KONSEP DASAR PERENCANAAN KESEHATAN DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS 2015 DAN PERSIAPAN PROGRAM PAMSIMAS 2016

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

PERAN STRATEGIS KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH MENUJU PENCAPAIAN GOOD GOVERNANCE

Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA,CIPSAS Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan

Ir. EDISON PANJAITAN, M.Si

SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG

PADA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN TJAHJO KUMOLO

KEMENTERIAN DALAM NEGERI IMPLEMENTASI UU NOMOR 23 TAHUN 2014 PEMBAGIAN PERAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN MENURUT UNDANG- PEMERINTAHAN DAERAH

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO.23/2014 DAN PENGARUSUTAMAAN PRB DI DAERAH

Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Di Daerah Tertinggal

MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (KAITANNYA DGN PENGANGGARAN PEMBIAYAAN AMPL DLM APBD)

Direktur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

U NDANG UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 DLM KONTEKS KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan

PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

DESENTRALISASI UNTUK MENINGKATKAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN SPM BIDANG KESEHATAN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Disampaikan oleh: TJAHJO KUMOLO

PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT (BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH)

Direktur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

BAPPEDA Planning for a better Babel

RPJMN dan RENSTRA BPOM

PENATAAN KELEMBAGAAN URUSAN PANGAN

HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH, KECAMATAN DAN DESA. Bagian Pemerintahan Setda Kab. Lamongan

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

Konsepsi SPM Menurut UU 23/2014 dan PP No. 2 Tahun 2018

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Oleh : DIREKTUR JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PELAKSANAAN UU. NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017

2018, No.2-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENYEDERHANAAN REGULASI UNTUK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

OLEH: Dr. SUMARSONO, MDM Direktur Jenderal Otonomi Daerah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENGHADAPI MEA 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA 2. PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN GWPP DAN ISU- ISU AKTUAL RPP TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG GWPP

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA STRATEGI PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAN BPBD MELALUI PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL KEBENCANAAN

2018, No.2-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah

PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN DAERAH 1

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

KEBIJAKAN PEMERINTAH PENUNTASAN PERMUKIMAN KUMUH

Forum Perangkat Daerah dan Rakortek Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2017 Palangkaraya, 20 Maret Pada Acara S U M A T E R A K A L I M A N T A N

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

KERANGKA RPJMN DALAM RPJPN RPJM

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

UNDANG-UNDANG TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH. No 23 Tahun 2014 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN

PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN I-1

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

oleh: Nina Sardjunani Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN

VISI DAN MISI CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI PEMALANG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

Disampaikan oleh: MENTERI DALAM NEGERI TJAHJO KUMOLO KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Yogyakarta, 7 Maret 2016

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

SKEMA KELEMBAGAAN PATROLI TERPADU PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI TINGKAT TAPAK TERKAIT DENGAN SATLINMAS DESA

PENYELENGGARAAN SISTEM DATA GENDER DAN ANAK DALAM MENDUKUNG CAPAIAN PEMBANGUNAN DI DAERAH

KERJA 3X!!! MI 20 Oktober 2015

KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Disampaikan pada acara: RAPAT KOORDINASI KEUANGAN DAERAH Kendari, 27 November 2017

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL Hubungan Pusat dan Daerah

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG

MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RPJMD PROVINSI DKI JAKARTA PERIODE TAHUN

KEBIJAKAN PENATAAN PERANGKAT DAERAH BIDANG PERPUSTAKAAN BERDASARKAN PP 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Hotel Mercure Convention Center Ancol - Jakarta, 19 Oktober 2017

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA URGENSI PENETAPAN UU NOMOR 23 TAHUN 2014 TERHADAP PENETAPAN JAKSTRADA SPAM

URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

B. ISU BENCANA DAN KEBAKARAN

SPM BIDANG KESEHATAN DAN TUGAS FUNGSI DINAS KESEHATAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Transkripsi:

KONSEP DASAR PERENCANAAN KESEHATAN DAERAH Jakarta, 16 Maret 2017 Oleh: Zamhir Islamie, S.Sos, MPA DIREKTORAT SINKRONISASI URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH III DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

TATA KELOLA PEMERINTAHAN GOVERNMENT Origin - Greek Steering (a ship) Motion Direction Safety FOR WHAT? Kauzya, J.M. (2003). (Eds.). Reinventing Government for the Twenty-First Century: State Capacity in a Globalizing Society. Kumarian Press Inc, USA. Pp. 181-192.

