BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Tinjauan Tentang Sertifikasi Profesi 2.1.1.1 Sertifikasi Profesi Guru Dalam UU RI No 14/2005 pasal 16 disebutkan bahwa pemerintah akan memberikan sertifikasi profesi kepada guru yang besarnya setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok pada tingkat, masa kerja dan kualifikasi yang sama. Sertifikasi profesi direncanakan akam diberikan kepada guru yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Memenuhi persyaratan akademik sebagai guru sesuai UU No.14/2005 tentang Guru dan Dosen. 2. Memiliki satuan atau lebih sertifikat pendidik yang telah diberi satu nomor Memiliki regristasi unik oleh departemen. 3. Melaksanakan tugas sebagai guru tetap yang diangkat oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau satuan pendidikan 4. Tidak terikat sebagai tenaga kerja tetap pada instansi lain 5. Mengajar sebagai guru mata pelajaran atau guru kelas pada satuan pendidikan yang sesuai dengan peruntukan sertifikat pendidik yang dimilikinya. 6. Terdaftar pada departemen sebagai guru tetap. Berdasarkan UU Guru dan Dosen ditentukanan, peningkatan kesejahteraan guru besarnya dapat mencapai lebih dari dua kali lipat penghasilan guru saat ini. Pasal 15 ayat (1) UU Guru dan Dosen menentukan, bahwa guru akan 7
8 mendapatkan kesejahteraan profesi yang berasal dari beberapa sumber finansial. Salah satunya melalui program sertifikasi pendidik.. 2.1.1.2 Pengertian Profesi Guru Secara etimologi profesi berasal dari kata profession yan berarti pekerjaan. Profesi artinya orang yang ahli atau tenaga ahli dalam keahlian mengajar dan mempunyai skills (keterampilan, kejujuran,dan sebagainya). Menurut Usman dalam Muna (2012:4), profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Sedangkan guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan terhadap anak didik, jadi seorang guru yang mengabdikan diri kepada masyarakat tentunya memiliki tanggung jawab dan melaksanakan proses belajar mengajar di tempat-tempat tertentu, tidak hanya di lembaga formal saja. Sedangkan pengertian profesi menurut Syafruddin (2005:13) adalah profesi dalam bidang pekerjaan yang di landasi oleh pendidikan keahlian, keterampilan, kejujuran serta profesi memerlukan kepandaian khusus untuk bisa menjalankanya. Profesi menurut undang-undang nomor 14 tahun 20015 bab 1 pasal 1 ayat 4 digambarkan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukakan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang memenuhi standar mutu dan norma dalam pendidikan profesi. Dari berbagai pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa profesi digunakan tehnik dan prosedur intelektual yang harus dipelajarai untuk menuntun keahlian pendidikan serta keterampilan dan kejujuran sehinga dapat diterapkan untuk kaitan seorang pekerja profesi yang dapat menjalankan tugas nya
9 dengan baik dalam proses belajar dan mengajar serta menguasai tehnik dan prosedur dalam proses belajar mengajar bagi seorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya. Profesi guru merupakan profesi yang berkembang terus menerus dan berkesinambungan antara LPTK dengan praktek pendidikan. Kekerdilan profesi guru dan ilmu pendidikan disebabkan terputusnya program pre-service dan in-service karena pertimbangan birokratis yang kaku atau manajemen pendidikan yang lemah (Mustofa, 2007:28). Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. apakah ada yang patut diteladani atau tidak. Agar dapat memberikan layanan yang baik bagi siswa dan masyarakat demi meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan mutu layananya. Pengembangan profesionalisme guru untuk meningkatkan mutu layanan, guru harus pula meningkatkan sikap profesionalnya. Menurut Soetjipto (2009:55) guru profesional harus selalu meningkatkan pengetahuan sikap, dan keterampilan secara terus menerus sasaran penyikapan yang meliputi penyikapan terhadap perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, peserta didik, tempat kerja pemimpin dan pekerjaan. Peneliti menyimpulkan bahwa pada hakikatnya suatu profesi guru merupakan pernyataan terbuka bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya pada suatu pekerjaan sebagai pendidik karena merasa adanya panggilan jiwa.
10 2.1.1.3 Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Profesi Guru Sertifikasi guru merupakan kebutuhan untuk meningkatkan profesional guru dalam mengajar. Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan meningkatkan kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar atau profesionalisme guru dalam melakukan pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Menurut Wibowo dalam Mulyasa (2011:78) mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut : a. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan. b. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan dengan menyediakan rambu-rambu dan instrument untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten. c. Memberikan solusi dalam meningkatkan tenaga pendidik. Dikemukakan bahwa sertifikasi pendidikan dan tenaga kependidikan mempunyai manfaat berikut : a. Pengawasan Mutu 1. Lembaga sertifikasi yang telah mengindentifikasi dan menentukan seperangkat kompetensi yang bersifat unik.
