I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO

I. PENDAHULUAN. ruang untuk penggunaan lahan bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan hal

I. PENDAHULUAN. Asas otonomi daerah merupakan hal yang hidup sesuai dengan kebutuhan dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia diciptakan di atas bumi, sejak itu manusia telah beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam di Indonesia sangat berlimpah. Dengan aneka potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

BAB I PENDAHULUAN. (1989), hingga tahun 2000 diperkirakan dari 24 juta Ha lahan hijau (pertanian,

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, bahwa penduduk Indonesia dari

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Lahan adalah bagian dari sumber daya alam yang makin terbatas

I. PENDAHULUAN. Pemukiman sebagai suatu kebutuhan dasar hidup manusia yang harus dipenuhi,

I. PENDAHULUAN. berpenghuni.pada pulau-pulau yang berpenghuni, penduduk nya tersebar secara

PENDAHULUAN. Kota adalah suatu wilayah yang akan terus menerus tumbuh seiring

I. PENDAHULUAN. Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, persaingan yang kuat di pusat kota, terutama di kawasan yang paling

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. bahan pangan utama berupa beras. Selain itu, lahan sawah juga memiliki

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN I.1.

I. PENDAHULUAN. Penggunaan lahan kini kian berkembang pada wilayah yang memiliki tingkat

BAB I PENDAHULUAN. sosio-ekonomi dan budaya serta interaksi dengan kota kota lain di sekitarnya. Secara

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan sebesar 1,49 % pada tahun Badan Pusat Statistik (BPS,

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

II. TINJAUAN PUSTAKA Konversi Lahan Konversi lahan merupakan perubahan fungsi sebagian atau seluruh

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

PENDAHULUAN. Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumberdaya alam yang terdapat di suatu wilayah pada dasarnya

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

PENDAHULUAN. pangan bagi dirinya sendiri. Kegiatan pertanian tersebut mendorong suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan kawasan yang mempunyai kenampakan dan masalah. yang komplek. Kota tidak hanya berfungsi sebagai wadah dimana tempat

BAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V 29

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Hutan memiliki berbagai fungsi bagi kehidupan. Ditinjau dari aspek ekonomi,

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan waktu pertumbuhan penduduk yang cepat. fungsi. Masalah pertanahan akan selalu timbul dari waktu ke waktu.

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari beberapa unsur, diantaranya terdiri dari unsur fisik dan sosial

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

4. KARAKTERISTIK DESA. Pertemuan 5

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

I. PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Fasilitas yang ada

I. PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

BAB I PENDAHULUAN. alam baik itu berupa sumber daya tanah, air, udara dan sumber daya alam lainnya

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Pendahuluan ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam realisasi pembangunan khususnya yang berbentuk fisik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, pertumbuhan penduduk dari tahunketahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota merupakan pusat pemukiman dan kegiatan masyarakat, memiliki

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

POLA KERUANGAN DESA A. Potensi Desa dan Perkembangan Desa-Kota Bintarto

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG PEMEKARAN WILAYAH PEKON TAMBAHREJO BARAT (JURNAL) Oleh. Jepri Rison Wardana

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk di Provinsi Lampung yang selalu bertambah pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan otonomi daerah, serta pertambahan Ibukota Kabupaten baru yang menjadi wilayah kecamatan. Jadi Ibukota Kabupaten baru tersebut berperan sebagai wilayah yang menjadi pusat-pusat pertambahan fasilitas baru, pertambahan penduduk yang cenderung mendekati pusat-pusat pertambahan fasilitas tersebut, sehingga akan merubah lahan di wilayah tersebut. Seiring dengan terjadinya pertambahan jumlah penduduk tersebut, kebutuhan lahan yang digunakan untuk membangun fasilitas fasilitas umum, seperti sarana pendidikan, sarana kesehatan, industri, pasar dan rumah tinggal, mengalami peningkatan. Sehingga hal ini menimbulkan tingkat kepadatan rumah tinggal di wilayah tersebut juga meningkat. Untuk pertambahan jumlah kepala keluarga dan jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu dalam 5 tahun terakhir, dapat dilihat pada tabel berikut:

