Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Sebelas Maret. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
Cakupan Komunikasi Internasional (1) Ema Apriyani, M.Sc

BAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat.

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM

BAB I PENDAHULUAN. New York, 2007, p I. d Hooghe, The Expansion of China s Public Diplomacy System, dalam Wang, J. (ed.

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012.

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

KEKUASAAN HUBUNGAN LUAR NEGERI PRESIDEN (FOREIGN POWER OF THE PRESIDENT) Jumat, 16 April 2004

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hubungan Internasional merupakan hubungan yang melintasi batas wilayah suatu

BAB I PENDAHULUAN. pengalihasandian. Keberlangsungan ini pada akhirnya akan membentuk suatu pola

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah memiliki citra

Realisme dan Neorealisme I. Summary

: Diplomasi dan Negosiasi : Andrias Darmayadi, M.Si. Memahami Diplomasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Internasional pada satu dasawarsa terakhir menunjukkan berbagai kecenderungan

TEORI KOMUNIKASI. Konteks-Konteks Komunikasi. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dunia diplomasi, olah raga dapat dijadikan alat diplomasi baik diplomasi

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tidak lagi menjadi isu-isu utama yang dihadapi oleh negara-negara sekarang ini.

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

DIPLOMASI PANDA SEBAGAI KELANJUTAN DIPLOMASI PING-PONG DALAM NORMALISASI HUBUNGAN ANTARA TIONGKOK DAN AMERIKA SERIKAT SAAT PERANG DINGIN

BAB V KESIMPULAN. penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek

Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama. India merupakan negara non-komunis pertama yang mengakui

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan pasca- perang dingin ini juga mempunyai implikasi strategis baik

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN [GBPP]

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, Selasa, 08 Desember 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

MODUL IV PENGATURAN KEAMANAN REGIONAL

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

DAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia

TINJAUAN MATA KULIAH...

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SEJARAH DAN DIPLOMASI BUDAYA CHINA)

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high

Pengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap Isu One China antara Cina dan Taiwan

menjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN.

Artikel hubungan internasional antara indonesia dengan negara lain. Artikel hubungan internasional antara indonesia dengan negara lain.

PEMAHAMAN KONSEP POWER DALAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

BAB V KESIMPULAN. Diplomasi Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang

SENGKETA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdapat berbagai macam-macam jenis kebudayaan, budaya Jawa,

BAB V KESIMPULAN. internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

P S, 2016 PENGARUH METODE LATIHAN KOORDINASI MATA DAN TANGAN TERHADAP HASIL AKURASI PUKULAN JARAK JAUH PADA CABANG OLAHRAGA WOODBALL

KOMUNIKASI ORGANISASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. telah membentuk dunia yang tanpa batas, karena itu negara-negara tidak

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

TATA KELOLA PEMERINTAHAN, KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Hendra Wijayanto

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

proses sosial itulah terbangun struktur sosial yang mempengaruhi bagaimana China merumuskan politik luar negeri terhadap Zimbabwe.

ILMU KOMUNIKASI : KARAKTERISTIK DAN TRADISI PENDEKATAN TEORITIS

Manusia sebagai Makhluk Sosial

DAFTAR PUSTAKA. Bary, Buzan, People, State, Fear : an Agenda For International Secirity

Internalisasi ASEAN dalam Upaya Penguatan Integrasi Kawasan Abstrak

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA YANG BEBAS DAN AKTIF SERTA PENGARUHNYA BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PELANGGARAN KEDAULATAN NEGARA TERKAIT TINDAKAN SPIONASE DALAM HUBUNGAN DIPLOMASI INTERNASIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM. 1.1 Tinjauan Umum Mengenai Subjek Hukum Internasional Pengertian Subjek Hukum Internasional

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Indonesia dalam Lingkungan Strategis yang Berubah, oleh Bantarto Bandoro Hak Cipta 2014 pada penulis

[Studi Keamanan Internasional] MEMAHAMI KONFLIK. Dewi Triwahyuni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

Transkripsi:

DIPLOMASI OLAHRAGA DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI INTERNASIONAL MENYONGSONG ASIAN GAMES 2018 Muh Isa Al Mansyur Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Sebelas Maret Abstract This study aims to explain how the 2018 Asian Games can be an effective diplomacy strategy in Indonesia's international communications to the world community. International communication in this research using diplomatic approach where the discussion concerning international relations in communication science perspective. The study finds that the 2018 Asian Games apat a Diplomacy Tool as a messaging symbol, a means of communication to improve or enhance reputation, other findings explain that sports can be a tool of symbolization in international communications to gain international recognition last Asian Games 2018 can be An international communication tool to demonstrate attitudes toward behavior that are considered opposed in the international system. Exercise can be a symbol in communication to convey a particular message to the recipient, the effects of sports symbolization as an introduction to this communication may vary. Similarly, the Asian Games 2018 which is an international sport event can be a strong symbol to improve diplomacy through international communication. Key word: Sports, International communication, symbols, communication, diplomacy. Pendahuluan Mantan presiden Amerika Jimmy Carter memberikan sebuah kutipan eratnya komunikasi internasional dengan olahraga Sport is the most peripheral and most publicized form of International Communication and international relations. (Bosshart dan Beck, 2013). Presiden amerika Jimmy Carter beranggapan bahwa olahraga merupakan salah satu alat yang sangat tepat untuk meningkatkan hubungan internasional melalui interaksi dan komunikasi antar negara baik secara bilateral maupun multilateral. Komunikasi internasional erat kaitannya dengan hubungan internasional dimana terdapat relasi antara dua entitas yang saling berkomunikasi untuk mencapai suatu titik tertentu dalam komunikasi (Bosshart dan Beck, 2013). Dalam komunikasi internasional terdapat perspektif diplomatic yang biasanya dilakukan secara interpersonal atau kelompok kecil, hal ini untuk memungkin terjadinya komunikasi yang intens antara kedua entitas. Menurut Menurut Warsito dan Wahyuni (2007) diplomatik dalam komunikasi internasional dibagi menjadi dua tradisi yang berbeda pertama ialah tradisi komunikasi langsung antara pejabat tinggi negara yang lebih banyak dipergunakan untuk memperluas pengaruh dan mengatasi ketidak sepakatan, salah pengertian ataupun pertentangan dalam masalah tujuan dan kepentingan setiap negara, memperteguh keyakinan dan menghindarkan konflik. Kedua ialah tradisi damai dengan mengedepankan kegiatan internasional bersama atau alat-alat lain yang dirasa memiliki kesamaan dan netral. Olahraga dapat menjadi alat komunikasi yang netral untuk memastikan bahwa tidak terdapat kepentingan lain didalamnya (Bosshart dan Beck, 2013). Teknik komunikasi diplomatik tradisi kedua ini berada pada jalur utama komunikasi internasional untuk tujuan-tujuan perdamaian dunia yang lebih mantap, komunikasi internasional diplomatik ditempuh untuk mengembangkan dan memelihara hubungan bilateral atau multilateral atau untuk memperkuat posisi tawar menawar ataupun untuk meningkatkan reputasi (Warsito dan Wahyuni, 2007). Olahraga memiliki nilai tawar yang tinggi dalam konteks komunikasi internasional dan diplomasi politik. Rachmadi dalam Warsito dan Wahyuni (2007) menjelaskan bahwa terdapat konsep pemikiran bahwa hubungan politik pada hakikatnya adalah hubungan diplomatik 1

