I. Judul: Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe (Zinger Officinale) II. Tanggal Percobaan: 6 Maret 2013 III. Tanggal selesai Percobaan: 6 Maret 2013

dokumen-dokumen yang mirip
EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA Isolasi Trimiristin dan Asam Miristat dari Biji Buah Pala Penyabunan Trimiristin Untuk Mendapatkan Asam Miristat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

METODE EKSTRAKSI Ekstrak Ekstraksi 1. Maserasi Keunggulan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

Pelarut polar Pelarut semipolar Pelarut nonpolar

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

EKSTRAKSI BAHAN NABATI (EKS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

Metoda-Metoda Ekstraksi

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penetapan Kadar Sari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PENELITIAN

Optimalisasi Proses Isolasi Etil Parametoksisinamat (EPMS) Dari Rimpang Kencur dengan Variasi Proses dan Konsentrasi Pelarut

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai (1) Bahan dan Alat Penelitian, (2) Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

REKRISTALISASI REKRISTALISASI

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

III. METODE PENELITIAN

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan

Transkripsi:

I. Judul: Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe (Zinger Officinale) II. Tanggal Percobaan: 6 Maret 2013 III. Tanggal selesai Percobaan: 6 Maret 2013 IV. Tujuan Percobaan: 1. Memilih peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan percobaan yang dikerjakan 2. Memilih bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan percobaan yang dikerjakan 3. Mengisolasi minyak jahe dari rimpang jahe dengan cara yang tepat V. Dasar Teori: Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas sehinggadiharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi. Adapun prinsip sokletasi ini yaitu : Penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan.

Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi. Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan. Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi : 1. Pelarut yang mudah menguap seperti : n-heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alkohol 2. Titik didih pelarut rendah. 3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan. 4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi. 5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan. 6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut -pelarut organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa - senyawa trepenoid dan lipid - lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa - senyawa yang lebih polar. Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak. menghasilkan pemisahan yang sempurna dari senyawa - senyawa yang diekstraksi.

Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi. Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya. Dibanding dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini lebih efisien, karena: 1. Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara berulang kali. 2. Waktu yang digunakan lebih efisien. 3. Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda maserasi atau perkolasi. Sokletasi dihentikan apabila : 1. Pelarut yang digunakan tidak berwarna lagi. 2. Sampel yang diletakkan diatas kaca arloji tidak menimbulkan bercak lagi. 3. Hasil sokletasi di uji dengan pelarut tidak mengalami perubahan yang spesifik. Keunggulan sokletasi : 1. Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang. 2. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit. 3. Proses sokletasi berlangsung cepat. 4. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit. 5. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.

Kelemahan sokletasi : 1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian. 2. Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya. 3. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap. Pelarut Petroleum eter adalah pelarut non polar yang merupakan campuran dari hidrokarbon cair yang mudah menguap. Petroleum eter akan melarutkan senyawa-senyawa yang bersifat kurang polar pada selubung sel dan dinding sel seperti lemak-lemak, terpenoid, klorofil dan steroid. merupakan campuran hidrokarbon (bukan eter sebenarnya) yang atsiri dan mudahterbakar, tidak berwarna, terutama terdiri dari pentana dan heksana. Petroleumeter memiliki titik didih dalam rentang 20-75 C, titik lebur -73 C (Anonim,2009 ). Petroleum eter memiliki konstanta dielektrikum 2,0-2,2 (Anonim, 2009). Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C 6 H 14. Awalan heks - merujuk pada enam atom karbon yang terdapat pada heksana dan akhiran ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut. N-heksana merupakan jenis pelarut organik. Fungsi dari heksana adalah untuk mengekstraksi lemak atau untuk melarutkan lemak, sehingga merubah warna dari kuning menjadi jernih (Mahmudi 1997). N-heksan memiliki titik didih 69 C sehingga bisa digunkan sebagai pelarut dalam pemisahan minyak atsiri.

