KETERAMPILAN GERAK DASAR ANAK USIA DINI PADA TAMAN KANAK-KANAK (TK) DI KOTA SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
Perilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) kontrol gerak, (2) pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuti Kartini, 2014 Meningkatkan motorik kasar anak melalui pembelajaran dengan bermain media bola

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI SEBAGAI DASAR MENUJU PRESTASI OLAH RAGA. Endang Rini Sukamti, MS FIK-UNY

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MODEL PENGENALAN AKTIVITAS JASMANI BAGI SISWA TAMAN KANAK-KANAK

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

KONSEP GERAK DASAR UNTUK ANAK USIA DINI

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B RA AL-MUHAJIRIN PALU ABSTRAK

KAJIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK DI KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN DASAR MULTILATERAL MAHASISWA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENGISI POLA GAMBAR DENGAN DAUN KERING DI TK ANDESSA PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Orang tua dan guru belum memahami akan perkembangan potensi yang

PERKEMBANGAN MOTORIK PLAY GROUP DAN TAMAN KANAK-KANAK OLEH: ENDANG RINI SUKAMTI, M.S DOSEN FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

KESESUAIAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR DAN MANIPULATIF ANAK USIA 4-5 TAHUN SEGUGUS II KECAMATAN GALUR

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

HUBUNGAN ANTARA LATIHAN SENAM IRAMA DENGAN KEMAMPUAN GERAKAN TERKOORDINASI ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh Anisa Ayu Lestari ( )

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PENJAS DENGAN MODEL PERMAINAN SEPAKBOLA STOP PASSING, EKO S, GAWANG TIANG TUNGGAL TERHADAP ASPEK PSIKOMOTOR SISWA SD KELAS V

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

STRATEGI PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK UNTUK ANAK USIA DINI TAMAN KANAK-KANAK B

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya yang mulai memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KESESUAIAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR DAN GERAK MANIPULATIF PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN SEGUGUS II KECAMATAN GALUR SKRIPSI

PENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN BOLA RING DI TK NURUL WATHAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat fundamental karena yang diberikan Tuhan

Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI MENURUT CERITA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA PADANG PARIAMAN

HUBUNGAN KEMAMPUAN BELAJAR GERAK (MOTOR EDUCABILITY) DENGAN KETERAMPILAN SHOOTING

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

Pengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 4-5 Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

PROGRAM PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIK MATA PELAJARAN PENJASKES SMP NEGERI 1 TAJURHALANG

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).

Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Tingkat Raudhatul Athfal ( Khusus pengembangan motorik anak TK / RA )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar,

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal ini sesuai dengan undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang

Transkripsi:

KETERAMPILAN GERAK DASAR ANAK USIA DINI PADA TAMAN KANAK-KANAK (TK) DI KOTA SURAKARTA Husnul Hadi¹, Ibnu Fatkhu Royana², Danang Aji Setyawan³ ¹Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang ajohusnul@gmail.com ²Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang ibnufatkhuroyana@upgris.ac.id ³Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial dan Keolahragaan, Universitas PGRI Semarang danangpjkrupgris@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan gerak dasar anak usia dini pada taman kanak-kanak. Gerak dasar adalah kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari yang meliputi gerak jalan, lari, lompat, lempar. Perkembangan pada anak usia dini mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, sosial emosional dan bahasa. Usia anak pada masa pertumbuhan merupakan fase fundamental yang akan menentukan kehidupannya dimasa datang. Oleh sebab itu, sebagai orang tua dan pendidik harus memahami perkembangan anak usia dini khususnya perkembangan fisik dan motorik. Penelitian dilakukan di TK Negeri Pembina dan TK Cita Nanda yang berada di Kota Surakarta. Subjek penelitian ditentukan melalui purposive sampling dengan jumlah 50 anak yang terbagi atas 27 anak di TK Negeri Pembina dan 23 anak di TK Cita Nanda. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 4 dan 11 Agustus 2017. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes yang sesuai dengan gerak dasar anak usia dini. Tes yang digunakan adalah TGMD-2 (Test of Gross Motor Development). Berdasarkan tes yang dilakukan didapat hasil keterampilan gerak dasar anak atau motorik kasar anak sebagai berikut, nilai sangat tinggi ada 25 (dua puluh lima) anak dengan memperoleh skor >130. Anak dengan nilai tinggi ada 16 (enam belas) orang dengan memperoleh skor 121-130. Anak dengan nilai diatas rata-rata ada 6 (enam) orang dengan memperoleh skor 111-120. Anak dengan nilai ratarata ada 3 (tiga) orang dengan memperoleh skor 90 110. Anak dengan nilai dibawah rata-rata, nilai rendah dan sangat rendah tidak ada. Kata kunci: keterampilan, gerak dasar, anak usia dini 61

