TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. makanan secara keseluruhan (Depkes, RI 2004). lingkungan tempat orang tersebut berada.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Hygiene dan Sanitasi Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

TINJAUAN PUSTAKA UNIVERSITAS MEDAN AREA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB II TUJUAN PUSTAKA. jalan seperti es dawet, es kelapa muda, dan es rumput laut. Pecemaran oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi,

Kontaminasi Pada Pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tomat dapat dijadikan sebagai bahan dasar kosmetik atau obat-obatan. Selain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

BAB 1 PENDAHULUAN. Es batu merupakan air yang dibekukan dan biasanya dijadikan komponen

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh

KERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA

Pangan dengan potensi bahaya. Bahan Pangan Apa yang Mudah Terkontaminasi? BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian demam tifoid (Ma rufi, 2015). Demam Tifoid atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2

BAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. komoditas ternak yang memiliki potensi cukup besar sebagai penghasil daging

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan cairan dalam tubuhnya (Suriawiria, U., 1996). Sekitar 70 % tubuh

BAB V PEMBAHASAN. olahan Teh Poci dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 4 kali, dengan

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga

Faktor yang mempengaruhi keracunan makanan. Kontaminasi Pertumbuhan Daya hidup

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makanan. Makanan tradisional seperti yang kita kenal,yaitu tahu, tempe, kecap, tauco, susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencernaan manusia dan hewan. Bakteri Coliform digunakan sebagai indikator

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tidak (b) Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

UJI COLIFORM FECAL PADA IKAN LELE (Clarias batracus) DAN IKAN KAKAP. (Lates calcarifer) DI WARUNG TENDA SEA FOOD SEKITAR KAMPUS

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Sumber protein tersebut dapat berasal dari daging sapi,

BAB 1 PENDAHULUAN. penting bagi kelangsungan hidup, modal dasar dan fungsi utama pembangunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Persyaratan agar makanan sehat dikonsumsi

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah.

BAB 1 PENDAHULUAN. secara optimal (Direktorat Pengelolaan Hasil Perikanan, 2007 dalam Marada, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

MIKROORGANISME PATOGEN. Prepare by Siti Aminah Kuliah 2. Prinsip Sanitasi Makanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Higienis dan Sanitasi Higienis adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan subjeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar sampah tidak dibuang sembarang. Higienis dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena sangat erat kaitannya. Misalnya higienisnyanya sudah baik karena sudah mau mencuci tangan, namun sanitasinya tidak mendukung karena tidak cukup tersedia air bersih, maka mencuci tangan tidak sempurna (Depkes RI, 2004). Untuk mendapatkan makanan dan minuman yang terjamin baik segi kualitas maupun kuantitas diperlukan adanya tindakan, diantaranya adalah sanitasi makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang sehat akan membuat tubuh menjadi sehat namun makanan yang sudah terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit. Dengan demikian makanan dan minuman yang dikonsumsi haruslah terjamin baik dari segi kualitas maupun segi kuantitasnya (Ismunandar, 2010). Prinsip higienis sanitasi makanan dan minuman adalah pengendalian terhadap empat faktor yaitu tempat, peralatan, orang dan bahan makanan. Selain itu terdapat enam prinsip santasi makanan dan minuman yaitu pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyimpanan makanan masak, pengangkutan makanan dan penyajian makanan. Menurut WHO 4

(World Health Organitation) makanan adalah semua subtansi yang dibutuhkan oleh tubuh tidak termasuk air, obat-obatan, dan substansi-substansi yang lain untuk pengobatan. Makanan merupakan salah satu bagian yang penting untuk kesehatan manusia mengingat setiap saat dapat saja terjadi penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh makanan (Budiman, 2007). Makanan dan minuman adalah bahan yang sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk kelangsungan hidupnya (Wikipedia, 2010). Makanan penting baik untuk mempertahankan kehidupan. Makanan memberikan energi dan bahanbahan yang diperlukan untuk membangun dan mengganti jaringan, untuk beraktivitas dan untuk mempertahankan tubuh dari penyakit (Adams, 2004). Pemilihan Bahan Baku Makanan Untuk mengetahui kualitas buah-buahan yang baik adalah keadaan fisiknya baik, isinya penuh, kulit utuh, tidak rusak atau kotor. Isi masih terbungkus kulit dengan baik. Warna sesuai dengan bawaannya, tidak ada warna tambahan seperti warna buatan atau warna lain selain warna buah. Tidak berbau busuk, bau asam / basi atau bau yang tidak segar lainnya. Tidak ada cairan lain selain getah aslinya. Terdapat lapisan pelindung (Kusmayadi, 2008). Air yang digunakan harus memenuhi syarat kualitas air minum sesuai dengan Menkes RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002 seperti syarat fisik (tidak berasa, berbau berwarna, serta tidak keruh), syarat kimia (tidak mengandung zatzat kimia beracun yang menimbulkan gangguan kesehatan), syarat mikrobiologi (bebas bakteri Escherichia coli dengan standar 0 dalam 100 ml air minum) serta bebas dari kontaminasi radisi radioaktif melebihi batas maksimal yang 5

