angka 1.950 Ha. Ini yang membuat capaian kinerja Dinas Provinsi Jawa Timur pada indikator kinerja prosentase penurunan luas kebakaran hutan mampu menembus 547,13%. Keberhasilan Dinas Provinsi Jawa Timur dalam menekan luas lahan kebakaran hutan dikarenakan aya upaya yang terintegrasi serta kerjasama yang baik dengan stakeholder. Sebagai contoh, rutinnya pelaksanaan koordinasi apel siaga pengendalian kebakaran hutan, operasi gabungan pembentukkan Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan (Brigdalkarhutla) yang diselenggarakan oleh Dinas Provinsi Jawa Timur memberikan dampak yang cukup efektif dalam merespon serta mencegah meluasnya kebakaran hutan lahan. Kegiatan-kegiatan tersebut masih didukung dengan kegiatan teknis yang lain, semisal Koordinasi Pengamanan Perlindungan, Pelatihan Pencegahan Kebakaran, Penyediaan Sarana Prasarana Pencegahan Penanggulangan Kebakaran, serta yang tidak kalah pentingnya adalah sinergi dengan masyarakat melalui Gerakan Satu Desa Masyarakat Pedul Api. Upaya-upaya tersebut tercermin dalam kegiatan Perlindungan pada DPA Dinas Provinsi Jawa Timur. Indikator kedua pada pencapaian sasaran Meningkatnya Perlindungan, Pengamanan Konservasi Kawasan yakni Prosentase Pencurian Hasil. Capaian kinerja Dinas Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015 yaitu 44,97%, melebihi target kinerja (10 %). Hal ini berarti, jumlah kasus pencurian hasil hutan di 26

kawasan hutan Jawa Timur mampu diturunkan sampai empat kali lipat dari target yang ditetapkan (dari target 1.090 kasus, menjadi hanya 667 kasus). Keberhasilan Dinas dalam menekan terjadinya kasus pencurian (gangguan keamanan) hutan tidak terlepas dari kerjasama dengan berbagai pihak, baik Devisi Regional Perum Perhutani (BUMN), Kelompok Tani, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Dinas Provinsi Jawa Timur melalui Kegiatan (1) Pemantapan Pemantauan Status Kawasan serta (2) Konservasi Sumberdaya telah melaksanakan kegiatan-kegiatan teknis seperti Monitoring Evaluasi Penggunaan Kawasan, Identifikasi Permasalahan Tenurial Kawasan, Pembinaan Kader Konservasi Kelompok Pecinta Alam, Penyuluhan Desa Penyangga Kawasan Konservasi Lindung, Workshop Pemberdayaan Masyarakat Sekitar, Pengembangan Obyek Wisata Alam (OWA), serta Pemberian Hibah Barang yang secara nyata berkontribusi signifikan dalam menekan terjadinya kasus pencurian/ gangguan keamanan di kawasan hutan. Indikasi ketiga tercapainya sasaran SKPD yang kedua adalah Luas Tahura R Soerjo yang dikonservasi. Dari target yang ditetapkan, yakni 450 Ha, Dinas Provinsi Jawa Timur mampu melaksanakan konservasi seluas 650 Ha atau dengan kata lain tingkat kemajuannya 144,44%. Tentu hal ini juga merupakan dampak dari kerjasama yang baik dengan berbagai pihak. Tidak terlepas pula dukungan anggaran dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada Dinas Provinsi Jawa Timur melalui Kegiatan (1) Pelestarian Penataan Kawasan Tahura R. Soerjo (2) Pendampingan Pelaksanaan Operasi Perlindungan Pengamanan (DAK) serta Dana Alokasi Khusus (DAK) Pemerintah Pusat melalui Kegiatan (3) Operasi Perlindungan Pengamanan (DAK). 27

