BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, persaingan dalam usaha bisnis menjadi sangat kompetitif baik di pasar domestik maupun global. Persaingan bisnis yang ketat di era globalisasi ini pada akhirnya menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnis yang digunakan. Menurut Kotler (2000, dalam Tjiptono 2006) agar dapat mengikuti perkembangan dan unggul dalam persaingan, perusahaan dituntut untuk dapat memberikan kepuasan kepada pelanggannya dengan memberikan suatu produk atau jasa dengan mutu yang lebih baik dan harga lebih murah. Hanya perusahaan yang benarbenar mempersiapkan diri dengan baik yang akan bertahan dan mampu memenangkan persaingan. Sehingga, dengan semakin ketatnya persaingan dalam usaha bisnis baik yang bergerak pada bidang barang jadi maupun jasa, maka perusahaan berlomba-lomba mempersiapkan strategi bisnis terbaik untuk memenangkan pasar. Bisnis merupakan sekumpulan aktivitas yang dilakukan dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sumber daya menjadi barang atau jasa yang diinginkan konsumen. (Allan Afuah, 2004). Pada kinerja bisnis suatu perusahaan terdapat 3 faktor yang mempengaruhi, antara lain faktor individual, faktor psikologis dan faktor organisasi (Simamora, 1995). Pada faktor organisasi, salah satunya adalah model bisnis perusahaan. Secara umum, model bisnis merupakan prototip yang dikembangkan oleh perusahaan untuk menjelaskan proses bisnis yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Sebuah model bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai (Osterwalder dan Pigneur, 2010). Apabila perusahaan memiliki model bisnis yang baik dan dijalankan dengan tepat, maka perusahaan dapat memenangkan persaingan di pasar. Hal tersebut dikarenakan dalam model bisnis terdapat informasi lengkap mengenai kondisi internal perusahaan, 1
lingkungan kompetitor, dan lingkungan industri secara ringkas. Dalam model bisnis juga dijelaskan kondisi bisnis perusahaan secara keseluruhan sehingga pengambil keputusan dapat mengetahui elemen bisnis yang kurang optimal dalam pemanfaatannya dan hubungannya dengan elemen-elemen penyusun lain. Kesalahan yang sering kali terjadi adalah pelaku bisnis kurang memperhatikan pentingnya membangun sebuah model bisnis yang handal. Hal ini berlaku di semua entitas bisnis termasuk pada industri telekomunikasi. Perusahaan yang berkecimpung dalam industri telekomunikasi salah satunya adalah PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom). Telkom merupakan perusahaan yang bergerak di bidang informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta. Telkom merupakan salah satu BUMN yang 52, 47% sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dan 47,53% dimiliki oleh publik, Bank of New York dan investor dalam negeri. Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Salah satu produk yang dimiliki oleh Telkom adalah Speedy. Speedy merupakan layanan fixed broadband akses internet berkualitas tinggi bagi perumahan serta SME (Small Medium Enterprise) yang menggunakan teknologi ADSL (Asymmetric Digital Line Subscriber), MSAN (Multi Service Access Node), dan GPON (Gigabit Passive Optical Network). Saat ini persaingan layanan broadband sejenis Speedy semakin marak di industri telekomunikasi. Kondisi ini didukung dengan perkembangan penggunaan internet yang kini kian menjadi kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Marketeers dengan lembaga riset MarkPlus Insight (lihat pada gambar 1.1) didapatkan informasi bahwa pengguna internet di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Tercatat bahwa pengguna internet mengalami peningkatan sebesar 31% dari total 42,16 juta pengguna pada tahun 2010 menjadi 55,23 juta pengguna pada 2
Juta tahun 2011. Pada tahun 2012 juga terjadi peningkatan sebesar 11% atau meningkat menjadi 61,08 juta pengguna. Begitu juga pada tahun 2013 dimana terjadi peningkatan dari tahun 2012 menjadi 75,57 juta pengguna. Gambar I.1 Tingkat Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia (sumber: Indonesia Nitizen Survey 2013, Merketeers Magazine November 2013) Fenomena meningkatnya jumlah pengguna internet mendorong perusahaan penyedia layanan internet semakin banyak bermunculan dan menciptakan persaingan yang semakin ketat. Menurut data dari ITU (The International Telecommunication Union), dari 61,08 juta pengguna internet di Indonesia saat ini, 3 juta diantaranya adalah pengguna ISP yang menggunakan jaringan tetap (fixed broadband). 4 3 3 2 2 1 1 0 Pengguna Internet (Jaringan Tetap) di Indonesia 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah Pengguna Fixed Broadband Gambar I.2 Pengguna Internet Fixed Broadband di Indonesia 3
