BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lain perkembangan dibidang sains, teknologi, sosial, budaya dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dikemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

bangsa Indonesia yang sedang membangun.

BAB I PENDAHULUAN. harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1. IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang alam.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Ombuli Pada Materi Perkembangbiakan Tumbuhan Melalui Metode Inquiri

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengetengahkan tanggung jawab sebagai pendidik. Dimana pendidik adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Via Ulfah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan belajar yang nyaman dan penggunaan pendekatan yang relevan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gejala,menjelaskannya,dan mengambil manfaat dari pengetahuannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi yang ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

PENERAPAN PENDEKATAN CTL PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN PADA TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. berkompetensi di era global. Upaya yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan. pembentukan anak-anak sekolah yang merupakan generasi penerus.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan, pemerataan kesempatan pendidikan di wujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan di arahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, dan olah rasa agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting. Peran guru tidak hanya sebagai penyampai materi saja, melainkan lebih dari itu guru bisa dikatakan sebagai pusat belajar dan sebagai pengendali serta pelaku dalam kegiatan proses belajar mengajar, guru mengatur arah proses belajar mengajar dilaksanakan. Oleh sebab itu harus mampu membuat pengajaran lebih efektif dan menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan dapat membuat siswa senang dan memiliki rasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut. Guru mengemban tugas yang tidak ringan agar tercapai tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cita terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangun dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas bangsa. (Depdikbud, 1999: 4.1 ). Tujuan pembelajaran keberhasilannya ditentukan oleh banyak faktor diantaranya yaitu faktor guru dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar, sebab guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan 1

2 meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mencapai tujuan pendidikan secara maksimal dalam mengatasi permasalahan di atas, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki model mengajar yang baik serta mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsepkonsep mata pelajaran yang akan disampaikan pada siswa. Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran, salah satu upayanya yaitu dengan memilih strategi, cara atau model yang diterapkan dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan hasil belajar siswa, salah satunya adalah pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Penerapan tersebut misalnya membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan tarap intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan dasar yang bertujuan meletakkan dasar kecerdasan yaitu membaca, menulis dan menghitung, serta memperoleh bekal wawasan dan pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pembelajaran IPA merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari siswa karena IPA berhubungan dengan cara penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip dan merupakan suatu proses penemuan. Mata pelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran karena mata pelajaran IPA erat kaitannya dengan aktivitas kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, bahwasannya IPA bukan hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta atau konsep- mempelajari gejala-gejala alam yang belum dapat diterangkan melalui suatu penemuan. Sesuai dengan hakikatnya tersebut, pembelajaran IPA di Sekolah Dasar hendaknya diselenggarakan melalui pengalaman langsung daya ingat siswa akan menjadi lebih kuat, sebab siswa melakukan sendiri percobaan-percobaan dengan menggunakan media belajar yang terdapat di lingkungan sekitarnya.

3 Hal tersebut senada dengan pendapat yang diutarakan oleh Piaget (Sumiati, 2009 : 12) yaitu : Pengalaman langsung yang memegang peranan penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif siswa. Pengalaman langsung siswa terjadi secara spontan sejak lahir sampai siswa berumur 12 tahun. Efesiensi pengalaman langsung tergantung pada konsistensi antara hubungan metode dan objek dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Siswa akan siap untuk mengembangkan konsep tersebut hanya bila siswa telah memiliki struktur kognitif (schemata) yang menjadi persyaratan, yakni perkembangan kognitif yang bersifat hierarkis dan integratif. Dalam pembelajaran seperti itu, siswa dilatih untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif dalam melakukan berbagai praktikum, maka penugasan konsep akan lebih mudah dan belajarpun akan menjadi lebih bermakna. Melalui pembelajaran pengalaman langsung tersebut, siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah dan system nilai dalam proses keilmuannya. Maka dari itu, pembelajaran IPA di SD/MI hendaknya menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah melalui percobaan-percobaan yang materinya dikaitkan dengan konsepsi awal (skemata) siswa sebagaimana yang tercantum dalam standar isi kurikulum. Proses belajar mengajar di Sekolah Dasar Negeri Darmaga III saat ini masih dominan menggunakan metode ceramah oleh guru, sehingga suasana saat mengajar terfokus pada guru, pasif dan suasana tenang. Pembelajaran yang bersifat eksposisi ini yakni model pembelajaran yang berpusat pada guru menyebabkan keberadaan siswa cenderung tidak memiliki kegiatan didalam kelas dan mengakibatkan siswa menjadi pasif. Maka dari itu peneliti akan menggunakan pendekatan ikuiri dalam pembelajaran agar siswa memiliki kegiatan didalam kelas dan siswa bisa menemukan atau menyimpulkan materi sendiri. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 IPA Kelas IV terdapat indikator yang menunjukkan bahwa siswa kelas IV harus mampu menjelaskan penyebab perubahan lingkungan fisik terhadap daratan berdasarkan pengamatan bahwa perubahan yang terjadi pada lingkungan menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbang dalam kehidupan karena lingkungan telah