11 2. Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik pada waktu awal masuk organisasi profesi maupun pengembangan karier dan kompetensi selanjutnya 3. Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang lebih bermutu, usahah belajar secara mandiri demi mencapai peningkatan profesionalisme. b. Penjaminan Mutu 1. Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap kinerja yang di hadapinya 2. Sertifikasi memberikan pelatihan, keterampilan dan keahlian kepada calon guru yang ingin. Pada dasarnya terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan, antara lain: guru, siswa, sarana dan prasarana, lingkungan, dan kurikulum. Dari beberapa faktor tersebut, guru dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah menempati kedudukan yang sangat penting dan tampak mengabaikan faktor penunjang yang lain, guru sebagai subjek pendidik sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri 2.1.1.4 Sertifikasi Profesi Guru Isu yang paling menjadi perhatian dunia pendidikan setelah pengesahan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 adalah persoalan sertifikasi. Menurut Masnur (2007:2) sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualitatif akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
12 untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasioanal, yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak. Menurut Mulyasa (2012:33) sertifikasi merupakan suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang di selenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain sertifikasi guru dipersiapkan untuk guru mengikuti proses uji kompetensi yang dirancang dalam penguasaan kompetensi pemberian pembelajaran yang baik. Menurut Semiawan dalam Mustofa (2007:79) menyatakan bahwa pemenuhan persyaratan guru profesional akan mengubah peran guru yang semula sebagai orator yang verbalistis menjadi berkekuatan dinamis dalam menciptakan suatu suasana dan lingkungan belajar yang invitation learning environment. Dalam perkembangannya, guru memiliki multi fungsi yaitu sebagai fasilitator, motivator, informator, komunikator, transformator, change agent, inovator, konselor, evaluator, dan administrator. 2.1.2 Tinjauan Tentang Kinerja Guru 2.1.2.1 Pengertian Kinerja Kinerja pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan untuk membina dan mengembangkan guru profesioanal yang dilakukan dari guru, oleh guru, dan untuk guru. Hal ini penting untuk melakukan pemetaan terhadap kompetensi dan kinerja guru dalam jenjang pendidikan (Mulyasa, 2013:88) adalah unjuk kerja seseorang yang ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya sebagai akumulasi dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang telah
13 dimilikinya. Menurut Nurdin (2005:90) kinerja guru merupakan kinerja yang performance atau pengajar dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang ada di dalam kelas Ukuran kinerja guru terlihat juga dari rasa tanggung jawab moral yang ada dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitas di dalam menjalankan tugas keguruan di dalam kelas. Sikap ini akan dibarengi dengan rasa tanggung jawab dalam mempersiapkan segala perlengkapan dalam proses pembelajaran. Kinerja guru dalam proses pembelajaran itu berkaitan dengan efektifitas pembelajaran yang mencangkup berbagai aspek, baik yang berkaitan dengan input, proses, maupun outputnya. Dengan demikan pembelajaran akan efektif jika peserta didik mengalami berbagai pengalaman baru dan terjadi di dalam kelas serta prilaku sesuai dengan standart kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran. Serta menciptakan iklim kelas yang efektif dan kondusif dengan peningkatan efektifitas proses pembelajaran secara baik, tetapi harus dilakukan secara utuh dan menyeluruh mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi. Model pembelajaran di kembangkan bahan ajaranya dan dipilih strategi yang tepat sesuai dengan tujuan, isi, serta suasana pembelajaran yang di terima oleh peserta didik. Kemudian penutup, yang mencangkup evaluasi terhadap proses pembelajaran maupun hasil belajar serta perencanaan pembelajaran selanjutnya. Kinerja guru dalam pembelajaran berkaitan dengan kemamupan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran, baik yang berkaitan dengan proses maupun hasilnya. Dengan profesionalisme guru,
14 diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan silabus atau rancangan program pembelajaran. 2.1.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru Guru merupakan pendidik yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi hasil dari belajar siswa dan keberadaan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak lepas dari pengaruh faktor internal dan eksternal dalam kinerja guru. Menurut Barnawi (2012:13) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru antara lain : 1. Sarana dan prasarana Setiap sekolah harus memiliki sarana dan prasarana untuk menunjang kelancaran dan proses pembelajaran. Serta sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang kinerja guru. Kualitas sarana dan prasarana hendaknya mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Artinya, sarana dan prasarana digunakan haruslah sarana dan prasarana yang modern yang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan lainnya. 2. Lingkungan kerja fisik Lingkungan kerja fisik menjamin agar guru dapat melaksanakan tugasnya dalam mengajar. Dengan melaksanakan tugasnya dengan baik serta pemerintah juga menyediakan lingkungan kerja yang bersih, nyaman serta suasana yang tenang jauh dari kebisingan untuk menunjang proses pembelajaran yang baik bagi siswa dan guru. Faktor yang terdapat dalam kinerja guru ialah memiliki kepercayaan pencahayaan yang cukup sesuai