2 Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga di Wilayah Kecamatan Pringsewu Tahun 2010-2014 No Tahun Jumlah Kepala Keluarga (KK) Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 2010 18.623 74.695 2 2011 18.849 75.933 3 2012 18.736 76.908 4 2013 19.648 76.868 5 2014 21.080 79.462 Sumber: Data Monografi Kecamatan Pringsewu Besdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa tahun 2010 jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu sebanyak 74.695 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga 18.623 KK. Jumlah penduduk tersebut selalu mengalami perubahan pada setiap tahunnya, pada tahun berikutnya yaitu tahun 2014, jumlah penduduk tersebut bertambah menjadi 79.642 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga 21.080 KK. Dengan demikian dapat diketahui rata-rata jumlah beban tanggungan dalam setiap keluarga adalah 3 sampai 5 jiwa. Pertambahan jumlah penduduk akan menambah jumlah rumah tinggal di wilayah tersebut, sedangkan ketersediaan lahan di pusat-pusat kota menjadi semakin terbatas. Hal ini dimungkinkan karena keberadaan perkembangan fasilitas yang dibutuhkan kala pertambahan jumlah penduduk yang membutuhkan rumah tinggal sebagai konsekuensi untuk memenuhi kebutuhan dasar akibat pertambahan jumlah penduduk di wilayah tersebut. Sebagai Ibukota kabupaten yang baru, pasti membutuhkan fasilitas-fasilitas untuk sarana dan prasarana. Atas dasar tersebut, maka daerah persawahan disekitarnya akan menjadi sasaran utama untuk perkembangan jumlah penduduk yang membutuhkan jumlah rumah tinggal untuk kelangsungan hidup keluarganya.

3 Terjadinya petambahan jumlah penduduk, ternyata telah menambah luas wilayah permukiman, sehingga untuk wilayah kota, harus dilakukan perencanaan penggunaan lahan untuk pembangunan berbagai fasilitas kebutuhan warganya. Perubahan penggunaan lahan akibat pertambahan jumlah penduduk yang terjadi, khususnya pada setiap wilayah perkotaan merupakan bentuk upaya pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat, dan bukan hanya sebagai permukiman saja, namun juga sebagai tempat penyedia fasilitas-fasilitas yang diperlukan bagi pemerintahan, seperti pusat-pusat perdagangan, industri, permukiman, dan pembangunan fasilitas lainnya. Sehingga daerah pertanian menjadi sasaran utama dalam memenuhi kebutuhan untuk rumah tinggal warga yang akan tinggal dan bekerja di wilayah tersebut. Kondisi yang demikian, nampaknya juga terjadi di wilayah Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu, yang sejak tahun 2012 wilayah ini menjadi pusat pemerintahan daerah. Wilayah ini sebelumnya memiliki lahan pertanian sawah yang tersebar di berbagai wilayah kota Kecamatan Pringsewu serta pekon dan kelurahan yang ada di wilayah tersebut, sebagai sumber mata pencaharian bagi sebagian besar penduduk petani, pendapatan keluarga petani yang karena didukung oleh fasilitas saluran irigasi yang menjadikan panen padi 2 kali dalam 1 tahun. Selain itu, daerah tersebut merupakan lokasi yang strategis karena dilalui sarana transportasi antar kota, serta keberadaan fasilitas perdagangan (pasar) yang ramai, sehingga menjadi daya tarik manusia untuk tinggal di wilayah tersebut. Dalam waktu 5 tahun terakhir, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu terus terjadi

