KOMISI INFORMASI PUSAT PERANAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) DALAM MELAYANI PERMINTAAN INFORMASI PUBLIK DRS. BAMBANG HARDI WINATA, MM SEKRETARIS KOMISI INFORMASI PUSAT BAHAN SOSIALISASI PELAYANAN INFORMASI KESDM MANADO 18 JULI 2013
TUJUAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK Meningkatkan Pelayanan Informasi di Badan Publik 5 saat ini Mengembangkan pengetahuan dan mencerdaskan bangsa 4 Hak untuk 1 mengetahui pembuatan keputusan publik (TRANSPARANSI) PASAL 3 UU KIP 2 Peran serta masyarakat dalam pembuatan kebijakan (PARTISIPASI) KEWAJIBAN BADAN PUBLIK Penyelenggaraan negara yang baik, efektif dan efisien (AKUNTABILITAS) 3
Situasi yang ingin dicapai UU KIP Masa Ketertutupan Masa Keterbukaan Informasi Tertutup PRINSIP KETERBUKAAN YG SPORTIF 1. MALE 2. Akses yg murah, cepat, utuh, dan akurat 3. Proaktif 4. Ada Keseimbangan Hak & Kewajiban antara BP dan Pemohon 5. Penyelesaian sengketa yg cepat kompeten, independen 6. Sanksi bagi penghambat Pengcualian bersifat ketat, terbatas, dan tidak mutlak
KEWAJIBAN BADAN PUBLIK a. Menunjuk dan mengangkat PPID. b.membuat sistem pelayanan informasi. c. Menyediakan dan memberikan informasi. d.menyediakan sarana dan prasarana. e. Menetapkan standar biaya. f. Menyediakan anggaran. g.menanggapi keberatan. h.membuat dan mengumumkan laporan pelayanan informasi.
MENGAPA PPID HARUS ADA : MERUPAKAN PINTU MASUK IMPLEMENTASI UU 14 TAHUN 2008. MERUPAKAN REPRESENTASI BADAN PUBLIK
SIAPA YANG MENJADI PPID? Pasal 1 angka 9 UU KIP Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah : Pejabat yang bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di badan publik
SIAPA YANG MENJADI PPID? PP NO.61 TAHUN 2010 TTG PELAKSANAN UU KIP Pasal 13 (1) PPID dijabat oleh seseorang yang memiliki kompetensi di bidang pengelolaan informasi dan dokumentasi. (2) Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh pimpinan Badan Publik yang bersangkutan.
Pasal 13 UU KIP DASAR PEMBENTUKAN PPID : UU 14 TAHUN 2008 (1) Untuk mewujudkan pelayanan cepat, tepat, dan sederhana setiap Badan Publik: a. menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi; dan b. membuat dan mengembangkan sistem penyediaan layanan informasi secara cepat, mudah, dan wajar sesuai dengan petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik yang berlaku secara nasional. (2) Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dibantu oleh pejabat fungsional.
KAPAN DIBENTUK PPID? KETENTUAN PENUTUP PP 61/2010 Pasal 21 (1) PPID harus sudah ditunjuk paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan. (2) Dalam hal PPID belum ditunjuk, tugas dan tanggung jawab PPID dapat dilakukan oleh unit atau dinas dibidang informasi, komunikasi, dan/atau kehumasan.