4 berkurang fungsinya dan perubahan lingkungan biasanya terjadi karena faktor alam dan manusia. Kenyataan di lapangan, pengamatan hasil balajar siswa kelas IV SDN Darmaga III pada ulangan harian pertama mata pelajaran IPA semester II tahun ajaran 2012/2013 hanya 30% siswa yang mendapat nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan 70% siswa yang belum tuntas atau tidak mencapai KKM. Diperlukan adanya upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat meningkat, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai secara optimal. Pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis dan analitis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri hasil penemuannya. Pembelajaran inkuiri menyediakan beranekaragam pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan untuk memecahkan masalah, pengambilan keputusan dan menentukan konsep dalam suatu masalah sehingga memungkinkan siswa untuk berfartisifasi aktif dalam pembelajaran dan memahami materi yang diberikan oleh guru. Dengan keoptimisan bahwa permasalahan yang dialami oleh guru dan siswa pada mata pelajaran IPA dapat teratasi oleh penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri. Maka dari itu, penulis akan menuangkan penelitian ini dalam bentuk penelitian tindakan kelas dalam judul Penggunaan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Tentang Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Darmaga III Kelas IV Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang). Hasil belajar siswa SD pada mata pelajaran IPA selama ini masih di rasakan kurang memuaskan oleh beberapa kalangan, baik siswa, orang tua siswa maupun oleh kalangan pendidik. Hal ini di perkuat oleh hasil observasi awal peneliti di lapangan yang diketahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran yang lain dari

5 proses pembelajaran yang di laksanakan oleh guru, oleh sebab itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA yang meliputi pada ranah kognitif, afektik dan psikomotor. Permasalahan yang timbul adalah bagaimana upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA. Salah satu upaya yang di lakukan adalah memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan suatu materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil yang memuaskan dan berkualitas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dijadikan fokus penelitian tindakan kelas harus dirumuskan secara jelas dan operasional, sehingga nampak jelas ruang lingkupnya. Dari pembahasan latar belakang di atas penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan melalui penggunaan pendekatan inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SDN Darmaga III Kacamatan Kasomalang Kabupaten Subang? 2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan melalui penggunaan pendekatan inkuiri dalam mrningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Darmaga III Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang penggunaan pendekatan inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang perubahan lingkungan fisik terhadap daratan di kelas IV SD Darmaga III Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang dan secara khusus penelitian ini betujuan untuk : 1. Untuk mengungkap pelaksanaan pembelajaran IPA tentang Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan melalui penggunaan pendekatan inkuiri

6 untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Darmaga III Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang. 2. Mengungkap seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA tentang Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan pada siswa kelas IV SDN Darmaga III Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang. D. Manfaat Penelitian Bagi guru kelas manfaatnya yaitu sebagai pengetahuan baru bagi guru, memberikan pengalaman dalam merancang pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri di sekolah dasar, inovasi dibidang pendidikan dan dapat meningkatkan profesionalisme guru sebagai pendidik yang selalu mencari solusi terbaik demi terwujudnya kemajuan dibidang pendidikan. Bagi Kepala Sekolah manfaatnya sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembinaan. Juga bagi pengawas sabagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembinaan. Demikian juga bagi siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPA pada Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan. Selain itu penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA tentang Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan di SD dapat menumbuhkan minat dan kreativitas belajar siswa dan memotivasi kemauan belajar siswa pada mata pelajaran IPA. E. Definisi Operasional 1. Pendekatan Inkuiri Menurut Purwadarminta (Sujana, 2001:7) mengemukakan pendekatan adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendekatan adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditemukan. 2. Pembelajaran IPA menurut buku KTSP yang dimaksud dengan IPA adalah berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

7 berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi merupakan suatu proses penemuan. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia (produk) yang dioperalihkan dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Produk IPA berupa pengetahuan yang sifatnya nyata. IPA dipandang sebagai suatu proses dari upaya manusia untuk memahami gejala alam. Untuk itu diperlukan suatu tata cara tertentu yang sifatnya analitis, cermat lengkap, serta menghubungkan gejala alam yang satu dengan gejala alam yang lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu sudut pandang yang baru tentang objek yang diamati. 3. Hasil Belajar IPA menurut Usman (Yana 2010 : 64) merupakan perubahan-perubahan tingkah laku yaitu perubahan kearah pemahaman yang lebih dalam tentang materi dan esensi pelajaran IPA, juga didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang di miliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya dengan istilah menunjukan kegiatan atau cara belajar yang bersifat mencari secara logis, kritis, analisis menuju suatu kesimpulan dengan hasil belajar yang meyakinkan dan memuaskan.