INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor penting dalam perkembangan normal anak. 1 Penyakit gigi dan

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan. Makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya. 2 Karies yang terjadi pada anak-anak di antara usia 0-71 bulan lebih dikenal

I. PENDAHULUAN. Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi estetik yang menunjang kecantikan. Menjaga kebersihan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

GAMBARAN TINGGINYA ANGKA KARIES GIGI PADA SD BINAAN PELAYANAN ASUHAN DI WILAYAH KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sistemik. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

Tujuan Umum. Tujuan Khusus

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data WHO (World Health Organization) (2013), terjadi peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai tahapannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI

PENDAHULUAN... Dian Nurafifah ...ABSTRAK...

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Gambaran Status Karies Gigi Pada Mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Jakarta 1,2008

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau

PENELITIAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES DAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH USIA 7 8 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Community Dental Oral Epidemiologi menyatakan bahwa anakanak. disebabkan pada umumnya orang beranggapan gigi sulung tidak perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

PERBEDAAN ANGKA RATA-RATA KARIES GIGI ANTARA MASYARAKAT BALI VEGETARIAN DAN NONVEGETARIAN DI DESA BASARANG JAYA KABUPATEN KAPUAS

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. (Soetjiningsih, 1995). Pada usia tersebut anak mengalami proses

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan TK Aisyiyah Bustanul Atfal Godegan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

BAB I PENDAHULUAN. secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua

EFEKTIVITAS SIKAT GIGI MASSAL DI SEKOLAH DASAR BINAAN JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES PONTIANAK BERDASARKAN ANGKA KARIES GIGI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI PEMBAHASAN. dasar. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi upaya promotif yaitu dengan. memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012). Status kesehatan gigi dan mulut umumnya dinyatakan dalam prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil

Determinan Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK SDN KLECO II KELAS V DAN VI KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA

Karies gigi dapat menyebabkan manusia tanpa memandang usia, mulai dari anak-anak sampai tua, mulai dari yang ringan sampai parah.

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mulut sejak dini. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kebersihan mulut

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV SDN 28 MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. 2015). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dikeluhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi kesehatan keseluruhan dari tubuh. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. luas penyebaranya, diperkirakan 90% lebih banyak melanda anak anak

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. orangtua sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan gigi dan mulut pada anak apabila

BAB I PENDAHULUAN. Gigi dan mulut merupakan alat pencernaan mekanis manusia. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah observational analitik dengan desain

BAB I PENDAHULUAN. dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PREVALENSI KARIES GIGI DI TK ISLAM AR RAHMAN JLN. MEDAN TG. MORAWA KECAMATAN TANJUNG MORAWA TAHUN 2014

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang unik pada bayi, balita, dan anak prasekolah. Dahulu Early Childhood Caries (ECC) dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh (Mumpuni, 2013).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SIKAT GIGI MASSAL

Transkripsi:

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN Sri Hidayati 1, Naning K.Utami 2, Metty Amperawati 3 ABSTRAK Karies gigi adalah suatu proses kerusakan yang terbatas pada jaringan keras gigi dimulai dari lapisan email, dentin dan menjalar ke pulpa. Di Indonesia, kejadian karies pada anak pra sekolah usia 4-5 tahun sebesar 90,5% di perkotaan dan 95,9% di pedesaan dan 90% dari anakanak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies. Penelitian ini bersifat deskriptif, untuk melihat indeks def-t pada Anak Taman Kanak- Kanak Se. Populasi dan sampel penelitian adalah populasi adalah seluruh Anak Taman Kanak-Kanak Se. Sampel penelitian diambil tiap kecamatan 1 TK, sedangkan teknik pengambilan sampel adalah secara stratified sampling. Data yang diperoleh dikumpulkan kemudian dibuat dalam bentuk tabel dan distribusi frekuensi. Diketahui d (decay) rata-rata Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan adalah 6,99 gigi, e (ekstrasi) rata-rata adalah 1,42 gigi, f (filling) rata-rata adalah 0,1 gigi, indeks def-t rata-rata adalah 8,51 gigi Disarankan diharapkan para orang tua meningkatkan tentang cara memelihara kesehatan gigi dan mulut anak-anak mereka, supaya dapat memberi arahan pada anak-anak agar dapat memelihara kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar karena pada usia 5-6 tahun biasanya sangat rentan diserang penyakit gigi dan mulut. Kata kunci : Indeks def-t, anak TK Banjarbaru PENDAHULUAN Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 yang menyatakan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa penyembuhan penyakit, kemudian secara berangsur-angsur berkembang kearah keterpaduan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan mengikut sertakan masyarakat secara luas yang mencangkup upaya kesehatan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative), yang bersifat menyeluruh terpadu bersekinambungan 1. Berdasarkan visi Indonesia sehat 2010, dimana salah satu strategi adalah paradigma sehat. Dibidang kesehatan gigi paradigma sehat dengan pendekatan primary oral high care yaitu 1) Pemerataan, 2) Melibatkan peran serta masyarakat, 3) Terfokus pada upaya pencegahan, 4) Pendekatan multi faktor, 5) Penerapan teknologi tepat guna 2. Kelompok anak prasekolah merupakan kelompok anak yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut, karena umumnya masih mempunyai perilaku atau kebiasaan diri yang tidak menunjang terhadap kesehatan gigi 3. Berdasarkan hasil penelitian Norjannah (2009) di Kec. Anjir Kab. Barito Kuala untuk responden dengan kategori deft tinggi lebih banyak yaitu 31 Responden (70,5%), sedangkan dengan kategori def-t rendah sebanyak 13 responden (29,5%) 4. 1

