POLA PENGGUNAAN WAKTU OLEH ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii, LESSON 1827) DI TAMAN MARGA SAWTA RAGUNAN RIZKI KURNIA TOHIR E

dokumen-dokumen yang mirip
POLA PENGGUNAAN RUANG OLEH ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii, LESSON 1827) DI TAMAN MARGA SAWTA RAGUNAN RIZKI KURNIA TOHIR E

SMP NEGERI 3 MENGGALA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Penggunaan Ruang dan Waktu Rusa Sambar Rusa unicolor di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Disiapkan Oleh:

III. METODE PENELITIAN

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

WANDA KUSWANDA, S.HUT, MSC

POLA AKTIVITAS ORANGUTAN (Pongo abelii) DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER KETAMBE ACEH TENGGARA

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Faktor Faktor Penentu Keberhasilan Pelepasliaran Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) di Taman Nasional Bukit Tigapuluh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 18 hari (waktu efektif) pada bulan Maret 2015

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

PERILAKU HARIAN ORANGUTAN (Pongo pygmaeus Linnaeus) DALAM KONSERVASI EX-SITU DI KEBUN BINATANG KASANG KULIM KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR RIAU

BAB III METODE PENELITIAN

KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN PERBURUAN SATWA DI INDONESIA. Dosen Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA

PERILAKU ANAK ORANGUTAN (Pongo pygmaeus pygmaeus) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER, TAMAN MARGASATWA RAGUNAN DAN TAMAN SAFARI INDONESIA

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.2

TINGKAH LAKU MAKAN RUSA SAMBAR (Cervus unicolor) DALAM KONSERVASI EX-SITU DI KEBUN BINATANG SURABAYA

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di penangkaran Rusa Unila, Bandar Lampung selama dua

BAB 1 PENDAHULUAN. alam, dewasa ini lebih banyak dituangkan dalam program kerja kegiatan

Aktivitas Harian Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) di Bali Safari and Marine Park, Gianyar

PERILAKU ANAK ORANGUTAN (Pongo pygmaeus pygmaeus) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER, TAMAN MARGASATWA RAGUNAN DAN TAMAN SAFARI INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG

EKOLOGI, DISTRIBUSI dan KONSERVASI ORANGUTAN SUMATERA

II. TINJAUAN PUSTAKA. sumatera. Klasifikasi orangutan sumatera menurut Singleton dan Griffiths

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Data tentang luas tutupan lahan pada setiap periode waktu penelitian disajikan pada

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

DAFTAR PUSTAKA. Alikodra, S. H Pengelolaan Satwa Liar Jilid I. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor P.40/Menhut-II/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah

BAB III LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. di beberapa tipe habitat. Bermacam-macam jenis satwa liar ini merupakan. salah satu diantaranya adalah kepentingan ekologis.

KAJIAN SEJARAH PERBURUAN DI INDONESIA. Dosen Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA

BAB I PENDAHULUAN. rapat dan menutup areal yang cukup luas. Sesuai dengan UU No. 41 Tahun

Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan: 1. Bencana Alam

PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.1

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. fungsi lindung dan fungsi konservasi semakin berkurang luasnya. Saat ini

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.39/Menhut-II/2012 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODE LOKOMOSI PADA ORANGUTAN KALIMANTAN (Pongo pygmaeus Linn.) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER, JAKARTA MUSHLIHATUN BAROYA

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. sudah dinyatakan punah pada tahun 1996 dalam rapat Convention on

Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 479/Kpts-II/1994 Tentang : Lembaga Konservasi Tumbuhan Dan Satwa Liar

BRIEF Volume 11 No. 05 Tahun 2017

III. BAHAN DAN METODE. antara bulan Januari Maret 2014 dengan pengambilan data antara pukul

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

Aktivitas Harian Bekantan (Nasalis larvatus) di Cagar Alam Muara Kaman Sedulang, Kalimantan Timur

IV. METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BAWAH DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA DAN KEBUN KELAPA SAWIT, CIKABAYAN KAMPUS IPB RIZKI KURNIA TOHIR E

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

I. PENDAHULUAN. Satwa liar merupakan salah satu sumber daya alam hayati yang mendukung

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODE INVENTARISASI SATWALIAR (PENGAMAT DIAM, PENGAMAT BERGERAK, DAN PENENTUAN WAKTU OPTIMUM) DI KEBUN RAYA BOGOR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 28 Januari 27 Februari 2015 bekerja sama

