BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Adapun alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai

JURNAL TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI. Penelitian dan pengambilan data dilakukan di Desa Bumi Jaya Kec, Anak

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

Pemurnian Biogas Dari Gas Pengotor Hidrogen Sulfida (H 2 S) Dengan Memanfaatkan Limbah Geram Besi Proses Pembubutan

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGIKAT PARTIKEL - PARTIKEL LOGAM YANG TERKANDUNG DALAM PELUMAS AKIBAT GESEKAN PADA MESIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: Test section dirancang dengan ukuran penampang 400 mm x 400 mm, dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air.

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

ANALISIS DEBIT FLUIDA PADA PIPA ELBOW 90 DENGAN VARIASI DIAMETER PIPA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan diagram alir seperti berikut: Tidak. Gambar 3.1 Diagram Alir Perancangan Reactor

PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT PEMURNIAN BIOGAS DARI PENGOTOR H2O DENGAN METODE PENGEMBUNAN (KONDENSASI)

BAB II LANDASAN TEORI

Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

PERHITUNGAN HEAD DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK UNIT PRODUKSI JARINGAN AIR BERSIH

METODE PENELITIAN. Air Jurusan Teknik Pertanian. Dan Lahan Parkir Jurusan Teknik Pertanian di

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. mulai. Studi pustaka. Desain pengujian street inlet. Survey alat street inlet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF)

PERFORMANSI PURIFIKASI BIOGAS DENGAN KOH BASED ABSORBENT

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK/CAIR MENJADI BIOGAS, PUPUK PADAT DAN CAIR

STUDI DISTRIBUSI TEKANAN ALIRAN MELALUI PENGECILAN SALURAN SECARA MENDADAK DENGAN BELOKAN PADA PENAMPANG SEGI EMPAT

PEMURNIAN BIOGAS DARI GAS PENGOTOR HIDROGEN SULFIDA (H2S) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH GRAM BESI HASIL PEMBUBUTAN

3.7 Proses Pengadaan Alat, Bahan, dan Pembuatan Alat

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut: Mulai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk. Namun demikian, hal ini tidak diiringi dengan

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

Studi terhadap prestasi pompa hidraulik ram dengan variasi beban katup limbah

Pengaruh Penambahan Diethylene Glycol

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai April 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

PERENCANAAN ANAEROBIC DIGESTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MENGOLAH LIMBAH DOMESTIK DAN KOTORAN SAPI DALAM UPAYA MENDAPATKAN ENERGI ALTERNATIF

BAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA

Pendahuluan. Krida B et al., Analisis Penurunan Head Losses... Bagus Krida Pratama Mahardika 1, Digdo Listyadi Setiawan 2, Andi Sanata 2

Perancangan dan Pembuatan Simulasi Fire Integrated System untuk kebakaran minyak (Kelas B) berbasis Mikrokontroller

BAB IV METODELOGI PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut: Mulai

MODUL PENERAPAN TEKNOLOGI BIOGAS MELALUI DAUR ULANG LIMBAH TERNAK

I. PENDAHULUAN. LPG. Tujuan diberlakukannya program ini adalah untuk mengurangi subsidi

BAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Oktober 2015 dengan tempat

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

PERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU. Aditya Ayuningtyas

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ALAT PENGUJIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung

Panduan Praktikum 2012

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

Analisa Hasil Penyimpanan Energi Biogas Ke Dalam Tabung Bekas

SISTEM TRANSPORTASI FLUIDA (Sistem Pemipaan)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

OUTLINE Prinsip dasar produksi biogas. REAKTOR BIOGAS SKALA KECIL (Rumah Tangga dan Semi-Komunal) 4/2/2017

III. METODE PENELITIAN. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

4 m 3 atau 4000 liter Masukan bahan kering perhari. 6Kg Volume digester yang terisi kotoran. 1,4 m 3 Volume Kebutuhan digester total

PERANCANGAN NOSSEL DAN SISTEM PERPIPAAN PADA TURBIN PELTON

BAB IV METODE PENELITIAN

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

Transkripsi:

BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN 4.1 Perancangan Model Alat Pemurnian Biogas Dengan Geram Besi Berdasarkan rancangan awal penggunaan bahan geram besi sebagai alat pemurnian biogas terhadap gas korosif yaitu H2S baik menggunakan (Fe2O3) maupun (Fe(OH)3) sangatlah reaktif terhadap H2S, dengan demikian (Fe2O3) maupun (Fe(OH)3) dapat bereaksi dengan H2S yang terdapat dalam biogas ketika biogas mengalir melewati alat purifikasi. Sehingga pada tahap awal baik (Fe2O3) maupun (Fe(OH)3) mampu lebih banyak menangkap H2S namun berikutnya ketika volume biogas mendekati 300 liter mulai terjadi penurunan kadar H2S, diakibatkan karena pada tahap ini (Fe2O3) maupun (Fe(OH)3) yang sudah menangkap H2S sudah mengandung besi sulfida (Fe2S3) dan uap air (H2O) yang cukup banyak yang akhirnya membentuk air menutupi hampir seluruh bagian geram besi (Komang, 2012). H2S tidak akan reaktif lagi terhadap (Fe2O3) maupun (Fe(OH)3) karena terlalu banyak (Fe2S3) dan air (H2O) akibatnya performansi penurunannya semakin menurun. Agar (Fe2O3) maupun (Fe(OH)3) dapat kembali bereaksi terhadap H2S dan proses pemurnian dapat kembali berlangsung maka perlu dilakukan proses pembilasan yaitu dengan cara melakukan kembali oksidasi terhadap bahan bilet geram besi (Fe2O3). 4.1.1 Sistem Kerja Alat Pemurnian Biogas dengan Geram Besi (Fe2O3) Sudah diketahui bahwasannya biogas memiliki bermacam macam kandungan gas yang menghambat efisiensi dari proses pembakaran berbahan bakar biogas dan juga terdapat gas beracun di dalamnya. Salah satu kandungan gas yang beracun dan sekaligus bersifat korosif yang terkandung di dalam biogas adalah Hidrogen Sulfida (H2S). Hidrogen Sulida (H2S) dapat menyebabkan hal buruk bagi lingkungan yang dapat menyebab kan korosi pada benda logam. Sehingga parameter yang digunakan dalam perancangan ini adalah penurunan : 31

32 kadar hidrogen sulfida (H2S) yang bersifat korosif sebagai salah satu kandungan dari biogas tersebut. Dengan cara dilakukannya treatment atau perlakuan pemurnian menggunakan alat pemurnian biogas. Metode yang digunakan adalah purifikasi dengan menggunakan adsorbden berupa geram besi (Fe2O3). Sehingga pada tahap ini setelah dilakukan beberapa studi literatur mengenai bentuk dan model alat pemurnian biogas terhadap gas hidrogen sulfida (H2S), maka diperoleh bentuk dan skema rancangan alat pemurnian biogas yang efektif dengan menggunakan geram besi (Fe2O3) secara aliran dengan bentuk skema gambar 4.1. Geram Besi (Fe2O3) Tee 1 PVC Tee 2 Inlet outlet Sistem Purifikasi Oleh Geram Besi (Fe2O3) Bak penampung biogas ( Penampung biogas ) Bak Penampung Akhir Gambar 4.1 Skema rancangan alat pemurnian biogas terhadap Hidrogen Sulfida (H2S)

