I. PENDAHULUAN. Peningkatan populasi penduduk di Indonesia menyebabkan perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. peternakan seperti telur dan daging dari tahun ke tahun semakin meningkat.

I. PENDAHULUAN. serta meningkatnya kesadaran akan gizi dan kesehatan masyarakat. Akan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelompok Tani Ternak Rahayu merupakan suatu kelompok peternak yang ada di

1. PENDAHULUAN. Salah satu produk peternakan yang memberikan sumbangan besar bagi. menghasilkan telur sepanjang tahun yaitu ayam arab.

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, permintaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam arab (Gallus turcicus) adalah ayam kelas mediterain, hasil persilangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan pada 28 Mei--28 Juni 2012,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan sumber protein. Di Indonesia terdapat bermacam-macam

Pengaruh Umur Telur Tetas Itik Mojosari dengan Penetasan Kombinasi terhadap Fertilitas dan Daya Tetas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Itik lokal Indonesia dikenal sebagai keturunan itik Indian Runner yang banyak

TINJAUAN PUSTAKA. Itik adalah salah satu jenis unggas air ( water fowls) yang termasuk dalam

Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan. bahan pangan yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat sehari-hari.

PERBANDINGAN FERTILITAS SERTA SUSUT, DAYA DAN BOBOT TETAS AYAM KAMPUNG PADA PENETASAN KOMBINASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dikenal dengan istilah susut tetas. Pengaruh perlakuan terhadap susut tetas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga menetas, yang bertujuan untuk mendapatkan individu baru. Cara penetasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. species dari Anas plitirinchos yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. arab dengan ayam buras. Ayam arab mulai dikenal oleh masyarakat kira-kira

PENGARUH UMUR TELUR TETAS PERSILANGAN ITIK TEGAL DAN MOJOSARI DENGAN PENETASAN KOMBINASI TERHADAP FERTILITAS DAN DAYA

Pengaruh Umur dan Pengelapan Telur terhadap Fertilitas dan Daya Tetas

PENDAHULUAN. semakin pesat termasuk itik lokal. Perkembangan ini ditandai dengan

PENDAHULUAN. penyediaan daging itik secara kontinu. Kendala yang dihadapi adalah kurang

II. TINJAUAN PUSTAKA. potensial di Indonesia. Ayam kampung dijumpai di semua propinsi dan di

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbanyak jumlah daya tetas telur agar dapat diatur segala prosesnya serta

II. TINJAUN PUSTAKA. Kalkun (turkey) adalah jenis unggas darat yang berasal dari kalkun liar yang

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya telur yang menetas dibagi dengan banyaknya telur yang fertil.

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

III. BAHAN DAN MATERI. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu pada Desember 2014 Januari 2015,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada1 Maret--12 April 2013 bertempat di Peternakan

Sumber pemenuhan kebutuhan protein asal hewani yang cukup dikenal. masyarakat Indonesia selain ayam ialah itik. Usaha beternak itik dinilai

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan telur yang tidak mengenal musim, keunggulan gizi dari telur dan

Irawati Bachari, Iskandar Sembiring, dan Dedi Suranta Tarigan. Departemen Perternakan Fakultas Pertanian USU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aves, ordo Anseriformes, famili Anatidae, sub famili Anatinae, tribus Anatinae

I. PENDAHULUAN. unggas di Sumatera Barat, salah satunya adalah peternakan Itik. Di Nagari Pitalah,

TINJAUAN PUSTAKA. Itik adalah salah satu jenis ungags air ( water fawls) yang termasuk dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bumirestu, Kecamatan Palas, Kabupaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi khusus sesuai dengan kapasitas produksi, kandang dan ruangan

I PENDAHULUAN. lokal adalah salah satu unggas air yang telah lama di domestikasi, dan

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP FERTILITAS, SUSUT TETAS, DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM ARAB

TINJAUAN PUSTAKA. Kelas: Osteichtyes, Ordo: Perciformes, Famili: Eleotritidae, Genus: Butis

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan pada 1 Maret--5 April 2013

Tilatang Kamang Kabupaten Agam meliputi Nagari Koto Tangah sebanyak , Gadut dan Kapau dengan total keseluruhan sebanyak 36.