Lewat upaya kegiatan teknis Pembuatan Persemaian, Perlindungan Pengamanan, Pemeliharaan Peningkatan Sarana Prasarana OWA, Penyuluhan Masyarakat Siswa Desa Penyangga Tahura R. Soerjo, Pembuatan Tanaman Pemeliharaan serta Penyediaan Sarana Prasarana Pengelolaan Pengamanan Tahura R. Soerjo, Dinas Provinsi Jawa Timur mampu melakukan konservasi di Tahura R. Soerjo seluas 650 Ha. Indikasi keempat pada sasaran kedua yang juga mampu dicapai oleh Dinas Provinsi Jawa Timur di tahun 2015 yakni Luas Kawasan yang Dikonservasi. Dinas Provinsi Jawa Timur mampu melakukan konservasi kawasan hutan seluas 24.660,40 Ha, atau dengan kata lain capaian kinerjanya sebesar 246,60 Ha. Melalui Kegiatan (1) Pengawasan Kegiatan Rehabilitasi Lahan serta Reklamasi di dalam Luar, (2) Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Rehabilitasi Lahan, serta (3) Rehabilitasi Lahan (Penanaman di Sekitar Sumber Air, Penghijauan Lingkungan, Rehabilitasi Mangrove Pantai), Dinas Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan stakeholder untuk melaksanakan konservasi kawasan hutan di Jawa Timur. Upaya pendekatan kepada masyarakat menjadi langkah yang cukup efektif dalam mewujudkan konservasi kawasan hutan. Keberadaan masyarakat di sekitar hutan yang telah hidup berdampingan dengan hutan menjadi titik pijak Dinas Provinsi Jawa Timur dalam menentukan pendekatan yang tepat untuk mempertahankan kelestarian hutan. Melalui berbagi peran dengan masyarakat, selain memberikan ruang kepada mereka untuk berkerja, juga menjadikannya partner dalam mengelola kawasan hutan. Pemberian peran kepada masyarakat yang proporsional menjadikan tugas aparatur Pemerintah juga menjadi lebih rasional. Dengan luas kawasan hutan Jawa Timur yang mencapai lebih 28

dari 1 juta hektar jumlah petugas pengaman hutan yang terbatas, keterlibatan masyarakat sebagai rekan kerja dalam menjaga kelestarian hutan menjadi sebuah keniscayaan. Sasaran 1 : Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya hutan, didukung oleh 1 program, yaitu : b.1. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya dengan anggaran Rp.23.597.931.581,00 Realisasi sebesar Rp.19.542.044.178,00 atau 82,81%. Dengan target Indikator Kinerja Utama (IKU) : (a) Prosentase Peningkatan Industri Primer Hasil Kayu (IPHHK) yang berizin sebanyak 2,6% (767 IPHHK) telah terealisasi sebanyak 19,79% (896 IPHHK); (b) Luas Pengembangan Rakyat sebanyak 5.000 Ha telah terealisasi seluas 8.656,4 Ha. Bila didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 maka diperoleh realisasi dari indikator kinerja tahun 2015 dari Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya adalah sbb : Produksi kayu hutan negara, dengan target 400.000 m 3, telah terealisasi sebesar 355.920,06 m 3 (s/d triwulan III 2015). Produksi getah pinus, dengan target 30.000 ton, telah terealisasi sebesar 40.806,87 ton (s/d triwulan III 2015). Produksi getah damar, dengan target 200 ton, telah terealisasi sebesar 167,56 ton (s/d triwulan III 2015). Produksi daun kayu putih, dengan target 14.000 ton, telah terealisasi sebesar 12.826,97 ton (s/d triwulan III 2015). Produksi porang, dengan target 2.000 ton, telah terealisasi sebesar 2.000 ton. Sasaran 2 : Meningkatnya perlindungan, pengamanan konservasi kawasan hutan, didukung oleh 2 program, yaitu : b.1. Program Perlindungan Konservasi Sumberdaya dengan anggaran sebesar Rp.13.352.464.000,00 Realisasi sebesar 29

