BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Uraian Tumbuhan Ketapang (Terminalia catappa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jati yang mempunyai nama ilmiah Tectona grandis L.f. Secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat terbuka dan dapat ditemukan sampai ketinggian m di atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Uraian Tumbuhan Rambutan (Nephelium lappaceum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Buah durian yang berasal dari pohon durian (Durio zibethinus L.) banyak

2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sinonim, nama daerah, kandungan kimia dan kegunaan tumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Uraian Tanaman Kesumba Keling (Bixa orellana L.) Tumbuhan kesumba keling dengan nama latin Bixa orellana L.

BAB I PENDAHULUAN. kepala, kecuali pada bibir, telapak tangan dan telapak kaki. Batang-batang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman alpukat berasal dari Amerika Tengah, tumbuh liar di hutanhutan,

BAB I PENDAHULUAN. dan Latifah, 2007; Bariqina dan Ideawati, 2001). Batang-batang rambut

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

BABII TINJAUAN PUSTAKA. dioksida, oksidol dan peroksida, dengan rumus kimia H 2 O 2, ph 4.5, cairan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kosmetika dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, juga untuk kesehatan (Tranggono dan Latifah, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Pengamatan pertumbuhan rambut pada kelinci Data Panjang rambut (mm) hari ke Perlakuan

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

11/10/2017. Telur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur MACAM TELUR

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seaweed dalam dunia perdagangan dikenal sebagai rumput laut, namun

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERAWATAN KULIT KEPALA DAN RAMBUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

Shampoo Shampoo basah Shampoo kering Bentuk : Bentuk : Jenis :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

MENGINDENTIFIKASI TANGAN, KAKI DAN KUKU

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

Metoda-Metoda Ekstraksi

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997).

PEMBAHASAN. I. Definisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

TINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Bunga Matahari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Rumbia sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai tanaman asli Indonesia.Rumbia termasuk tanaman tahunan dan tumbuh dihutan rawa air tawar ataupun hutan tropis dataran rendah (Salam, 1990). Rumbia tumbuh baik pada lahan marginal seperti gambut, rawa, atau lahan tergenang dimana tanaman lainnya tidak dapat tumbuh (Agung, 2011). Tanaman rumbia sebenarnya terbatas di Asia Tenggara, di Indonesia banyak terdapat di Aceh, Sumatera bagian barat, Sumatera bagian Timur, Tapanuli, Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku dan Irian Jaya.Suhu optimum yang diperlukan adalah 24 C 30 C, walaupun suhu tinggi masih dapat beradaptasi dan tumbuh. Pada wilayah-wilayah yang sesuai, rumbia dapat membentuk kebun atau hutan sagu yang luas. 5 Jenis tanah yang cocok untuk tanaman rumbia adalah tanah liat kuning, coklat atau hitam, berlumpur, bahan organik tinggi dan di daerah pasang surut air tawar (Departemen Kehutanan, 1999). 2.1.1 Nama daerah Di Indonesia ada beberapa nama daerah untuk tanaman rumbia: Kirai(Sunda), Ambulung Kersulu (Jawa) dan Lapia (Ambon). Di Malaysia Sagu dikenal dengan nama Rumbia dan Balau, Lumbia (Philiphina), Thagu bin (Myanmar), Sakuu (Kamboja) dan Sakhu (Thailand) (Agung, 2011). 2.1.2 Morfoogi tumbuhan 4

Rumbia atau yang biasa disebut dengan Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) mempunyai batang yang besaryang mengandung pati. Rumbia (Metroxylon sagurottb.) hanya memiliki satu batang dan tidak bercabang karena Rumbia (Metroxylon sagu Rottb.) adalah tanaman monokotil yang hanya mempunyai satu titik tumbuh.tumbuhan rumbia memiliki tinggi antara 10 15 m dengan garis tengah 30 50 cm. Batang pohonberbentuk silinder dengan diameter 50-90 cm, lurus, warna batang coklat muda, halus atau licin dan berakar serabut setinggi 1m(Agung, 2011). Daun terletak seperti sebilah pedang dan meruncing pada bagian ujungnya. Pinggir-pinggir daun tajam dan membalik ke dalam, Daun muda berbulu halus dan kedua belahannya mengkilap. Daun-daun berwarna hijau kekuning-kuningan. Bunga berumah satu, bongkal-bongkal bunga bersatu menjadi bunga. Bunga tidak mempunyai daun mahkota dan besarnya bongkal bunga antara 6 12 mm, sedangkan bunga jantan tidak berkelopak dan tidak bermahkota. Buahnya bersisik, berwarna coklat kekuningan, buah berbentuk bulat telur atau jantung terbalik, bila sudah tua berwarna kuning gading, masa berbuah antara bulan November April, tiap batang mempunyai masa berbunga dan berbuah berbeda-beda (Tong, 1982). Rumbia dapat berbunga pada umur 10-15 tahun.rumbia hanya berbunga dan berbuah sekali lalu mati. Bunga-bunga akan menjadi buah yang berbentuk bulat dan berwarna kekuningan pucat (Fransisca, 2008). Buah Rumbia berbentuk bulat dan terdapat benih didalamnya. Waktu antara bunga muncul hingga fase pembentukan buah matang berlangsung selama 2 tahun (Agung, 2011). 2.1.3 Sistematika tumbuhan 5