I. PENDAHULUAN. dengan susunan asam amino lengkap. Secara umum telur ayam ras merupakan

Kata kunci: penetasan, telur itik Tegal, dan mesin tetas

I. PENDAHULUAN. Ternak itik yang berkembang sekarang merupakan keturunan dari Wild

Penyiapan Mesin Tetas

1. Pendahuluan. 2. Kajian Pustaka RANCANG BANGUN ALAT PENETAS TELUR SEDERHANA MENGGUNAKAN SENSOR SUHU DAN PENGGERAK RAK OTOMATIS

HASIL DAN PEMBAHASAN. Inseminasi Buatan pada Ayam Arab

Gambar 1. Itik Alabio

PENDAHULUAN. mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. membentuk beberapa variasi dalam besar tubuh, konformasi, dan warna bulu.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan metode-metode mengajar lainnya. Metode ini lebih sesuai untuk mengajarkan

1. PENDAHULUAN. Telur itik adalah salah satu pilihan sumber protein hewani yang memiliki rasa

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

I. PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan salah satu jenis unggas air (Waterfolws) dan dikenal dengan nama

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya kebutuhan masyarakat akan daging ayam membuat proses

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ayam Lokal

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penetasan telur ada dua cara, yaitu melalui penetasan alami (induk ayam)

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit atau parent stock (PS) adalah ayam penghasil final stock

I. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein

I. PENDAHULUAN. Broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat memenuhi

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. Sektor peternakan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Sumber daya

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

Struktur Telur. Suhardi, S.Pt.,MP Universitas Mulawarman

I. PENDAHULUAN. Ternak itik merupakan ternak unggas air penghasil telur dan daging yang

HATCH PERIOD AND WEIGHT AT HATCH OF LOCAL DUCK (Anas sp.) BASED ON DIFFERENCE OF INCUBATOR HUMIDITY SETTING AT HATCHER PERIOD

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kampung Teras Toyib Desa Kamaruton

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Komoditas Sejarah Ayam Petelur. Ayam liar atau ayam hutan adalah ayam yang pertama kali dipelihara oleh

TINJAUAN PUSTAKA. (Gallus gallus gallus) dan Ayam Hutan Merah Jawa ( Gallus gallus javanicus).

I. PENDAHULUAN. cukup sempurna karena mengandung zat zat gizi yang lengkap dan mudah

PENGARUH BOBOT TELUR TERHADAP FERTILITAS, SUSUT TETAS, DAYA TETAS, DAN BOBOT TETAS TELUR KALKUN

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pembibitan Puyuh Fakultas Peternakan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya akan kebutuhan daging unggas maupun telur yang kaya akan sumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

PENGARUH SEX RATIO AYAM ARAB TERHADAP FERTILITAS, DAYA TETAS, DAN BOBOT TETAS

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN MESIN TETAS TELUR

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tidak memiliki karakterisik disebut ayam kampung (Nataamijaya, 2010). Ayam

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang lengkap bagi pertumbuhan makhluk hidup baru. Menurut Whitaker and

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kalkun adalah hewan unggas (sejenis burung), asli Amerika Utara, yang

PELUANG BISNIS PENETASAN TELUR ITIK

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peningkatan populasi penduduk di Indonesia menyebabkan perkembangan permintaan terhadap produk hasil ternak. Produk hasil unggas merupakan produk yang lebih diminati dibandingkan dengan ternak besar (sapi, kerbau, kambing, dan domba) karena harganya yang terjangkau. Produk hasil unggas adalah telur dan daging. Itik merupakan salah satu jenis unggas yang menghasilkan telur dan daging. Kebutuhan telur masyarakat di Indonesia dipenuhi dari telur itik sebanyak 16% dan 3% dari dagingnya (Ditjennak, 2005). Sarwono (1994) menyatakan bahwa dibandingkan dengan telur ayam, telur itik mengandung protein, kalori, lemak yang lebih tinggi, dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan pembuatan bahan makanan, hanya saja penggunaannya tidak seluas penggunaan telur ayam. Hal tersebut disebabkan oleh telur itik memiliki bau yang kuat dan menyengat. Selain itu, telur itik mempunyai daya simpan sekitar 20% lebih lama dari telur ayam ras yaitu sekitar 2 minggu jika disimpan dalam kondisi lingkungan yang sama (Srigandono, 1997). Telur itik yang sering dijumpai adalah telur yang berasal dari itik Mojosari. Itik Mojosari merupakan itik yang berasal dari Desa Motopuro, Kecamatan Mojosari,