33 Skema aliran yang terjadi dalam alat pemurnian biogas ini adalah sebagai berikut : a. Pada awalnya biogas yang berada pada penampungan awal mengalir melalui pipa penyalur menuju mulut pipa alat pemurnian (inlet) lalu langsung menuju ke alat purifikasi berbahan geram besi (Fe2O3) yang telah di letakan di dalam pipa tersebut. b. Saat terjadi purifikasi akan dengan sendirinya terjadi reaksi kimia dengan sifat geram besi (Fe2O3) yang sangat reaktif terhadap gas hidrogen sulfida (H2S). c. Setelah melewati alat pemurnian dengan metode purifikasi tersebut diharapkan biogas yang keluar melalui outlet pipa pemurnian akan terbebas atau minim dari kandungan gas hidrogen sulfida (H2S) sehingga dapat meminimalisir terjadinya dampak buruk yaitu korosi pada bagian alat pembakaran seperti kompor dll. 4.2 Perancangan dan Perhitungan Alat pemurnian Biogas Perancangan dan perhitungan alat meliputi perhitungan jumlah kapasitas biogas yang digunakan serta persentase penurunan kadar gas hidrogen sulfida (H2S) ( inlet dan outlet ). Setelah kapasitas dan persentase penurunan didapatkan, maka dilakukan perancangan : Sistem perpipaan, letak bahan purifikasi (Fe2O3), perancangan posisi inlet dan outlet. a. Head kerugian gesek untuk pipa lurus ( hf mayor ) Diketahui : D = ¾ inchi ( pipa PVC ) = 0,019 m L = 320 mm = 0,32 m ( terlampir di perancangan ) v = 0,9 m/s ( diasumsikan)

34 = 0,0027 (Sularso 1991) Dijawab : hf = 0,0027. 1,87 m b. Kerugian pada belokan 90 ( hf1 ) Diketahui : f = 1,129 (Sularso, 1991) v = 0,9 m/s (diasumsikan) Dijawab : hf = f. hf = 1,129. = 0,046 m c. Kerugian pada sambungan Tee ( hf2 ) Diketahui : f = 1,30 (Sularso, 1991) v = 0,9 m/s (diasumsikan) Dijawab : hf = f. hf = 1,30. = 0,053 m

35 d. Kerugian pada ball valve ( hf3 ) Asumsi : ( fully open ball valve ) Deketahui : f = 0.05 ( open ball valve ) v = 0,9 m/s ( diasumsikan ) Dijawab : hf = f. hf = 0,05. = 0,002 m e. Kerugian pada Globe Valve ( hf4 ) Asumsi : ( fully open globe valve ) Diketahui : f = 10 ( fluid piping system ) v = 0,9 m/s ( diasumsikan ) Dijawab : hf = f. 414 m

36 f. Kerugian pada ujung pipa ( hf5 ) Diketahui : f = 1 ( Sularso, 1991 ) v = 0,9 m/s ( diasumsikan ) Dijawab : hf = f. 044 m g. Head loss instalasi perpipaan Diketahui : hf mayor = 1,87 m hf minor : hf minor1 = 0,046 m hf minor2 hf minor3 hf minor4 hf minor5 = 0,053 m = 0,002 m = 0,414 m = 0.044 m Jawab : hf minor = hf minor1 + hf minor2 + hf minor3 + hf minor4 + hf minor5 = 0,046 m + 0,053 m + 0,002 m + 0,414 m + 0,044 m hf minor = 0,559 m Maka, hf total = hf mayor + hf minor = 1,87 m + 0,559 m = 2,429 m

37 4.3 Proses Pembuatan 4.3.1 Alat dan Bahan Pembuatan a) Alat 1. Lem Pipa 4. Solder 2. Gergaji Besi ( Pemotong Pipa ) 5. Alat Ukur 3. Gunting 6. Marker b) Bahan 1. Pipa PVC ؾ (100 cm) 2. Pipa PVC Ø2 (20 cm) 3. Selang Air Ø4 mm (3 m) 4. Tutup Pipa ؾ (4 buah) 5. Tee Pipe ؾ (2 buah) 6. Reducer Pipe ؾ (2 buah) 4.3.2 Langkah langkah Pembuatan Pembuatan alat dijelaskan pada tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Langkah-langkah Pembuatan No. Langkah-langkah Alat dan Bahan yang digunakan 1 memotong pipa PVC ؾ menjadi 7 cm sebanyak 8 buah 1. Pipa PVC ؾ 2. Meteran 3. Gergaji Besi ( pemotong pipa)