Tugas dan tanggung jawab PPID No. Kewajiban berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Ketentuan 1 bertanggung jawab dalam penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di badan publik. 2 melakukan pengklasifikasian informasi publik berdasarkan kategori informasi yang wajib diumumkan secara berkala, serta-merta dan tersedia setiap saat. 3 membuat dan mengembangkan sistem penyediaan layanan informasi secara cepat, mudah, dan wajar (Standar Operating Procedure) sesuai dengan petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik yang berlaku secara nasional. 4 membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang diambil untuk memenuhi hak setiap Orang atas Informasi Publik (untuk informasi terbuka) 5 melakukan pengujian tentang konsekuensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dengan saksama dan penuh ketelitian sebelum menyatakan Informasi Publik tertentu dikecualikan untuk diakses oleh setiap orang (untuk informasi dikecualikan) 6 melayani permohonan informasi berdasarkan permintaan sesuai dengan tata cara permintaan informasi ke Badan Publik. 7 mengumumkan layanan informasi setiap tahun, yang meliputi: (a) jumlah permintaan informasi yang diterima; (b) waktu yang diperlukan Badan Publik dalam memenuhi setiap permintaan informasi; (c) jumlah pemberian dan penolakan permintaan informasi; dan/atau (d) alasan penolakan permintaan informasi. Pasal 1 angka 9 UUKIP Pasal 9, 10, 11, 14, 15 dan 16 Pasal 13 ayat (1) huruf b UUKIP Pasal 7 ayat (4) dan (5) UUKIP Pasal 19 UUKIP Pasal 22 UUKIP Pasal 12 UUKIP
APA ITU INFORMASI PUBLIK Informasi Publik adalah : informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan UndangUndang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.
BADAN PUBLIK MENURUT UU 14 TAHUN 2008 Pasal 1 angka 3 Badan Publik adalah : lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.
Kategori Informasi Publik? A. Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala B. Informasi yang wajib diumumkan secara serta merta C. Informasi yang wajib tersedia setiap saat D. Informasi yang dikecualikan
INFORMASI DIUMUMKAN BERKALA Deskripsi pada PERKI No.1 tahun 2010 1. Informasi yang berkaitan dengan Badan Publik Informasi mengenai alamat dan kedudukan badan publik Informasi mengenai struktur organisasi badan publik Informasi tentang gambaran masing-masing satker di Badan Publik Informasi mengenai laporan harta kekayaan pejabat negara di lingkungan Badan Publik 2. Informasi mengenai kegiatan dan kinerja badan publik Informasi yang berkaitan dengan program dan/atau kegiatan badan publik (DPA/RKA) Informasi mengenai jadwal kegiatan dan capaian 6 bulanan Siklus perencanaan dan penganggaran dan pelaksanaannya, termasuk konsultasi publik atas draft regulasi Informasi perkembangan pelayanan khusus tentang hak masyarakat Informasi perkembangan penerimaan pegawai
INFORMASI DIUMUMKAN BERKALA Deskripsi pada PERKI No.1 tahun 2010 3 Informasi mengenai laporan keuangan Informasi rencana dan realiasasi anggaran Informasi neraca Informasi laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan Informasi daftar investasi dan aset 4 Informasi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan lain Pengadaan barang dan jasa Layanan pengaduan masyarakat di dalam/di luar web Regulasi terkait fungsi dan tugas Badan Publik Daftar peraturan internal yang dikeluarkan Badan Publik SOP pelayanan informasi SK PPID Daftar Informasi Publik
INFORMASI YANG WAJIB DIUMUMKAN SECARA SERTA MERTA (Informasi yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum) a. Bencana alam seperti kekeringan, kebakaran hutan karena faktor alam, hama penyakit tanaman, epidemik, wabah, kejadian luar biasa, kejadian antariksa atau benda-benda angkasa; b. Keadaan bencana non-alam seperti kegagalan industri atau teknologi, dampak industri, ledakan nuklir, pencemaran lingkungan dan kegiatan keantariksaan; c. Bencana sosial seperti kerusuhan sosial, konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror; d. Jenis, persebaran dan daerah yang menjadi sumber penyakit yang berpotensi menular; e. Racun pada bahan makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat; f. Rencana gangguan terhadap utilitas publik;
Mengumumkan dan mewajibkan pihak penerima izin atau perjanjian kerja untuk melaksanakan pengumuman informasi serta merta yang sekurang-kurangnya meliputi a. Potensi bahaya dan/atau besaran dampak yang dapat ditimbulkan; b. Pihak-pihak yang berpotensi terkena dampak baik masyarakat umum maupun pegawai Badan Publik yang menerima izin atau perjanjian kerja dari Badan Publik c. Prosedur dan tempat evakuasi apabila keadaan darurat terjadi; d. Tata cara pengumuman informasi apabila keadaan darurat terjadi; e. Cara menghindari bahaya dan/atau dampak yang ditimbulkan; f. Cara mendapatkan bantuan dari pihak yang berwenang;
Informasi yang wajib tersedia setiap saat 1. Daftar seluruh Informasi Publik yang berada di bawah penguasaannya, tidak termasuk informasi yang dikecualikan; 2. Hasil keputusan Badan Publik dan pertimbangannya; 3. Seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya; 4. Rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan pengeluaran tahunan Badan Publik; 5. Perjanjian Badan Publik dengan pihak ketiga; 6. Informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik dalam pertemuan yang terbuka untuk umum; 7. Prosedur kerja pegawai Badan Publik yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat; dan/atau 8. Laporan mengenai pelayanan akses Informasi Publik sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini.