diperbolehkan. Gula yang digunakan harus dalam kondisi fisik yang baik, seperti warnanya tidak kusam, kering dan tidak berbau. Sumber bahan makanan yang baik Untuk mendapatkan bahan makanan yang sehat perlu diketahui sumbersumber makanan yang memenuhi syarat kesehatan. Sumber makanan yang baik sering kali tidak mudah ditemukan karena jaringan perjalanan makanan yang demikian panjang dan melalui jaringan perdagangan pangan. Sumber bahan makanan yang baik adalah pusat penjualan bahan maknaan dengan sistem pengaturan suhu yang dikendalikan dengan baik (seperti di Supermarket atau Swalayan). Tempat-tempat penjualan bahan makanan yang diawasi oleh pemerintah daerah dengan baik, seperti pasar tradisional (Depkes RI, 2004). Penyimpanan Bahan Makanan Kerusakan bahan makanan dapat terjadi karena tercampur bakteri dari alam atau perlakuan manusia dan kerusakan mekanis seperti gesekan, tekanan, benturan dan lain-lain. Tujuan penyimpanan bahan makanan adalah supaya makanan tidak mudah rusak dan kehilangan nilai gizinya. Semua bahan makanan dibersihkan terlebih dahulu sebelum disimpan, yang dapat dilakukan dengan cara mencuci. Setelah dikeringkan kemudian dibungkus dengan pembungkus yang bersih dan disimpan dalam ruangan yang bersuhu rendah (Kusmayadi, 2008). Dalam penyimpanan bahan makanan ada hal-hal yang harus diperhatikan, seperti penyimpanan harus dilakukan dalam suatu tempat khusus yang bersih dan memenuhi syarat. Barang-barang harus diatur dan disusun dengan baik, sehingga mudah untuk mengambilnya, tidak menjadi tempat bersarang / persembunyian 6

serangga dan tikus, tidak mudah membusuk dan rusak, untuk bahan-bahan yang mudah membusuk harus disediakan tempat penyimpanan dingin (kulkas). Ada empat cara penyimpanan makanan yang sesuai dengan suhunya yaitu, penyimpanan sejuk (cooling), yaitu suhu penyimpanan 10 0-15 0 C untuk jenis minuman buah, es krim dan sayur. Penyimpanan dingin (chilling), yaitu suhu penyimpanan 4 0-10 0 C untuk bahan makanan yang berprotein yang akan segera diolah kembali. Penyimpanan dingin sekali (freezing), yaitu suhu penyimpanan 0 0-4 0 C untuk bahan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu sampai 24 jam. Penyimpanan beku (frozen), yaitu suhu penyimpanan <0 0 C untuk bahan makanan protein yang mudah untuk jangka waktu >24 jam (Depkes RI, 2004). Penyajian Makanan Panyajian makanan yang menarik akan memberikan nilai tambah dalam menarik pelanggan. Teknis penyajian makanan untuk konsumen memiliki berbagai cara asalkan memperhatikan kaidah higienis sanitasi yang baik. Penggunaan pembungkus seperti plastik, kertas atau boks plastik harus dalam keadaan bersih dan tidak berasal dari bahan yang dapat menimbulkan racun. Makanan yang disajikan pada tempat yang bersih, peralatan yang digunakan bersih, sirkulasi udara dapat berlangsung, penyajian berpakaian bersih dan rapi menggunakan tutup kepala dan clemek. Tidak boleh terjadi kontak langsung dengan makanan yang disajikan (Kusmayadi, 2008). Pengertian Jus Jeruk Jus jeruk merupakan minuman yang terbuat dari sari buah jeruk. Manfaat yang diperoleh dengan mengkonsumsi jus jeruk adalah kaya vitamin dan 7