Rp.12.517.299.565,00 atau 93,75%. Dengan target indikator kinerja (1) Prosentase Penurunan Luas Kebakaran sebanyak 15% (9.176 Ha) telah terealisasi sebanyak 82,07% (1.950 Ha); (2) Prosentase Penurunan Pencurian Hasil sebanyak 10% (1.090 kasus) telah terealisasi sebanyak 44,97% (667 kasus); (3) Luas Tahura R Soerjo yang dikonservasi sebanyak 450 Ha telah terealisasi sebanyak 650 Ha atau 144,44%. Bila didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provin si Jawa Timur Tahun 2014-2019 maka diperoleh realisasi dari indikator kinerja tahun 2015 dari Program Perlindungan Konservasi Sumberdaya yakni, dengan indikator Reboisasi Kawasan Tahura R. Soerjo seluas 450 Ha telah terealisasi seluas 650 Ha. b.2. Program Rehabilitasi Sumber Daya dengan anggaran sebesar Rp.1.666.570.419,00 Realisasi sebesar Rp.1.405.338.982,00 atau 84,33%. Dengan indikator kinerja (155) Luas Kawasan yang dikonservasi sebanyak 10.000 Ha telah terealisasi sebanyak 24.660,40 Ha atau 246,60%. Bila didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 maka diperoleh realisasi dari indikator kinerja tahun 2015 dari Program Rehabilitasi Sumberdaya yakni, dengan indikator Rehabilitasi Kawasan seluas 10.000 Ha telah terealisasi seluas 24.660,40 Ha. Terkait dengan capaian kinerja Dinas Provinsi Jawa Timur, lebih rinci dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini. Selanjutnya, yakni Tabel 2.2 merupakan Rencana Kinerja SKPD Dinas Provinsi Jawa Timur Tahun 2017. 30

Tabel 2.1. Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Proyeksi Kinerja Tahun 2016 2017 SPM/ Target Realisasi Proyeksi NO Indikator Kinerja Utama standar Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Catatan nasional (tnn n-2) (thn n-1) (thn n-2) (thn n-1) (thn n) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 % Peningkatan IPHHK 2,5% 2,5% 19,79% 2,5% 2,5% yang berizin 2 Luas Pengembangan 5.000Ha 5.000Ha 8.656,4Ha 5.000Ha 5.000Ha Rakyat (Ha) 3 % Penurunan Luas 15% 15% 82,07% 10% 10% Kebakaran 4 % Penurunan Pencurian 10% 10% 44,97% 5% 5% Hasil 5 Luas Tahura R Soerjo 450Ha 450Ha 650Ha 400Ha 250Ha yang dikonservasi (Ha) 6 Luas kawasan hutan yang dikonservasi (Ha) 10.000Ha 10.000Ha 24.660,4Ha 10.000Ha 10.000Ha 31

Tabel 2.2. Rencana Kinerja SKPD Dinas Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 NO PROGRAM TUJUAN SASARAN INDIKATOR RGET 1 2 3 4 5 6 1 Program Meningkatkan pemanfaatan sumber Meningkatnya pemanfaatan sumber - % Peningkatan jumlah industri primer hasil hutan 2,5% Pemanfaatan daya hutan daya hutan kayu yang berizin IUPHHK Potensi SDH - Luas Pengembangan hutan rakyat (Ha) 5.000Ha 2 Program Meningkatkan perlindungan, Meningkatnya perlindungan, - % Penurunan luas kebakaran hutan 10% Perlindungan pengamanan, konservasi kawasan pengamanan, konservasi kawasan - % Penurunan pencurian hasil hutan 5% Konservasi SDH hutan hutan - Luas Tahura R Soerjo yang dikonservasi (Ha) 250Ha 3 Program Meningkatkan perlindungan, Meningkatnya perlindungan, - Luas kawasan hutan yang dikonservasi (Ha) 10.000 Ha Rehabilitasi SDH pengamanan konservasi kawasan pengamanan konservasi kawasan hutan hutan 32

II.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas Fungsi SKPD Kinerja SKPD Dinas Tahun 2015 telah tergambar pada nomor II.1 II.2. Kekurangan-kekurangan yang terjadi selama Tahun 2015 telah dicatat akan dievaluasi sebagai bahan untuk menyusun kebijakan operasional guna memperbaiki/ meningkatkan kinerja SKPD Dinas di Tahun 2016 2017 mendatang. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kinerja Dinas Provinsi Jawa Timur dapat disimpulkan bahwa ketercapaian sasaran pada tiap-tiap tujuan yang ditetapkan pada Rencana Strategis Dinas Provinsi Jawa Timur dapat dikategorikan sangat baik. Hal ini didasarkan pada ketercapaian indikator kinerja utama pada masing-masing sasaran. Namun demikian, dalam upaya pencapaian kinerja Dinas Provinsi Jawa Timur bukannya tanpa ada hambatan/ masalah. Masalahmasalah/ kendala yang menjadi perhatian bagi Dinas Provinsi Jawa Timur (khususnya dalam pelaksanaan kegiatan SKPD Tahun 2015 adalah sebagai berikut : 1) Tidak kondusifnya kondisi birokrasi lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota pasca ditetapkannya Ung-ung Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Aya peralihan kewenangan Pemda Kabupaten/ Kota terkait urusan sub big kehutanan menjadi kewenangan Pemda Provinsi. 2) Meningkatnya jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Timur. 3) Akses pasar/ pemasaran produk hasil hutan yang masih sangat terbatas. Disebabkan juga oleh minimalnya informasi yang sampai ke tangan masyarakat terkait pemasaran hasil hutan. 4) Komitmen warga desa sekitar hutan masih kurang dalam upaya pembentukan Lembaga Masyarakat Desa (LMDH ) peningkatan kualitas kelembagaannya. 33

