BAB IV PEMBAHASAN. Produksi gula pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang terdapat beberapa

dokumen-dokumen yang mirip
STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Sketsa mesin automatic mixing.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN. pengontrol agar dapat bekerja secara otomatis. Terdapat tiga switch menjalankan

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. fitur yang sangat kompleks. GX Developer merupakan software buatan

BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 PROSES PEMBUATAN GULA DARI NIRA TEBU. Produknya adalah gula jenis SHS (Superior Hooft Suiker) 1-A dengan hasil samping

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia

INPUT/OUTPUT HANDLING SORTING STATION

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang

Timer : teori dan aplikasi. Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra

Materi. Siswa Mampu :

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

JOBSHEET PRAKTIK MEKATRONIKA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER FC-20. Disusun Oleh: Totok Heru TM.

INPUT/OUTPUTHANDLINGPROCESSINGST ATION

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PENGUJIAN ALAT

PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

III. METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan

SISTEM MANUFAKTUR FLEXIBLE

TIMER DAN COUNTER. ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spesifikasi Alat Berikut adalah gambar Mixer menggunakan tabung V tampak dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

INPUT/OUTPUT SORTING STATION

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC

PERANCANGAN MESIN PENJUAL MAKANAN RINGAN OTOMATIS

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

Bab 3 DESKRIPSI PEKERJAAN. 3.1 Gambaran Umum Pekerjaan Lokasi dan Alat

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB I PENDAHULUAN. karena itu diadakan mata kuliah Kerja Praktek agar setiap mahasiswa mempunyai

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ash/sisa abu yang menempel pada permukaan pipa pipa boiler di bagian evaporator.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (homogen). Berikut spesifikasi dari alat hot plate magnetic stirrer : 1. Speed range : 500, 1000, 1500 rpm

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL

Pengaturan Kecepatan Motor 3 Fasa pada Mesin Sentrifugal Menggunakan Metode PID Fuzzy

PENERAPAN PLC MITSUBISHI FX 2N -SERIES SEBAGAI PENGGANTI SELTIME-1000 UNTUK KONTROL TIMER PROSES PRODUKSI BAN PADA MESIN TIRE CURING PRESS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Melihat semakin majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penyaring air yang mampu menyaring air dan memisahkan kotoran penyebab

BAB IV PEMBAHASAN. 27

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV ANALISA MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. para peternak saat ini. Hal tersebut disebabkan permintaan bahan pangan berupa

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

TUGAS AKHIR -TE Sistem Monitoring Pengemasan Air Minum Botol Menggunakan Kontrol PLC

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Serial Stepper

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL BUCKET ELEVATOR BERBASIS MIKROKONTROLER

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

DT-BASIC Mini System. Gambar 1 Blok Diagram AN132

BAB III METODE PENELITIAN

Materi 2. Menghidupkan Mesin Bubut CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN MODUL. Nama Alat : Simulasi Pengukuran Timer Pada Terapi Inframerah. Menggunakan ATmega16

BAB III PERANCANGAN 3.1 DESKRIPSI MESIN INSERT LABEL. Mesin insert label adalah sebuah mesin yang digunakan untuk memasukkan

BAB I PENDAHULUAN. daging yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Jenis

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang

Pembuatan Alat Pemberi Pakan Ikan Dan Pengontrol PH Otomatis

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur & Observasi Lapangan. Identifikasi & Perumusan Masalah