Secara lengkap sistematika Rumbia (Metroxylon sagu Rottb.) adalah: Kingdom : Plantae Divisi : Liliopsida Kelas Ordo Famili Genus : Angiospermae : Arecaceae : Palmae : Metroxylon Spesies : Metroxylon sagu Rottb (Plantamor, 2008) 2.1.4 Kandungan Kimia Buah rumbia adalah buah yang banyak mengandung zat kimia dan seperti tannin yang mempunyai rasa sepat(harbone, 1987). Tannin tidak hanya pada buahnya saja tetapi ada juga pada kulitnya. Selain itu buah ini juga mengandung karbohidrat. Karbohidrat disini adalah rasa manis yang ada pada saat buah sudah matang. Selain dari itu buah rumbia juga mengandung asam. Kandungan asam pada buah ini paling banyak pada saat buah tersebut belum matang (Heyne, 1987). 2.1.5 Kegunaan tumbuhan Dari empulur batangnya dihasilkan tepung sagu, yang merupakan sumber karbohidrat penting bagi warga kepulauan di bagian timur Nusantara. Sagu dipanen saat kuncup bunga (mayang) telah mekar, namun belum mekar sepenuhnya. Umur panenan ini bervariasi menurut jeniskultivarnya, yang tercepat kira-kira pada usia 6 tahun (Heyne, 1987). Daun tua dari pohon yang masih muda merupakan bahan atap yang baik, pada masa lalu bahkan rumbia dibudidayakan untuk menghasilkan atap rumbia 6

ini. Dari helai-helai daun ini pun dapat dihasilkan semacam tikar yang disebut kajang. Daun-daunnya yang masih kuncup (janur) dari beberapa jenisnya dahulu digunakan pula sebagai daun rokok, sebagaimana pucuk nipah (Heyne, 1987). Buah ini memiliki rasa sepat, sehingga untuk menghilangkan kelatnya itu buah rumbia biasa direndam dulu beberapa hari di lumpur atau di air laut sebelum dikonsumsi. Penggunaan rumbia sebagai obat di antaranya obat bisul, yaitu dengan memotong pelepahnya sehingga mengeluarkan getah kemudian ditampung dalam sebuah mangkuk atau piring kecil dan dicampur kapur sirih secukupnya. Setelah tercampur rata, maka dioleskan pada bisul (Heyne, 1987). Kandungan senyawa tanin dan flavonoid dari akar rumbia juga dapat digunakan untuk menurunkan kadar asam urat. 2.2 Ekstraksi Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Zat-zat aktif terdapat didalam sel dan diperlukanmetode ekstraksi dengan pelarut tertentu dalam mengekstrasinya (Harborne,1987). Ada beberapa metode ekstraksi yang sering digunakan antara lain yaitu: 1. Maserasi Maserasi adalah proses ekstraksi simplisia dengan menggunakanpelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Maserasi kinetik berarti dilakukanpengadukan yang kontinu (terus menerus). Remaserasi berartidilakukan pengulangan penambahan pelarut 7

setelah dilakukanpenyaringan maserat pertama dan seterusnya. Hasil ekstraksi disebut maserat (Depkes, RI., 1979). Dengan kata lain maserasi adalah penarikan simpisia dengan merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari (Syamsuni, 2006). 2. Perkolasi Perkolasi berasal dari kata percolare yang artinya penetesan (Voigt, 1995). Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampaisempurna yang umum dilakukan pada temperatur ruangan. Prosesterdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahapperkolasi sebenarnya (penetasan/penampungan ekstrak), terus-menerussampai diperoleh perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Depkes, RI., 1979). Serbuk simplisia dibasahi atau dimaserasi terlebih dahulu dengan cairan penyari sekurangkurangnya selama 3 jam (Ditjen, POM., 2000). 2.3 Pirogalol berikut: Pirogalol mempunyai struktur kimia seperti terlihat pada Gambar 2.1 Gambar 2.2.Pirogalol (Sweetman, 2009). Pemerian : Padatan hablur putih atau hablur tidak berwarna dengan berat molekul 126, 1 8