Jahe atau yang dalam bahasa latin dikenal dengan nama Zingiber Officinale merupakan salah satu tanaman obat yang populer di Indonesia. Jahe digolongkan ke dalam suku temu-temuan atau Zingiberaceae. Banyak yang meyakini bahwa jahe berasal dari India. Tetapi tak sedikit pula yang percaya jahe pertama kali ditemukan di daerah Cina khususnya bagian selatan. Meski masih simpang siur, pada faktanya hampir semua negara di dunia telah mengenal dan memanfaatkan jahe sebagai herba obat. Jahe merupakan tumbuhan dengan batang semu. Tangkai daunnya cenderung halus dan dilengkapi dengan bulu mikro. Akar jahe membentuk umbi dan lazim dikenal dengan nama rimpang jahe. Bagian akar atau rimpang inilah yang digunakan sebagai bahan obat. Kaya Akan Senyawa Aktif Pada dasarnya, dalam ilmu botani, rimpang dikenal dengan nama rhizoma. Bagian ini tak lain merupakan modifikasi batang suatu tanaman yang menjalar dalam tanah dan mampu menghasilkan tanaman baru dari ruas rimpangnya. Rhizoma atau rimpang merupakan "bank makanan" atau tempat tumbuhan menyimpan produk hasil metabolisme. Rimpang jahe mengandung beberapa zat aktif antara lain minyak atsiri yang terdiri antara lain zingiberen, kamfena, lemonin, zingiberol dan masih banyak lainnya. Komponen zat lain yang bisa ditemui pada rimpang jahe adalah oleoresin yang juga terbagi atas atas gingerol, shagol, resin, zingiberin dan lain-lain. Masing-masing zat ini memiliki manfaat yang beragam. Secara umum, aroma khas pada jahe disebabkan oleh kandungan minyak atsirinya. Sedangkan rasa pedasnya bersumber pada oleoresin-nya.

VI. Alat dan Bahan : Alat - Satu set alat ekstraksi soxhlet - Mortar - Evaporator - Corong pisah - Gelas Piala - Refraktometer - Kompor listrik cekung - Gelas kimia - Gelas Ukur - Pipet tetes - Spatula Bahan : - Natrium sulfat anhidrat - Jahe kering - N-Hexane

VII. Alur Kerja: Persiapan sampel Rimpang Jahe dicuci hingga bersih di iris tips-tipis dikeringkan digiling Serbuk jahe 8,4621 gram serbuk jahe Ditimbang sebanyak 1-10 gram Dicatat massanya.

Isolasi minyak jahe 8,4621 gram serbuk jahe kering dibungkus dengan saring yang telah di tali atas dan bawah dimasukkan dalam ekstraksi sokhlet yang sudah disusun. dimasukkan pelarut sebanyak100 ml n hexan dalam labu dasar bulat Ditunggu sampai cairan jatuh ke dalam labu ekstraktor dilakukan ekstraksi sampai diperoleh hasil jernih tak berwarna pada sokhlet dimatikan kompor dan aliran airnya alat sokhlet dibuka sampel dikeluarkan dan dikembalikan di tempat semula Pelarut diuapkan dalam labu ekstraktor sampai memenuhi alat soxhlet volum pelarut dijaga agar tidak jatuh ke bawah. Pelarut Ekstrak minyak jahe

Ekstrak minyak jahe ditambah Na 2 SO 4 anhidrat disaring Residu Filtrat massa minyak atsiri dan indeks bias ditimbang massanya diukur indeks biasnya Penentuan kadar air pada serbuk jahe 1 gram serbuk jahe kering dimasukkan ke dalam oven pada suhu 110 0 C selama 1 menit ditimbang sampai berat konstan Dicatat beratnya kadar air

VIII. Hasil pengamatan No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan / Sebelum Sesudah Reaksi 1. Persiapan Sampel: - jahe: - Jahe yang - n-hexan Rimpang Jahe berwarna ditumbuk: merupakan kuning serbuk kuning pelarut yang - n-hexan: - Massa serbuk dicuci hingga bersih mudah jernih tak jahe: 8,4621 g di iris tips-tipis berwarna dipisahkan dikeringkan - Massa dari minyak digiling kertas atsiri, karena saring : perbedaan Serbuk jahe 2,1932 g titik - V n-hexan: didihnya 100mL Ditimbang sebanyak 1-10 gram Dicatat massanya. 8,4621 gram serbuk jahe (titik didih NH lebih rendah ± 69 C). - Na 2 SO 4 anhidrat berfungsi untuk mengikat air yang terkandung Kesimpulan - Minyak jahe dapat diisolai dengan metode ekstraksi pelarut. - Jenis pelarut yang bisa digunakan untuk ekstraksi isolasi minyak jahe adalah n-hexan. Karena titk didih n- hexan lebih

di dalam minyak atsiri yang terbentuk. rendah daripada minyak atsiri.