yang dijadikan wahana untuk memperjuangkan kepentingan masingmasing negara nasional melalui proses komunikasi internasional. Oleh sebab itu, hubungan diplomatik merupakan manifestasi kegiatan komunikasi internasional dalam hal ini dapat berupa sebuah event termasuk olaharaga. Dalam sebuah kegiatan olahraga internasional terdapat arus komunikasi timbal balik antara entitas negara baik yang bertransaksi dalam sistem internasional baik dalam bentuk antar negara nasional, bilateral, multinasional atau internasional secara agregat. Lazimnya komunikasi internasional diatribusikan oleh presiden kepada menteri Luar Negeri dengan seluruh perangkatnya, namun dalam dinamisme hubungan internasional diera saat ini maka komunikasi internasional dapat diwujudkan melalui perwakilan diplomatic untuk kepentingan nasional masing-masing negara, termasuk juga tim nasional olahraga yang mengikuti kegiatan kompetisi olahraga internasional (Aaron, 2009). Indonesia akan menyelenggarakan Asian Games pada tahun 2018, untuk mendukung perhelatan event internasional ini Presiden menginstruksikan melalui Inpres No 2 Tahun 2016 tentang Dukungan Komunikasi dan Informasi lembaga negara untuk Asian Games 2018. Dalam instruksi tersebut diharapkan setiap lembaga negara setingkat kementrian dan provinsi memberikan dukungan informasi bagi pergelaran Asian Games 2018, selain dukungan informasi dalam Inpres tersebut juga mengharuskan seluruh lembaga negara terkait dapat menyelenggarkan diplomasi dan komunikasi yang intensif sesuai dengan kebutuhan lembaga negara. Poin penting dari Inpres ini ialah potensi diplomasi dari event Asian Games 2018 harus di petakan secara baik oleh lembaga terkait, mengingat Asian Games 2018 dapat menjadi ajang komunikasi internasional antar negara. Diplomasi olahraga biasanya menggunakan bentuk eksebisi melalui jalan damai dan dalam pelaksanaannya mempunyai tujuan untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat di dunia internasional (Aaron, 2009). Dalam hal Asian Games 2018 harus dipastikan bahwa terdapat komunikasi yang baik diantara banyak entitas yang mengikutinya. Haozhou (2012) melakukan penelitian komunikasi internasional diplomasi pingpong di tahun 1971 ketika Amerika Serika dan Republik Rakyat China (RRC) sedang merenggang, pada saat itu, AS sedang berkonflik dengan Uni Soviet dalam Perang Dingin. RRC merupakan salah satu negara yang memiliki kedekatan politik dengan Uni Soviet. Diplomasi Pingpong digunakan oleh AS dan RRC sebagai simbol hubungan diplomatik antara kedua negara terlepas dari political standing masingmasing. Komunikasi yang dilakukan oleh AS dan RRC ini menggunakan simbol olahraga untuk menegaskan suatu maksud tertentu, simbol dalam komunikasi internasional sangat penting untuk memastikan tujuan diplomasi tercapai (Haozhou, 2012). Disisi lain melalui pendekatan propaganda juga dapat dilakukan dimana komunikasi internasional digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan politik tendensius tertentu guna mempengaruhi penerima (Haozhou, 2012). Jurnal ini akan memebahas terkait dengan kemampuan olahraga sebagai suatu alat komunikasi internasional, dengan pendekatan studi kualitatif berbasis deksriptif, dalam menyongsong Asian Games 2018 Indonesia perlu merumuskan komunikasi internasional yang efektif dengan berkaca pada keberhasilan negara lain memanfaatkan event olahraga internasional untuk meningkatkan komunikasi internasional mereka. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana analisis dilakukan secara deskriptif dengan menyajikan data dan pembahasan terkait dengan event olahraga yang dapat menjadi ajang diplomasi dan komunikasi internasional. Data dikumpulkan dari penelitian pendahulu, berita dan laporan yang berkaitan dengan tema penelitian, penelitian ini menggunakan data sekunder yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan penjabaran deskriptif atas permasalahan dan pembahasan tema penelitian. Studi komunikasi internasional merupakan suatu ilmu yang memiliki cakupan yang sangat luas termasuk di dalamnya adalah pendekatan diplomasi. Menurut Shoelhi (2009) fokus studi komunikasi internasional pada awalnya ialah terkait tentang arus informasi antar negaranegara dan dalam perkembangannya muncul 2