Suhu lebur : 133 o C (Ditjen, POM., 1995). Pirogalol bersifat sebagai reduktor (mudah teroksidasi). Dalam bentuk larutan akan menjadi warna gelap jika terkena udara. Jika pemakaiannya dicampur dengan zat warna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, pirogalol berfungsi sebagai zat pembangkit warna dan dikombinasikan dengan pewarna logam lain. Ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan agar zat warna dapat menempel lebih kuat lagi pada rambut dibandingkan pada saat sebelum dicampur. Pirogalol diizinkan digunakan sebagai zat pembangkit warna dengan batas kadar 5% (Ditjen, POM., 1985). 2.4 Tembaga (II) sulfat Tembaga (II) sulfat merupakan senyawa logam yang dapat digunakan sebagai pewarna pada rambut. Pemerian : Berbentuk serbuk atau granul berwarna biru, transparan dengan berat molekul 249,68 (Ditjen, POM., 1995). Kelarutan : 1 g larut dalam 3 ml air; dalam 0,5 ml air panas; 1 g dalam 500 ml alkohol; 1 g dalam 3 ml gliserol (Sweetman, 2009). Tembaga (II) sulfat digunakan dalam cat rambut yang memberikan warna coklat dan hitam. Warna tersebut terjadi karena tembaga sulfat berubah menjadi tembaga oksida (Bariqina dan Ideawati, 2001). Tembaga (II) sulfat termasuk ke dalam zat warna senyawa logam. Daya lekat zat warna senyawa logam umumnya 9

tidak sekuat zat warna nabati, karena itu jika digunakan langsung harus dilakukan tiap hari hingga terbangkit corak warna yang dikehendaki (Ditjen, POM., 1985). 2.5Xanthan Gum Xanthan gum adalah gom hasil fermentasi karbohidrat oleh Xanthomonas campestris yang dimurnikan. Merupakan garam natrium, kalium, atau kalsium dari suatu polisakarida dengan bobot molekul besar yang mengandung D-glukosa, manosa, dan asam glukoronat. Berupa serbuk putihatau putih kekuningan, larut dalam air dan memberikan viskositas yang tinggi dalam larutan. Xanthan gum juga mengandung tidak kurang dari 1,5% asam piruvat (Sweetman, 2009). Xanthan gum banyak digunakan dalam formulasi sediaan oral dan topikal, kosmetik, dan makanan sebagai bahan pensuspensi serta bahan pengemulsi. Gom ini tidak toksik, dapat tercampurkan dengan banyak bahanfarmaseutikal, dan memiliki stabilitas serta viskositas yang baik pada rentang ph dan temperatur yang luas (Rowe, dkk., 2009). berikut : Xanthan gum mempunyai struktur kimia seperti terlihat pada Gambar 2.2 10

Gambar 2.2Struktur kimia xanthan gum (Rowe, dkk., 2009). 2.6 Rambut Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku dan bibir (Soepardiman, 2010). 2.6.1 Anatomi rambut Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian rambut seperti yang terlihat pada Gambar 2.3 berikut: 11

Gambar 2.3Anatomi rambut (Scott, dkk., 1976). Menurut Bariqina dan Ideawati (2001), rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian rambut yang terdiri dari tiga bagian sebagai berikut: a. Ujung rambut Pada rambut yang baru tumbuh serta sama sekali belum/tidak pernah dipotong mempunyai ujung rambut yang runcing. b. Batang rambut Batang rambut adalah bagian rambut yang terdapat di atas permukaan kulit berupa benang-benang halus yang terdiri dari zat tanduk atau keratin. Gambar 2.4Batang rambut (Scott, dkk., 1976). Pada potongan melintang batang rambut dapat dibedakan menjadi tiga lapisan yang tersusun teratur yaitu: 1) Selaput rambut (Kutikula) Kutikula adalah lapisan yang paling luar dari rambut yang terdiri atas selsel tanduk yang gepeng atau pipih dan tersusun seperti sisik ikan. Bagian bawah 12

menutupi bagian di atasnya. Kutikula berfungsi untuk membuat rambut dapat ditarik memanjang dan bila dilepaskan akan kembali pada posisi semula; melindungi bagian dalam dari batang rambut; rambut dapat dikeriting dan dicat karena cairan obat keriting/cat rambut dapat meresap dalam korteks rambut. 2) Kulit rambut (Korteks) Kulit rambut terdiri atas sel-sel tanduk yang membentuk kumparan, tersusun secara memanjang, dan mengandung melanin. Granul-granul pigmen yang terdapat pada korteks ini akan memberikan warna pada rambut. Sel sel tanduk terdiri atas serabut-serabut keratin yang tersusun memanjang. Tiap serabut terbentuk oleh molekul-molekul keratin seperti tali dalam bentuk spiral. 3) Sumsum rambut (Medula) Medula terletak pada lapisan paling dalam dari batang rambut yang dibentuk oleh zat tanduk yang tersusun sangat renggang dan membentuk semacam jala atau semacam anyaman sehingga terdapat rongga-rongga yang berisi udara. c. Akar Rambut Akar rambut adalah bagian rambut yang tertanam miring di dalam kulit, terselubung oleh kantong rambut (folikel rambut). Bagian-bagian dari akar rambut adalah sebagai berikut: 1. Kantong rambut (folikel) Kantong rambut terdiri dari 2 lapis. Lapisan dalamnya berasal dari sel-sel epidermis, sedangkan lapisan luarnya berasal dari sel-sel dermis. Rambut yang panjang dan tebal mempunyai folicle berbentuk besar, folicle rambut ini bentuknya menyerupai silinder pipa. 13

2. Papil rambut Papil rambut adalah bagian bawah folikel rambut berbentuk lonjong yang ujung bawahnya terbuka berisi jaringan ikat tanpa serabut elastis, ke dalamnya masuk pembuluh kapiler untuk mensuplai nutrisi ke umbi rambut. Diantara sel-sel papil terdapat sel-sel melanosit, menghasilkan pigmen melanin pemberi warna pada kulit yang disebarkan ke dalam korteks dan medula rambut. 3. Umbi rambut (matriks) Umbi rambut adalah ujung akar rambut terbawah yang melebar. Struktur bagian akar rambut ini berbeda dengan struktur batang dan akar rambut diatasnya. Sel-sel akar rambut berwarna keputih-putihan dan masih lembek. Pertumbuhan rambut terjadi karena sel-sel umbi rambut bertambah banyak secara mitosis. Pada umbi rambut melekat otot penegak rambut yang menyebabkan rambut halus berdiri bila ada suatu rangsangan dari luar tubuh. 2.6.2 Struktur rambut Rambut dapat berwujud tebal atau kasar, halus atau tipis, dan normal atau sedang. Keadaan atau wujud rambut dapat dilihat berbentuk lurus, berombak, atau keriting.menurut Bariqina dan Ideawati (2001), struktur rambut dengan bentuk folikel memberi perbedaan pada penampang rambut sebagai berikut: - Rambut lurus dengan folikel seperti silinder lurus, bentuk penampangnya bulat dan panjang. - Rambutberombak dengan folikel seperti silinder yangmelengkung/bengkok, bentuk penampangnya oval dan panjang. 14

- Rambut keriting dengan folikel seperti silinder yang melengkung menyerupai busur, bentuk penampangnya semi oval dan panjang. 2.6.3Jenis rambut a. Jenis rambut menurut morfologinya, yaitu: 1. Rambut velus Rambut velus adalah rambut sangat halus dengan pigmen sedikit. Rambut ini terdapat diseluruh tubuh kecuali pada bibir, telapak tangan, dan kaki. 2. Rambut terminal Rambutterminal adalah rambut yang sangat kasar dan tebal serta memiliki pigmen yang banyak. Terdapat pada bagian tubuh tertentu seperti kepala, alis, bulu mata, dan ketiak. b. Jenis rambut menurut sifatnya 1. Rambut berminyak Jenis rambut ini mempunyai kelenjar minyak yang bekerja secara berlebihan sehingga rambut selalu berminyak. Rambut berminyak kelihatan mengkilap, tebal, dan lengket. 2. Rambut normal Rambut ini mempunyai kelenjar minyak yang memproduksi minyak secara cukup. Rambut normal lebih mudah pemeliharaannya serta tidak terlalu kaku sehingga mudah dibentuk menjadi berbagai jenis model rambut. 3. Rambut kering 15