Happiness Destination Good governance

Definitely not good enough Governance!!

TUJUAN NEGARA DALAM ALINEA IV PEMBUKAAN UUD 1945 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. 2. Memajukan kesejahteraan umum. 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa. 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 5

KEKUASAAN PEMERINTA HAN PEMEGANG KEKUASAAN PEMERINTAHAN PSL 4 (1) UUD 1945 PRESIDEN PERATURAN PERUNDANGAN PELAKSANAAN PUSAT Koordinasi Kementerian/LPNK Sebagian Urusan KEMENDAGRI Koordinasi Psl 17 UUD 1945 Koordinator binwas dlm penyeleng. urusan pem. di daerah Psl 8 ayat 3 UU 23/2014 DAERAH Tanggungjawab Otonomi Seluas-luasnya Ps 18 (5) UUD 45 Pemerintahan Daerah 6

K E B I J A K A N P E N Y E L E N G G A R A A N P E M E R I N TA H A N D A E R A H Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Memajukan kesejahteraan umum. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Ikut melaksanakan ketertiban dunia Hak Warga Negara Ps. 27, 28 H, PS. 34 UUD 1945 Pendidikan, Kesehatan, Hak atas Pekerjaan, Hak atas Penghidupan yg layak, dan Jaminan Sosial Indonesia Negara Kesatuan yg Terdesentralisasi dgn Presiden Memegang Kekuasaan Pemerintahan (Pasal 4 UUD 1945) Pasal 18, 18A dan 18B UUD 1945 NKRI dibagi atas prov, Kab, dan Kota Asas Ootonomi dan Tugas Pembantuan Dipimpin Gub, Bupati, Walkot yg dipilih demokratis memiliki DPRD dipilih melalui Pemilu Menjalankan Urusan Pemerintahan Hub. Wewenang antar Tingkatan Pemerintahan Hub. Keuangan, Pelayanan umum, pemanfaatan SDA dan SDA lainnya dilaks. Adil & diatur dengan UU Negara mengakui & menghormati satuan2 pemerintahan daerah yg bersifat khusus atau istimewa yg diatur dgn UU Otonomi Daerah Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan Kepentingan Masyarakat setempat dalam sistem NKRI Tujuan Demokrasi Memposisikan Pemda sebagai instrumen pendidikan politik di tingkat lokal, yg akan menyumbang terhadap pendidikan politik nasional demi terwujudnya civil society Kesejahteraan Pemda menyediakan pelayanan publik yg efektif, efisien dan ekonomis untuk masyarakat lokal Selaras dg tujuan Otda penyelenggaraan Pemda diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, & peran serta masyarakat serta peningkatan daya saing daerah dg memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kakhasan suatu daerah dalam sistem NKRI 7

HUBUNGAN PEMERINTA H PUSAT D A N DAERAH Konsekuensi dari negara kesatuan adalah tanggung jawab akhir pemerintahan ada di tangan Presiden. Urusan Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah berasal dari kekuasaan pemerintahan yang ada di tangan Presiden. Presiden menetapkan pedoman penyelenggaraan urusan pemerintahan dan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemda Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat. Dengan demikian hubungan Presiden dengan Gubernur dan Bupati/Walikota bersifat hierarkis dan hubungan Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dengan Bupati/Walikota bersifat hierarkis. 8