KETERAMPILAN GERAK DASAR ANAK USIA DINI PADA TAMAN KANAK-KANAK (TK) DI KOTA SURAKARTA Husnul Hadi¹, Ibnu Fatkhu Royana², Danang Aji Setyawan³ ¹Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang ajohusnul@gmail.com ²Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang ibnufatkhuroyana@upgris.ac.id ³Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial dan Keolahragaan, Universitas PGRI Semarang danangpjkrupgris@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan gerak dasar anak usia dini pada taman kanak-kanak. Gerak dasar adalah kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari yang meliputi gerak jalan, lari, lompat, lempar. Perkembangan pada anak usia dini mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, sosial emosional dan bahasa. Usia anak pada masa pertumbuhan merupakan fase fundamental yang akan menentukan kehidupannya dimasa datang. Oleh sebab itu, sebagai orang tua dan pendidik harus memahami perkembangan anak usia dini khususnya perkembangan fisik dan motorik. Penelitian dilakukan di TK Negeri Pembina dan TK Cita Nanda yang berada di Kota Surakarta. Subjek penelitian ditentukan melalui purposive sampling dengan jumlah 50 anak yang terbagi atas 27 anak di TK Negeri Pembina dan 23 anak di TK Cita Nanda. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 4 dan 11 Agustus 2017. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes yang sesuai dengan gerak dasar anak usia dini. Tes yang digunakan adalah TGMD-2 (Test of Gross Motor Development). Berdasarkan tes yang dilakukan didapat hasil keterampilan gerak dasar anak atau motorik kasar anak sebagai berikut, nilai sangat tinggi ada 25 (dua puluh lima) anak dengan memperoleh skor >130. Anak dengan nilai tinggi ada 16 (enam belas) orang dengan memperoleh skor 121-130. Anak dengan nilai diatas rata-rata ada 6 (enam) orang dengan memperoleh skor 111-120. Anak dengan nilai ratarata ada 3 (tiga) orang dengan memperoleh skor 90 110. Anak dengan nilai dibawah rata-rata, nilai rendah dan sangat rendah tidak ada. Kata kunci: keterampilan, gerak dasar, anak usia dini 62