Jenis rambut ini tampak kering, mengembang, dan mudah rapuh. Hal ini karena kandungan minyak pada kelenjar lemaknya sedikit sekali akibat kurang aktifnya kelenjar minyak (Putro, 1998). 2.6.4 Fisiologi rambut Rambut dapat tumbuh dan bertambah panjang. Hal ini disebabkan karena sel-sel daerah matrix/umbi rambut secara terus menerus membelah. Rambut mengalami proses pertumbuhan menjadi dewasa dan bertambah panjang lalu rontok dan kemudian terjadi pergantian rambut baru. Inilah yang dinamakan siklus pertumbuhan rambut (Rostamailis, dkk., 2008). Siklus pertumbuhan rambut telah dimulai saat janin berusia 4 bulan di dalam kandungan. Pada usia ini bibit rambut sudah ada dan menyebar rata diseluruh permukaan kulit. Diakhir bulan ke-enam atau awal bulan ketujuh usia kandungan, rambut pertama sudah mulai tumbuh dipermukaan kulit, yaitu berupa rambut lanugo, atau rambut khusus bayi dalam kandungan. Kemudian menjelang bayi lahir atau tidak lama sesudah bayi lahir, rambut bayi ini akan rontok, diganti dengan rambut terminal. Itulah sebabnya ketika bayi lahir, ada yang hanya berambut halus dan ada juga yang sudah berambut kasar dan agak panjang, bahkan kadang-kadang sudah mencapai panjangnya antara 2-3 centimeter. Kecepatan pertumbuhan rambut sekitar 1/3 milimeter per hari atau sekitar 1 centimeter perbulan. Dengan demikian kalau seorang bayi lahir dengan panjang rambut 2 centimeter, berarti pada bulan ke 7 kehamilan, rambut lanugo bayi sudah diganti dengan rambut dewasa terminal. Rambut tidak mengalami pertumbuhan secara terus menerus. Pada waktu-waktu tertentu pertumbuhan rambut itu terhenti 16

dan setelah mengalami istirahat sebentar, rambut akan rontok sampai ke umbi rambutnya. Sementara itu, papilrambut sudah membuat persiapan rambut baru sebagai gantinya (Rostamailis, dkk., 2008). Pertumbuhan rambut mengalami pergantian melalui 3 fase (Tranggono dan Latifah, 2007), yaitu: 1. Fase anagen (fase pertumbuhan) Fase anagen adalah fase pertumbuhan rambut ketika papil rambut terus membentuk sel rambut secara mitosis. Fase anagenberlangsung 2-5 tahun. 2. Fase katagen (fase istirahat) Fase ini berlangsung hanya beberapa minggu. Selama fase istirahat, rambut berhenti tumbuh, umbi rambut mengkerut dan menjauhkan diri dari papil rambut, membentuk bonggol rambut, tetapi rambut belum rontok. 3. Fase telogen (fase kerontokan) Fase ini berlangsung lebih kurang 100 hari. Ketika rambut baru sudah cukup panjang dan akan keluar dari kulit, rambut lama akan terdesak dan rontok. 2.7 Pewarnaan Rambut Sediaan pewarna rambut adalah sediaan kosmetika yang digunakan dalam tatarias rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk mengembalikan warna rambut asalnya atau warna lain (Ditjen, POM., 1985). Warna rambut manusia bermacammacam, tergantung pada jenis pigmen yang terdapat di dalam korteks rambut. Ketika usia semakin lanjut maka warna rambut semakin memutih, karena mulai kehilangan pigmen yang disebabkan oleh menurunnya fungsi melanosit dan menurunnya aktivitas tirosin(putro, 1998). 17

