BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antarpenutur untuk

III. PROSEDUR PENELITIAN. dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan

III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) yang

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. pembelajaran dan berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik,

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (clasroom action

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Pada penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian

PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

III. PROSEDUR TINDAKAN. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Adapun rancangan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan daur

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. dialog interaktif dalam rekaman televisi pada siswa kelas IX SMP Negeri 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan. Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

III. METODE PENELITIAN. tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktekprektek

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. ulang atau siklus model yang dikemukakan oleh Wardani (2006 : 2.16). Beliau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas, penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. siklus dapat dihentikan meskipun masih ada siklus kedua. Hubungan keempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Maka dalam melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri 6 Sindurejo, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Pada penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan

III. METODE PENELITIAN. Kemampuan menulis surat undangan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbicara, menurut Arsjad dan Mukti (1988: 36) dapat berlangsung. tertentu dan menggunakan metode tertentu pula.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 2 Kalianda Lampung Selatan. 2. Kelas yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah kelas VII 2 yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141).

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Gadingrejo yang

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada tahun ajaran Sekolah ini beralamatkan di Kecamatan Tapa. Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Pelajaran 2013/2014. Tabel rencana pelaksanaan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas berkolaborasi dengan guru kelas.

BAB III Metode Penelitian

BAB V SIMPULAN SAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. ini adalah model Kemmis & MC Taggart dengan pertimbangan model penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIME TOKEN ARENDS DI SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACAKAN NASKAH BERITA MENGGUNAKAN STRATEGI PRACTICE-REHEARSAL PAIRS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), model yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

Peningkatan Keterampilan Berpidato Melalui Teknik ATM (Amati Tiru Modifikasi) Berbasis Kartu Acak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Disain Penelitian RANCANGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Perencanaan 1. RPP 2. Lembar observasi 3.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas ini adalah mulai bulan November Negeri 1 Pajerukan. Desa Pajerukan, Kecamatan Kalibagor.

(Class Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas. CAR (Class. Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas menurut Suharsimi

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB 3 METODE PENELITIAN. SMA Negeri 14 Bandung pada waktu melaksanakan kegiatan belajar mengajar di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 001 RIMBA SEKAMPUNG DUMAI

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 BANJAREJO PURING

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : V (lima)/ II (dua) : 1 (satu) / siklus I

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. masing siklus terdiri dari empat kegiatan yakni perencanaan, tindakan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 2 Salatiga. Jumlah siswa kelas XI IPS-1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Prambon kabupaten Sidoarjo pada semester genap tahun pelajaran 2014 / 2015

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran.

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerjasama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. (Suharsimi, 00: 8) Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang a) praktik-praktik kependidikan mereka, b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, c) situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan. (Carr and Kemmis dalam Sunyono, 009:6)

Dalam konsep penelitian tindakan kelas terdapat empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hubungan keempatnya dipandang sebagai siklus. (Sunyono, 009:) Penelitian dilaksanakan dari pengalaman melaksanakan pembelajaran berpidato/ khutbah/ ceramah di kelas IX E pada semester genap tahun pelajaran 00/0. Pembelajaran dari kompetensi dasar (0.) berpidato/ khutbah/ ceramah dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas dengan indikator berpidato/ khutbah/ ceramah dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas dengan hasil 60%. Hasil pembelajaran tersebut belum mencapai KKM.. Setting Penelitian.. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas IX E SMP Negeri Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Di sekolah ini penulis telah mengajar sejak 999-sekarang. Sekolah ini beralamatkan di jalan Raya Mataram, desa Mataram, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu. Secara keseluruhan kelas IX SMP N Gadingrejo terdiri dari tujuh kelas dengan jumlah siswa berkisar 0- siswa... Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 00/0. Penelitian ini berlangsung sampai mencapai indikator yang telah ditentukan dengan rata-rata 7% atau minimal mencapai KKM 6.. Subjek Penelitian Subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX E SMP Negeri Gadingrejo dengan jumlah siswa 0 orang, terdiri atas laki-laki dan 6 perempuan. Penulis memilih kelas ini karena nilai rata-rata berpidato pada indikator berpidato/ khutbah/ ceramah dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas siswa yang tuntas 8 siswa dengan persentase 60%, dan siswa yang belum tuntas siswa dengan persentase 0%.. Prosedur Penelitian Penelitian menekankan pada perbaikan proses pembelajaran yang dilaksanakan seiring dengan kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan di sekolah. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : tahap perencanaaan, tahap tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Siklus I.. Perencanaan