1. PENDAHULUAN Awal mula terjadinya gerak sangat sulit diteliti, salah satu sebabnya karena manusia mempunyai keterbatasan untuk mengetahui permulaan dilakukannya gerak. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna melakukan gerak yang sangat komplek karena dipengaruhi unsur-unsur budaya, aturan-aturan atau hukum tertentu. Studi tentang gerak manusia ( Human Movement) tidak terlepas dengan ilmu gerak, kinesiologi, performance manusia, pendidikan jasmani, dan bodymovement. Perilaku gerak ( motor behavior) merupakan sub disiplin yang menekankan pada investigasi mengenai prinsip-prinsip perilaku manusia. Gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak. Apa guna hidup bila tak mampu bergerak. Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu : Bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup. Bahkan manusia masih berada dalam kandungan sudah melakukan gerakkan yang merupakan fase gerak reflek. Gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak. Apa guna hidup bila tak mampu bergerak. Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu : Bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup. Bahkan manusia masih berada dalam kandungan sudah melakukan gerakkan yang merupakan fase gerak reflek. Dalam kehidupan seorang anak saat mencapai usia tahun kedua, adanya tanda-tanda perubahan yang dapat diamati bagaimana cara mereka berhubungan dengan sekitarnya, dan di penghujung usia yang kedua, mereka telah menguasai kemampuan gerak dasar yang dikembangkan sepanjang masa kanak-kanak. Bentuk kemampuan gerak ini adalah dasar yang dikembangkan tiap-tiap anak atau polapola gerak dasar pada masa kanak-kanak dini dan keterampilan pergerakan khusus pada masa kanakkanak setelahnya serta masa remaja. Anak-anak tidak lagi dihentikan oleh ketidakmampuan untuk bergerak bebas atau dibatasi oleh tempat tidur mereka atau tempat bermain mereka. Sekarang mereka mampu menyelidiki potensi pergerakan tubuh mereka dengan bergerak antar ruang (daya gerak). Mereka tidak lagi tak berdaya melawan gaya gravitasi tetapi memperoleh peningkatan kontrol melalui kemampuannya terhadap gravitasi (stabilitas). Mereka tidak harus lagi melakukan raihan -raihan kasar yang tidak efektif, menggenggam, melepas benda-benda tertentu pada masa kanak-kanaknya tetapi dengan cepat mengembangkan kemampuannya untuk mengontrol dan melakukan kontak dengan objek secara akurat dalam lingkungannya (memanipulasi). Anak -anak balita terlibat dengan proses pengembangan dan penyaringan kemampuan gerak dasar pada berbagai macam stabilitas/keseimbangan, daya gerak, dan pergerakan manipulatif. Artinya mereka harus terlibat dalam serangkaian pengalaman-pengalaman yang terkoordinasi dan berkembang untuk meningkatkan pemahaman tubuh dan potensinya untuk bergerak. Pengembangan pola gerak tidak hanya diperhatikan secara khusus pada pengembangan keterampilan tingkat tinggi dari sejumlah situasi pergerakan tertentu, tetapi juga pada pengembangan tingkat kecakapan (profisiensi) dan mekanik tubuh efisien yang dapat diterima dalam berbagai macam situasi pergerakan. Suatu gerak dasar melibatkan elemen dasar dari pergerakan tertentu saja. Gerak dasar ini tidak mencakup gaya-gaya individu atau penampilan unik personal. Gerak dasar juga tidak menekankan pada variasi-variasi gerak dasar yang masuk ke dalam keterampilan kompleks seperti lay-up shot dalam bola basket atau latihan lantai rutin dalam olahraga senam. 63

Tiap-tiap pola gerak pertama kali harus terbebas antara satu gerak dengan lainnya, dan baru dihubungkan dengan gerak lainnya dalam berbagai macam kombinasi. Pergerakan-pergerakan dari daya gerak berlari, melompat dan melenting, atau pergerakan-pergerakan manipulatif dari melempar, menangkap, menendang, dan mengait merupakan contoh-contoh kemampuan gerak dasar. Pergerakanpergerakan ini lalu dikombinasikan dan ditingkatkan dalam berbagai macam cara. Perkembangan pada anak usia dini mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, sosial emosional dan bahasa. Masa Taman Kanak-kanak (TK) merupakan masa pertumbuhan yang paling hebat dan sekaligus paling sibuk. Pada masa ini anak sudah memiliki ketrampilan dan kemampuan walupun belum sempurna. Usia anak pada masa ini merupakan fase fundamental yang akan menentukan kehidupannya dimasa datang. Oleh sebab itu, sebagai orangtua dan pendidik harus memahami perkembangan anak usia dini khususnya perkembangan fisik dan motorik. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak, melalui bermain terjadi stimulasi pertumbuhan ototototnya ketika anak melompat, melempar, atau berlari. Selain itu anak bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan, dan pikiranya. Pendidikan di TK dilaksanakan dengan prinsip Bermain sambil belajar, atau belajar seraya bermain. Sesuai dengan perkembangan, oleh sebab itu diharapkan seorang pendidik yang kreatif dan inovatif agar anak bisa merasa senang, tenang, aman dan nyaman selama dalam proses belajar mengajar. Kompetensi dasar motorik anak TK yang diharapkan dapat dikembangkan saat anak memasuki TK adalah anak mampu; melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan, dan melatih keberanian. Mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan dan imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni. Bertolak dari penelitian-penelitian di atas, maka peneliti merancang sebuah penelitian dengan judul: Ketrampilan Gerak Dasar Anak Usia Dini Pada Taman Kanak-Kanak (TK) di Kota Surakarta. 2. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara saksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa (Samsudin, 2008:2). 1. Pendidikan Jasmani Anak Usia Dini Pendidikan jasmani pada anak usia dini merupakan awal dari upaya pengarahan, pembinaan dan pengembangan potensi fisik serta karakter anak secara sistematik dan teratur dalam upaya mewujudkan cita-cita membangun manusia sehat dan kuat secara keseluruhan. Pengembangan dan pembinaan potensi fisik serta karakter yang dilakukan sejak usia dini akan memberi landasan kuat bagi upaya membangun manusia yang utuh dan berkualitas. Bergerak bagi anak-anak merupakan salah satu bagian yang sangat penting di dalam kehidupannya. Bermacam bentuk gerakan yang diperoleh anak-anak, merupakan langkah dalam memasuki tahap-tahap perkembangannya, yaitu perkembangan yang berhubungan dengan pengetahuan, nilai, sikap serta keterampilan gerak itu sendiri atau kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh sebab itu, terhadap anak-anak hendaknya diberikan kesempatan yang cukup untuk mencoba melakukan berbagai bentuk gerakan supaya mereka memperoleh banyak pengalaman. 2. Tujuan Pendidikan Jasmani Anak Usia Dini 64