38 2 Memasang pipa PVC ؾ yang telah dipotong ke Reducer Pipe ؾ 1. Reducer Pipe ؾ 2. Lem Pipa 3 Memasang pipa PVC ؾ yang telah di potong ke Tee Pipe ؾ 1. Lem Pipa 2. Tee Pipe ؾ 3. Pipa PVC ؾ 4 Melubangi tutup pipa ؾ untuk Input dan Output dan memasukan selang air Ø4 mm sebagai saluran input dan output pada alat. 1. Marker 2. Tutup pipa ؾ 3. Selang Air Ø4 mm

39 5 Memasang Reducer Pipe ؾ ke pipa PVC Ø2 dengan menhubungkan ke Reducer Pipe ؾ lainnya 1. Reducer Pipe ؾ 2. Pipa PVC Ø2 6 Selesai

40 4.4 Proses Pembuatan Bahan 4.4.1 Alat dan Bahan a) Alat 1. Alat tekan Hidrolik 2. Timbangan (gram) 3. Cetakan (60 mm) b) Bahan 1. Geram Besi (Fe2O3) 4.4.2 Langkah- langkah Pembuatan Alat dan bahan dijelaskan pada Tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Alat dan Bahan No Langkah langkah Alat dan Bahan 1 1. Geram Besi (Fe2O3) 2 Timbang geram besi dengan variasi berat 40, 50 60, 70 ( gram ) 1. Timbangan (gram)

41 3 Cetak geram besi dengan cetakan geram besi yang telah di timbang dan tekan ( press ) menggunakan Alat tekan hidrolik ( 200 Psig ) 1. Alat tekan hidrolik 2. Cetakan geram besi (Fe2O3) diameter 60 (mm) 4 Selesai

42 4.5 Proses Pengujian 4.5.1 Alat dan Bahan Pengujian Alat dan bahan pengujian dijelaskan pada Tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Alat dan Bahan Pengujian No Alat dan bahan Spesifikasi Alat 1 Gas Analyzer/Kromatografi (Simadzu GC-2010 plus) Pengujian sample dilakukan di Lab. Pengelolaan Limbah Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 2 Vacuum Tube ( 5ml ) Vacuum Tube dengan volume 5 ml (5 buah) dengan 4 variasi perlakuan dan 1 non variasi (biogas mentah)

43 3 Suntikan Volume (5 ml) 4 Extech HD350 Pitot Tube Anemometer & Manometer K. Tekanan : 0,7252 psi Tekanan max : 10 psi Resolusi max : 0,0001 psi Dasar akurasi : ±0,3% FS Linearitas : ±0,29 FS Ft/menit :200-15733 Bahan 1 Biogas Penelitian dilaksanakan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Pandan Mulyo,Ngentak, Poncosari, Srandakan, Bantul, Yogyakarta.

44 4.5.2 Langkah-langkah Pengujian Proses pengujian dijelaskan pada Tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4 Alat dan Bahan Pengujian No Pengoprasian Alat dan Bahan Penjelasan 1 Biogas ( Kotoran Sapi ) Pastikan biogas telah terisi dan siap digunakan untuk melakukan pengujian. 2 Saluran masuk ( Inlet ) Pasang selang kompresor biogas ke selang saluran masuk (inlet) 3 Memasukan bahan uji geram besi (Fe2O3) Memasukan bahan uji geram besi (Fe2O3) ke alat uji dengan variasi yang telah di tentukan dan pasang pipa pada alat uji untuk dilakukan pengujian

45 4 Pengoprasian alat uji selama 20 menit Pengoprasian alat uji dengan variasi bahan geram besi (Fe2O3) dialirkan biogas selama 20 menit di setiap variasi bahan. Pengukuran dalam Kecepatan Aliran di setiap variasi menggunakan alat Extech HD350 Pitot Tube Anemometer & Manometer. 5 Hasil pengukuran kecepatan kompresor biogas Kecepatan awal 40,31 m/s 6 Hasil pengukuran kecepatan dengan variasi berat geram besi (Fe2O3) (40 gram) (50 gram) Kecepatan aliran biogas dengan variasi berat yang telah di tentukan : 40 gram : 21,78 m/s 50 gram : 18,46 m/s 60 gram : 11,97 m/s 70 gram : 7,66 m/s