4 perubahan penggunaan lahan sawah menjadi permukiman, yang dalam perencanaannya kurang tepat, sehingga terjadi ketidakseimbangan terhadap kebutahan penggunaan lahan yang berpengaruh pada pola pembangunan daerah dan perubahan mata pencaharian masyarakat setempat. Masyarakat yang awalnya bekerja sebagai petani berubah menjadi pedagang dan buruh serabutan atau bekerja sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Mata pencaharian merupakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup (ekonomi) yaitu dengan cara bekerja, namun dengan adanya alih fungsi lahan sawah menjadi permukiman ini, dalam bekerja (non-petani) masyarakat di wilayah Kecamatan Pringsewu harus kreatif dan bisa menyesuaikan diri dengan keahlian yang dimiliki, sehingga mampu mengolah potensi sumber daya alam atau lahan yang telah tersedia secara maksimal untuk dapat dijadikan lapangan pekerjaan baru yang mampu menghasilkan barang atau jasa, sehingga dengan demikian, keberlangsungan hidup yang lebih baik dan sejahtera dapat terwujud secara maksimal. Berdasarkan data monografi Kecamatan Pringsewu tahun 2010-2014, tercatat daerah ini memiliki luas 5.329 ha. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di setiap tahunnya, hal ini berdampak pada kebutuhan rumah tinggal bagi masyarakat untuk permukimannya. Dalam 5 tahun terakhir, tercatat terjadinya perubahan penggunan lahan di Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu, yang dapat diketahui pada tabel berikut:

5 Tabel 2. Luas Penggunaan Lahan di Wilayah Kecamatan Pringsewu Tahun 2010-2014. Penggunaan Luas Penggunaan Lahan (Ha) No Lahan 2010 2011 2012 2013 2014 1 Permukiman 1.683,50 1.715,00 1.836,75 1.876,50 1.983,50 2 Sawah 1.934,00 1.901,25 1.868,25 1.828,50 1.784,25 3 Perkebunan 1.414,50 1.405,75 1.337,50 1.336,50 1.287,50 4 Pertambangan 7,75 7,75 7,75 7,75 7,75 5 Peternakan 2,25 3,00 3,00 3,25 4,00 6 Tegalan 171,00 169,75 144,00 142,00 124,5 7 Industri 23,50 25,75 27,00 25,00 26,00 8 Perkantoran 18,25 22,25 23,00 23,00 23,25 9 Kesehatan 9,50 10,00 10,00 11,00 11,00 10 Pendidikan 14,50 15,75 16,00 18,00 18,00 11 Peribadatan 10,75 11,50 12,25 13,00 13,50 12 Rekreasi dan Olahraga 18,00 19,75 22,00 22,50 23,75 13 Terminal 3,50 3,50 3,50 40 4,00 14 Makam 8,25 8,25 8,25 8,25 8,25 15 Bendungan 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 16 TPA 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 17 Ruang Terbuka Hijau 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 18 Perdagangan dan Jasa 3,25 3,25 3,25 3,25 3,25 Jumlah 5.329,00 5.329,00 5.329,00 5.329,00 5.329,00 Sumber: BAPPEDA Kabupaten Pringsewu Berdasarkan tabel 2, dapat dijelaskan bahwa dalam penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu dari tahun 2010-2014 selalu mengalami perubahan yang cukup banyak, yaitu untuk penggunaan lahan sawah pada tahun 2010 luas lahan sawah mencapai 1.934,00 ha, dan pada tahun 2014 luasnya menurun menjadi 1.784,25 ha, sedangkan luas permukiman pada tahun 2010 mencapai 1.683,50 ha, dan pada tahun 2014 luasnya bertambah menjadi 1.983,50 ha.

6 Keadaan ini tampak adanya pergeseran atau perubahan luas lahan, seperti lahan sawah yang banyak digunakan masyarakat untuk membangun rumah tinggal yang kemudian akan membentuk sebuah area permukiman baru. Proses alih fungsi lahan sawah bisa berlangsung cepat jika penyebabnya terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan sektor ekonomi lain yang menghasilkan surplus/kelebihan ekonomi (land rent) jauh lebih tinggi (misalnya untu k pembangunan kawasan permukiman, kawasan industri, dan sebagainya) atau untuk pemenuhan kebutuhan mendasar (prasarana umum yang diprogramkan pemerint ah, atau untuk lahan tempat tinggal pemilik lahan yang bersangkutan). Alih fungsi lahan sawah dilakukan secara langsung oleh petani pemilik lahan ataupun tidak langsung oleh pihak lain yang sebelumnya diawali dengan transaksi jual beli lahan sawah. Kegiatan alih fungsi lahan sawah menjadi lahan permukiman di wilayah Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu akan terus terjadi seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta pertambahan luas lahan permukiman akan selalu mengikuti pertambahan jumlah penduduk. Peningkatan jumlah penduduk ini juga disebabkan karena Kecamatan Pringsewu memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah seperti lahan produktif (sawah), yang dapat dimanfaatkan manusia yang dijadikan lahan untuk membangun atau membuka lapangan pekerjaan (pertanian/non-pertanian), dengan demikian, hal tersebut menjadi daya tarik bagi masyarakat dari dalam bahkan luar daerah untuk pindah dan tinggal menetap di wilayah tersebut, guna menunjang kehidupan keluarga yang lebih baik.