2 Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa Timur. Itik Mojosari tergolong itik yang produktif. Namun, pengembangan populasi itik Mojosari di beberapa daerah di Indonesia belum tersebar merata. Hal ini berdampak pada penurunan ketersediaan produk hasil itik tersebut. Untuk mengatasi penurunan ketersediaan produk hasil itik perlu dilakukan pengembangan populasi. Penetasan merupakan usaha yang dapat dilakukan untuk pengembangan populasi itik Mojosari sehingga permintaan konsumen terhadap produk hasil itik Mojosari dapat terpenuhi. Tujuan penetasan adalah untuk menghasilkan bibit. Telur yang akan ditetaskan pada penetasan merupakan telur fertil yang dihasilkan dari peternakan ayam pembibit bukan dari peternakan ayam petelur untuk perdagangan yang digunakan untuk ditetaskan (Suprijatna, et al., 2008). Keberhasilan usaha penetasan sebagian besar dapat dilihat dari fertilitas dan daya tetasnya. North dan Bell (1990) menyatakan bahwa semakin tinggi fertilitas, maka daya tetas cenderung semakin tinggi. Fertilitas dapat diketahui dengan peneropongan (candling) sedangkan daya tetas dapat diketahui dengan melihat banyaknya telur yang menetas dari telur fertil. Salah satu faktor yang memengaruhi fertilitas dan daya tetas adalah umur telur tetas. Menurut Winarno dan Koswara (2002), umur telur tetas yang semakin meningkat akan menurunkan kualitas telur karena penguapan CO 2 dan H 2 O. Menurunnya kualitas telur akan memengaruhi fertilitas dan daya tetas. Umur telur tetas juga akan memengaruhi bobot tetas. Telur yang disimpan terlalu lama dapat menyebabkan terjadinya penguraian zat organik (Soebagyo, 1981 yang

3 disitasi Iskandar, 2003). Penguraian zat organik tersebut menyebabkan penurunan bobot telur yang berdampak pada penurunan bobot tetas. Selain itu, selama proses penetasan akan terjadi susut tetas (weight loss) yang disebabkan oleh adanya pengaruh suhu dan kelembapan saat penetasan yang berdampak pada penurunan bobot tetas. Usaha penetasan telur tetas dapat dilakukan secara alami dan buatan. Secara alami dengan penetasan pada entok sedangkan secara buatan dengan menggunakan mesin tetas. Menurut Lasmini, et al. (1992), cara penetasan alami dengan menggunakan entok mendapatkan hasil yang lebih baik daripada penetasan buatan. Hal ini sesuai dengan kondisi alamiah entok yang dapat mengatur sendiri kebutuhan suhu, kelembapan, pemutaran telur, dan sebagainya melalui tingkah laku entok selama penetasan. Berdasarkan pengalaman Kelompok Tani Ternak Rayahu di Desa Sidodadi, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran yang telah memulai usaha penetasan sejak 2011 dengan menggunakan entok sebagai penetasan alami sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas, tingkat keberhasilannya mencapai 90% bahkan lebih. Penetasan alami dengan bantuan entok disebabkan oleh bangsa itik domestik yang dikenal sekarang tidak lagi memiliki sifat mengeram. Menurut Hetzell (1985), hilangnya sifat mengeram ini disebabkan oleh proses domestikasi dan terjadinya mutasi-mutasi alamiah dari sifat-sifat mengeram. Kelompok Tani Ternak Rahayu telah memulai usaha penetasan sejak 2010. Awalnya Kelompok Tani Ternak Rahayu memulai usaha penetasan dengan menggunakan mesin tetas. Akan tetapi, tingkat keberhasilannya hanya mencapai

4 30--50%. Tingkat keberhasilan yang rendah tersebut mendorong peternak untuk menemukan alternatif lain dalam meningkatkan usaha penetasannya. Bapak Yasri yang merupakan Ketua Kelompok Tani Ternak Rahayu mencoba menetaskan telur-telur itik dengan menggunakan entok sejak 2011. Telur-telur tersebut ditetaskan selama 7 hari dan 10 hari, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan mesin tetas sampai dengan menetas. Penetasan telur tetas itik selama 10 hari pada entok sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas merupakan cara pertama yang dilakukan oleh Bapak Yasri. Ternyata, cara tersebut mendapatkan keberhasilan lebih dari 90%. Untuk efisiensi waktu, Bapak Yasri mencoba melakukan penetasan selama 7 hari sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas. Akan tetapi, tingkat keberhasilannya lebih rendah dibandingkan dengan yang ditetaskan selama 10 hari sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas. Akhirnya, hingga saat ini Kelompok Tani Ternak Rahayu menetaskan telur-telur tetas di kelompoknya selama 10 hari pada entok sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas. Telur-telur yang akan ditetaskan Kelompok Tani Ternak Rahayu memiliki umur telur tetas yang berbeda karena telur tetas yang berumur 1 hari (baru keluar dari kloaka induk) tidak langsung ditetaskan melainkan dikumpulkan sampai dengan jumlah yang cukup untuk ditetaskan. Sampai saat ini, belum didapatkan umur telur tetas yang ideal yang dapat menghasilkan fertilitas dan daya tetas terbaik untuk telur yang ditetaskan selama 10 hari menggunakan entok sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas.

5 Pengalaman dari Kelompok Tani Ternak Rayahu di Desa Sidodadi tersebut yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh umur telur tetas itik Mojosari dengan penetasan kombinasi yaitu dengan melakuakan penetasan alami pada entok selama 10 hari sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas terhadap fertilitas, susut tetas (weight loss), daya tetas, dan bobot tetas. B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini : (1) mengetahui pengaruh umur telur tetas itik Mojosari dengan penetasan kombinasi terhadap fertilitas, susut tetas (weight loss), daya tetas, dan bobot tetas; (2) mengetahui pengaruh umur telur tetas terbaik dari telur itik Mojosari dengan penetasan kombinasi terhadap fertilitas, susut tetas (weight loss), daya tetas, dan bobot tetas. C. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada peternak mengenai pengaruh umur telur tetas terbaik dari telur itik Mojosari dengan penetasan kombinasi terhadap fertilitas, susut tetas (weight loss), daya tetas, dan bobot tetas. D. Kerangka Pemikiran Itik Mojosari merupakan itik yang berasal dari Desa Motopuro, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa Timur. Itik ini tergolong itik yang

6 produktif. Ranto dan Moloedyn (2007) menyatakan bahwa daya bertelur itik Mojosari dapat mencapai 270 butir/ekor/tahun. Menurut Rasyaf (1991), sifat produksi induk sangat memengaruhi fertilitas karena semakin tinggi produksi telur, fertilitas semakin tinggi. Selain memiliki kemampuan produksi yang tinggi, itik Mojosari juga memiliki berat telur tetas yang baik. Berat telur tetas yang baik untuk telur itik antara 65--75 g (Srigandono, 1997). Telur-telur itik Mojosari banyak digemari konsumen karena rasa telurnya lebih enak dan memiliki kerabang yang menarik yaitu berwarna biru kehijau-hijauan (Suharno dan Amri, 2002). Selain menghasilkan fertilitas dan daya tetas yang tinggi, itik Mojosari mudah beradaptasi dengan lingkungan pedesaan sehingga itik ini banyak dibudidayakan di pedesaan. Untuk membudidayakan itik Mojosari, banyak peternak yang melakukan penetasan. Penetasan merupakan suatu proses biologis yang kompleks yang berlangsung secara kontinyu pada berbagai spesies unggas (Setiadi, et al., 1992). Penetasan dengan mesin tetas merupakan cara yang biasa dilakukan peternak untuk mengembangkan populasi unggas. Penetasan dengan cara ini biasanya bertujuan untuk mencari keuntungan karena mesin tetas dapat menetaskan telur dalam jumlah banyak tergantung dari kapasitas mesin tetas yang digunakan. Namun, keberhasilan penetasan dengan cara ini dianggap kurang memuaskan karena tidak akan melebihi keberhasilan yang dilakukan secara alami. Hal ini disebabkan oleh banyak terjadinya kesalahan dalam pengelolaan penetasan. Rasyaf (1991) menyatakan bahwa pengetahuan dan keterampilan tentang pengelolaan penetasan perlu ditingkatkan dan ditangani dengan serius.