46 (60 gram) (70 gram) 7 Pengambilan sample biogas Memasukan Suntikan ke saluran keluar (outlet) sebanyak 5 ml biogas. 8 Memasukan sample ke Vacum Tube Memasukan sample biogas ke Vacum Tube sebanyak 5 ml. 9 Selesai 5 jenis variasi sample yang didapat. 1. Murni 2. 40 gram 3. 50 gram 4. 60 gram 5. 70 gram

47 4.6 Hasil Pengujian 4.6.1 Hasil Pengujian Kecepatan aliran Hasil Pengujian Alat Pada Perubahan Kecepatan Aliran disampaikan pada Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Hasil Pengujian Alat No Variasi Pengujian Kecepatan Awal (m/s) Kecepatan Akhir (m/s) Selisih Kecepatan 1 40 gram geram besi ( Fe2O3 ) 32,91 m/s 21,78 m/s 11,13 m/s 2 50 gram geram besi ( Fe2O3 ) 32,27 m/s 18,46 m/s 13,81 m/s 3 60 gram geram besi ( Fe2O3 ) 32,18 m/s 11,97 m/s 20,21 m/s 4 70 gram geram besi ( Fe2O3 ) 32,13 m/s 7,66 m/s 24,47 m/s Gambar 4.1 Grafik Hasil Pengujian Terhadap Perubahan Kecepatan Aliran Pada hasil pengujian kecepatan aliran pada alat pemurnian biogas, terjadi penurunan kecepatan aliran pada setiap variasi pengujian yang dilakukan dimana semakin besar variasi pengujian yang dilakukan maka semakin besar pula selisih perubahan kecepatan yang terjadi.

48 4.6.2 Hasil Pengujian Berat Geram Besi ( Fe2O3 ) Hasil Pengujian Alat Pada Perubahan Berat disampaikan pada Tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Hasil Pengujian Alat No Berat Geram Besi ( gram ) Kenaikan berat Waktu Aliran Sebelum Sesudah ( gram ) biogas (menit) 1 40,8174 gram 41,0203 gram 0,2029 gram 20 menit 2 50,0681 gram 51,1052 gram 1,0371 gram 20 menit 3 60,0895 gram 60,9553 gram 0,8658 gram 20 menit 4 70,0616 gram 71,2934 gram 1,2318 gram 20 menit Gambar 4.2 Grafik Hasil Pengujian Terhadap Perubahan Berat Geram Besi (Fe2O3) Kenaikan berat geram besi (Fe2O3) yang terjadi karena adanya proses korosi pada bahan uji disebabkan adanya reaksi kimia yang terjadi yaitu Fe2O3 + 3H2S Fe2S3 + 3H2O dimana akan terjadi kenaikan berat serta mengurangi kandungan H2S pada biogas tersebut.

49 4.6.3 Hasil Pengujian Hasil Pengujian Alat disampaikan pada Tabel 4.7 berikut: Tabel 4.15 Hasil Pengujian Alat No Variasi Pengujian Kadar CH4 ( % ) Kadar CO2 ( % ) 1 Murni ( biogas Mentah ) 46,95 % 32,96 % 2 40 gram geram besi ( Fe2O3 ) 44,97 % 32,12 % 3 50 gram geram besi ( Fe2O3 ) 44,61 % 31,31 % 4 60 gram geram besi ( Fe2O3 ) 47,37 % 33,30 % 5 70 gram geram besi ( Fe2O3 ) 44,60 % 31,73 % Gambar 4.3 Grafik Hasil Pengujian Variasi Berat Geram Besi (Fe2O3) terhadap Kadar CH4 dan CO2 Pada grafik 4.3 diatas menunjukan bahwa semakin berat variasi geram besi yang dilakukan maka kandungan CH4 mengalami penurunan meski tidak terlalu signifikan dan kandungan CO2 cenderung stabil. Hal ini disebabkan karena Fe2O3 tidak mengalami reaski secara reaktif terhadap CH4 dan CO2 karena Fe2O3 lebih reaktif terhadap Hidrogen Sulfida ( H2S ) sesuai dengan tujuan penelitian.