URUSAN PEMERINTAHAN KLASIFIKASI URUSAN PEMERINTA HAN ABSOLUT KONKUREN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM 1. POLITIK LUAR NEGERI 2. PERTAHANAN 3. KEAMANAN 4. YUSTISI 5. AGAMA 6. MONETER & FISKAL NASIONAL WAJIB PELAYANAN DASAR (6) PILIHAN (8) NON PELAYANAN DASAR (18) 1. PEMBINAAN WAWASAN KEBANGSAAN; 2. PEMBINAAN PERSATUAN KESATUAN; 3. PEMBINAAN KERUKUNAN ANTAR SARA 4. PKS; 5. KOORDINSASI TUGAS ANTARISNTANSI YG ADA DI DAERAH; 6. PENGEMBANGAN DEMOKRASI; 7. PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN YG BUKAN MRP KEWENANGAN DAERAH/ TDK DILAKSANAKAN INSTANSI VERTIKAL S P M NSPK FORKOPIMDA APBN 9

URUSAN PEMERINTAHAN KLASIFIKASI URUSAN PEMERINTA HAN 1. Urusan Pemerintahan Absolut: urusan pemerintahan yang mutlak menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. 2. Urusan Pemerintahan Konkuren: urusan pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. 3. Urusan Pemerintahan Umum: urusan Pemerintah Pusat yang dilimpahkan pelaksanaannya kepada Gubernur dan Bupati/Walikota di wilayahnya masing-masing. 10

URUSAN PEMERINTAHAN P E M B A G I A N U R U S A N PEMERINTA H A N K O N K U R E N WAJIB Dibagi berdasarkan prinsip Eksternalitas, Akuntabilitas dan Efisiensi dan Kriteria tertentu PILIHAN PELAYANAN DASAR 1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. PU & Penataan Ruang 4. Perumahan Rakyat & Kawasan Permukiman 5. Tramtibum & Linmas 6. Sosial S P M NON PELAYANAYAN DASAR Tenaga Kerja, Pemberdayaan Perempuan & Pelindungan Anak, Pangan, Pertanahan, LH, Adminduk & Capil, PMD, pengendalian pddk &KB, perhubungan, Kominfo, Koperasi, Usaha Kecil & Menengah, Penanaman Modal, Kepemudaan & Olahraga, Statistik, Persandian, Kebudayaan, Perpustakaan dan Kearsipan 1. Kelautan & Perikanan 2. Pariwisata 3. Pertanian 4. Kehutanan 5. ESDM 6. Perdagangan 7. Perindustrian 8. Transmigrasi 11

PELAKSANAAN URUSAN KONKUREN PUSAT PROVINSI KAB/KOTA o o o Laksanakan sendiri Pelimpahan (Dekonsentrasi) Tugas Pembantuan o o o Laksanakan sendiri Tugas Pembantuan Kab/Kota Penugasan kepada Desa o o Laksanakan sendiri Penugasan kepada Desa URUSAN WAJIB DASAR URUSAN WAJIB NON DASAR URUSAN PILIHAN o o o SPM Pemetaan : Kelembagaan Perencanaan Penganggaran o o o Jenis Layanan Mutu Layanan Penerima Layanan NSPK (NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA)

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pembinaan PRESIDEN Pengawasan Pemegang kekuasaan pemerintahan Psl 4 (1) UUD 1945 Koordinator Binwas dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah UU 23/2014 Psl 8 (3) MENDAGRI Binwas Umum Koordinasi K/L Binwas Teknis Psl 17 UUD 1945 Secara Nas. DIKOORDINASIKAN MENDAGRI Provinsi Otonomi Seluas-luasnya Ps 18 (5) UUD 45 Tanggung jawab Gubernur sbg wakil Pem. Binwas umum & teknis (PP 19/2010 & PP 23/2011) Kab/Kota 13

URUSAN KESEHATAN Urusan kesehatan merupakan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, yang wajib diselenggarakan oleh semua daerah; Pelaksanaan pelayanan dasar urusan kesehatan berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal (SPM); Penyelenggaraan jaminan Kesehatan; Pemerintah daerah harus mengalokasikan anggaran urusan kesehatan minimal 10% dari total belanja APBD di luar gaji (amanat Pasal 171 ayat (2) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Permendagri No. 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017); Pendanaan urusan kesehatan dapat bersumber dari APBN dan APBD.