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Timur, dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan Desember

BAB I PENDAHULUAN. ( 17/8/ % Spesies Primata Terancam Punah)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan

VI. PERATURAN PERUNDANGAN DALAM PELESTARIAN ELANG JAWA

Tingkah Laku Owa Jawa (Hylobates moloch) di Fasilitas Penangkaran Pusat Studi Satwa Primata, Institut Pertanian Bogor

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

BAB IV METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat

BAB I PENDAHULUAN. bagi keseimbangan ekosistem alam. Seiring dengan kegiatan manusia yang terus

PERILAKU DAN JELAJAH HARIAN ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelli Lesson, 1827) REHABILITAN DI KAWASAN CAGAR ALAM HUTAN PINUS JANTHO, ACEH BESAR ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Mengenal Satwa Liar dan Teknik Perlindungannya

Aktivitas Harian Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. menguntungkan antara tumbuhan dan hewan herbivora umumnya terjadi di hutan

Ekologi Hidupan Liar HUTAN. Mengapa Mempelajari Hidupan Liar? PENGERTIAN 3/25/2014. Hidupan liar?

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Banten mempunyai fungsi sebagai berik

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

POLA PENGGUNAAN WAKTU OLEH ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii, LESSON 1827) DI TAMAN MARGA SAWTA RAGUNAN RIZKI KURNIA TOHIR E34120028 Dosen Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA PROGRAM STUDI KONSERVASI BIODIVERSITAS TROPIKA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016

BAB I PENDAHULUAN Taman Margasatwa Ragunan (TMR) merupakan sarana konservasi bagi kekayaan alam flora dan fauna yang berfungsi sebagai tempat penelitian, edukasim dan sarana rekreasi masyarakat. Berdasarkan surat Keterangan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.970/KPRS-II/1968, tentang lembaga konservasi tumbuhan dan satwaliar disebutkan bahwa kebun binatang memiliki fungsi sebagai lembaga konservasi ex-situ, yang melakukan usaha perawatan penangkaran berbagai jensi satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru sebagai sarana perlindungan dan pelestarian alam dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, pengembangan IPTEK serta sarana yang sehat. Orangutan sumatera (Pongo abelii) merupakan salah satu satwa yang dijadikan objek konservasi eksitu di TMR. Berdasarkan IUCN status orang utan sumatera dinyatakan kritis. Orangutan sumatera termasuk kedalam daftar satwa dilindungi oleh UU No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan ekosistemnya, PP NO. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa dan PP No.8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwaliar untuk melindungi keberadaan orangutan dan habitatnya. Habitat orangutan di TMR berbentuk kandang sehingga akan mempengaruhi perilaku. Praktikum kali ini akan dikaji bagaimana perilaku orangutan sumatera yang dikaitkan dengan pola penggunaan waktu oleh orangutan sumatera di TMR. Hasil dari praktikum ini akan dilihat apakah kondisi habitat orangutan saat ini apakah sesuai dan memenuhi kebutuhan perilaku harian orangutan di habitat aslinya atau tidak. Sehingga pengelola dapat meningkatkan pengelolaan perkandangan yang menyerupai habitat aslinya.

BAB II METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta pada Jumat, 6 Mei 2016. Alat dan Objek Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis dan tally sheet untuk mencatat penggunaan ruang oleh orangutan, kamera untuk mendokumentasikan perilaku orangutan. Objek penelitian ini adalah orangutan sumatera betina dewasa. Pengumpulan Data Pengambilan data digunakan dengan metode focal animal sampling dan secara ad libitum, dengan mengamati aktivitas orangutan secara vertical pada dua area yaitu atas dan bawah (tanah) dengan interval waktu 5 menit, mulai pukul 09.00-16.00 WIB. Analisis Data Untuk mengetahui hubungan habitat dengan perilaku orangutan digunakan Uji Khi-kuadrat. Hubungan-hubungan dimaksud di antaranya adalah: a. Jenis aktivitas dengan posisi dalam ruang (ketinggian pada pohon/vegetasi). b. Jenis aktivitas pada posisi tertentu dalam ruang dengan waktu. c. Jenis aktivitas dengan waktu. Hipotesa-hipotesa yang diuji sebagai H0, yaitu tidak adanya hubungan antara aktivitas tertentu yang dilakukan orangutan dengan ruang yang digunakan. Untuk menguji hipotesis nol (H0) dengan cara menghitung semua frekuensi harapan bagi setiap sel. Pengujian hipotesa menggunakan rumus: k X 2 = i=1 (Oi Ei)2 Ei