antioksida yang sangat baik bagi kesehatan. Jus jeruk menjadi salah satu menu favorit bagi peminatnya terutama wanita (Alissa, 2009). Bakteri Indikator Polusi Bakteri indikator polusi adalah bakteri yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya polusi feses atau kotoran manusia atau hewan karena organisme tersebut merupakan organisme komensial yang terdapat disalurkan pencernaan manusia maupun hewan. Bakteri yang sering digunakan adalah Escherichia coli, Clostridium perfringens dan Streptococcus fecal. Bakteri indikator harus selalu terdapat di dalam contoh dimana ditemukan mikroorganisme pathogen enterik. Bakteri indikator harus dapat hidup lebih lama dibandingkan dengan bakteri pathogen enteric yang berbahaya. Prosedur untuk uji indikator harus sangat spesifik dan sangat sensitif. Prosedur untuk uji bakteri indikator harus relatif mudah dikerjakan. Prosedur untuk melakukan uji bakteri indikator harus aman, tidak membahayakan kesehatan bagi orang yang melakukannya. Jumlah bakteri indikator harus dapat menunjukkan tingkat polusi (Fardiaz, 2001). Escherichia coli Escherichia coli adalah suatu satu bakteri yang tergolong coliform dan hidup secara normal di dalam kotoran manusia maupun hewan. Escherichia coli juga menjadi kuman opurtunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare pada anak dan transveler diarrher, seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di luar usus (Fardiaz, 2006). 8

Karakteristik Escherichia coli gram negatif berbentuk batang dan tidak membentuk spora. Escherichia coli mempunyai ukuran panjang 2,0-6,0 mm, tersusun tunggal, berpasangan. Escherichia coli tumbuh pada suhu udara 10-40C, dengan suhu optimum 37C. ph optimum pertumbuhannya adalah 7,0-7,5. Bakteri ini sangat sensitif terhadap panas dan dapat diinaktifkan pada suhu pasteurisasi (Supardi, 1999). Gambar 1. Escherichia coli. Pada umumnya Escherichia coli menyebabkan penyakit diare di seluruh dunia. Penyakit lain yang disebabkan oleh Escherichia coli adalah Infeksi saluran kemih mulai dari sistisis sampai pielonefritis, Escherichia coli merupakan penyebab lebih dari 85% kasus. Pneumonia, Escherichia coli menyebabkan 50% kasus. Meningitis pada bayi baru lahir. Infeksi luka terutama luka di dalam abdomen. Escherichia coli yang menyebabkan penyakit pada manusia disebut Entro Pathogenic Escherichia coli (EPEC). Ada dua golongan Escherichia coli penyebab penyalit pada manusia, yaitu Entro Toxigenic Escherichia coli (ETEC) merupakan penyebab umum diare pada wisatawan dan merupakan penyebab yang sangat penting dari diare pada bayi di Negara berkembang. Golongan ini menghasilkan enterotoksin dalam usus kecil dan menyebabkan kolera. Waktu 9

inkubasi antara 8-24 jam dengan gejala muntah dan dihidrasi. Entero Invasive Escherichia coli (EIEC) adalah golongan dimana sel-sel Escherichia coli dapat menembus dinding usus dan menimbulkan kolikus (radang usus besar) atau gejala seperti disentri. Waktu inkubasi 8-44 jam (rata-rata 26 jam) dengan gejala demam, sakit kepala, kejang perut dan diare berdarah (Supardi, 1999). Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus adalah mikroorganisme berbentuk bulat telur, gram positif, biasanya berkelompok tidak teratur seperti buah anggur, tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Dapat tumbuh di berbagai media, memfermentasikan banyak karbohidrat dan memproduksi variasi pigmen putih kuning sampai kuning tua yang patogen biasanya menghemolysa darah dan mengkoagulasikan. Staphylococcus aureus dapat menimbulkan penyakit melalui kemampuannya berbiak dan menyebar luas dalam jaringan dan melalui pembentukan zat-zat ekstracellulair misalnya exotosin, lekondin, enterofoxin, koagulase yang pathogen terhadap manusia adalah Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis (Depkes RI 1991). Gambar. 2 Staphylococcus aureus. 10

Salmonella Sifat-sifat umum salmonella yaitu gram negatif batang, panjang, pendek, tidak berspora, tidak berkapsul, bergerak aktif dengan flagella peritrich, mudah tumbuh dalam media sederhana, dengan suhu optimum 37 0 C, bersifat facultative anaerob. Bakteri ini dapat menimbulkan penyakit salmonellasis yang berpusat di usus penderita (Depkes RI 1991). Gambar. 3 Salmonella typhi. 11