Kurikulum dengan standar kompetensi bagi anak-anak memasukkan pendidikan jasmani sebagai bagian pengembangan kemampuan dasar untuk meningkatkan kemampuan jasmani anak sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak. Tujuan dari pendidikan jasmani pada anak usia dini adalah memperkenalkan dan melatih gerak kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil (Kurikulum 2004 dalam Suharjana, 2009: 5). B. Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak. PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. 1. Anak Usia Dini Menurut Siti Aisyah (2008:13), ada beberapa pendapat mengenai anak usia dini antara lain disampaikan oleh NAEYC (National Association for The Education of Young Children), yang mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan di taman penitipan anak, penitipan anak pada keluarga (family child care home), pendidikan prasekolah baik swasta maupun negeri, TK, dan SD (NAEYC, 1992). Sementara itu, UNESCO dengan persetujuan negara-negara anggotanya membagi jenjang pendidikan menjadi 7 jenjang yang disebut International Standart Classifikation of Education (ISDEC). Pada jenjang yang diterapkan UNESCO tersebut, PAUD termasuk pada level 0 atau jenjang prasekolah, yaitu untuk anak usia 3-5 tahun. 2. Karakteristik Anak Usia Dini Berbeda dengan fase yang terjadi pada usia anak-anak lainnya, anak usia dini memiliki karakteristik yang khas. Beberapa karakteristik untuk anak usia dini menurut Hartati dalam buku Siti Aisyah, dkk (2008:14) adalah sebagai berikut: a) Memiliki rasa ingin tahu besar b) Merupakan pribadi yang unik c) Suka berfantasi dan berimajinasi d) Masa paling potensial untuk belajar e) Menunjukan sikap egosentris f) Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek g) Sebagai bagian dari makhluk social h) Bermain merupakan dunia masa anak-anak 3. Perkembangan Motorik Anak Usia Dini Aktivitas gerakan motorik didefinisikan sebagai perintah pada kemahiran pada keterampilan motorik yang memperlihatkan kemajuan dalam kemampuan dalam menggerakkan secara sengaja dan tepat. 65