Isolasi minyak jahe 8,4621 gram serbuk jahe kering dibungkus dengan saring yang telah di tali atas dan bawah dimasukkan dalam ekstraksi sokhlet yang sudah disusun. dimasukkan pelarut sebanyak100 ml n hexan dalam labu dasar bulat Ditunggu sampai cairan jatuh ke dalam labu ekstraktor dilakukan ekstraksi sampai diperoleh hasil jernih tak berwarna pada sokhlet dimatikan kompor dan aliran airnya alat sokhlet dibuka sampel dikeluarkan dan dikembalikan di tempat semula Pelarut diuapkan dalam labu ekstraktor sampai memenuhi alat soxhlet volum pelarut dijaga agar tidak jatuh ke bawah. Pelarut Ekstrak minyak jahe - Massa serbuk jahe: 8,4621 g - ekstraksi 10x - Warna pelarut pada masingmasing ekstraksi: - Ekstraksi 1: kunig (++++) - Ekstraksi 2: kuning (++++) - Ekstraksi 3 (+++) Ekstraksi 4: (+++) - Ekstraksi 5: (+++) - Ekstraksi 6: (++) - Ekstraksi 7: kuning (++) - Ekstraksi 8: kuning jernih - Ekstraksi 9: jernih tak berwarna - Ekstraksi 10: jernih tak berwarna - 2x evaporasi : jernih tak

berwarna - V n-hexan : 80 ml - Massa ekstrak minyak jahe: 0,0432 g

2. Mengetahui rendemen dan indeks bias: Residu Ekstrak minyak jahe ditambah Na 2 SO 4 anhidrat disaring Filtrat massa minyak atsiri dan indeks bias ditimbang massanya diukur indeks biasnya - Na 2 SO 4 anhidrat: serbuk putih - Massa serbuk jahe: 8,6421 g - Massa ekstrak minyak jahe: 0,0432 g - Minyak atsiri: berwarna kuning kecoklatan. - Massa minyak atsiri (massa setelah ditambah Na 2 SO 4 ): 0,0407 g - Indeks bias (n) minyak jahe: 1,670025 - Rendemen: = = 4,709% - Rendemen secara teori: 1,5-3% Minyak atsiri yang diperoleh berwarna kuning kcoklatan dengan rendemen 4,709% dan indeks bias 1,670025

3. Penentuan kadar air dari serbuk jahe 1 gram serbuk jahe kering dimasukkan ke dalam oven pada suhu 110 0 C selama 1 menit ditimbang sampai berat konstan Dicatat beratnya Berat I: 0,588 g Berat II: 0,587 g Berat III: 0,588 g Berat konstan jahe: 0,588 g Berat kadar air = 1 0,588 g =0,412 gram Kadar air = = 41,2% Dengan cara dioven dapat menghilangkan air yang terkandung dalam serbuk jahe Kadar air dalam serbuk jahe adalah 41,2 % kadar air

IX. Analisis dan Pembahasan: X. Diskusi: XI. Kesimpulan: XII. Daftar Pustaka: Akronim. Mengenal Rimpang Jahe. http://tentangjahe.blogspot.com. Diakses tanggal 9 Maret 2013 Akronim. Rimpang. http://id.wikipedia.org/wiki/rimpang. Diakses tanggal 9 Maret 2013 Anwar, Chairil, dkk. 1966. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Hart, H,. 2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga Lanjarsari, Nur. 2012. Metode Pengambilan Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe Secara ekstraksi Dengan Bantuan Bantuan Gelombang Mikro http://ytd.mybrowserbar.com. Diakses tanggal 9 Maret 2013 Tim Dosen Kimia Organik. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Surabaya: Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, FMIPA, Unesa.

XIII. Jawaban Pertanyaan: 1. Prinsip kerja ekstraksi soxhlet yaitu : Penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan. 2. Pemisahan pelarut menggunakan evaporator dengan syarat pelarut bersifat mudah menguap. Alasan: prinsip kerja evaporator dengan menguapkan pelarut. 3. Pengeringan dan penghalusan berpengaruh dalam hasil rendemen minyak atsiri. Pengeringan pada suhu terlalu tinggi (dibawah matahari langsung) dapat merusak minyak jahe karena ada senyawa-senyawa di dalamnya yang mudah menguap. Penghalusan menyebabkan semakin luasnya permukaan jahe sehingga pelarut lebih cepat dalam melarutkan komponen minyak jahe. 4. Fungsi Na 2 SO 4 anhidrat: sebagai zat pengering, fungsinya adalah memisahkan minyak jahe dari pelarutnya dan dari kandungan air yang masih tersisa. karena Na 2 SO 4 anhidrat bersifat mengikat air di dalam minyak atsiri.

5. Lima senyawa yang terkandung dalam minyaka atsiri jahe β-farnesena

XIV. Lampiran Foto: DAFTAR PUSTAKA