Informasi yang dikecualikan BP dapat mengecualikan informasi berdasarkan uji konsekuensi bahaya (consequential harm test), dan uji kepentingan publik (public interest test) Mengecualikan informasi dilarang atas dasar commonsense, subyektifivitas, tanpa dasar yang kuat sehingga tak jelas mana yang merupakan rahasia sesungguhnya (the genuine secrecy), atau hanya sekedar rahasia birokrasi (bireucratic secrecy), atau rahasia politik (political secrecy). Banyak kasus pengecualian informasi tetapi tidak disertai alasan pengecualian yang kuat, sehingga gagal dipertahankan dalam sidang ajudikasi KI
Pengecualian Informasi Pengecualian berdasarkan daftar vs pengecualian berdasarkan permintaan 1 2 3 KLARIFIKASI PERMOHONAN INFORMASI MENGIDENTIFIKASI DASAR HUKUM PENGECUALIAN MENGIDENTIFIKASI KONSEKUENSI YANG TIMBUL (UJI KONSEKUENSI) Mengidentifikasi informasi yang dimohon dan melakukan klarifikasi kepada pemohon untuk memperjelas informasi apa yang sesungguhnya mereka minta, sehingga dapat diketahui dokumen mana yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Mengidentifikasi ketentuan legal yang menjadi dasar pengecualian (dapat bersumber dari UU KIP atau UU lain), dan pasal balancing(pengecualian atas pengecualian) jika ada. Mengidentifikasi tujuan pengecualian atas dasar konsekuensi yang ditimbulkan (relevansi terhadap pasal 17 UUKIP): a. Memanfaatkan risalah pembahsan UU atau pendapat ahli (Untuk pengecualian berdasarkan UU lain) b. Menetapkan tujuan pengecualian dan relevansinya terhadap pasal 17 UU KIP. 4 MENGKAJI Mempertimbangkan apakah menutup informasi dapat melindungi KEPENTINGAN kepentingan yang lebih besar atau sebaliknya. Untuk itu perlu dilakukan: PUBLIK* a. mengidentifikasi faktor yang relevan. b. mempertimbangkan apakah faktor tersebut dapat terpenuhi. *) Pengujian atas kepentingan publik (Public Interest Test) hanya relevan dilakukan jika hasil pengujian atas konsekuensi membuktikan bahwa informasi yang dimohon termasuk dikecualikan.