15 dengan kebutuhan kegiatan kerja, serta memiliki rasa nyaman, aman buat guru dalam proses pembelajaran dan aset-aset organisasi. 3. Gaji Gaji merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Gaji hakekatnya adalah balas jasa atau penghargaan atas hasil kerja seseorang, Besar kecilnya kompensasi mempengaruhi dalam kinerja guru dalam proses mengajar. Tanggung jawab pekerjaan yang diemban oleh seorang guru di dalam sekolah, untuk mencapai proses pembelajaran yang di inginkan. Namun jika gaji pengawai sesuai sumbangsih yang diharapkan maka sekolah akan tercapai profesionalitas kerja guru yang baik. 2.1.2.3 Upaya Peningkatan Kinerja Guru Rendahnya kinerja guru tentu akan membuat kepala sekolah gundah. Rendahnya kinerja guru dapat menurunkan mutu pendidikan dan menghambat tercapainya visi di suatu sekolah. Menurut Barnawi (2012:78) upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerja pengawai pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan kinerja yang diharapkan. Apabila suatu standart kinerja yang belum dicapai, harus diupayakan agar standar tersebut dapat diraih. Agar standar kinerja yang baru dapat meningkatan dan mengdorong kinerja secara optimal. Keputusan Mendikbud RI Nomor 25/0/1995 yang dikutip dalam Ulfa (2009) tentang petunjuk teknis dan ketentuan pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, mengistilahkan kinerja guru sebagai prestasi kerja guru dalam bidang tugasnya. Lebih lanjut dalam keputusan tersebut, bahwa guru wajib melaksanakan tugasnya sebagai berikut :
16 1. Menyusun program pengajaran 2. Menyajikan program pengajaran 3. Mengevaluasi hasil belajar 4. Menganalisa hasil evaluasi belajar 5. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan 6. Membuat karya ilmiah dalam bidang pendidikan 7. Mengembangkan kurikulum 8. Mengikuti kegiatan ilmiah, seminar, lokakarya atau pun kegiatan kelompok 9. Bidang studi. Profesi pendidik merupakan profesi yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa. Hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang sangat penting dalam konteks kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan dalam suatu proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik dalam menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat. Oleh karena itu, upaya-upaya untuk terus mengembangkan profesi pendidik (guru) menjadi suatu syarat mutlak bagi kemajuan suatu bangsa, meningkatnya kualitas pendidik akan mendorong pada peningkatan kualitas pendidikan baik proses maupun hasilnya. Mengembangkan profesi guru bukan sesuatu yang mudah. Hal ini disebabkan banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Oleh karena itu pencermatan lingkungan dimana pengembangan itu dilakukan menjadi penting, terutama bila faktor tersebut dapat menghalangi upaya pengembangan profesi guru.
17 2.2 Kajian Penelitian Relevan Dalam kajian peneliti yang relevan ini penulis menemukan literatur (skripsi) terdahulu, yang di rasa penulis pembahasan skripsi tersebut ada hubungannya dengan skripsi penulis, Berikut daftar penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan tentang analisis sertifikasi profesi pendidik dalam kinerja guru. Judul dan Nama Peneliti Perbedaan kinerja guru ekonomi yang bersertifikasi dan yang tidak bersertifikasi pada SMA Se- Kabupaten Temanggung Listiani, 2010 Pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru ekonomi akuntansi SMA dan SMK se- Kabupaten Jepara. Farida Ulfa, 2009 Perumusan masalah Membedakan kinerja guru bersertifikasi dan guru yang tidak bersertifikasi Mengetahui pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru dan membedakan kinerja guru sertifikasi dan non sertifikasi Kesimpulan Tidak ada perbedaan antara kinerja guru akuntansi bersertifikasi dengan guru yang tidak bersertifikasi pada SMA se-kabupaten Temanggung Sertifikasi guru berpengaruh terhadap kinerja guru ekonomi akutansi SMA dan SMK se-kabupaten jepara. Ada perbedaan antara kinerja guru sertifikasi dan non sertifikasi Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 2.3 Kerangka Pikir Salah satu standar yang berkaitan langsung dengan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan adalah standar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, khususnya guru. Peran dan tugas yang diemban oleh guru sangat berat, untuk memperoleh hasil yang optimal atau yang diharapkan serta bertanggung jawab. Sugiyono (2012:89)
18 Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, guru sebagai tenaga profesional wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi, serta sehat jasmani dan rohani, sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Kualifikasi akademik untuk guru adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang guru yang dibuktikan dengan ijazah yang mencerminkan kemampuan akademik yang relevan dengan bidang tugas guru. Berdasarkan penelitian tersebut maka peneliti mempunyai kerangka pikir dalam peran sertifikasi profesi pendidik dalam kinerja guru di SDN Pamaroh II Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan, sebagai berikut: Analisis peran sertifikasi profesi pendidik dalam kinerja guru di SDN Pamaroh II Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan Pelaksanaan sertifikasi profesi pendidikdi SDN Pamaroh II Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan Kinerja guru bersertifikasi di SDN Pamaroh II Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan Disiplin kinerja guru (perencanaanpelaksanaan, dan evaluasi terhadap pembelajaran) Pengawasan kinerja guru bersertifikasi Evaluasi program sertifikasi profesi pendidik dalam kinerja guru di SDN Pamaroh II Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan Gambar 2.1 Kerangka Pikir