Keterampilan anak berlangsung dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks. Kemampuan anak untuk berjalan dan ketelitian dalam mencengkeram merupakan dua dari kemampuan motorik manusia yang nyata dan tidak tampak saat bayi baru lahir (Siti Aisyah, 2008:4.11). 4. Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar (gross motor ability) Perkembangan motorik kasar difokuskan pada keterampilan yang biasa disebut dengan keterampilan motorik dasar, meliputi jalan, lari, lompat, loncat, dan keterampilan menguasai bola seperti melempar, menendang dan memantulkan bola. Keterampilan motorik dasar dikembangkan pada masa anak sebelum sekolah dan pada masa sekolah awal. Gerak kasar secara khusus dikontrol oleh otot-otot besar, otot tersebut ukurannya relatif besar, contohnya otot paha dan otot betis. 5. Perkembangan Aktivitas Motorik Halus (fine motor activity) Kontrol motorik halus telah didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengkoordinasi atau mengatur penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan secara efisien, tepat dan adaptif. Bentukbentuk gerak ini dapat dimanifestasikan mereka sendiri dalam berbagai variasi yang mencakup semua aktivitas, dari: menulis, menggambar, memberi warna, menggambar pastel, dan memanipulasi obyek-obyek kecil. C. Gerak Dasar Gerak dasar adalah kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari yang meliputi gerak jalan, lari, lompat, lempar. Gerak (motor) sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk p erilaku gerak manusia, sedangkan psikomotor khusus digunakan pada domain mengenai perkembangan manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi, gerak (motor) ruang lingkupnya lebih luas dari pada psikomotor. Kemampuan gerak dasar dapat dibagi menjadi 3, yaitu: (1) Kemampuan gerak lokomotor, adalah gerak yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, seperti: jalan, lari, lompat, loncat, (2) kemampuan gerak non lokomotor, adalah gerak yang dilakukan di tempat, seperti: membungkuk, membalik, bergoyang, dan lainnya, (3) kemampuan gerak manipulatif, adalah gerak untuk bertindak melakukan sesuatu bentuk gerak dari anggota badannya secara lebih terampil, seperti: melempar, menangkap, menyepak, menendang. 1. Kemampuan Lokomotor Kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh keatas, seperti: lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, meloncat, melompat, meluncur, dan lari seperti kuda berlari. 2. Kemampuan Non-Lokomotor Kemampuan non lokomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai. Kemampuan non lokomotor terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan, dan lain-lain. 3. Kemampuan Manipulatif Kemampuan manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam objek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan dalam keterampilan kemampuan gerak dasar ini. Manipulasi objek jauh lebih unggul dari pada koordinasi mata-kaki dan tangan-mata. Bentuk-bentuk kemampuan manipulatif terdiri dari: 1) Gerak mendorong (melempar, memukul, menendang). 66

2) Gerakan menerima (menangkap) obyek adalah kemampuan penting yang dap at diajarkan dengan menggunakan bola yang terbuat dari bantalan karet. 3) Gerakan memantul-mantulkan bola atau menggiring bola. 2. METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dimana peneliti memaparkan keterampilan gerak anak usia dini pada Taman Kanak-Kanak di Kota Surakarta. Zafri (1999:16) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang daya simpulnya hanya berlaku sepanjang objek yang diteliti saja atau penelitian yang memiliki data dan gejala tersebut masih ada sekarang. Sementara itu, Moleong (2000) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomenafenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia. B. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan terlebih dahulu yaitu menentukan jumlah subjek penelitian. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling. Subjek penelitian berjumlah 50 (lima puluh) anak dari 2 (dua) sekolah yaitu TK Negeri Pembina dan TK Cita Nanda. TK Negeri Pembina sebanyak 27 (dua puluh tujuh) anak dan TK Cita Nanda sebanyak 23 (dua puluh tiga) anak. Usia anak untuk penelitian ini antara 4 6 tahun. Tahapan selanjutnya yang dilakukan adalah pengambilan data terhadap amak-anak di TK Negeri Pembina dan TK Cita Nanda. Data yang telah diambil kemudian dilakukan pengolahan data. Data yang telah diolah, dideskripsikan dalam hasil penelitian. C. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Kota Surakarta, tepatnya di TK Negeri Pembina dan TK Cita Nanda yang menjadi subjek dalam penelitian ini. D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes terhadap gerak dasar anak usia dini. Tes yang digunakan adalah TGMD (Test of Gross Motor Development) yaitu tes untuk mengukur gerak dasar anak usia 3 sampai 10 tahun (Ulrich, 2000). Tes ini terdiri dari beberapa gerak lokomotor, gerak non-lokomotor, dan gerak manipulatif. Gerak lokomotor meliputi : lari, lompat, dan lompat gallop. Gerak non-lokomotor: peregangan, mendorong/merarik, berputar dan mengayun. Gerak manipulatif: melempar, menangkap, memukul dan menendang. E. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil tes, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiyono, 2009). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 67