Sengketa informasi Publik Sengketa yang terjadi antara Badan Publik dgn Pemohon Informasi Publik dan atau Pengguna Informasi Publik yang berkaitan dgn hak memperoleh dan atau menggunakan Informasi Publik berdasarkan peraturan PerUU-an (Ketentuan Umum Pasal 1 (3)
PEMOHON adalah : Pemohon atau Pengguna Informasi Publik yang mengajukan Permohonan kepada Komisi Informasi, Pasal 1 (7) TERMOHON adalah : Badan Publik yang diwakili oleh Pimpinan Badan Publik, ATASAN PPID, atau Pejabat yang ditunjuk dan diberi kewenangan untuk mengambil Keputusan daalam PSI di Komisi Informasi Pasal 1 (8) PIHAK-PIHAK DALAM SENGKETA INFORMASI
Pembentukan PPID di Badan Publik No Lembaga Jumlah Telah Menunjuk PPID Persenta se (%) 1 Kementerian 34 34 100,00% 2 Lembaga Negara 129 36 27,91% 3 Provinsi 34 23 69,70% 4 Kabupaten 399 88 222,06% 5 Kota 98 33 33,67% TOTAL 693 214 30,88% *. Sumber Dit. Komunikasi Publik, Ditjen IKP, Kominfo, 29 Mei 2013
Pembentukan KOMISI INFORMASI PROVINSI Tahapan Jumlah provinsi Telah terbentuk 20 Telah selesai seleksi oleh pansel 1 Persiapan pembentukan tim seleksi 2 Belum ada upaya sama sekali 11 Jumlah 34 KOMISI INFORMASI PROVINSI Terbentuk: 1. Jawa Tengah 9. Sumatera Selatan 2. Jawa Timur 10. DI Yogyakarta 3. Kepulauan Riau 11.Kalimantan Tengah 4. Lampung 12. Nusa Tenggara 5. Gorontalo Barat 6. Banten 13. DKI Jakarta 7. Sulawesi Selatan 14. Sulawesi Utara 8. Jawa Barat 15. Kalimantan Timur 16. Bali 17. Aceh 18. Sumatera Utara 19. Sulawesi Tengah 20. Riau
PERINGKAT PERINGKAT BADAN PUBLIK PUSAT TAHUN 2012 NAMA BADAN PUBLIK INFORMASI TERKAIT BADAN PUBLIK INFORMASI MENGENAI KEGIATAN DAN KINERJA BADAN PUBLIK INFORMASI LAPORAN KEUANGAN INFORMASI LAIN YANG DIATUR DALAM PERUNDANG- UNDANGAN TOTAL Bobot Nilai Informasi Berkala (75%) SK PPID (25%) TOTAL SKOR AKHIR 1 Kementerian Perindustrian 2 3 4 5 6 7 25.00 18.75 25.00 25.00 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 22.50 15.63 25.00 25.00 Kementerian Sekretariat Negara 93.75 88.13 22.50 15.63 25.00 25.00 88.13 Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) 22.50 15.63 18.75 25.00 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 25.00 6.25 21.88 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 20.00 9.38 25.00 18.75 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) 20.00 9.38 25.00 18.75 81.88 70.31 66.10 66.10 61.41 25 95.31 25 91.10 25 91.10 25 86.41 25.00 78.13 58.59 25 83.59 73.13 73.13 54.84 54.84 25 79.84 25 79.84 8 Kementerian Kehutanan 22.50 6.25 18.75 25.00 72.50 54.38 25 79.38 9 Mahkamah Konstitusi RI 25.00 9.38 25.00 12.50 71.88 53.91 25 78.91 10 Kementerian Komunikasi dan Informatika 17.50 18.75 9.38 25.00 70.63 52.97 25 77.97 10 Kementerian Kesehatan 20.00 9.38 12.50 25.00 66.88 50.16 25 75.16
PERINGKAT PERINGKAT BADAN PUBLIK PROVINSI TAHUN 2012 PROPINSI INFORMASI TERKAIT BADAN PUBLIK INFORMASI MENGENAI KEGIATAN & KINERJA INFORMASI LAPORAN KEUANGAN INFORMASI LAIN YANG DIATUR DALAM PERUNDANG- UNDANGAN TOTAL TOTAL A (60%) SK PPID B (20%) KEBERADAAN KI C (20%) 1 Jawa Barat 15.00 12.50 12.50 18.75 58.75 35.25 20 20 2 DKI Jakarta 17.50 6.25 18.75 12.50 55.00 33.00 20 20 3 Sumatera Utara 20.00 9.38 6.25 12.50 48.13 28.88 20 20 4 DI Yogyakarta 17.50 6.25 3.13 12.50 39.38 23.63 20 20 5 Kalimantan Timur 22.50 3.13 0 12.50 38.13 22.88 20 20 6 Nusa Tenggara Barat 15.00 6.25 3.13 12.50 36.88 22.13 20 20 7 Sumatera Selatan 17.50 0 15.63 0.00 33.13 19.88 20 20 8 Jawa Timur 17.50 0 3.13 12.50 33.13 19.88 20 20 8 Lampung 20.00 0 0 12.50 32.50 19.50 20 20 9 Jawa Tengah 17.50 0 0 12.50 30.00 18.00 20 20 9 Kepulauan Riau 17.50 0 0 12.50 30.00 18.00 20 20 10 Kalimantan Tengah 12.50 3.13 0 12.50 28.13 16.88 20 20
POLA ORGANISASI PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI Pola SENTRALISASI, yaitu o PPID dijabat oleh pengelola bidang komunikasi, informasi dan kehumasan tingkat kementerian/pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota yang ditunjuk oleh pimpinan tertinggi di masing-masing lembaga tersebut. o Satuan-satuan kerja di bawah lembaga tersebut dapat membentuk PPID yang fungsinya membantu PPID pusat/utama. o Dalam penetapan informasi yang dikecualikan di seluruh satuan kerja lembaga tersebut ditetapkan oleh PPID pusat/utama atas persetujuan pimpinan tertinggi lembaga tersebut. o Dalam rangka membantu pelaksanaan tugasnya, PPID dapat mengangkat Pejabat Fungsional Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi (FPID). o Selain itu, untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas di setiap satuan kerja dapat mengangkat Pejabat Fungsional Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi (FPID) seperti pranata humas, arsiparis, pranata komputer dan pustakawan (sesuai kebutuhan).