DASAR HUKUM Amanat Pasal 18 UU 23/2014 ttg Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Selanjutnya Pasal 298 menyebutkan bhw Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang ditetapkan dengan standar pelayanan minimal Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputi: pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum dan penataan ruang; perumahan rakyat dan kawasan permukiman; ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; sosial.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL DALAM UU NOMOR 23 TAHUN 2014 Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. (Pasal 1) Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. (Pasal 1) Kebutuhan dasar warga negara barang dan/atau jasa dengan kualitas dan jumlah tertentu yang berhak diperoleh oleh setiap individu agar dapat hidup secara layak. Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap warga negara. Mutu pelayanan dasar adalah kualitas barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap warga negara agar hidup secara layak.

PERUBAHAN KONSEP STANDAR PELAYANAN MINIMAL UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014 Standar Pelayanan Minimal adalah standar suatu pelayanan yang memenuhi persyaratan minimal kelayakan. 15 Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar. Ditetapkan dengan Peraturan Menteri oleh masing-masing Menteri/Pimpinan LPND dengan konsultasi yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri. Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. 6 Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar. Ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.

PRINSIP a. kesesuaian kewenangan, SPM ditetapkan dan diterapkan sesuai dengan kewenangan daerah provinsi dan kabupaten/kota menurut pembagian Urusan Pemerintahan terkait dengan Pelayanan Dasar; b. ketersediaan, SPM ditetapkan dan diterapkan dalam rangka menjamin tersedianya barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap warga negara Indonesia; c. keterjangkauan, SPM ditetapkan dan diterapkan dalam rangka menjamin barang dan/atau jasa kebutuhan dasar, mudah diperoleh oleh warga negara Indonesia; d. kesinambungan, SPM memberikan jaminan tersedianya barang dan/atau jasa kebutuhan dasar warga negara Indonesia secara terusmenerus; e. keterukuran, barang dan/atau jasa kebutuhan dasar warga negara Indonesia harus terukur; dan f. ketepatan sasaran, pemenuhan barang dan/atau jasa kebutuhan dasar warga negara Indonesia oleh Pemerintah Daerah harus ditujukan kepada warga negara Indonesia yang berhak.

MUATAN SPM Standar Pelayanan Minimal memuat JENIS, MUTU, dan PENERIMA Pelayanan Dasar. Setiap Jenis Pelayanan Dasar memiliki Mutu Pelayanan Dasar.

TANTANGAN DALAM PENERAPAN SPM: 1. Para Stake holder relatif belum mengerti mengenai Konsep SPM seusai UU 23/2014. 2. Kelengkapan data 3. Sinkronisasi regulasi penganggaran SPM dengan pengelolaan keuangan daerah 4. Kesulitan dalam meng-konversi SPM kedalam dokumen perencanaan 5. Kesadaran Daerah untuk menempatkan SPM sbg prioritas pembangunan (dlm perencanaan dan penganggaran)

STRATEGI KEMDAGRI DLM PENERAPAN SPM: 1. Sosialisasi Konsep SPM seusai UU 23/2014. 2. Memfasilitasi daerah untuk memperkuat data2 pemb 3. Penataan regulasi terkait SPM (dimuali dari perencanaan, penganggaran, penerapan, s/d Monev) 4. Internalisasi SPM kedalam dok perencanaan s/d dok anggaran 5. Memastikan SPM sbg bagian prioritas dlm perencanaan dan penganggaran daerah 6. Pembinaan SDM daerah 7. Koordinasi dng KL dalam melakukan Binwas atas penerapan SPM di daerah

JENIS NO PELAYANAN DASAR 1. Pendidikan menengah 2. Pendidikan khusus SPM Bidang Pendidikan: Provinsi MUTU PELAYANAN DASAR a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; c. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan d. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; c. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan d. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR warga negara usia 16 s.d. 18 tahun. warga negara usia 4 s.d. 18 tahun yang berkebutuhan khusus.