Dimana: Oi = Frekuensi hasil pengamatan ke-i Ei = Frekuensi yang diharapkan Pengujian dilakukan dengan X2 tabel pada tingkat signifikan 0,05. Jika X2 hitung >X2 tabel, maka tolak H0 dan jika X2 hitung < X2 tabel, maka terima H0. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas pola penggunaan waktu orangutan sumatera di TMR didapatkan 7 perilaku (Tabel 1). Dari 7 perilaku, aktivitas tertinggi yaitu bermain selama 115 Menit (31.94%) dan aktivitas terendah adalah mengawasi 5 menit (1.39%). Menurut penelitian Kuncoro (2004) aktivitas bermain akan timbul apabila orangutan berkumpul, terlebih pada praktikum ini objek pengamatan berupa betina dewasa yang memiliki anak, sehingga cenderung mangasuh anaknya. Keberadaan orangutan di kandang, menyebabkan aktivitas mengawasi berkurang karena orangutan merasa aman, berbeda dengan orangutan di habitat alaminya, menurut Benfika (1998) orangutan akan mengawasi kondisi sekelilingnya dari predator apabila akan membuat pohon sarang. Tabel 1 Perilaku orangutan sumatera dan penggunaan waktunya No Perilaku Waktu (menit) Persentase (%) 1 Ingestive 110 30.5 2 Bermain 115 31.9 3 Memelihara anak 30 8.33 4 Mengawasi 5 1.38 5 Membuang kotoran 10 2.77 6 Istirahat 25 6.94 7 Lokomosi 10 2.77

Hasil uji hubungan perilaku orangutan dengan ruang pada taraf nyata 0,05 menyatakan bahwa X2 hitung < X2 tabel = 38,18 < 43,773. Hasil ini menunjukkan untuk menerima H0 dan menolak H1. Secara deskriptif dapat dikatakan bahwa bahwa perilaku bermain orangutan mendominasi dibandingkan perilaku lainnya. Berbeda dengan hasi penelitian Marwada (2009) bahwa aktivitas tertinggi orangutan di Kebun Binatang Surabaya adalah beristirahat, hal ini diakbatkan karena sebagian besar waktu dihabiskan dalam kandang, baik kandang terbuka maupun kandang tertutup, sehingga membatasi perilaku bergerak. Kesimpulan Pola penggunaan waktu orangutan sumatera di dominasi oleh perilaku bermain, hal ini karena berkaitan dengan status orangutan objek penelitian yang sedang memiliki anak, sehingga cenderung mengasuh anak. Dalam hal ini dilakukan pengujian statistic yang memiliki hasil mengenai dominansi perilaku bermain terhadap waktu harian yang digunakan. Daftar Pustaka Benfika. 1998. Perilaku dan Pola Bersarang pada Orangutan (Pongo pygmaeus abelli, Lesson, 1827) di Beberapa Tipe Hutan di Pusat Penelitian Suaq Balimbing, Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh Selatan. Universitas Nasional. Jakarta Skripsi tidak dipublikasikan. Kuncoro P. 2004. Aktivitas Harian Oranutan Kalimantan Rehabilitasi di Hutan Lindung Pegunungan Meratus, Kalimantan Timur [skripsi]. Bali(ID): Universitas Udayana. Marwada P A. 2009. Perilaku Harian Orangutan dalam Konservasi Eksitu di Kebun Binatang Surabaya [Skripsi]. Surabaya (ID): Institut Teknologi Sepuluh November.