studi tentang propaganda dan diplomasi. Perubahan paradigma komunikasi internasional ini dapat dirangkung dari Free Flow Information manjadi Free and Flow Information menyebabkan mulai berkembangnya fokus studi komunikasi internasional antara lain studi tentang imperialisme media, globalisasi, privatisasi, diplomasi dan arus informasi. Fenomena komunikasi internasional ini merupakan fenomena kotemporer yang lahir atas kebutuhan komunikasi masyarakat dunia yang saat ini tentang bagaimana hubungan antarnegara kini semakin dinamis dengan perkembangan teknologi informasi (Shoelhi, 2009). Markham dalam dan Wahyuni (2007) menyatakan, unit primer yang diamati dalam komunikasi internasional adalah interaksi antara dua negara atau lebih yang sifatnya Mass Mediated Communication. Tegasnya, komunikasi internasional juga adalah studi tentang berbagai macam Mass Mediated Communication antara dua negara atau lebih yang berbeda latar belakang budaya. Perbedaan latar belakang tersebut dapat berupa perbedaan ideologi, budaya, perkembangan ekonomi, dan perbedaan bahasa. Fokus studi komunikasi internasional yang dinamis tersebut dapat memberikan peluang adanya penelitian pada beberapa alat dan simbol komunikasi baru. Pembahasan Komunikasi merupakan aspek fundamental yang penting bagi kelangsungan masyarakat dalam berkehidupan sosial baik pada wilayah domestik maupun eksternal (Aaron, 2009). Setiap manusia pada hakikatnya merupakan makhluk individu dan sekaligus juga sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri atau bersifat zoon piliticon. Oleh karena itu, manusia berkomunikasi satu dengan lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya (Bosshart dan Beck, 2013). Konsep fundamental dari komunikasi ini kemudian dibenturkan pada realitas masyarakat yang kini telah mencapai era globalisasi, komunikasi sudah tidak lagi dibatasi dengan ruang lingkup sempit namun dalam tataran yang lebih luas komunikasi telah menjadi bahasan bersama menjadi komunikasi internasional (Aaron, 2009). Berelson dalam Chutt (2009) menjelaskan secara harfiah komunikasi ialah sebuah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol kata-kata, gambar, figur grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi. Sebagai sebuah proses perpindahan informasi dari sender kepada receiver, komunikasi selalu membawa efek yang berbeda bagi penerimanya. Menurut Warsito dan Wahyuni (2007) Efek yang ditimbulkan bisa berupa Cognitive Effects (pengetahuan), Affective Effects (Perasaan), dan Psychomotor Effects (tindakan/tingkah laku). Dalam kajian komunikasi internasional maka terdapat perluasan pada komunikan dan penerima dimana keduanya berlaku sebagai entitas negara (Aaron, 2009). Olahraga dapat menjadi symbol dalam komunikasi untuk menyampaikan pesan tertentu kepada penerima, efek yang ditimbulkan dari simbolisasi olahraga sebagai pengantar komunikasi ini dapat beragam. Begitu pula pada Asian Games 2018 yang merupakan event olahraga internasional dapat menjadi symbol yang kuat untuk meningkatkan diplomasi melalui komunikasi internasional. Mengingat isu yang dibawa dalam komunikasi internasional sangat dinamis dan luas, namun secara umum efek yang ingin ditampilkan ialah pengetahuan dimana beberapa negara melakukan eksebisi olahraga untuk memberikan informasi kepada negara lain atas argumentasi yang dimilikinya (Bosshart dan Beck, 2013). Asian Games 2018 merupakan perhelatan event multilateral dimana banyak negara Asian yang akan datang ke Indonesia untuk bertanding olahraga, potensi komunikasi internasional dari Asian Games 2018 ini sangat besar salah satunya ialah tentang isu keamanan di wilayah ASEAN yang saat ini sedang memburuk pasca menyebarnya ISIS di Philipina. Indonesia memiliki kesempatan untuk memberikan pesan pada dunia Internasional bahwa Indonesia aman dengan terselenggarakannya Asian Games 2018. Pesan komunikasi internasional lainnya juga dapat disampaikan menggunakan symbol dari Asian Games 2018. Komunikasi internasional dapat menjadi solusi bagi negara dan masyarakat untuk memastikan terdapat jalinan komunikasi damai yang sama antar negara maupun kawasan. Dalam suatu pertandingan olah raga level antarnegara seperti Asian Games 2018, para atlet 3