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN Produksi gula pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang terdapat beberapa proses produksi. Proses dari tebu kemudian berubah menjadi butiran butiran kristal gula yang siap jual. Dari beberapa tahap tersebut terdapat mesin-mesin yang pengontrolannya sudah menggunakan PLC. Dari mesin tersebut penulis mengambil mesin puteran gula yang memisahkan antara gula dan stroop. Putaran ini menggunakan prinsip sentrifugal dimana stroop akan terpisah dengan kristal gula yang terkumpul pada penyaringan. Pada bagian puteran terdapat 2 macam yaitu Low Grade Fugal dan High Grade Fugal, dan yang akan dibahas pada bab ini adalah Putaran High Grade Fugal. 4.1 Putaran High Grade Fugal Putaran High Grade Fugal adalah putaran berkecepatan tinggi yang memanfaatkan gaya sentrifugal. Dengan memanfaatkan gaya sentrifugal alat ini dapat melakukan proses pembersihan pada gula sehingga didapatkan gula yang bersih dari sisa-sisa stroop. Gaya sentrifugal adalah gaya gerak yang melingkar keluar atau kebalikan dari gaya sentripetal yaitu gaya gerak yang menuju pusat putaran. Puteran High Grade Fugal ini memiliki beberapa bagian yang terhubung pada PLC yang berfungsi sebagai pengontrol puteran ini. Terdapat juga hidrolik dan sensor proximity yang menjadi bagian dari High Grade Fugal ini. 50

51 4.2 Spesifikasi Puteran High Grade Fugal Puteran High Grade Fugal pada pabrik gula PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang mempunyai spesifikasi sebagai berikut: 1. Merk : ASEA 2. Motor : ASEA 440V, 214KWh, 1000-1200rpm 3. Kapasitas basket : 1200 liter 4. Ukuran basket : 80 cm x 60 cm 4.3 Bagian dari High Grade Fugal Dalam mesin puteran High Grade Fugal terdapat beberapa bagian-bagian. Bagian mesin puteran High Grade Fugal ditunjukkan pada gambar 4.1 dibawah ini. Gambar 4.1 Mesin High Grade Fugal

52 Bagian-bagian dari HGF (High Grade Fugal) : 1. Motor penggerak 2. Katup pembuka aliran stroop menggunakan hidrolik udara 3. Nozzle (penyemprot air) 4. Penyaring stroop 5. Katup hasil pembilasan gula 6. Plough (Pengeruk gula menempel pada basket) 7. Sensor proximity sebagai batas gula pada basket 8. Saluran aliran stroop yang akan diproses ulang. 9. Hidrolik udara. Gambar 4.2 Foto asli mesin High Grade Fugal tampak depan

53 Beberapa penjelasan mengenai kebutuhan kontrol dari mesin high grade fugal ini, agar mesin ini dapat bekerja sesuai fungsinya di pabrik gula. Tiap-tiap step dalam proses pada mesin high grade fugal ini dinamakan standard operating procedure, yaitu : 1. Operasi awal, berikut adalah kondisi operasi awal : a. Power on dan fan operasi on b. Tidak ada alarm menyala c. Proximity pl park, cover close, drift close on d. Valve encoder pada posisi nol 2. Operasi ploughing, berikut adalah kondisi operasi ploughing a. Posisi selector pada plough b. Posisi putaran dibawah 50 rpm atau nol c. Tekan tombol start d. Tekan tombol stop hingga posisi ploughing selesai 3. Operasi charging, berikut adalah kondisi charging : a. Posisi selector pada run, manual dan manual feed b. Posisi putaran dibawah 200-300 rpm charge atau nol c. Tekan tombol start d. Tunggu rpm mencapai rpm charge e. Selector open dan close hingga pengisian cukup f. Tekan berurutan stop feed, reset, start g. Akan terjadi operasi spinning hingga ploughing h. Tekan stop apabila ploughing berakhir