NO SPM Bidang Pendidikan: Kabupaten/Kota JENIS PELAYANAN DASAR 1. Pendidikan dasar 2. Pendidikan kesetaraan MUTU PELAYANAN DASAR a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; c. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan d. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; c. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan d. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR warga negara usia 7 s.d. 15 tahun. warga negara usia 7 s.d. 18 tahun yang tidak mendapatkan pendidikan formal.

NO JENIS PELAYANAN DASAR 3. pelayanan kesehatan bayi baru lahir 4. pelayanan kesehatan balita 5. pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar MUTU PELAYANAN DASAR 1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; 2. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; 3. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan 4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. 1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; 2. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; 3. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan 4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. 1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; 2. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; 3. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan 4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan..lanjutan PENERIMA PELAYANAN DASAR bayi baru lahir. balita. anak usia pendidikan dasar.

NO JENIS PELAYANAN DASAR 6. pelayanan kesehatan pada usia produktif 7. pelayanan kesehatan pada usia lanjut 8. pelayanan kesehatan penderita hipertensi 9. pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus MUTU PELAYANAN DASAR 1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; 2. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; 3. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan 4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. 1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; 2. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; 3. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan 4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. 1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; 2. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; 3. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan 4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. 1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; 2. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; 3. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan 4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.... lanjutan PENERIMA PELAYANAN DASAR setiap warga negara pada usia produktif setiap warga negara pada usia lanjut penderita hipertensi. penderita diabetes melitus.

NO JENIS PELAYANAN DASAR 10. pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat 11. pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis 12. pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi Human Immundeficiency Virus (HIV) MUTU PELAYANAN DASAR 1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; 2. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; 3. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan 4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. 1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; 2. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; 3. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan 4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. 1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; 2. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; 3. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan 4. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan... lanjutan PENERIMA PELAYANAN DASAR orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat. orang terduga tuberkulosis orang dengan risiko terinfeksi Human Immundeficiency Virus

KONSEP DASAR PERENCANAAN KESEHATAN DAERAH

DASAR HUKUM PERENCANAAN & PENGANGGARAN PERENCANAAN : 1. UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 2. UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah 3. PP 08/2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah 4. PERMENDAGRI 54/2010 tentang Pelaksanaan PP 08/2008 5. PERMENDAGRI 18/2016 tentang Pengendalian dan Evaluasi RKPD 2017 Pedoman Penyusunan, PENGANGGARAN : 1. UU 17/2003 tentang Keuangan Negara 2. UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara 3. UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah UU 23 Tahun 2014 4. PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah 5. Permendagri 13/2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah 6. Permendagri 13/2006 59/2007 tentang Perubahan atas PERMENDAGRI 7. Permendagri 31/ 2016 tentang Pedoman Penyusunan APBD 2017. 28

PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PERSPEKTIF UU 23/2014 ( Pasal 258) TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL TARGET PEMBANGUNAN PROVINSI K/L PROV+KAB/KOTA PROV KAB sinkronisasi dan harmonisasi koordinasi teknis Dikoordinasikan oleh MDN dengan Menteri Bidang Perencanaan koordinasi teknis pembangunan dilaksanakan oleh GUBERNUR sebagai wakil Pemerintah Pusat PEMBANGUNAN DAERAH Peningkatan & pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik daya saing Daerah.