yang bertanding sudah dianggap sebagai duta negara yang diwakilinya. Ajang kompetisi olahraga Asian Games bukan lagi hanya sekedar pertandingan antara atlet di lapangan namun perwujudan dari keikutsertaan negara dalam pergaulan internasional. Pada tingkat analisis negara, Asian Games 2018 bisa dimanfaatkan oleh negara sebagai alat untuk tujuan komunikasi internasional sebagai berikut: 1. Alat Diplomasi, komunikasi internasional pada Asian Games 2018 yang dilancarkan oleh pemerintah Indonesia berupa interaksi formal yang ditujukan kepada perwakilan resmi negara-negara peserta Asian Games 2018. Paradigma ini sering disebut dengan istilah first track diplomacy, dimana negara menggunakan symbol pesan komunikasi internasional yang mudah dipahami dengan mengundang perwakilan negara lain. Diplomasi juga bisa dilakukan melalui jalur lain, yang salah satunya adalah melalui olah raga. Sebagai sebuah bahasa universal, olah raga mampu menjadi suatu katalis bagi perubahan yang terjadi dalam sistem internasional. Hubungan kurang harmonis yang muncul antara negaranegara yang bersitegang mampu diminimalisir oleh olah raga. Penelitian Haozhou (2012) menemukan bahwa Amerika Serikat (AS) dan Republik Rakyat China (RRC) pada tahun 1971 membentuk hubungan diplomatik yang dikenal dengan sebutan Diplomasi Pingpong sebagai simbol hubungan diplomatik antara kedua negara terlepas dari political standing masing-masing. Salah satu output dari Diplomasi Pingpong ini adalah dicabutnya embargo perdagangan AS dengan RRC yang sudah berlangsung selama 20 tahun (Haozhou, 2012). Pada fungsi ini pemerintah dapat memanfaatkan Asian Games 2018 sebagai pesan damai kepada masyarakat dunia, sekaligus memberikan bargaining yang kuat untuk Indonesia dalam pergaulan internasional. Asian Games 2018 juga dapat menjadi ajang untuk menunjukan kekuasaan dibidang penelitian, infrastruktur, olahraga, sumber daya manusia dan lainnya. Pesan ini dapat dimaknai positif oleh perwakilan atlet negara-negara peserta, 2. Alat untuk memperbaiki atau meningkatkan reputasi, terdapat beberapa negara di dunia yang secara politik, sosial atau ekonomi berada dalam kondisi terburuk. Melalui olahraga, negara-negara tersebut dapat berkomunikasi dengan masyarakat dunia untuk memperbaiki reputasinya di mata masyarakat internasional. Caranya adalah dengan meraih prestasi tinggi di ajang olahraga internasional, tradisi mendapatkan Emas olimpiade cabang bulu tangkis di Asian Games sebelumnya sempat beberapa kali meningkatkan reputasi Indonesia di mata internasional. Bosshart dan Beck (2013) menjelaskan bahwa olahraga dapat memberikan pesan yang sangat frontal bagi sebuah entitas masyarakat terhadap masyarakat lainnya. Kekuatan pesan ini dapat mempengaruhi persepsi masyarakat lain untuk mengakui, mendukung dan memberikan umpan balik positif. Asian Games 2018 dapat menjadi pesan keseluruh dunia bahwa Indonesia memiliki hegemoni pada cabang badminton atau cabang lainnya yang meraih tradisi emas. Pesan ini diharapkan memberikan umpan balik bahwa Indonesia memiliki kemajuan pengembangan sumber daya manusia dibidang olahraga. 3. Alat simbolisasi perlawanan, Asian Games 2018 dapat menjadi symbol perlawanan Indonesia terhadap terror yang akhir-akhir ini sedang hangat di kawasan ASEAN. Sebagai negara penyelenggara, Indonesia harus memastikan bahwa perhelatan Asian Games 2018 tidak mendapatkan ancaman serius dari teroris. Pasca menyebarnya kelompok bersenjata ISIS di Philipina dan kelompok ekstrimis di Myanmar maka kawasan ASEAN dipandang tidak aman oleh komunitas dunia. Membangun proganda komunikasi internasional dengan symbol Asian Games 2018 untuk menangkal persepsi negatif dapat terwujud ketika penyelenggaraan event berjalan denan baik. Komunikasi internasional membutuhkan simbol-simbol untuk memberikan pesan kepada komunitas dunia, simbol ini dipahami sebagai pembuktian dan perlawan terhadap sebuah fenomena internasional. Pola- 4