Pewarnaan rambut dapat dilakukan dengan berbagai cara, menggunakan berbagai jenis zat warna baik zat warna alam maupun sintetik. Pewarnaan rambut dapat dibedakan menjadi (BPOM, 2008). 1. Pewarnaan berdasarkan daya lekat zat warna. 2. Pewarnaan berdasarkan proses sistem pewarnaa 2.7.1 Berdasarkan daya lekat zat warna 2.7.1.1Pewarna rambut temporer Pewarnaan rambut temporer adalah pewarnaan rambut yang sifatnya sebentar dan mudah dihilangkan dengan keramas menggunakan sampo. Bahan pewarna melapisi rambut bagian luar karena adanya gaya kohesi dengan perantaraan minyak/lemak, polimer gel larut air dan adhesi polimer resin. Produk pewarna rambut sementara tidak mengandung amonia sehingga batang rambut tidak terbuka selama proses pewarnaan dan warna alami rambut tetap bertahan ketika rambut dikeramas menggunakan sampo. Tes kepekaan kulit tidak perlu dilakukan bila zat warna yang digunakan adalah zat warna yang diizinkan digunakan dalam kosmetik. Bentuk sediaan pewarna rambut yang digunakan untuk pewarnaan rambut temporer bisa cairan, spray atau serbuk (BPOM, 2008). Pewarna rambut temporer bertahan pada rambut untuk waktu yang singkat, hanya sampai padapencucian berikutnya. Pewarna ini melapisi kutikula rambut tetapi tidak berpenetrasi ke dalam korteks rambut. Jenis sediaan pewarna rambut yang digunakan untuk pewarnaan rambut temporer meliputi bilasan warna, sampo warna termasuk juga kombinasinyadengan bilasan warna, krayon rambut, dan semprot pewarnaan rambut (BPOM, 2008). 18

2.7.1.2 Pewarna rambut semipermanen Pewarnaan rambut semipermanen adalah pewarnaan rambut yang memiliki daya lekat tidak terlalu lama, biasanya akan hilang setelah 4 5 kali keramas menggunakan sampo. Daya penetrasi zat warna yang digunakan dalam pewarnaan rambut semi permanen biasanya sangat terbatas, pewarna rambut berpermeasi ke dalam kutikula dan korteks dan warna diserap rambut dengan mekanisme ikatan ionik. Untuk pewarnaan rambut golongan ini biasanya lebih banyak digunakan sediaan pewarnaan rambut langsung dibandingkan dengan sediaan pewarnaan rambut dengan bahan campuran. Pewarnaan rambut ini masih dapat tahan terhadap keramas, tetapi jika berulang dikeramas, zat warnanya akan luntur juga (BPOM, 2008). Tujuan pemberian pewarna semipermanen selain untuk menyegarkan warna rambut yang kusam dan juga untuk mempertahankan kemilau rambut. Oleh sebab itu, rambut putih yang dicat hitam dengan jenis zat yang bersifat semipermanen ini secara perlahan-lahan, akan menguning kecoklatan dan akhirnya rambut akan kembali menjadi putih atau putih kekuningan (BPOM, 2008). 2.7.1.3 Pewarna rambut permanen Pewarna rambut permanen berpenetrasi ke dalam kutikula dan terdeposit pada korteks rambut. Pewarna rambut jenis ini memiliki daya lekat yang jauh lebih lama sehingga tidak luntur karena keramas dengan sampo dan dapat bertahan 3-4 bulan (BPOM, 2008). 19

Pewarna permanen terdapat dalam berbagai bentuk dan macam, seperti krim, jeli, dan cairan. Bahan pewarna ini meliputi campuran zat warna nabati dengan zat warna senyawa logam, zat warna derivat fenol seperti pirogalol, dan zat warna amino seperti orto atau para diaminobenzen, aminohidroksibenzen, dan meta disubstitusi fenilendiamin. Pewarna ini berguna untuk menutupi warna rambut putih, rambut beruban, serta rambut dengan warna asli untuk mendapatkan warna-warna yang mendekati warna asli menurut selera atau zaman (BPOM, 2008). Susunan rambut atau berbagai macam tebal rambut akan mempengaruhi daya penyerapan cat. Pada umumnya, rambut halus lebih cepat dan lebih mudah menyerap cat dibanding rambut kasar dan tebal. Keadaan rambut yang kurang sehat, misalnya kutikula terbuka, akan cepat menyerap cat warna dalam jumlah yang lebih besar sehingga mengakibatkan warna tidak merata. Jenis rambut dengan kutikula yang sangat padat atau rapat dapat menolak peresapan pewarna secara cepat sehingga memerlukan waktu pewarnaan yang lebih lama (Bariqina dan Ideawati, 2001). Di dalam proses pewarnaan rambut, yang perlu diperhatikan adalah jangan langsung mengeramasi rambut yang baru saja diberi warna karena dapat mengakibatkan berkurangnya kemilau rambut dan bahkan dapat menghilangkan warna rambut tersebut. Penggunaan sampo dan conditioner jenis tertentu sangat baik untuk rambut yang telah diwarnai (Bariqina dan Ideawati, 2001). Mekanisme penempatan atau deposit zat warna dari ketiga jenis pewarna 20