Lampiran 1 Pengolahan data hubungan antara aktivitas harian dengan pola penggunaan waktu orangutan sumatera di TMR Jam ke-i Ingestive Bermain Memelihara anak Perilaku Membuang Mengawasi kotoran Istirahat Lokomosi Total 1 4 0 0 0 0 0 0 4 2 5 2 1 1 1 1 0 11 3 1 8 0 0 0 1 1 11 4 3 5 1 0 0 1 1 11 5 2 6 4 0 0 0 0 12 6 7 2 0 0 1 2 0 12 Total 22 23 6 1 2 5 2 61 Ho : perilaku bermain dominansi dibandingkan perilaku lainnya H1 : perilaku bermain tidak dominansi dibandingkan perilaku lainnya Frekuensi harapan = total baris x total kolom total pengamatan e1a = (4 x 22)/61 = 1,44 e1a = (4 x 23)/61 = 1,50 e1a = (4 x 6)/61 = 0,39 e1a = (4 x 1)/61 = 0,06 e1a = (4 x 2)/61) = 0,13 e1a = (4 x 5)/61 = 0,33 e1a = (4 x 2)/61 = 0,09 e1b = (11 x 22)/61 = 3.97 e1b = (11 x 23)/61 = 4,14 e1b = (11 x 6)/61 = 1,08 e1b = (11 x 1)/61 = 0,18 e1b = (11 x 2)/61) = 0,36 e1b = (11 x 5)/61 = 0,90 e1b = (11 x 2)/61 = 0,36 e1c = (11 x 22)/61 = 3,97 e1c = (11 x 23)/61 = 4,14 e1c = (11 x 6)/61 = 1,08 e1c = (11 x 1)/61 = 0,18 e1c = (11 x 2)/61) = 0,36 e1c = (11 x 5)/61 = 0,90 e1c = (11 x 2)/61 = 0,36 e1d = (11 x 22)/61 = 3,97 e1d = (11 x 23)/61 = 4,14 e1d = (11 x 6)/61 = 1,08 e1d = (11 x 1)/61 = 0,18 e1d = (11 x 2)/61) = 0,36 e1d = (11 x 5)/61 = 0,90 e1d = (11 x 2)/61 = 0,18

e1e = (12 x 22)/61 = 4,33 e1e = (12 x 23)/61 = 4,52 e1e = (12 x 6)/61 = 1,18 e1e = (12 x 1)/61 = 0,19 e1e = (12 x 2)/61) = 0,39 e1e = (12 x 5)/61 = 0,98 e1e = (12 x 2)/61 = 0,39 e1f = (12 x 22)/61 = 4,33 e1f = (12 x 23)/61 = 4,52 e1f = (12 x 6)/61 = 1,18 e1f = (12 x 1)/61 = 0,19 e1f = (12 x 2)/61) = 0,39 e1f = (12 x 5)/61 = 0,98 e1f = (12 x 2)/61 = 0,39 Derajat bebas = (jumlah baris 1) (jumlah kolom 1) = (6-1) (7-1) = 30 k X 2 = (Oi Ei)2 Ei i=1 X 2 = ((4-1,44)^2/1,44)+((0-1,5)^2/1,5)+((0-0,39)^2/0,39)+((0-0,06)^2/0,06)+((0-0,13)^2/0,13)+((0-0,09)^2/0,09) + ((5-3,97)^2/3,97)+((2-4,14)^2/4,14)+((1-1,08)^2/1,08)+((1-0,18)^2/1,08)+((1-0,36)^2/0,36)+((1-0,9)^2/0,9)+((0-0,36)^2/0,36) + ((1-3,97)^2/3,97)+((8-4,14)^2/4,14)+((0-1,08)^2/1,08)+((0-0,18)^2/0,18)+((0-0,36)^2/0,36)+((1-0,9)^2/0,9)+((1-0,36)^2/0,36) + ((3-3,97)^2/3,97)+((5-4,14)^2/4,14)+((1-1,08)^2/1,08)+((0-0,18)^2/0,18)+((0-0,36)^2/0,36)+((1-0,9)^2/0,9)+((1-0,36)^2/0,36) + ((2-4,33)^2/4,33)+((6-4,52)^2/4,52)+((4-1,18)^2/1,18)+((0-0,19)^2/0,19)+((0-0,39)^2/0,39)+((0-0,98)^2/0,98)+((0-0,39)^2/0,39) + ((7-4,33)^2/4,33)+((2-4,52)^2/4,52)+((0-1,18)^2/1,18)+((0-0,19)^2/0,19)+((1-0,39)^2/0,39)+((2-0,98)^2/0,98)+((0-0,39)^2/0,39) + ((7-4,33)^2/4,33)+((2-4,52)^2/4,52)+((0-1,18)^2/1,18)+((0-0,19)^2/0,19)+((1-0,39)^2/0,39)+((2-0,98)^2/0,98)+((0-0,39)^2/0,39) = 38,18 X tabel = 43.773 Hasil uji hubungan perilaku/aktifitas orangutan dengan ruang pada taraf nyata 0,05 menyatakan bahwa χ2 hit < χ2 tab = 38,18 < 43,773. Hasil ini menunjukkan untuk menerima H0 dan menolak H1. Hal tersebut meunujukkan bahwa perilaku bermain orangutan mendominasi dibandingkan perilaku lainnya.