pola seperti ini dalam kultur interpersonal dapat terlihat ketika seorang melakukan argumentasi untuk meningkatkan nilai tawar kepada receiver, olahraga dapat menjadi alat yang tepat untuk menunjukan nilai tawar tersebut (Bosshart dan Beck, 2013). Kegiatan ini juga dapat masuk dalam second track diplomacy dimana Indonesia memberikan simbol-simbol secara tidak langsung kepada negara maju tentang posisi mereka sebagai negara yang sedang berkembang dan aman dari teror. Penutup Asian Games 2018 dapat menjadi symbol pesan dalam komunikasi internasional antara entitas negara, penelitian komunikasi internasional kontemporer menjadikan olahraga sebagai simbol yang kuat untuk menjadi wahana diplomasi bagi isu-isu dan permasalahanpermasalahan yang ada dalam studi komunikasi internasional yang beririsan dengan hubungan internasional. Asian Games 2018 mampu memberikan pesan konkrit pada komunitas dunia bahwa Indonesia memiliki potensi dan bargaining yang tinggi, lebih lanjut olahraga sebagai symbol komunikasi internasional unsur lintas batas wilayah kenegaraan dan aspek sosial lainnya. Ketika Asian Games 2018 sebagai event olahraga internasional sudah dapat dipandang sebagai suatu fenomena komunikasi internasional yang kompleks, maka simbol simbol tersebut dapat menjadi suatu penghantar bagi entitas untuk memberikan pesan nya agar sampai ke penerima dan membentuk persepsi tertentu. Studi komunikasi internasional tidak dapat lepas dari simbol simbol komunikasi, yang salah satunya ialah olahraga. Dengan publikasi yang semakin gencar, olahraga bukan lagi hanya sekedar ajang bertanding antar atlet, tetapi juga sebagai ajang aktualisasi diplomasi dan komunikasi yang kuat bagi entitas negara untuk melancarkan diplomasi lanjutan sebagai bagian dari respon komunikasi. Bosshart, Louis dan Daniel Beck. 2013. Sports and Media. Communication Research Trends Volume 22, (4). Chutt, Robert. 2009. Political realism, Freud, and human nature in international relations, Durham theses, Durham University. Available at Durham E-Theses Online: http://etheses.dur.ac.uk/2085/ Grundlingh, Albert. 1998. From Redemption to Recidivism? Rugby and Change in South Africa During the 1995 Rugby World Cup and its Aftermath. Sporting Traditions Vol. 14 No. 2. Haozhou, Pu. 2012. "Ping-Pong Diplomacy" to "Hoop Diplomacy": Yao Ming, Globalization, and the Cultural Politics of U.S.-China Relations. Florida: State University Libraries Electronic Theses. Shane, Saum. 2010. The Olympic Cold War. San Diego: Diego State University Theses. Shoelhi, Mohammad. 2009. Komunikasi Internasional: Perspektif Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Warsito, Tulus dan Wahyuni. 2007. Diplomasi Kebudayaan. Yogyakarta: Penerbit Ombak Wendt, Alexander, "Anarchy is what States Make of It: the Social Construction of Power Politics", International Organization 46, no. 2 (Spring 1992): 391-425 Daftar Pustaka Aaron, Beacom. 2009. Sport and International Development. London: Palgrave Macmillan 5