BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman burung yang sangat tinggi. Sukmantoro et al. (2007), menjelaskan bahwa terdapat 1.598 jenis burung yang dapat ditemukan di wilayah Indonesia. Jumlah ini menempatkan Indonesia pada peringkat keempat negara-negara yang kaya akan jenis burung setelah Columbia, Peru, dan Brazil. Dari jumlah jenis burung yang terdapat di Indonesia, sebanyak 372 (23,3%) jenis di antaranya adalah jenis burung endemik dan 149 (9,3%) jenis adalah burung migran. Komunitas burung menempati habitat yang beragam. Coathes dan Bishop (2000), menyebutkan bahwa terdapat 18 habitat utama burung di kawasan Wallacea. Salah satu dari habitat utama tersebut adalah ekosistem mangrove. Habitat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keanekaragaman jenis burung. Burung menggunakan kawasan mangrove sebagai habitat untuk mencari pakan, berbiak, berlindung atau sekedar beristrahat (Gill, 2007; Howes et al., 2003; Luther dan Greenberg, 2009). Pemahaman tentang hubungan antara burung dan habitatnya sangat penting untuk diketahui karena dari pengetahuan ini dapat digunakan untuk memprediksi dampak perubahan habitat terhadap populasi burung (Wiens, 1989; Bibby et al., 1992). Norvell et al. (2003), menjelaskan bahwa pemantauan kelimpahan burung, preferensi habitat dan hubungan antara kelimpahan dan habitatnya menyediakan informasi dasar untuk menentukan 1
2 faktor penyebab fluktuasi populasi jenis burung. Informasi tersebut dapat digunakan dalam membantu upaya konservasi dan pengelolaan jenis-jenis yang terancam dan hampir punah (Sauer dan Link, 2002; Bibby et al., 2000). Penelitian tentang hubungan komunitas burung dengan habitatnya, di antaranya telah dilakukan oleh Canterbury et al., (2000); Chettri et al., (2005); Rajpar dan Zakaria, (2011); Earnst dan Holmes, (2012). Dari berbagai penelitian tersebut menyimpulkan bahwa komunitas burung memiliki hubungan yang erat dengan habitatnya. Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) adalah pusat keanekaragaman hayati di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi dan sekaligus merupakan salah satu lokasi pengamatan burung yang penting di kawasan Wallacea (Coathes dan Bishop, 2000). Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai memiliki 4 tipe ekosistem utama, yaitu ekosistem hutan hujan dataran rendah, savana, rawa, dan mangrove. Ekosistem mangrove sebagai salah satu kawasan lahan basah di TNRAW merupakan daerah penting bagi persinggahan burung air yang bermigrasi (Gwilliam, 2011). Pentingnya kawasan lahan basah TNRAW khususnya bagi habitat burung air maka pada tahun 2011 kawasan TNRAW ditetapkan sebagai salah satu situs Ramsar dunia (Anonim, 2013). Pada ekosistem mangrove, Gunawan dan Anwar (2004), mencatat terdapat 76 jenis burung meliputi 30 familia terdapat di kawasan ini. Enam belas jenis di antaranya adalah endemik Sulawesi, 57 jenis tidak dilindungi dan 19 jenis dilindungi. Dua puluh sembilan (38 %) jenis
3 burung merupakan burung air, sedangkan sisanya (62 %) adalah burung daratan. Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai memegang peranan penting sebagai habitat dan kawasan konservasi berbagai jenis satwa liar termasuk berbagai jenis burung. Keberadaan jenis-jenis burung pada kawasan ini dapat menjadi indikator terhadap keanekaragaman hayati maupun perubahan lingkungan yang sedang terjadi di TNRAW. Penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Gunawan dan Anwar (2004), sebagian besar masih bertempat pada daerah ekoton mangrove sehingga diperlukan pula suatu penelitian yang dapat menggambarkan keanekaragaman jenis burung yang mewakili karakteristik vegetasi mangrove itu sendiri termasuk bagaimana keterikatannya terhadap habitat dalam rangka upaya pelestarian dan pengelolaan jenis-jenis burung di TNRAW. B. Rumusan Masalah Ekosistem mangrove merupakan habitat bagi berbagai satwa liar termasuk berbagai jenis burung. Beberapa permasalahan komunitas burung di kawasan mangrove TNRAW adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah komunitas burung, terkait dengan keanekaragaman jenis, tipe pakan, penggunaan habitat, fidelitas dan adanya jenis-jenis burung yang dilindungi pada ekosistem mangrove di TNRAW Provinsi Sulawesi Tenggara? 2. Bagaimanakah komposisi dan struktur vegetasi mangrove sebagai bagian dari komponen habitat burung di TNRAW Provinsi Sulawesi Tenggara?
4 3. Bagaimanakah keterikatan burung terhadap habitat pada ekosistem mangrove di TNRAW Provinsi Sulawesi Tenggara? 4. Bagaimanakah distribusi vertikal komunitas burung di kawasan mangrove TNRAW Provinsi Sulawesi Tenggara? 5. Bagaimanakah potensi biotik jenis-jenis burung yang terdapat di kawasan mangrove TNRAW Provinsi Sulawesi Tenggara? 6. Bagaimanakah kemelimpahan sumber pakan dalam mendukung komunitas burung di kawasan mangrove TNRAW Provinsi Sulawesi Tenggara? 7. Bagaimanakah interaksi komunitas burung di kawasan mangrove TNRAW Provinsi Sulawesi Tenggara? 8. Bagaimanakah pengaruh faktor abiotik terhadap komunitas burung di kawasan mangrove TNRAW Provinsi Sulawesi Tenggara? 9. Bagaimanakah pengaruh perubahan iklim terhadap komunitas burung lahan basah di TNRAW Provinsi Sulawesi Tenggara? 10. Bagaimanakah pengaruh aktivitas manusia di dalam kawasan hutan mangrove terhadap populasi jenis burung? 11. Bagaimanakah pengaruh daerah ekoton terhadap keanekaragaman jenis burung mangrove di TNRAW Provinsi Sulawesi Tenggara? 12. Bagaimanakah usaha konservasi jenis-jenis burung mangrove di TNRAW Provinsi Sulawesi Tenggara? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan di atas terdapat 12 permasalahan yang terkait komunitas burung di ekosistem mangrove
5 TNRAW, pada penelitian ini hanya akan mengkaji sebagian di antaranya saja. Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mempelajari komunitas burung, terkait dengan keanekaragaman jenis, tipe pakan, penggunaan habitat, fidelitas dan adanya jenis-jenis burung yang dilindungi pada ekosistem mangrove di TNRAW Provinsi Sulawesi Tenggara. 2. Untuk mempelajari komposisi dan struktur vegetasi mangrove sebagai bagian dari komponen habitat burung di TNRAW Provinsi Sulawesi Tenggara. 3. Untuk mempelajari keterikatan burung terhadap habitat pada ekosistem mangrove di TNRAW Provinsi Sulawesi Tenggara. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu: 1. Sebagai sumber informasi tentang komunitas burung yang terdapat pada ekosistem mangrove di TNRAW Provinsi Sulawesi Tenggara. 2. Data komunitas burung merupakan informasi dasar dalam upaya konservasi jenis-jenis burung khususnya yang dilindungi dan terancam punah di TNRAW Provinsi Sulawesi Tenggara. 3. Sebagai landasan bagi penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini.