BAB III METODE PENELITIAN. diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Arief, 2008).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada Juli 2013

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. mengaitkan aspek paparan (sebab) dengan efek. Pendekatan yang digunakan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. observasional analitik dengan desain cross sectional study dimana pengukuran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabelvariabel,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr.Kariadi Semarang setelah ethical

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control

BAB III METODE PENELITIAN. waktu pengukuran atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Poliklin ik Saraf RSUD Dr. Moewardi pada

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Bidang Penelitian ini adalah penelitian bidang Pendidikan Kedokteran,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian yang mencakup bidang Ilmu Fisiologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Surakarta dan dilakukan pada bulan Febuari one group with control design. Metode pendekatan yang akan digunakan

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Pada penelitian Hubungan Panjang Puntung dan Indeks Massa Tubuh

III. METODE PENELITIAN. desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODA PENELITIAN. Populasi terjangkau adalah murid SMP Domenico Savio dengan hipertensi dan obesitas.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang di gunakan adalah dengan mengunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian di SMPN 8 Kota Gorontalo yang terletak di Jl. Madura Pulubala Kecamatan Kota Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro Semarang. bulan April Mei 2016.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah sakit kelas A, yaitu RSUD dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik noneksperimental

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross-sectional terhadap data sekunder berupa rekam

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. Semarang. periode Mei Juni 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah quasi experimental before and after.

BAB III METODE PENELITIAN. observasional cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup tempat : RSIA. Hermina Pandanaran Semarang. Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam.

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional, yaitu mempelajari dinamika

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah dibidang ilmu kesehatan anak,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil desain penelitian cross sectional mengamati hubungan indeks

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian. Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan case control yaitu membandingkan antara

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Oktober 2011 sampai Desember 2011 di. RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross-sectional, variabel bebas dan variabel terikat diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Arief, 2008). B. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Bagian Radiologi Ultrasonografi RSUD dr. Moewardi. C. Subjek Penelitian 1. Populasi Subjek penelitian ini adalah pasien yang melakukan USG abdomen di Instalasi Radiologi RSUD dr. Moewardi pada bulan Juni 2012. 2. Sampel Kriteria sampel: a. Inklusi: 1) Pasien yang akan melakukan pemeriksaan USG abdomen oleh salah satu dokter radiologi dengan keluhan dyspepsia 2) Pasien yang telah diperiksa USG abdomen dan didiagnosis menderita fatty liver dan tidak fatty liver 32

33 b. Eksklusi Semua pasien yang melakukan pemeriksaan radiologi USG abdomen selain fokus hati Penelitian ini merupakan penelitian bivariat yang melibatkan sebuah variabel dependen dan sebuah variabel independen. Sehingga, pada penelitian ini, digunakan sampel menurut patokan umum, yang disebut rule of thumb. Menurut teori ini, setiap penelitian yang datanya akan dianalisis secara statistik dengan analisis bivariat membutuhkan sampel minimal 30 subjek penelitian (Murti, 2010). Pada penelitian hubungan indeks massa tubuh overweight dengan gambaran fatty liver pada USG abdomen di RSUD dr. Moewardi ini, peneliti menggunakan sampel sebesar 40 pasien. D. Teknik Sampling Sampel yang diambil sebagai subjek penelitian adalah pasien rujukan dari poli rawat jalan dan rawat inap di RSUD dr. Moewardi yang memenuhi kriteria inklusi di atas. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah fixed exposure sampling, sampel dipilih dengan non-random. Teknik fixed exposure sampling yakni merupakan teknik pencuplikan sampel yang dimulai dengan memilih sampel berdasarkan status paparan subjek, yaitu terpapar atau tak terpapar oleh faktor exposure. Dalam studi epidemiologi yang dimaksud exposure adalah variabel bebas dalam suatu penelitian.

34 E. Rancangan Penelitian populasi IMT overweight non overweight USG abdomen USG abdomen fatty liver + fatty liver - fatty liver + fatty liver - Analisis data (Chi Square Test) Skema 3.1 Rancangan Penelitian F. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : Indeks Massa Tubuh (IMT) 2. Variabel terikat : gambaran fatty liver pada USG abdomen 3. Variabel luar a. Terkendali : 1) Cara mengukur berat badan dan tinggi badan untuk mengklasifikasikan IMT 2) Teknik pemeriksaan USG

35 b. Tak terkendali : Faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi fatty liver G. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional atau definisi istilah memaparkan batasan atau pengertian istilah-istilah yang terkait dengan konsep pokok permasalahan yang diteliti (Muslich, 2010), yaitu hubungan antara indeks massa tubuh overweight dengan gambaran fatty liver pada USG abdomen. 1. Variabel bebas: Indeks Massa Tubuh (IMT) Indeks Massa Tubuh (IMT) diukur dengan menghitung berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (m²). Hasilnya akan diklasifikasi dengan tabel klasifikasi IMT untuk ASIA Dewasa menurut WHO 2000, berikut ini: Klasifikasi IMT (kg/m²) Underweight <18,5 Batas Normal 18,5-22,9 Overweight; >23 At risk 23-24,9 Obese I 25-29,9 Obese II >30 Alat : Timbangan, Meteran dan Tabel klasifikasi IMT Skala pengukuran : Kategorikal

36 2. Variabel terikat: gambaran fatty liver pada USG abdomen Pada ultrasonografi, infiltrasi lemak di hati akan menghasilkan peningkatan difus ekogenisitas (hiperekoik, bright liver, area berwarna hitam) bila dibandingkan dengan ginjal (Dabhi et al., 2008; Hasan, 2009). Pada ultrasonografi fatty liver terlihat hepatomegali, tepi hati terlihat tumpul, terlihat penebalan permukaan hati yang ireguler. Gambaran pembuluh darah di hati terutama vena hepatik tidak dapat dibedakan dari jaringan hati yang ada di sekitarnya (Goh, 2003). Alat : Satu unit peralatan USG Skala pengukuran : Kategorikal 3. Variabel luar terkendali: a. Cara mengukur berat badan dan tinggi badan untuk mengklasifikasi IMT Indeks Massa Tubuh (IMT) didapatkan dari rumus berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Berat badan (satuan kilogram) diukur dengan timbangan yang sudah distandarisasi tingkat ketelitian 100 gram. Penimbangan dilakukan dengan melepas

37 beban tambahan seperti tas maupun alas kaki. Tinggi badan (satuan meter) diukur dengan meteran kapasitas maksimum 200 cm dengan tingkat ketelitian 0,1 cm. Pengukuran dilakukan dengan posisi tegak, muka menghadap lurus ke depan tanpa memakai alas kaki. Saat membaca hasil pada alat pengukuran peneliti harus teliti. b. Teknik pemeriksaan USG Tiga irisan penting yang sangat berguna bagi penelitian hati adalah longitudinal, transversal, dan subkostal. Ketiga irisan tersebut dapat dihasilkan dengan menggunakan transduser linier, sektor, maupun campuran compound. Posisi penderita biasanya berbaring atau miring ke kiri (left lateral/decubitus) sambil menahan nafas pada inspirasi dalam. Jarak tiap-tiap irisan umumnya sekitar 1-2 cm sampai seluruh jaringan ikat terlihat. Vena kava inferior maupun ligamentum falsiform dapat dipakai sebagai patokan dalam memeriksa masing-masing lobus kanan dan lobus kiri (Iljas, 2010). H. Instrumen Penelitian 1. Alat: a. Timbangan berat badan b. Meteran tinggi badan c. Tabel klasifikasi IMT d. Unit peralatan USG 2. Bahan: a. Identitas pasien

38 b. Hasil pemeriksaan berat badan daan tinggi badan c. Hasil pemeriksaan USG abdomen I. Cara Kerja 1. Mempersiapkan alat dan bahan 2. Mencatat identitas pasien 3. Melakukan pengukuran tinggi dan berat badan pasien 4. Menghitung indeks massa tubuh dari hasil pengukuran tinggi dan berat badan dengan rumus IMT 5. Mengklasifikasikan hasil perhitungan sesuai tabel klasifikasi IMT Asia 6. Melakukan pemeriksaan USG abdomen fokus hati pada pasien overweight maupun non overweight 7. Mengolah data hasil USG abdomen fokus hati dan indeks massa tubuh yang telah diperoleh J. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square. Metode ini merupakan metode yang sesuai untuk menggambarkan hubungan antara kedua variabel kategorikal tak berpasangan. Uji Odds Ratio untuk mengetahui kekuatan hubungan sebab akibat pada kelompok (Riwidikdo, 2009). Uji tersebut menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0 for Windows.

39 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian hubungan indeks massa tubuh overweight dengan gambaran fatty liver pada USG abdomen di RSUD dr. Moewardi telah dilakukan pada bulan Juni 2012 di Bagian Ultrasonografi Radiologi. Sampel diambil secara fixed exposure sampling, yakni sampel diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 pasien dengan keluhan dyspepsia yang melakukan pemeriksaan ultrasonografi fokus hepar dengan gambaran fatty liver maupun non fatty liver. Sampel yang didapatkan peneliti merupakan data primer. Data primer adalah data yang langsung diperoleh pada pasien yang melakukan pemeriksaan USG abdomen fokus hati serta hasil perhitungan indeks massa tubuh dari pengukuran tinggi badan dan berat badan. Tabel 4.1 Distribusi Sampel Menurut Interval Usia

40 Usia (tahun) Jumlah Persentase 16 25 2 5 26 35 1 2,5 36 45 7 17,5 46 55 11 27,5 56 65 12 30 66 75 7 17,5 Jumlah 40 100 14 12 10 8 6 4 2 16-25 26-35 36-45 46-55 56-65 66-75 0 Usia Gambar 4.1 Grafik Distribusi Sampel Menurut Interval Usia

41 Rerata 52,6 median 53,5 modus pada usia 56-65 tahun dengan standar deviasi 1,301. Uji distribusi One-Sample Kolmogorov-Smirnov menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0 for Windows menunjukkan bahwa data yang diperoleh dalam bentuk distribusi normal. Selain distribusi sampel menurut usia, data pada kasus fatty liver terdiri dari 14 (35 %) perempuan dan 6 (15 %) laki-laki, pada kontrol non fatty liver terdiri dari 8 (20 %) perempuan dan 12 (30 %) laki-laki. Tabel 4.2 Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin Diagnosis Fatty Liver Non Fatty Liver Jenis Kelamin Perempuan 14 (35 %) 8 (20 %) Laki-laki 6 (15 %) 12 (30 %) Jumlah 20 20

42 16 14 12 10 8 6 Perempuan Laki-laki 4 2 0 Fatty Liver Non Fatty Liver Gambar 4.2 Grafik Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin Tabel 4. 2 dan gambar 4.2 menunjukkan angka kejadian fatty liver didominasi oleh perempuan. Gambaran hasil ultrasonografi fatty liver menampakan peninggian densitas eko kasar yang heterogen serta terlihat hepatomegali, tepi hati terlihat tumpul, terlihat penebalan permukaan hati yang ireguler. Gambaran pembuluh darah di hati tidak dapat dibedakan dari jaringan hati yang ada di sekitarnya (Goh, 2003; Dabhi et al., 2008). Sedangkan indeks massa tubuh diperoleh dengan menghitung berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (m²), dimana overweight dinyatakan dengan IMT > 23 kg/m² (Sugondo, 2009; Wargahadibrata, 2010). Dari 40 sampel penelitian hubungan indeks massa tubuh overweight dengan gambaran fatty liver pada USG abdomen, 20 pasien merupakan sampel kasus fatty liver dimana 15 (37,5 %) overweight dan 5 (12,5 %) non overwight.

43 Pada 20 sampel lain merupakan kasus kontrol non fatty liver dimana terdapat 7 (17,5 %) overweight dan 13 (32,5 %) non overweight. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis bivariat, uji Chi Square menunjukkan hubungan yang signifikan (p = 0,011 atau p < 0,05 dimana α = 0,05). Artinya ada hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh overweight dengan gambaran fatty liver pada USG abdomen. Tabel 4.3 Hasil Analisis Indeks Massa Tubuh Overweight dengan Gambaran Ultrasonografi Fatty Liver dengan Uji Chi Square dan Odds Ratio Diagnosis p OR Fatty liver Non Fatty Liver Indeks Massa Tubuh Overweight 15 (37,5 %) 7 (17,5 %) 0,011 5,571 Non Overweight 5 (12,5 %) 13(32,5 %) Jumlah 20 20

44 16 14 12 10 8 6 Overweight Non Overweight 4 2 0 Fatty Liver Non Fatty Liver Gambar 4.3 Grafik Distribusi Sampel Menurut Klasifikasi IMT Uji Odds Ratio dilakukan untuk mengetahui kekuatan hubungan sebab akibat pada kelompok (Riwidikdo, 2009). Hasil uji Odds Ratio antara overweight terhadap fatty liver bernilai 5,571 yang artinya seorang overweight memiliki risiko untuk mengalami fatty liver 5,571 kali lebih besar dibanding seorang normal atau underweight. Data lain yang diperoleh pada sampel non overweight yang mengalami fatty liver terdiri dari 4 normal dan 1 underweight. Sedangkan pada seorang non overweight yang mengalami non fatty liver terdiri dari 9 normal dan 4 underweight. Kriteria indeks massa tubuh batas normal yaitu antara 18,5 sampai 22,9 kg/m 2 dan underweight kurang dari 18,5 kg/m 2.