rambut di atas yang diilustrasikan pada sehelai rambut dapat dilihat pada Gambar 2.5 berikut : (a) (b) (c) Gambar 2.5 Deposit zat warna pada proses pewarnaan rambut (Mitsui, 1997). Keterangan: a b c = Pewarna rambut temporer = Pewarna rambut semi permanen = Pewarna rambut permanen 2.7.2 Berdasarkan proses sistem pewarnaan Berdasarkan proses sistem pewarnaan, pewarna rambut dibagi 2 golongan, yaitu pewarna rambut langsung dan pewarna rambut tidak langsung (BPOM, 2008). 2.7.2.1 Pewarna rambut langsung Sediaan pewarna rambut langsung telah menggunakan zat warna, sehingga dapat langsung digunakan dalam pewarnaan rambut tanpa terlebih dahulu harus dibangkitkan dengan pembangkit warna, pewarna rambut langsung terdiri dari: 1. Pewarna rambut langsung dengan zat warna alam 2. Pewarna rambut langsung dengan zat warna sintetik 21

Zat warna alam meliputi bahan warna nabati, ekstrak, sari komponen warna bahan nabati. Sedangkan zat warna sintetik berdasarkan pola warna komponen warna bahan nabati. 2.7.2.2Pewarna rambut tidak langsung Pewarna rambut tidak langsung disajikan dalam dua komponen yaitu masing- masing berisi komponen zat warna dan komponen pembangkit warna. Pewarna rambut tidak langsung terdiri dari: 1. Pewarna rambut tidak langsung dengan zat warna senyawa logam 2. Pewarna rambut tidak langsung dengan zat warna oksidatif. Dalam hal ini peranan pewarna rambut ditentukan oleh jenis senyawa logam dan jenis pembangkit warnanya. Jenis senyawa logam yang digunakanmisalnya tembaga (II) sulfat, zat pembangkitnya misalnya pirogalol (Ditjen, POM., 1985). 2.8 Bahan Pewarna Rambut 2.8.1. Bahan pewarnaan rambut temporer Bahan pewarna rambut yang digunakan pada pewarnaan rambut temporer adalah pewarna basa, pewarna asam, pewarna terdispersi, pigmen atau bahan pewarna logam. Bahan pewarna tersebut umumnya adalah tergolong dalam senyawa azo, antrakinon, trifenilmetan, fenazin, xantin atau benzokinonsimin 2.8.2. Bahan pewarnaan semi permanen Beberapa bahan pewarna ini juga digunakan dalam pewarnaan rambut permanen. Bahan pewarna rambutyang digunakan pada pewarnaan rambut semi 22

permanen umumnya termasuk dalam golongan senyawa Nitrofenilendiamin, Nitroaminifenol, Aminoantrakinon 2.8.3. Bahan pewarnaan permanen Bahan pewarna rambut permanen sebagian besar yang digunakan adalah bahan pewarna oksidasi. Untuk pewarnaan rambut ini diperlukan 4 tipe zat kimia untuk menghasilkan pewarnaan permanen yaitu : zat warna intermediet, couppler, oksidator (biasanya hydrogen peroksida) dan senyawa pembentuk suasana basa (biasanya ammonia) (BPOM, 2008). 2.9Uji Iritasi Sebagian besar zat yang terkandung dalam pewarna rambut merupakan iritan kulit. Uji keamanan produk kosmetika dilakukan pada panel manusia untuk menetapkan apakah produk kosmetika itu memberikan efek toksik atau tidak (Ditjen, POM., 1985). Untuk mencegah terjadinya reaksi iritasi terhadap produk pewarna rambut, perlu dilakukan uji iritasi terhadap sukarelawan. Uji iritasi ini dapat dilakukan dengan mengoleskan sediaan pewarna rambut pada lengan bawah bagian dalam atau bagian belakang telinga dan dibiarkan selama 24 jam untuk kemudian diamati apakah terjadi reaksi iritasi (Scott, dkk., 1976). 23