APA YANG AKAN MENJADI ACUAN NAWA CITA SPM TARGET K/L SINKRONISASI RPJMN 2015-2019 RPJMD PROGRAM STRATEGIS NASIONAL 30

PEMBANGUNAN DAERAH Merupakan perwujudan dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan Nasional ( Pasal 258, UU 23/2014) (dalam prakteknya: adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki (daerah) untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, peningkatan daya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM). PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. 32

Daerah melaksanakan pembangunan untuk peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya saing Daerah. Pembangunan Daerah merupakan perwujudan dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional. K/L berdasarkan pemetaan Urusan Pemerintahan melakukan sinkronisasi dan harmonisasi dengan Daerah untuk mencapai target pembangunan nasional. Untuk mencapai target pembangunan nasional dilakukan koordinasi teknis pembangunan antara K/L dan Daerah serta antar Daerah.

HAL PENTING DAERAH PERHATIKAN Kepala Daerah wajib mengendalikan anggaran di setiap Perangkat Daerah yang dipimpinnya. Tidak hanya diserahkan kepada Bappeda. Anggaran daerah harus berorientasi manfaat untuk masyarakat dan berorientasi pada prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan money follow function, tetapi money follow program prioritas. Tidak perlu semua tugas dan fungsi (Tusi) harus dibiayai secara merata. Memangkas program yang nomenklaturnya tidak jelas dan tidak ada manfaatnya bagi masyarakat, semua nomenklatur proyek harus jelas, misalnya membeli jaring, membeli benih, dan seterusnya.

I VISI DAN MISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019 VISI Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong MISI 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi, dengan mengamanakan sumberdaya maritime, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritime 4. Muwujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing 6. Mewujudkan Indoensia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan 35 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PRIORITAS (NAWA CITA) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sector-sktor strategis ekonomi domestik Melakukan revolusi karakter bangsa Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi social Indonesia

NAWA CITA JOKOWI-JK MONEY FOLLOW PROGRAM PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2017 DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN DIMENSI PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN PUSAT PROVINSI SINKRONISASI PEMBANGUNAN NASIONAL PUSAT HINGGA DAERAH RKPD KONDISI PERLU KAB/KOTA 2017

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL 1. Pembangunan bersifat holistic komprehensif memperhatikan seluruh dimensi terkait NORMA POKOK KABINET KERJA 2. Pembangunan untuk manusia dan masyarakat harus memberdayakan masyarakat untuk menjadi mandiri dan tidak menyebabkan justru menjadi masyarakat yang lemah 3. Pembangunan tidak menciptakan ketimpangan yang semakin lebar 4. Pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan ekosistem 5. Pembangunan harus mendorong tumbuh berkembangnya swasta dan tidak justru mematikan usaha yang sudah berjalan 3 DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA 1. REVOLUSI MENTAL 2. PENDIDIKAN 3. KESEHATAN 4. PERUMAHAN Nawa Cita 8 & 9 Nawa cita 5 DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN 1. Kedaulatan pangan 2. Kedaulatan energy dan Nawa Cita ketenagalistrikan 6 & 7 3. Kemaritiman dan kelautan 4. Pariwisata dan Industri DIMENSI PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN 1. Antar kelompok pendapatan 2. Antar wilayah: a. Desa, b. perbatasan, c. tertinggal, d. perkotaan Nawa Cita 3 KONDISI PERLU Kepastian dan Penegakan hukum Keamanan dan ketertiban Politik dan Demokrasi Nawa Cita 4 Nawa Cita 1 Nawa Cita 9 Nawa Cita 2 37 Tata kelola dan reformasi birokrasi

Prioritas Nasional Kesehatan 2018 Lingkungan Sehat PROGRAM PRIORITAS Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Perbaikan Kualitas Gizi Ibu dan Anak Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Konsumsi Pangan Sehat Peningkatan Pemahaman Hidup Sehat KEGIATAN PRIORITAS Preventif dan Promotif (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) KESEHATAN PRIORITAS NASIONAL Pencegahan dan Pencegahan dan Pengendalian Pengendalian Penyakit Menular Penyakit Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Surveilans, Imunisasi, Sistem Informasi Penyakit dan Karantina Kesehatan

SASARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN 2015-2019 N Baseline Indikator o (2014) 1 Meningkatnya Status Kesehatan Ibu, Anak dan Gizi Masyarakat a. Menurunnya Angka kematian ibu (AKI)*, diukur 346 dengan proksi: (SP, 2010) Persalinan di fasilitas kesehatan (persen) 70,4 (2013) Kunjungan Antenatal (K4) (persen) 70,4 (2013) b. Menurunnya Angka kematian bayi (AKB)*, diukur 32 dengan proksi: (2012) Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) (persen) 71,3 c. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (bawah dua tahun) (persen) (2013) 32,9 (2013) d. Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) 2,6 (2012) e. Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) 61,9% (2012) 2 Menurunnya Penyakit Menular dan Tidak Menular a. Prevalensi HIV (persen) 0,46 (2014) b. Prevalensi Tuberkulosis per 100.000 penduduk 297 (2013) c. Prevalensi merokok pada usia 18 tahun (persen) 7,2 (2013) d. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 2015 2016 2017 2018 2019 305 (SUPAS, 2015) n.a. n.a. n.a. 306 75 77 81,0 87 85 72 74 85,0 86 80 n.a. n.a. n.a. n.a. 24 75 78 81 85 90 31,3 30,5 29,6 28,8 28 2,37 2,36 2,33 2,31 2,28 65,2 65,4 65,6 65,8 66,0 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 280 39 271 262 254 245 6,9 6,4 5,9 5,6 5,4 25,0 24,6 24,2 23,8 23,4

SASARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN 2015-2019 No Indikator 3 Meningkatnya Perlindungan Finansial a. Penduduk yang menjadi peserta BPJS-Kesehatan (persen) Baseli ne (2014) 51,8 (Okt, 2014) 2015 2016 2017 2018 201 9 60 68 77 85 Min. 95 4 Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan a. Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang tersertifikasi akreditasi nasional b. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi c. Jumlah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan d. Persentase puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial 10 (2014) 71,2 (2013) 1.015 (2013) 94 190 287 294 481 75 80 85 92,5 95 1.200 2.000 3.000 4.20 0 40 5 Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan 5.60 0 75,5* 77* 80* 85 90 95

PRIORITAS NASIONAL YANG TERKAIT DENGAN KESEHATAN Prioritas Nasional Program Prioritas 2. Kesehatan Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Preventif dan Promotif (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) 3. Perumahan dan Pemukiman 4. Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata Air Bersih dan Sanitasi Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata (dari 10) 7. Penanggulangan Kemiskinan 9. Pembangunan wilayah Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran Pemenuhan Kebutuhan Dasar Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi Pembangunan Wilayah Perbatasan dan Daerah Tertinggal Pencegahan dan Penanggulangan Bencana (a.l 41 Kebakaran Hutan) Percepatan Pembangunan Papua

PERMENDAGRI 18/2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RKPD 2017 Pokok-pokok Penyusunan RKPD 2017, meliputi: Menyelaraskan 3 Dimensi Prioritas dan Sasaran Pembangunan Nasional 2017: o Dimensi Pembangunan Manusia o Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan o Dimensi Pemerataan dan Kewilayah Standar Pelayanan Minimal Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi Pelaksanaan Otonomi Khusus Pembinaan perencanaan pembangunan daerah Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Daerah selain SPM

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( Pasal 260, Pasal 261 & Pasal 262) Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL RPJPN RPJMN RKP dikoordinasikan, disinergikan, dan diharmonisasikan oleh BAPPEDA PROVINSI RPJPD RPJMD RKPD RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI, KAB/KOTA Menggunakan pendekatan: teknokratik, partisipatif, politis, atas-bawah dan bawah-atas. Dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan.

DAK Sar Pras DAU SDM Regu lasi Visi-Misi Kdh Prioritas Nasional SPM Urus an Lain Non SPM NSPK BPJS

TERIMA KASIH TERIMA KASIH TERIMA KASIH