54 4. Operasi Fully Automatic a. Posisi selector pada auto dan auto feed b. Posisi putaran dibawah rpm discharge atau nol c. Tekan tombol start d. Operasi akan berlangsung terus menerus e. Penghentian operasi saat dibawah rpm charge 5. Akhir operasi atau standby : a. Posisi selector pada posisi off 4.4 Cara Kerja High Grade Fugal Terdapat 3 tahap dalam satu proses pembilasan gula pada bagian puteran. Tahap pertama operator nenekan tombol start pada monitor. Ketika tombol start, inverter motor akan menjalankan motor berputar pada 60 rpm disertai pembersihan basket penyaringan sekitar 9 detik. Tahap kedua setelah pembersihan selesai motor akan bertambah kecepatan rpmnya sampai 250rpm disertai membukanya katup bahan disertai pembilasan gula dengan air sekitar 8 detik. Pada pengisian bahan ini terdapat indikator ketebalan gula pada basket, apabila ketebalan basket sudah mencapai batas maksimal dari indikator tersebut maka indikator yang berupa gear dan pada bagian atas terdapat plat akan berputar dan mengenai sensor proximity sehingga sensor proximity akan mengirim data 650rpm dan disertai pembilasan kedua sekitar 8 detik. Setelah pembilasan selesai masuk ke tahap 3 yaitu kecepatan motor tertahan pada 1000rpm yang berfungsi untuk mengeringkan gula. Pada pengeringan ini

55 dilakukan tergantung pada bahan. Setelah pengertian selesai kecepatan motor kembali turun menjadi 60rpm kemudian plough bekerja yang fungsinya untuk membersihkan gula yang menempel pada dinding basket. Gambar 4.3 Siklus Cara Kerja Puteran HGF Keterangan : T1 : Start saat mesin mulai bekerja. T2 : Pembersihan basket dengan cara disemprot menggunakan air. T3 : Katup terbuka. T4 : Basket terisi oleh gula sebanyak 1200 liter. T5 : Penyemprotan gula pertama di 250rpm. T6 : Penyemprotan gula kedua di 650rpm. T7 : Pengeringan gula, basket berputar dengan kecepatan 1000rpm. T8 :Kecepatan motor menurun dan plough bekerja untuk membersihkan gula pada dinding basket. T9 : Kembali ke siklus awal.

56 Grafik diatas menjelaskan bahwa mesin High Grade Fugal awalnya memiliki putaran (RPM) yang rendah atau dibawah RPM kondisi discharge. Setelah fase discharge selesai dilanjutkan dengan fase charge yaitu pengisian nira kental hasil proses nira sebelumnya. Setelah pengisian cukup maka RPM terus meningkat diiringi wash dan steam pada kristal-kristal nira. Setelah nilai RPM mencapai nilai tertentu, maka proses spinning dimulai hingga nira benar-benar menjadi kristal gula. Setelah proses spinning cukup, dilanjutkan dengan pengereman atau memperlambat RPM dari mesin putar. Setelah kristal-kristal gula menempel pada dinding-dinding mesin, maka scrupper diturunkan ke dalam tabung kemudian berputar untuk menjatuhkan kristal-kristal yang menempel pada dinding mesin. Setelah semua kristal jatuh maka scrupper naik. Kemudian mesin menunggu siklus selanjutnya. Satu siklus ini kurang lebih berlangsung selama 3 menit. Kebutuhan kontrol inilah yang nantinya PLC diperlukan untuk mengambil alih kontrol sehingga mesin dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan tersebut. Gambar 4.3 berikut adalah gambar asli dari PLC pada pabrik gula yang digunakan untuk mengendalikan mesin High Grade Fugal tersebut.

57 Gambar 4.4 PLC Mitsubishi yang digunakan untuk mengontrol mesin high grade fugal di pabrik gula 4.5 Diagram Alir (Flowchart) Berdasarkan kebutuhan kontrol yang telah dijelaskan di atas, dapat disusun diagram alir (flowchart). Diagram alir ini dapat dijadikan dasar berpikir untuk memulai program pada PLC. Gambar 4.5 berikut adalah flowchart dari kontrol high grade fugal.