5) Tenaga produktif banyak yang beralih mencari pekerjaan lain ke luar daerah di luar subsektor kehutanan (industri, perdagangan). 6) Belum optimalnya pemanfaatan potensi sumberdaya hutan di Jawa Timur. 7) Belum seimbangnya supply and demand akan produksi kayu. 8) Belum proporsionalnya jumlah personil serta sarana prasarana kegiatan pengamanan perlindungan hutan dengan luas kawasan hutan yang harus dilindungi diamankan. 9) Kebijakan dari Pemerintah Pusat terkait dengan Penataan Hasil yang berasal dari Hak. Aya hambatan kendala tersebut menyebabkan pencapaian terhadap visi misi Gubernur Jawa Timur ataupun terhadap sasaran MDG s belum sepenuhnya optimal. Namun demikian Dinas Provinsi Jawa Timur senantiasa berupaya untuk menyelesaikan menuntaskan segala permasalahan yang ada dengan upaya yang maksimal. Dengan segala potensi yang dimiliki (sumberdaya hutan, sumberdaya manusia serta IPTEK yang berkembang pesat sejauh ini), Dinas Provinsi Jawa Timur sebagai pengelola hutan di Provinsi Jawa Timur cukup yakin akan mampu menuntaskan tanggungjawab yang telah diberikan oleh Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur untuk mengelola hutan kawasan hutan dengan sebaik-baiknya demi kesejahteraan masyarakat Jawa Timur. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 mendatang, dirumuskanlah strategi yang akan ditempuh oleh Dinas Provinsi Jawa Timur, yakni sbb: 1) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (aparatur) pelayanan publik sebagai perwuju atas komitmen reformasi birokrasi. 34

2) Menjadikan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi yang secara konsisten harus diacu dipedomani; 3) Melakukan perbaikan sistem monitoring evaluasi ( pengumpulan pengolahan data) guna memenuhi target sasaran organisasi secara maksimal sebagai upaya pengendalian agar kegiatan yang telah direncanakan dapat berjalan optimal dapat dipertanggungjawaban oleh Dinas Provinsi Jawa Timur; 4) Mengoptimalkan kegiatan rehabilitasi hutan lahan di kawasan Tahura R Soerjo sebagai upaya peningkatan luas kawasan/ areal produktif. 5) Meningkatkan upaya-upaya perlindungan pengamanan hutan, baik pada aspek preventif maupun kuratif. 6) Meningkatkan sarana prasarana perlindungan pengamanan hutan, baik jumlah maupun kualitasnya. 7) Mendorong peningkatan produksi hasil hutan, baik hasil hutan kayu non kayu, maupun hasil hutan ikutan yang berada di kawasan hutan maupun di areal hutan rakyat. 8) Mendorong peningkatan luas hutan rakyat. 9) Menfasilitasi masyarakat desa hutan dalam mendapatkan akses pasar yang lebih luas. 10) Mendorong masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi dalam pengelolaan hutan khususnya pada aspek penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas produk, manajemen pemasaran hasil hutan. 11) Meningkatkan intensitas kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan maupun penguatan kelembagaan dalam pengelolaan hutan yang berbasiskan gender. 35