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Deskripsi data tentang keterampilan gerak dasar anak yaitu motorik kasar anak yang terdiri dari gerak lokomotor dan gerak manipulatif. Gerak lokomotor terdiri dari lari, gallop, hop, leap, horizontal jump, dan slide. Gerak manipulatif terdiri dari memukul bola diam, mendribel bola di tempat, menangkap bola, menendang bola, melempar bola dan menggelindingkan bola. 1. Gerak Lokomotor Berdasarkan hasil tes dan pengukuran gerak lokomotor dengan menggunakan TGMD-2 (test of gross motor development) diperoleh distribusi frekuensi yang dapat dilihat pada tabel berikut : Skor Standar 17 20 15 16 13 14 8 12 6 7 4 5 1 3 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Gerak Lokomotor Anak Usia 4 6 Tahun Frekuensi Absolut Relatif (Fa) (%) 14 28,00% 13 26,00% 9 18,00% 13 26,00% 1 2,00% 0 0,00% 0 0,00% Penilaian Sangat Tinggi Tinggi Diatas Rata-Rata Rata-Rata Dibawah Rata-Rata Rendah Sangat Rendah Jumlah 50 100% - (Sumber: Hasil Data Peneliti, 2017) Berdasarkan tabel 1, gerak lokomotor anak dengan nilai sangat tinggi ada 14 (empat belas) anak memperoleh skor 17-20. Anak dengan nilai tinggi ada 13 (tiga belas) memperoleh skor 15-16. Anak dengan nilai diatas rata-rata ada 9 (sembilan) memperoleh skor 13-14. Anak dengan nilai rata-rata ada 13 (tiga belas) memperoleh skor 8 12. Anak dengan nilai dibawah rata-rata ada 1 (satu) memperoleh skor 6 7. Anak dengan nilai rendah dan sangat rendah tidak ada. Penjelasan dalam bentuk diagram dapat dilihat dibawah ini : Gambar 1. Diagram Gerak Lokomotor Anak Usia 4 6 Tahun (Sumber: Hasil Data Peneliti, 2017) 2. Gerak Manipulatif Berdasarkan hasil tes dan pengukuran gerak manipulatif dengan menggunakan TGMD- 2 (test of gross motor development) diperoleh distribusi frekuensi terdapat pada table berikut: No. Jurnal Skor Ilmiah PENJAS, Frekuensi ISSN: 2442-3874 Penilaian VOL.3 NO.2 Oktober 2017 68

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 17 20 15 16 13 14 8 12 6 7 4 5 1 3 Absolut (Fa) 11 22 15 2 0 0 0 Relatif (%) 22,00% 44,00% 30,00% 4,00% 0,00% 0,00% 0,00% Sangat Tinggi Tinggi Diatas Rata-Rata Rata-Rata Dibawah Rata-Rata Rendah Sangat Rendah Jumlah 50 100% - Tabel 2. Distribusi Frekuensi Gerak Manipulatif Anak Usia 4 6 Tahun (Sumber: Hasil Data Peneliti, 2017) Berdasarkan tabel 2, gerak manipulatif anak dengan nilai sangat tinggi ada 11 (empat belas) anak memperoleh skor 17-20. Anak dengan nilai tinggi ada 22 (tiga belas) memperoleh skor 15-16. Anak dengan nilai diatas rata-rata ada 15 (sembilan) memperoleh skor 13-14. Anak dengan nilai rata-rata ada 2 (tiga belas) memperoleh skor 8 12. Anak dengan nilai dibawah rata-rata, nilai rendah dan sangat rendah tidak ada. Penjelasan dalam bentuk diagram dapat dilihat dibawah ini : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Gambar 2. Diagram Gerak Manipulatif Anak Usia 4 6 Tahun (Sumber: Hasil Data Peneliti, 2017) 3. Motorik Kasar Berdasarkan hasil tes dan pengukuran gerak lokomotor dan gerak manipulatif dengan menggunakan TGMD-2 (test of gross motor development) diperoleh motorik kasar anak sesuai dengan distribusi frekuensi yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Motorik Kasar Anak Usia 4 6 Tahun Skor Standar > 130 121 130 111 120 90 110 80 89 70 79 < 70 Frekuensi Absolu Relatif t (Fa) (%) 25 50,00% 16 32,00% 6 12,00% 3 6,00% 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% Penilaian Sangat Tinggi Tinggi Diatas Rata-Rata Rata-Rata Dibawah Rata-Rata Rendah Sangat Rendah Jumlah 50 100% - (Sumber: Hasil Data Peneliti, 2017) Berdasarkan tabel 3, motorik kasar anak dengan nilai sangat tinggi ada 25 (dua puluh lima) anak memperoleh skor >130. Anak dengan nilai tinggi ada 16 (enam belas) memperoleh skor 121-130. Anak dengan nilai diatas rata-rata ada 6 (enam) memperoleh skor 111-120. Anak dengan nilai rata-rata ada 3 (tiga) memperoleh skor 90 110. Anak dengan nilai dibawah 69