Penulis merencanakan penelitian ini dengan menetapkan kompetensi dasar, mempersiapkan RPP, mempersiapkan video pidato sebagai pemodelan, lembar instrumen pengamatan kegiatan pembelajaran, dan lembar penilaian. Kompetensi dasar yang digunakan adalah (0.), yaitu berpidato / khutbah / ceramah dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas. Sedangkan indikator yang ingin dicapai adalah: () siswa mampu menyusun garis besar kerangka pidato / khutbah / ceramah melalui kegiatan diskusi, () siswa mampu mengembangkan kerangka pidato/ khutbah/ ceramah, () siswa mampu berpidato / khutbah / ceramah dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas. (Model Silabus dan RPP, 006: 6) Selain itu peneliti juga mengambil video pidato keagamaan sebagai pemodelan. peneliti juga menyiapkan lembar instrumen pengamatan kegiatan pembelajaran, dan lembar penilaian yang didasarkan pada kriteria yang akan dicapai dalam pembelajaran berpidato... Pelaksanaan Tindakan Proses tindakan berlangsung di kelas pada jam pelajaran bahasa Indonesia selama kali pertemuan, x0 menit dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertemuan I ). Kegiatan awal Guru mengondisikan kelas Guru menginformasikan tujuan pembelajaran

Guru mengadakan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa mengenai halhal yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari ). Kegiatan Inti Siswa melihat video orang yang menyampaikan pidato keagamaan Siswa mengamati dan mencermati pidato yang disampaikan oleh model dalam video Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil Siswa berdiskusi untuk menyusun garis besar kerangka pidato dengan topik lain. Setiap siswa mengembangkan kerangka pidato menjadi sebuah teks pidato yang utuh ). Kegiatan Akhir Siswa dan guru melakukan refleksi Penugasan untuk berlatih pidato Pertemuan II ). Kegiatan awal Guru melakukan tanya jawab mengenai kegiatan sebelumnya. Guru dan siswa menyepakati format penilaian. ). Kegiatan inti Masing-masing siswa menyampaikan pidato seperti model yang pernah mereka amati. ). Kegiatan Akhir Siswa dan guru melakukan refleksi Menyimpulkan hasil pembelajaran

6 Guru menugaskan siswa membuat pidato dengan tema bebas untuk dihafalkan dan ditampilkan pada pertemuan selanjutnya... Observasi Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan kelas setiap siklus dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan pembelajaran. Lembar pengamatan tersebut digunakan untuk melihat aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam meningkatkan kemampuan berpidato siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa, dan memberikan tes akhir berupa tes lisan, yaitu berpidato dengan teknik menghafal di depan kelas. Observasi dilakukan secara kolaborasi bersama teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi dengan penilaian dari faktor kebahasaan meliputi ketepatan ucapan, intonasi (penempatan tekanan, sendi, nada, durasi yang sesuai), diksi dan faktor nonkebahasaan meliputi sikap yang wajar ( tenang dan tidak kaku), pandangan kepada lawan bicara, gerak-gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara, dan kelancaran (penguasaan topik)... Refleksi Merefleksi berarti menuangkan secara intensif apa yang telah terjadi baik berupa kekeliruan dalam kegiatan pembelajaran sehingga tampak hasil dari penelitian tindakan pada siklus tersebut. Hasil refleksi dapat dicermati hasilnya secara positif maupun negatif. Refleksi merupakan kegiatan mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi dapat melakukan perbaikan baru, menyusun rencana baru, dan melakukan

7 tindakan baru. Hasil analisis refleksi digunakan dalam pelaksanaan siklus berikutnya. Siklus II dan III Perencanaan siklus II dan III, kompetensi dasar berpidato dengan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat dengan memperhatikan dari sisi kebahasaan dan nonkebahasaan. Perencanaan dan pelaksanaan siklus ini melihat refleksi siklus I baik pada pertemuan pertama maupun kedua.. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes menulis naskah pidato, tes lisan yang berbentuk tes berpidato dan teknik pelengkap berupa lembar pengamatan kegiatan pembelajaran, lembar penilaian dan pendokumentasian secara audio visual (menggunakan kamera digital). Pengambilan data melalui kamera digital dibantu oleh kolaborator. Langkah-langkah dalam pengumpulan data sebagai berikut.. Tes menulis naskah pidato Siswa diberi tugas untuk membuat naskah pidato dengan topik bebas berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Tes lisan yang berbentuk tes berpidato Siswa berpidato dengan teknik menghafal dalam waktu dua sampai tiga menit di depan kelas berdasarkan teks yang telah mereka buat.. Lembar pengamatan kegiatan pembelajaran Lembar pengamatan kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru dan

8 kolaborator saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Lembar penilaian Lembar penilaian diisi oleh guru secara langsung saat siswa berpidato di depan kelas.. Pendokumentasian secara audio visual(menggunakan kamera digital) Pendokumentasian dilakukan oleh kolaborator dengan menggunakan kamera digital. Pendokumentasian tersebut digunakan penulis untuk memperoleh data tentang penerapan teknik pemodelan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam berpidato dengan metode menghafal..6 Teknik Analisis Data Faktor yang dinilai dalam penelitian ini ada dua aspek, yaitu faktor kebahasaan meliputi ketepatan ucapan, intonasi (penempatan tekanan, sendi, nada, durasi yang sesuai), diksi dan faktor nonkebahasaan meliputi sikap yang wajar ( tenang dan tidak kaku), pandangan kepada lawan bicara, gerak-gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara, dan kelancaran (penguasaan topik). Tabel. Indikator Bobot Penilaian Kemampuan Penyajian Lisan (Pidato) No Indikator Deskripsi Skor. Ketepatan ucapan. Pengucapan kata-kata dalam berpidato tepat. Terdengar - pengucapan kata-kata yang tidak tepat