Keadaan ini dapat dikaitkan dengan karakteristik responden yang tergolong anak usia pra sekolah masih tergantung pada pengetahuan, kesadaran, perilaku orang tua atau orang yang setiap hari yang berhubungan dengan anak. Faktor eksternal timbulnya karies gigi sulung meliputi usia, jenis kelamin, suku bangsa, letak geografis, kultur sosial penduduk. karies gigi adalah lesi gigi destruktif, progresif yang jika tidak diobati akhirnya mengakibatkan destruksi total gigi yang terkena. Ini merupakan multifaktorial dengan 4 faktor internal yang saling mempengaruhi; Hospes (terutama ludah dan gigi), mikroflora, substrat atau diet, dan waktu 5. Banyak para ibu beranggapan bahwa gigi susu tidak penting karena nanti di ganti dengan gigi dewasa. Pemikiran yang demikian ini adalah salah.bantulah anak pada waktu menggosok gigi. Bila gigi susu telah berlubang dan rusak, dapat diramalkan gigi dewasa pun tidak akan sehat nantinya, Dalam hal ini, contoh baik yang dilakukan oleh si ibu biasanya akan di ikuti si anak 6. Hasil penelitian Azhar, T.(2013) di TK Islam Nurul Hasanah Kec. Cempaka Kota Banjarbaru menunjukan bahwa responden ibu yang memiliki pengetahuan dengan kategori baik belum tentu bisa menjaga kesehatan gigi anaknya hal ini dapat dilihat dari 46 ibu yang memiliki pengetahuan baik ada 32 anak dengan angka def-t yang tinggi dan 14 anak yang mempunyai def-t rendah, sedangkan pada ibu yang memiliki pengetahuan dengan kategori kurang baik, ada 15 anak yang keadaan giginya dengan kategori tinggi dan hanya 1 anak yang angka def-tnya rendah, hal ini berarti belum tentu ibu yang pengetahuannya baik dapat menjaga kesehatan gigi anaknya. Sedangkan pada ibu yang memiliki pengetahuan kurang baik memang kurang bisa menjaga kesehatan gigi anaknya. Perumusan Masalah Bagaimanakah Indeks def-t Pada Anak Taman Kanak- Kanak Se Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan Tujuan Penelitian Umum: Untuk mengetahui Indeks def-t Pada Anak Taman Kanak-Kanak Se Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan Tujuan Khusus: 1. Untuk mengetahui d (decay) rata-rata 2. Untuk mengetahui e (ekstrasi) rata-rata 3. Untuk mengetahui f (filling) rata-rata 4. Untuk mengetahui Indeks def-t rata-rata Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Hasil penelitian di harapkan dapat mendorong pengetahuan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. 2. Manfaat Teoritis Dapat menerapkan teori-teori yang didapat selama melakukan penelitian kedalam upaya kebenaran dan tindakan penelitian, sehingga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan BAHAN DAN METODE Penelitian bersifat deskriptif, yaitu melakukan survey dan mendeskripsikan hasil penelitian secara obyektif, yang digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang ada sekarang ini. Populasi adalah seluruh Anak Taman Kanak-Kanak Se Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. Sampel penelitian sebanyak 100 anak Taman Kanak-Kanak (5 kecamatan masing-masing 20 anak) Se Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan, sedangkan teknik pengambilan sampel adalah secara 2

stratified sampling anak Taman Kanak- Kanak Se Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan Variabel Penelitian : Indeks def-t Bahan dan Instrumen penelitian adalah alkohol, kapas steril, masker, sarung tangan, formulir data pemeriksaan def-t, alat diagnostik set, aqua, baskom dan sabun. Lokasi penelitian dilakukan di sekolah Taman Kanak-Kanak Se Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan Pengumpulan data secara data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dari hasil pemeriksaan pada anak Taman Kanak- Kanak Se Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. Sedangkan data skunder diperoleh dari absensi anak Taman Kanak-Kanak yang berupa 5 TK di 5 kecamatan se Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan Analisa dan penggumpulan data adalah data primer yang diperoleh dibuat dan disajikan dalam bentuk tabel dan distribusi frekuensi. HASIL PENELITIAN Data Umum Penelitian Wilayah Kota Banjarbaru terdiri dari 5 Kecamatan meliputi Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Cempaka, Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Liang Anggang Data Khusus Penelitian Dari 5 kecamatan masing-masing diambil 20 orang murid sehingga didapatkan total seluruhnya 100 orang murid. 1. Berdasarkan jenis kelamin : No Jenis Kelamin Frekuensi 1. Laki-laki 55 2. Perempuan 45 Total 100 Berdasarkan tabel dapat di ketahui bahwa jumlah murid TK di 5 kecamatan yang ada di kota Banjarbaru sebanyak 100 murid dengan jumlah anak laki-laki 55 (55%) anak dan anak perempuan 45 (45%). 2. Distribusi frekuensi berdasarkan umur penderita dapat dilihat ditabel dibawah ini : No Umur Frekuensi Prosentase 1. 2. 3. 4 5 6 7 78 15 7% 78% 15% Jumlah 100 100% Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa dari 100 murid yang diperiksa yang berumur 4 tahun sebanyak 7 murid (7%), terbanyak usia 5 tahun sebanyak 78 murid (78%) dan yang berumur 6 tahun sebanyak 15 murid(15%). 3. Nilai mean, median, mode, SD, min,max Mean Med Mode SD Min Max Decay 6,99 7,00 0 5,042 0 20 Extractie 1,42 0,00 0 3,016 0 17 Filling 0,1 0,00 0 0,482 0 3 Def 8,15 9,00 12 4,827 0 20 Nilai rata-rata (mean) untuk gigi berlubang atau rusak karena karies (decay) pada murid TK sekota Banjarbaru sebanyak 6,99 gigi, dan untuk nilai rata-rata dari indikasi pencabutan atau gigi yang dicabut oleh karena karies (extractie) sebanyak 1,42 gigi, sedangkan untuk gigi yang telah ditambal rata-rata sebanyak 0,1 gigi Nilai median (nilai tengah) untuk gigi berlubang atau rusak karena (decay) pada murid TK se kota Banjarbaru sebanyak 7 gigi dan untuk nilai total semuanya decay, ekstraksi, dan filling (def) sebesar 9 gigi. Nilai yang sering muncul (mode) untuk def (decay, extractive, filling) adalah 12 yaitu sebanyak 15 orang Sedangkan nilai standar deviasi untuk decay adalah 5,042, dan untuk extractive sebesar 3,016, sedangkan untuk filling yaitu 0,482 dan standar deviasi untuk def adalah 4,827. 3