rata-rata, nilai rendah dan sangat rendah tidak ada. Penjelasan dalam bentuk diagram dapat dilihat dibawah ini : Gambar 3. Diagram Motorik Kasar Anak Usia 4 6 Tahun (Sumber: Hasil Data Peneliti, 2017) B. Pembahasan Berdasarkan deskripsi data motorik kasar anak yang terdiri dari gerak lokomotor dan gerak manipulatif, dapat dipaparkan dan dijelaskan pada bagian pembahasan ini. 1. Gerak Lokomotor Gerak lokomotor merupakan gerakan dengan memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain. Pada TGMD-2 ini, gerak lokomotor anak diukur dengan beberapa variabel yaitu lari, gallop, hop, leap, horizontal jump, dan slide. Tes yang telah dilaksanakan kepada anak-anak TK usia 4-6 tahun didapat hasil bahwa 14 orang anak dengan persentase 28,00% berada pada nilai sangat tinggi yaitu 17 20. Sebagian besar anak berada pada nilai diatas rata-rata. Hasil ini menggambarkan bahwa anak-anak TK di Kota Surakarta memiliki keterampilan gerak lokomotor yang sangat baik. Masa anak-anak merupakan masa yang sangat baik untuk tumbuh kembang anak sehingga anak-anak membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk bergerak dan bermain melalui berbagai kegiatan dan aktivitas gerak. Masa ini juga merupakan masa peka bagi anak sehingga terjadi pematangan fungsi fisik dan psikis sehingga anak siap merespon dan mewujudkan semua tugas-tugas perkembangan yang diharapkan agar muncul pada perilaku seharihari (Hainstock dalam Sujiono, 2009:54). Kemampuan gerak lokomotor anak menandakan keleluasaan gerak anak. Gerak lokomotor anak dapat menjadi acuan terhadap pertumbuhan dan perkembangan motorik anak sehingga kemampuan anak sesuai dengan tingkat usianya. TK di Kota Surakarta sejauh ini telah menjalankan pendidikan anak usia dini dengan baik melalui pengembangan diri anak dalam berbagai kegiatan. Melalui kegiatan-kegiatan itu anak terpacu untuk bergerak dalam rangka meningkatkan perkembangan motorik kasar anak terutama gerak lokomotor anak. 2. Gerak Manipulatif Gerak manipulatif anak TK di Kota Surakarta diukur dengan beberapa variabel sesuai dengan TGMD-2 yaitu memukul bola diam, mendribel bola di tempat, menangkap bola, menendang bola, melempar bola dan menggelindingkan bola. Berdasarkan tes yang telah dilakukan didapat hasil bahwa 22 orang anak dengan persentase 44,00% berada pada nilai tinggi yaitu 15-16. 70