58 Start Inisialisasi setting timer (s) dari : Discharge, screen wash, Delay wash, delay change Charging 1 st delay wash, wash 1. 2 nd delay wash, wash 2. Spinning, delay scrapper sown, Scrapper down delay next cycle. Inisialisasi RPM : Discharging, charging, spinning, deceleration, deceleration rpm/second. B Kondisi discharging RPM (s) : Poweron, fan operasi on, cover close, Drift close on, valve encoder nol RPM naik dan proses screen wash tidak Charging RPM ya A

59 A Charging (detik (s)) Naikkan RPM Delay wash (s) Wash (s) Mencapai Spinning RPM tidak ya Steam (detik (s)) Spinning (detik (s)) Pengereman Mengurangi RPM tidak Mencapai Discharging RPM ya Delay Scrapper down (s), Scrapper down (s), Delay Scrapper up (s), Scrapper up, Scrapper parking (Delay Next Cycle) B Gambar 4.5 Diagram alir (flowchart) kontrol high grade fugal Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai diagram alir ini : 1. Inisialisasi setting timer adalah tetapan waktu dalam satuan detik untuk setiap sesi dari proses yang ada di high grade fugal.

60 2. Inisialisasi RPM, yaitu menetapkan kecepatan putar dengan satuan RPM pada masing-masing proses. Seperti discharging, charging, spinning, deceleration. 3. Kondisi start awal dari proses high grade fugal ini adalah RPM dinaikkan menuju kondisi RPM discharging dimana putaran awal RPM mesin high grade fugal rendah atau mendekati nol. 4. Setelah kondisi discharging selesai, dilakukan proses screen wash dan mulai menaikkan RPM mesin high grade fugal sampai nilai RPM pada kondisi charging dicapai. 5. Pada saat charging yaitu pengisian nira ke tabung high grade fugal, mesin high grade fugal tetap berputar dengan tetapan RPM charging. 6. Setelah pengisian cukup, RPM mulai dinaikkan lagi (aselarasi) bersamaan dengan proses wash dan delay wash. Proses ini berhenti hingga dicapai nilai RPM spinning. 7. Pada saat nilai RPM motor high grade fugal sama dengan nilai RPM spinning maka dilanjutkan proses steam dan spinning sesuai dengan tetapan waktu yang dideklarasikan. 8. Setelah proses diatas berhenti, terjadi penurunan RPM motor hingga mencapai nilai RPM discharging. 9. Selama proses discharging namun RPM tidak keadaan nol yaitu RPM discharging, scrapper turun, fungsinya untuk melepaskan kristal-kristal gula yang menempel pada dinding-dinding tabung high grade fugal, pada proses ini pula cover bottom dibuka sehingga kristal gula langsung didistribusi ke proses selanjutnya.

61 10. Setelah selesai scrapper kembali naik dan kembali ke tempat penyimpanannya. Demikian satu siklus selesai lalu menunggu siklus selanjutnya. 4.6 Allocation List (Input/Output) Untuk merancang sistem otomatis dengan PLC, selain meyusun hal-hal yang menjadi kebutuhan control, lalu diagram alir, diperlukan juga allocation list atau daftar input/output. Hal ini berguna dalam pembuatan program PLC, sehingga variabel-variabel yang digunakan pada program sesuai dengan input dan output pada PLC. Dengan begitu diharapkan program dapat berjalan sesuai yang diinginkan. Gambar 4.6 berikut adalah mengenai allocation list di PLC. Gambar 4.6 Allocation List Program PLC

62 4.7 Konversi dari Flowchart menjadi program PLC Pada Sub Bab ini, akan dibahas mengenai program PLC yang diturunkan dari diagram alir (flowchart) diatas. Program adalah bentuk akhir dari instruksiinstruksi yang dimaksudkan untuk menjalankan PLC atau mesin PLC. Pada kesempatan ini PLC yang digunakan adalah PLC dari Mitsubishi, sehingga compiler yang digunakan untuk membangun program yang akan dijalankan di PLC Mitsubishi adalah GX Developer Ver. 8. Mengingat etika dari rahasia dagang, terutama pada perusahaan tempat penulis melaksanakan kerja praktek, program-program yang dicantumkan pada laporan ini tidak seluruhnya dari program sebenarnya untuk menjalankan mesin high grade fugal pada pabrik gula. Program yang akan dijabarkan pada laporan ini adalah program yang lebih mengacu pada aktuator-aktuator dari mesin high grade fugal tersebut. Program-program itu akan ditampilkan di halaman lampiran.