4. Distribusi frekuensi decay : No Gigi decay Frekuensi Persentasi 1 0 16 16 2 1 2 2 3 2 6 6 4 3 5 5 5 4 10 10 6 5 4 4 7 6 4 4 8 7 7 7 9 8 7 7 10 9 4 4 11 10 5 5 12 11 5 5 13 12 10 10 14 13 2 2 15 14 8 8 16 15 2 2 17 16 2 2 18 20 1 1 Jumlah 100 100 terbanyak siswa TK yang giginya tidak mengalami decay sama sekali atau bebas caries sebanyak 16 orang murid dan yang mengalami caries semua giginya sebanyak 1 orang. 5. Distribusi frekuensi extractive No Gigi Extractie Frekuensi Persentasi 1 0 68 68 2 1 6 6 3 2 7 7 4 3 2 2 5 4 8 8 6 5 2 2 7 6 1 1 8 7 1 1 9 8 1 1 10 11 1 1 11 12 1 1 12 13 1 1 13 17 1 1 14 Jumlah 100 100 terbanyak siswa TK yang giginya tidak mengalami extractie sama sekali atau bebas extractie sebanyak 68 orang murid dan yang mengalami extractie terbanyak 17 gigi sebanyak 1 orang murid. 6. Distribusi frekuensi filling No Filling Frekuensi Persentase 1 0 95 95% 2 1 2 2% 3 2 1 1% 4 3 2 2% 5 Jumlah 100 100% terbanyak siswa TK yang giginya tidak mengalami filling sama sekali atau bebas filling sebanyak 95 orang murid dan yang mengalami filling terbanyak 3 gigi sebanyak 2 orang murid. 7. Distribusi frekuensi def No def Frekuensi Persentasi 1 0 7 7 2 1 1 1 3 2 6 6 4 3 4 4 5 4 7 7 6 5 5 5 7 6 7 7 8 7 4 4 9 8 8 8 10 9 4 4 11 10 5 5 12 11 7 7 13 12 15 15 14 13 4 4 15 14 9 9 16 15 3 3 17 16 1 1 18 17 1 1 19 20 2 2 Jumlah 100 100 terbanyak siswa TK yang giginya mengalami def 12 gigi terbanyak sebanyak 15 orang murid dan yang mengalami def paling sedikit 1, 16 dan 17 gigi sebanyak masing-masing 1 orang murid. PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil penelitian untuk jenis kelamin responden yang terbanyak adalah jenis kelamin laki-laki berdasarkan tabel 4.1 dapat di ketahui bahwa jumlah murid TK di 5 4

kecamatan yang ada di kota Banjarbaru sebanyak 100 murid dengan jumlah anak laki-laki 55 (55%) anak dan anak perempuan 45 (45%). Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa dari 100 murid yang diperiksa yang berumur 4 tahun sebanyak 7 murid (7%), terbanyak usia 5 tahun sebanyak 78 murid (78%) dan yang berumur 6 tahun sebanyak 15 murid(15%). Adapun factor-faktor yang mempengaruhi karies gigi adalah faktor eksternal dan faktor internal lain yang membuat kategori def-t murid di TK se kota Banjarbaru masuk dalam kategori tinggi antara lain pendidikan, sikap, perilaku, keturunan, ras, umur, makanan, hospes, mikroflora, pola makan, dan waktu 7. Pemelihara kesehatan termasuk kesehatan gigi anak yang masih berumur dibawah 5 tahun, masih tergantung pada orang tuanya, terutama pada ibunya karena pada umumnya anak balita hubungan batinnya lebih dekat pada ibunya 8. Anak usia sekolah masih sangat membutuhkan bimbingan orang tua dalam hal ini ibu yang mempunyai andil sangat penting terhadap kesehatan anak khususnya kesehatan gigi dan mulut. Perilaku ibu sangat mempengaruhi sikap dan perilaku anak terhadap kesehatan gigi dan mulut (Tarigan, R., 1995). Nilai rata-rata (mean) untuk gigi berlubang atau rusak karena karies (decay) pada murid TK sekota Banjarbaru sebanyak 6,99 gigi, dan untuk nilai rata-rata dari indikasi pencabutan atau gigi yang dicabut oleh karena karies (extractie) sebanyak 1,42 gigi, sedangkan untuk gigi yang telah ditambal rata-rata sebanyak 0,1 gigi. Dari angka diatas terlihat bahwa angka kariesnya masih tinggi sebesar 6,99 gigi per anak, hal ini sesuai dengan teori yang menyebeb utkan bahwa memelihara dan manjaga kebersihan gigi dan mulut yang baik, memperkuat gigi dengan kalsium dan fluor, menggurangi konsumsi makanan manis dan lengket serta membiasakan diri makan makanan yang mempunyai self cleansing, menyikat gigi sesudah makan dan sebelum tidur dengan sikat gigi sesudah makan dengan sikat gigi yang berbulu halus dan pasta gigi yang berfluor, memeriksakan gigi secara teratur ke fasilitas kesehatan setiap 6 bulan sekali 9. Dari table diatas terlihat yang terbanyak siswa TK yang giginya mengalami def 12 gigi terbanyak sebanyak 15 orang murid dan yang mengalami def paling sedikit 1, 16 dan 17 gigi sebanyak masing-masing 1 orang murid, disini masih terlihat angka def yang tinggi sebanyak 12 per anak dibandingkan dengan indicator derajat kesehatan gigi usia 5-6 tahun anak bebas karies target tahun 2010 di Indonesia sebanyak 50% (10 gigi), sedangkan target 2010 (Global) WHO sebesar 90% 10. Hasil survey kesehatan gigi yang menunjukkan sebesar 81% anak umur 5 tahun bebas karies gigi, sebesar 52% penduduk 10 tahun keatas mengalami karies yang belum ditangani/ karies aktif, 46% penduduk memiliki kalkulus didalam mulut dan imdeks DMF-T penduduk umur 10 tahun keatas sebesar 5,3 atau jumlah kerusakan gigi rata-rata perorang adalah 5. Prevalensi karies aktif lebih tinggi, kalkulus dan indeks DMF-T lebih tinggi pada golongan umur yang lebih tinggi, pada penduduk dengan pendidikan lebih rendah, pada kawasan timur Indonesia (Sulawesi dan Kalimantan) dan didaerah pedesaan 10. Pada balita dan anak prasekolah sering dijumpai kelainan karies gigi yang menyeluruh (rampant karies), persistensi dan peradangan gusi 11. Hasil penelitian Azhar, T. (2013) menunjukan bahwa responden ibu yang memiliki pengetahuan dengan kategori baik belum tentu bisa menjaga kesehatan gigi anaknya hal ini dapat dilihat dari 46 ibu yang memiliki pengetahuan baik ada 32 anak dengan angka def-t yang tinggi dan 14 5