Sebagian besar anak TK di Kota Surakarta berada pada nilai melebihi rata-rata. Hasil ini memberikan gambaran bahwa kemampuan gerak manipulatif anak sangat baik. Gerak manipulatif merupakan gerakan yang melibatkan koordinasi mata tangan, dan mata kaki. Hal ini dikarenakan gerakan manipulatif menuntut keterampilan dalam menggunakan objekobjek lain di luar tubuh anak itu sendiri. Gerak manipulatif dapat dilakukan dengan menggunakan bola sebagai objeknya, pemukul, atau lainnya. Gerak manipulatif sebagai keterampilan gerak dasar anak perlu untuk dikembangkan sehingga anak semakin terampil dalam melakukan tugas gerak. Anak dapat berkembang dengan baik dan memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam penguasaan keterampilan gerak. TK di Kota Surakarta dalam melakukan pendidikan pada anak usia dini khususnya usia 4 6 tahun telah melakukan berbagai kegiatan dan aktivitas untuk memacu dan melatih gerak manipulatif anak. 3. Motorik Kasar Motorik kasar pada anak merupakan keterampilan gerak dasar anak yang merupakan pondasi bagi anak dalam melakukan berbagai aktivitas gerak. Pada TGMD-2 ini, motorik kasar anak diukur melalui variabel gerak lokomotor dan gerak manipulatif. Hasil dari gerak lokomotor dan gerak manipulatif dikonversi menjadi nilai yang dapat mengukur motoric kasar anak. Hasil motorik kasar anak yang didapat melalui tes TGMD-2 menyatakan bahwa 25 anak atau 50,00% berada pada nilai sangat tinggi, sedangkan sebagian lain berada pada nilai tinggi dan diatas rata-rata. Hasil ini menggambarkan bahwa secara keseluruhan motorik kasar anak sangat baik. Anakanak telah memiliki keterampilan gerak berupa gerak lokomotor dan gerak manipulatif. Pendidikan anak usia dini di TK telah dilakukan dengan baik dengan mengembangkan keterampilan gerak dasar anak atau motorik kasar anak. Anak-anak di TK perlu untuk terus dipacu sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan dengan Sumantri (2005:2) menyatakan bahwa masa usia dini memang masa yang sangat menentukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. 4. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Gerak lokomotor anak dengan nilai sangat tinggi ada 14 (empat belas) anak memperoleh skor 17-20. Anak dengan nilai tinggi ada 13 (tiga belas) memperoleh skor 15-16. Anak dengan nilai diatas rata-rata ada 9 (sembilan) memperoleh skor 13-14. Anak dengan nilai rata-rata ada 13 (tiga belas) memperoleh skor 8 12. Anak dengan nilai dibawah rata-rata ada 1 (satu) memperoleh skor 6 7. Anak dengan nilai rendah dan sangat rendah tidak ada. Gerak manipulatif anak dengan nilai sangat tinggi ada 11 (empat belas) anak memperoleh skor 17-20. Anak dengan nilai tinggi ada 22 (tiga belas) memperoleh skor 15-16. Anak dengan nilai diatas rata-rata ada 15 (sembilan) memperoleh skor 13-14. Anak dengan nilai rata-rata ada 2 (tiga belas) memperoleh skor 8 12. Anak dengan nilai dibawah rata-rata, nilai rendah dan sangat rendah tidak ada. Keterampilan gerak dasar anak atau motorik kasar anak dengan nilai sangat tinggi ada 25 (dua puluh lima) anak memperoleh skor >130. Anak dengan nilai tinggi ada 16 (enam belas) memperoleh skor 121-130. Anak dengan nilai diatas rata-rata ada 6 (enam) memperoleh skor 111-120. Anak dengan nilai rata-rata ada 3 (tiga) memperoleh skor 90 110. Anak dengan nilai dibawah rata-rata, nilai rendah dan sangat rendah tidak ada. B. Saran 71

1. Taman Kanak-Kanak (TK) harus selalu mengeksplor kemampuan motorik anak melalu i berbagai aktivitas gerak yang dapat dilakukan secara variatif dan berkelanjutan. 2. Keterampilan gerak dasar yang dimiliki anak dapat menjadi acuan bagi guru dan orang tua untuk mengembangkan bakat anak dalam olahraga sehingga guru dan orang tua dapat membantu untuk mengarahkan anak mendalami bakat olahraga yang ada dalam diri anak. 5. REFERENSI Aisyah, Siti, dkk. (2008). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini modul 1-9. Jakarta: Universitas Terbuka. Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP/MTS. Jakarta: Litera. Sugiyanto. (2008). Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta: Universitas Terbuka. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharjana. (2009). Proceeding Seminar Olahraga ke II (Peran Olahraga Dalam Pembentukan Karakter). Yogyakarta. Sujiono, Yuliani Nurani. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks. Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Yus, Anita. (2011). Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 72

Model Evaluasi Program Dalam Penelitian Evaluasi (Agustanico Dwi Muryadi) BIODATA PENULIS Nama : Husnul Hadi Tempat/Tgl. Lahir : Bukit Gonggang, 04 Agustus 1990 Pendidikan ; S1 Universitas Negeri Padang S2 Universitas Negeri Yogjakarta Pekerjaan Alamat Kantor Alamat Rumah : Dosen PJKR UPGRIS : Jl.Sidodadi Timur No.24 Semarang : JL.Pajajaran Timur II,No.24,Sumber,Surakarta HP. 081266725763 Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-3874 Vol.3 No.1, Januari 2017 73