Persaingan penyedia layanan broadband yang semakin ketat mengharuskan perusahaan mengembangkan model bisnisnya dengan mencari elemen-elemen model bisnis yang mampu menciptakan value bagi para pelanggan (Osterwalder dan Pigneur, 2010). Karena itu dibutuhkan inovasi model bisnis agar Speedy dapat terus bersaing dengan layanan sejenis di pasaran. Inovasi model bisnis perusahaan perlu dilakukan secara berkala untuk mempertahankan performansi perusahaan tersebut. Inovasi model bisnis dilakukan untuk memenuhi salah satu dari empat tujuan, yaitu: memenuhi kebutuhan pasar yang belum terjawab; menghadirkan teknologi, produk, atau jasa yang baru ke pasar; meningkatkan, mengganggu, atau mengubah pasar yang sudah ada dengan model bisnis yang lebih baik; atau menciptakan pasar yang benar-benar baru. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai evaluasi model bisnis Speedy untuk mengetahui elemen apa yang dapat menciptakan value bagi pelanggan Speedy sehingga memungkinkan bagi perusahaan untuk memahami dengan lebih baik apa yang benar-benar bersedia dibayar pelanggan dengan menggunakan kerangka model bisnis kanvas. Pendekatan model bisnis kanvas dipilih karena metode ini memberikan gambaran proses bisnis perusahaan dengan lebih sederhana dan bahasa yang mudah dimengerti oleh seluruh komponen perusahaan. I.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana gambaran model bisnis yang diterapkan oleh Telkom Speedy saat ini dengan menggunakan kerangka model bisnis kanvas? 2. Apa saja elemen model bisnis yang dapat menciptakan nilai tambah Speedy bagi para pelanggan? 3. Apa pilihan inovasi model bisnis yang dapat diterapkan oleh Speedy di masa depan? 4
I.3 Tujuan 1. Mengetahui dan memahami model bisnis yang saat ini diterapkan oleh Telkom Speedy jika digambarkan dengan menggunakan kerangka model bisnis kanvas. 2. Mengetahui elemen model bisnis yang dapat menciptakan nilai tambah Speedy bagi para pelanggan. 3. Mengetahui pilihan inovasi model bisnis yang dapat diterapkan oleh Speedy di masa depan. I.4 Manfaat Penelitian 1. Membantu PT. Telkom dalam memberikan solusi untuk meminimasi hambatan ataupun permasalahan khususnya yang terkait dengan model bisnis Speedy yang ada agar dapat mengoptimalkan kinerja perusahaan. 2. Membantu PT. Telkom untuk melakukan perbaikan-perbaikan model bisnis Speedy dengan menggunakan metode model bisnis kanvas. 3. Sebagai bahan pengetahuan dan informasi bagi pihak-pihak yang ingin melakukan pengembangan lebih lanjut mengenai penelitian terkait. I.5 Batasan Masalah 1. Penelitian hanya dilakukan pada model bisnis Speedy dan yang terlibat didalamnya saja, tidak sampai pada tahap implementasi. I.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini diuraikan dengan sistematika sebagai berikut: 5
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan dijabarkan mengenai latar belakang penelitian, tujuan penelitian, rumusan permasalahan, batasan masalah dan sistematika penulisan penelitian tugas akhir. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bagian landaan teori dipaparkan penjelasan studi literatur terkait yang digunakan sebagai referensi dan dasar pemikiran dalam menyelesaikan tugas akhir. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini dipaparkan mengenai model konseptual dan sistematika pemecahan masalah penelitian tugas akhir ini. BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bagian ini dijelaskan mengenai proses pengumpulan data, proses pengolahan data, dan hasil pengolahan data yang diperlukan untuk penyelesaian masalah penelitian. BAB 5 ANALISIS DAN REKOMENDASI Pada bagian ini ditampilkan analisis dari hasil pengolahan data yang telah didapatkan pada bagian sebelumnya untuk kemudian dapat digunakan sebagai rekomendasi bagi perusahaan. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta saran untuk penelitian selanjutnya dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik. 6