anak yang mempunyai def-t rendah, sedangkan pada ibu yang memiliki pengetahuan dengan kategori kurang baik, ada 15 anak yang keadaan giginya dengan kategori tinggi dan hanya 1 anak yang angka def-tnya rendah, hal ini berarti belum tentu ibu yang pengetahuannya baik dapat menjaga kesehatan gigi anaknya. Sedangkan pada ibu yang memiliki pengetahuan kurang baik memang kurang bisa menjaga kesehatan gigi anaknya KESIMPULAN 1. Diketahui d (decay) rata-rata Pada Anak Taman Kanak-Kanak Se Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan adalah 6,99 gigi 2. Diketahui e (ekstrasi) rata-rata Pada Anak Taman Kanak-Kanak Se Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan adalah 1,42 gigi. 3. Diketahui f (filling) rata-rata Pada Anak Taman Kanak-Kanak Se Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan adalah 0,1 gigi 4. Diketahui Indeks def-t rata-rata Pada Anak Taman Kanak-Kanak Se Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan adalah 8,51 gigi SARAN 1. Diharapkan para orang tua atau ibu agar dapat lebih menjaga dan meningkatkan serta menerapkan pengetahuan tentang cara memelihara kesehatan gigi dan mulut anak-anak mereka, supaya dapat memberi arahan pada anak-anak agar dapat memelihara kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar karena pada usia 5-6 tahun biasanya sangat rentan diserang penyakit gigi dan mulut. 2. Perlunya diadakan penyuluhan oleh pihak Puskesmas khususnya petugas kesehatan gigi dan mulut terutama bagaimana cara memelihara kesehatan gigi anak, diadakannya sikat gigi masal untuk mengajarkan anak bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar dan makanan apa saja yang baik bagi kesehatan gigi dan mulut. 3. Pada pihak TK se Kota Banjarbaru agar bekerja sama dengan pihak petugas kesehatan gigi dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak usia pra sekolah dalam memberikan penyuluhan secara rutin kepada ibu dan juga anakanak. DAFTAR PUSTAKA 1. Kemenkes, RI., 2009. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Jakarta. 2. Depkes,2004.Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM), Jakarta. 3. Depkes,1995.Tata Cara Kerja Pelayanan Asuh Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas, Jakarta 4. Norjannah, 2009.Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Cara Pemeliharaan Gigi Anak Dengan Angka def-t Pada Balita Umur 3-5 Tahun Di Tk Bina Lestari Kec. Anjir Kab. Barito Kuala,KTI Jurusan Kesehatan Gigi.Banjarmasin. 5. Suwelo, S., 1992, Karies Gigi Pada Anak Dengan Berbagai Factor Etiologi. EGC, Jakarta 6. Tarigan, R., 1989.Penambalan Inlay, jakarta : EGC 7. Tarigan, R.,1990, Karies Gigi, HIPOKRATES, Jakarta. 8. Budiharto, 1998.Kontribusi Umur Pendidikan Jumlah Anak, Status Ekonomi Lingkungan Pemerataan Fasilitas Gigi Dan Pendidikan 9. htpp//: www.suara karya.com, Karies gigi dan pencegahannya, 2004. 10. Depkes,2002.LaporanSKRT 2001 : Faktor resiko penyakit tidak menular studi Morbiditas dan Disabilitas, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,Jakarta 6

Depkes,1995.Tata Cara Kerja Pelayanan Asuh Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas, Jakarta 7