Strategi-strategi yang disusun diatas akan diarahkan untuk merespon isu-isu strategis kehutanan sebagai implikasi aya masalah/ hambatan yang dialami pada tahun-tahun sebelumya. Adapun isu-isu strategis yang bisa diambil dari aya berbagai masalah tersebut, yaitu : 1) Optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya hutan (baik hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu, hasil hutan ikutan jasa lingkungan). 2) Perlindungan pengamanan hutan. 3) Rehabilitasi hutan lahan. II.4. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD Tabel 3 di bawah ini merupakan review terhadap Rancangan Awal Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Provinsi Jawa Timur Tahun 2017. Dalam tabel tersebut dipaparkan tentang program/ kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Tahun 2017 mendatang berikut dengan lokasi dilangsungkannya kegiatan, indikator kinerja, target capaian kinerja, serta penaan indikatifnya. Tidak jauh berbeda dengan RKPD Tahun 2015 2016, program/ kegiatan SKPD Dinas Provinsi Jawa Timur pada intinya/substansinya masih tetap sama. Namun demikian, beberapa kegiatan utamanya kegiatan rutin (meskipun berlaku juga pada kegiatan inti/ pembangunan) harus disesuaikan dengan nomenklatur (penamaanya) berdasarkan rancangan Ba Pembangunan Perencanaan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur sehingga berimplikasi pada penyesuaian terhadap kode rekening kegiatan. Sinkronisasi nama kegiatan dengan nama program juga telah dilakukan. Kegiatan, seperti Penyediaan Peralatan Kelengkapan Sarana Prasarana Aparatur yang pada RKPD Tahun 2015 dipisah pada aspek sarana prasarana, sejak 36

penetapan DPA Tahun 2015 telah menjadi satu. Begitu juga dengan kegiatan Pemeliharaan Peralatan Kelengkapan Sarana Prasarana Aparatur, yang pada RKPD Tahun 2015 dipisah pada aspek sarana maupun prasarana, sejak penetapan DPA Tahun 2015 sampai dengan penyusunan RKPD Tahun 2017 ini telah disatukan menjadi satu kegiatan yang utuh. Di tahun 2017 mendatang Kegiatan Penyusunan, Pengembangan, Pemeliharaan Pelaksanaan Sistem Informasi Data dialihkan/ menjadi kegiatan dari SKPD Dinas Komunikasi Informasi Provinsi Jawa Timur berdasarkan kebijakan dari Bapak Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur. Aya penyesuaian nomenklatur, sinkronisasi program dengan kegiatan, penghapusan kegiatan adalah bentuk adaptif Dinas Provinsi Jawa Timur menghadapi tantangan subsektor kehutanan kedepan yang semakin kompleks. Apalagi pada akhir tahun 2015 yang lalu gerbang perdagangan antar negara-negara ASEAN akan dibuka. Persaingan industri akan semakin ketat, oleh karenanya diperlukan kebijakan yang sifatnya sangat strategis untuk memperkuat posisi sekaligus mendukung stakeholder kehutanan domestik (khususnya usaha kecil menengah) dapat bertahan jika memungkinkan memenangkan persaingan global tersebut. Aya kegiatan-kegiatan tersebut selain untuk mendukung pencapaian IKU Dinas Provinsi Jawa Timur tahun kerja 2015-2019, juga sebagai wadah bagi masyarakat Jawa Timur melalui instansi yang membigi kehutanan di kabupaten/ kota di Jawa Timur untuk menyalurkan aspirasinya. Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Timur utamanya didasarkan pada hasil Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) se-provinsi Jawa Timur antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah kabupaten/kota se-jawa Timur (antar instansi 37

terkaitnya) yang sebelumnya diawali oleh Musrenbang Kabupaten/Kota setempat. Kegiatan-kegiatan yang akan dijalankan oleh Dinas Provisi Jawa Timur sebagian merupakan aspirasi dari masyarakat melalui instansi big kehutanan di kabupaten/ kota se-jawa Timur sebagian yang lain merupakan inisiatif dari Dinas Provinsi Jawa Timur sendiri, didasarkan hasil inventarisasi indentifikasi masalah yang ada. Tabel di bawah berikut ini menggambarkan tentang review yang dilakukan Dinas Provinsi Jawa Timur terhadap rancangan awal RKPD Tahun 2017 pasca dilakukannya Musrenbang tingkat Provinsi. 38