7 Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Studi perubahan penggunaan lahan sawah menjadi permukiman di Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu tahun 2010-2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti mengidentifikasi masalah yaitu sebagai berikut : 1. Semakin bertambahnya jumlah penduduk 2. Berkurangnya luas lahan sawah 3. Bertambahnya luas permukiman 4. Keterbatasan lahan permukiman kota 5. Perubahan penggunaan lahan sawah menjadi permukiman 6. Pertambahan pembangunan fasilitas kota C. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah pertambahan jumlah penduduk menjadi penyebab perubahan luas lahan sawah menjadi lahan permukiman di wilayah Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu tahun 2010-2014? 2. Bagaimanakah perkembangan perubahan luas lahan sawah menjadi permukiman di wilayah Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu tahun 2010-2014? 3. Bagaimanakah perkembangan luas lahan permukiman di wilayah Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu tahun 2010-2014?

8 4. Dimanasajakah wilayah yang mengalami perubahan luas lahan permukiman di wilayah Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu tahun 2010-2014? D. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk memperoleh informasi tentang pengaruh perubahan jumlah penduduk terhadap perubahan luas lahan sawah menjadi permukiman di wilayah Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun 2010-2014. 2. Untuk memperoleh informasi tentang perkembangan perubahan luas lahan sawah menjadi lahan permukiman di wilayah Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun 2010-2014. 3. Untuk memperoleh informasi tentang perkembangan luas lahan permukiman di wilayah Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun 2010-2014. 4. Untuk memperoleh informasi tentang sebaran perkembangan lahan permukiman di wilayah Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun 2010-2014. E. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini antara lain: 1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Untuk menambah ilmu pengetahuan pada mata kuliah Geografi Perencanaan dan Pembangunan Wilayah di Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uiversitas Lampung.

9 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihakpihak terkait dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. 4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi penelitian sejenis dalam kajian penggunaan lahan dan pembangunan wilayah. F. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah: 1. Ruang lingkup objek penelitian adalah perubahan penggunaan lahan sawah menjadi permukiman. 2. Ruang lingkup subjek penelitian adalah masyarakat dan pihak-pihak terkait yang mengetahui perubahan penggunaan lahan sawah menjadi permukiman. 3. Ruang lingkup tempat penelitian yaitu di Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu. 4. Ruang lingkup waktu penelitian yaitu tahun 2015. 5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Geografi Pemukiman. Geografi pemukiman adalah suatu studi geografi mengenai perkembangan pemukiman di suatu wilayah di permukaan bumi. Yang dibahas pada Geografi Pemukiman yaitu bilamana suatu wilayah mulai dihuni manusia; bagaimana perkembanagan pemukiman itu selanjutnya; bagaimana bentuk pola pemukiman; dan faktor-faktor geografi apakah yang mempengaruhi perkembangan dan pola pemukiman (Nursid Sumaatmaja 1998:55-56).

10 Berdasarkan pendapat tersebut, maka judul penelitian ini akan menitiktekankan pada perubahan terhadap suatu wilayah muka bumi baik yang telah menjadi tempat tinggal manusia dan tempat melakukan aktivitas kehidupan dan ekonominya di muka bumi dalam melestarikan kehidupan dan perkembangannya dalam memanfaatkan untuk kepentingannya.