9. Terdengar 6-0 pengucapan kata-kata yang tidak tepat. Terdengar - pengucapan kata-kata yang tidak tepat. Terdengar 6- lebih dari 6 pengucapan kata-kata yang tidak tepat. Intonasi. Pembicara berbicara dengan intonasi (penempatan tekanan, sendi, nada, durasi yang sesuai) yang tepat. Pembicara berbicara dengan intonasi (penempatan tekanan, sendi, nada, durasi yang sesuai) yang terlalu cepat. Pembicara berbicara dengan intonasi (penempatan tekanan, sendi, nada, durasi yang sesuai) yang tepat, tetapi lambat. Pembicara berbicara dengan intonasi (penempatan tekanan, sendi, nada, durasi yang sesuai) yang tepat, tetapi terlalu lambat. Pembicara berbicara dengan intonasi yang datar. Pilihan kata/diksi. Semua pilihan kata yang digunakan tepat. Terdengar - pilihan kata yang digunakan tidak tepat. Terdengar 6-0 pilihan kata yang digunakan tidak tepat. Terdengar - pilihan kata yang digunakan tidak tepat. Terdengar lebih dari 6 pilihan kata yang digunakan tidak tepat

0. Sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku. Pembicara berbicara dengan sikap wajar, tenang, dan tidak kaku. Pembicara berbicara dengan sikap wajar, tidak tenang, dan tidak kaku. Pembicara berbicara dengan sikap wajar, tidak tenang, dan kaku. Pembicara berbicara dengan sikap tidak wajar, tidak tenang, dan kaku. Pembicara berbicara dengan sikap sangat tidak wajar, tidak tenang, dan kaku. Pandangan. Pembicara mengarahkan pandangannya kepada semua pendengar secara merata. Pembicara mengarahkan pandangannya terpusat hanya pada sebagian pendengar. Pembicara seolah-olah mengarahkan pandangannya kepada pendengar tetapi sebenarnya tidak. Pembicara tidak mengarahkan pandangannya kepada pendengar, tetapi mengalihkan kepada hal-hal lain di sekitarnya. Pembicara hanya menunduk karena tidak berani menatap pendengar 6. Mimik/gerakgerik. Pembicara berbicara dengan mimik/gerak-gerik yang sangat tepat. Pembicara berbicara dengan mimik/gerak-gerik yang tepat. Pembicara berbicara dengan mimik/gerak-gerik yang agak tepat. Pembicara berbicara dengan mimik/gerak-gerik yang kurang tepat

. Pembicara berbicara dengan mimik datar tanpa disertai gerak-gerik 7. Kenyaringan. Pembicara berbicara dengan volume suara suara yang jelas sehingga dapat didengar oleh semua pendengar. Pembicara berbicara dengan volume suara kurang jelas sehingga hanya dapat didengar oleh sebagian pendengar. Pembicara berbicara dengan volume awal yang jelas namun lama-kelamaan kurang jelas sehingga tidak terdengar oleh sebagian pendengar. Pembicara berbicara dengan volume awal yang jelas namun lama-kelamaan kurang jelas kemudian jelas kembali sehingga mengganggu pendengar. Pembicara berbicara dengan volume suara yang tidak jelas sehingga tidak dapat didengar oleh semua pendengar 8. Kelancaran. Pembicara dapat menyampaikan topik pembicaraan dengan lancar. Pembicara dapat menyampaikan topik pembicaraan sebagian kecil tidak lancar. Pembicara berbicara terputus-putus, sering melakukan pengulangan kata atau menyelipkan bunyi tertentu. Pembicara berbicara dengan ragu-ragu dalam menyampaikan topik pembicaraan Pembicara dapat menyampaikan topik pembicaraan dengan lancar. Pembicara berbicara tidak lancar sehingga pidato tidak dapat berlanjut

Skor Maksimal 0 Keterangan: = baik sekali = baik = cukup = kurang = gagal Data yang diperoleh dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:. Penulis mendengarkan, menandai, menskor setiap lembar hasil pekerjaan siswa yang berpidato. Menjumlahkan skor keseluruhan hasil pidato siswa tentang faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan. Menghitung tingkat kemampuan berpidato dengan rumus Nilai = Perolehan Skor x 00 Skor Maksimum. Menentukan tingkat kemampuan siswa dalam berpidato dengan tolok ukur yang digunakan Nurgiantoro Tabel. Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Berpidato Interval Presentasi Tingkat Kemampuan Keterangan 8% - 00% Baik sekali 7% - 8% Baik 60% - 7% Cukup 0% - 9% Kurang 0% - 9% Gagal Nurgiantoro (00: 99)