7 Penetasan secara alami dapat dilakukan dengan bantuan itik Manila (entok) atau ayam Kampung. Keuntungan cara alami ini yaitu mudah dilakukan petani kecil, daya tetas cukup tinggi, tidak memerlukan pengawasan yang intensif seperti pengaturan suhu, kelembapan, dan pemutaran telur sedangkan kerugiannya yaitu kapasitas yang sangat terbatas, memerlukan biaya untuk memelihara entok, dan resiko kematian entok akibat terlalu lama menetaskan atau penyakit lainnya (Setioko, 1998). Penetasan pada entok sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas memiliki keuntungan yaitu tingkat keberhasilan penetasan berkisar 80--90 % (Suharno dan Amri, 2002). Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menetaskan telur tetas dengan jumlah yang banyak dan menghasilkan fertilitas serta daya tetas yang tinggi yaitu dengan mengkombinasikan kedua metode penetasan tersebut. Penetasan secara kombinasi telah dilakukan oleh Kelompok Tani Ternak Rahayu di Desa Sidodadi yaitu dengan melakukan penetasan alami pada entok selama10 hari sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas. Cara tersebut ternyata mendapatkan keberhasilan penetasan lebih dari 90 %. Tingginya tingkat keberhasilan setelah telur tetas itik ditetaskan selama 10 hari pada entok sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas disebabkan pertumbuhan embrio yang telah sempurna karena umur 1--10 hari merupakan proses pembentukan organ dalam dan jaringan luar, sehingga pada waktu embrio dimasukkan ke dalam mesin tetas embrio tidak rentan lagi terhadap kematian. Tingkat keberhasilan suatu usaha penetasan ditentukan oleh tingginya fertilitas dan daya tetas. Umur telur tetas merupakan salah satu faktor yang memegang

8 peranan penting dalam menjaga kualitas telur. Rasyaf (1991) menyatakan bahwa semakin lama umur telur terhitung sejak ditelurkan akan semakin buruk kualitas kerabangnya, pori-pori akan bertambah banyak dan semakin labil pengaruhnya terhadap suhu. Menurunnya kualitas telur akan menghambat perkembangan embrio sehingga dapat menurunkan fertilitas dan daya tetas. Umur telur tetas juga akan berpengaruh pada bobot tetas. Menurut Murtidjo (1988), makin lama disimpan kesempatan pertukaran gas dan udara makin besar dan penguapan makin cepat sehingga terjadi penyusutan bobot telur dan kantong udara makin besar. Terjadinya penyusutan bobot telur akan berdampak pada penurunan bobot tetas karena bobot tetas berkorelasi positif terhadap bobot telur. Menurut Gunawan (2001), bobot tetas itik memiliki hubungan erat dengan bobot telurnya, semakin besar berat telur maka anak itik yang menetas semakin besar. Selama proses penetasan baik menggunakan entok ataupun mesin tetas akan terjadi susut tetas (weight loss). Menurut Tullet dan Burton (1982), penyusutan bobot telur diakibatkan oleh pengaruh suhu dan kelembapan selama masa penetasan yang dapat memengaruhi daya tetas dan kualitas anak ayam yang dihasilkan. Daulay, et al. (2008) menyatakan bahwa umur telur tetas 1, 3, 5, dan 7 hari pada penetasan ayam arab menghasilkan daya tetas berturut-turut 83,33; 68,75; 43,75; dan 27,00 %. Sinabutar (2009) menyatakan bahwa umur telur tetas 3, 5, dan 7 hari pada penetasan itik menghasilkan daya tetas berturut-turut 87,4; 66,8; dan 47,2%.

9 Telur tetas dapat disimpan selama 7 hari tanpa kehilangan daya tetasnya (Paimin, 2003 ). Nuryati, et al. (2000) menyatakan bahwa telur tetas baik untuk ditetaskan harus yang masih segar, sebaiknya berumur kurang dari 7 hari. Selanjutnya, North dan Bell (1990) menyatakan bahwa daya tetas paling baik akan diperoleh bila telur berumur 1--4 hari. Umur tetas telur yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 1, 4, dan 7 hari. E. Hipotesis Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini : (1) adanya pengaruh umur telur tetas itik Mojosari dengan penetasan kombinasi terhadap fertilitas, susut tetas (weight loss), daya tetas, dan bobot tetas; (2) umur telur tetas itik Mojosari yang akan menghasilkan fertilitas, susut tetas (weight loss), daya tetas, dan bobot tetas terbaik adalah 1 hari.