Pola Desentralisasi Tingkat Kementerian/LPNK POLA ORGANISASI PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI o PPID dapat dibentuk di setiap satuan kerja eselon I/II/III yang ditetapkan oleh Menteri atau Ketua/Kepala Lembaga Negara dengan menimbang masukan dari kepala satuan kerja. Dalam penetapan informasi yang dikecualikan diseluruh satuan kerja lembaga diputuskan oleh PPID pusat/utama atas persetujuan pimpinan tertinggi lembaga tersebut. Tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota o PPID dapat dibentuk di setiap SKPD Provinsi/Kab/Kota yang ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota dengan menimbang masukan dari kepala SKPD. Dalam penetapan informasi yang dikecualikan di seluruh SKPD lembaga tersebut ditetapkan oleh PPID Provinsi/Kab/Kota atas persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota. Tingkat Kecamatan/desa o PPID dapat dibentuk pada tingkat kecamatan/ desa untuk melaksanakan fungsi pelayanan informasi publik yang ditetapkan oleh bupati/walikota sesuai dengan kebijakan bupati/walikota dengan menimbang masukan dari camat/kepala desa. Penetapan informasi yang dikecualikan ditetapkan oleh PPID kabupaten/kota atas persetujuan bupati/walikota setempat
SANKSI PIDANA dalam UU KIP Sengaja menggunakan informasi secara melawan hukum dipidana 1 tahun penjara dan/atau denda maksimal 5 juta; (Pasal 51) Sengaja tidak menyediakan informasi yang harus diumumkan berka-la, tersedia setiap saat, dan serta merta yang mengakibatkan kerugian orang lain dipidana 1 tahun kurungan dan/atau denda maksimal 5 juta; (Pasal 52) Sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusak, menghilangkan dokumen yang dilindungi negara dan/atau terkait dengan kepentingan umum dipidana 2 tahun penjara dan/atau denda maksimal 10 juta; (Pasal 53)
SANKSI PIDANA dalam UU KIP Sengaja dan tanpa hak mengakses/memperoleh/memberikan informasi yang dikecualikan dipidana 2 th penjara dan denda maksimal 10 juta serta 3 tahun penjara dan denda maksimal 20 juta untuk kerahasiaan pertahanan dan keamanan dan ketahanan ekonomi nasional; (Pasal 54) Sengaja membuat informasi yang tidak benar atau menyesatkan yang mengakibatkan kerugian orang lain dipidana 1 tahun penjara dan/atau denda maksimal 5 juta; (Pasal 55) Delik pidana dalam UU KIP adalah delik aduan.
Pembebanan Pidana Denda Pasal 19, PP 61/2010 (1) Pembayaran pidana denda bagi Badan Publik dibebankan pada keuangan Badan Publik yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab Pejabat Publik dan tidak menjadi beban keuangan Badan Publik jika dapat dibuktikan tindakan yang dilakukannya di luar tugas pokok dan fungsinya dengan melampaui wewenangnya yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan Badan Publik yang bersangkutan.
SELESAI