BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Robb dan Woodyard, 2011) best practice financial behavior

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Woodyard, 2011) best practice financial behavior diidentifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan mereka mengalami kerugian, baik akibat penurunan kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Cude, B. J, Lawrence (2006), melakukan penelitian dengan judul College

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, ilmu ini mutlak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat memberikan penekanan lebih besar untuk aspek perilaku keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian dan untuk memperkuat penelitian yang dilakukan. Teori-teori yang

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini. Perilaku financial management sangat erat kaitannya dengan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku keuangan atau yang kita kenal dengan personal financial

BAB I PENDAHULUAN. memberikan penekanan lebih besar untuk aspek financial behavior. Financial behavior

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipergunakan sebagai acuan adalah dengan menggunakan penelitian terdahulu. 1. Vincentius Andrew dan Nanik Linawati (2014)

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup setiap orang. Seseorang akan berusaha memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan keuangan, nilai materialisme terhadap perilaku pengelolaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. non tunai yang saat ini sedang digemari adalah kartu kredit dan e-money.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai tujuan hidup yang ingin dicapai. Tujuan hidup ini

LITERASI KEUANGAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERILAKU KEUANGAN MASYARAKAT KOTA MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, penelitian tersebut berkaitan dengan literasi keuangan, efikasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring berjalannya waktu, finansial literacy (literasi finansial) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. januari tahun 2016, salah satu isu yang banyak di bahas sekarang adalah isu

JAWABAN BAB 7. Nama : Fitri Gusniawati. Nim :

BAB I PENDAHULUAN. akan datang (Setiawan, 2016). Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh. tabungan emas dan lain-lain (banyumaskab.bps.go.id).

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri dalam menghadapi globalisasi dibidang perekonomian seperti

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan perilaku konsumsi masyarakat. Bagi individu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. No. Responden:

LAMPIRAN. Df Alpha 5%

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini ditulis dengan tujuan meneliti peran literasi keuangan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan. kelangsungan usahanya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Free cash flow adalah bentuk lain ukuran arus kas. Pengertian free cash

Bab 10 Pasar Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraannya. Tujuan hidup yang berbeda-beda antar individu mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang mendasari peneliti

BAB II LANDASAN TEORI. topik mengenai literasi keuangan, status pekerjaan dan pemilihan investasi.

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian rentabilitas menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 304)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa Laba

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan sampai hari ini. Terdapat pertentangan antara kekayaan alam yang

PENGELOLAAN KEUANGAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

LAMPIRAN. Kuesioner Penelitian Analisis Financial Literacy, Financial Behavior dan Financial Attitude Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan setiap orang bekerja adalah memperoleh pendapatan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Keuangan Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Siliwangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan, laba dalam jangka panjang, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan. lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

IAS 7 Laporan Arus Kas

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke atas) menjadi hampir 30 juta jiwa tahun Dan dalam waktu sepuluh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Dewi Ayu Wulandari dan Rr. Iramani (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa kasus praktik income smoothing (perataan laba) yang pernah terjadi,

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Keuangan yang menjadi suatu ilmu yang mengelola keuangan pribadi dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meneliti mengenai Pengelolaan Keuangan Keluarga. Berikut beberapa penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

Pengaruh Financial Literacy dan Faktor Sosiodemografi Terhadap Perilaku Konsumtif

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

Lampiran 1 Kuesioner FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FINANCIAL BEHAVIOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 MEDAN

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat di mana terjadinya

FUNFSI MANAJEMEN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan dalam mengelola aset keuangan pribadi (personal financial

Strategi Volume 6, No. 10, April 2016 ISSN :

melakukan penelitian yang sejenis. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per September 2007 (PSAK, Kerangka

Gambar 2.1: Manajemen keuangan yang efektif. Copyright Houghton Mifflin Company. All rights reserved. 2-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hutang dagang merupakan salah satu variabel bebas yang akan dibahas dalam

BAB V PENUTUP. 2. Pengetahuan keuangan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap. perencanaan keuangan keluarga di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. ini sayangnya seringkali dianggap mudah oleh kebanyakan orang sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang atau suatu badan lainnya yang kegiatannya melakukan produksi dan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 behavior mempelajari bagaimana manusia secara aktual berperilaku dalam sebuah penentuan keuangan, khususnya mempelajari bagaimana psikologi mempengaruhi keputusan keuangan, perusahaan dan pasar keuangan. Kedua konsep yang diuraikan secara jelas menyatakan bahwa perilaku keuangan merupakan suatu pendekatan yang menjelaskan bagaimana manusia melakukan investasi atau berhubungan dengan keuangan dipengaruhi oleh faktor psikologi (Wicaksono dan Divarda, 2015). Perilaku keuangan menjadi gambaran cara individu berperilaku ketika dihadapkan dengan keputusan keuangan yang harus dibuat. Perilaku keuangan juga dapat diartikan sebagai suatu teori yang didasarkan atas ilmu psikologi yang berusaha memahami bagaimana emosi dan penyimpanan kognitif mempengaruhi perilaku investor. Di tengah perkembangan ekonomi global saat ini, setiap individu harus dapat menjadi konsumen yang cerdas untuk dapat mengelola keuangan pribadinya dengan cara membangun melek finansial yang mengarah pada perilaku keuangan yang sehat. Kendali diri merupakan perilaku keuangan yang sangat bermanfaat bila dipahami dan dapat diterapkan di kehidupan seharihari (Lubis, et al., 2013:22). Perilaku keuangan berhubungan dengan tanggung jawab keuangan seseorang terkait dengan cara pengelolaan keuangan. Tanggung jawab keuangan 10

11 merupakan proses pengelolaan uang dan aset yang dilakukan secara produktif. Pengelolaan uang adalah proses menguasai dan menggunakan aset keuangan. Ada beberapa elemen yang masuk ke pengelolaan uang yang efektif, seperti pengaturan anggaran dan menilai pembelian berdasarkan kebutuhan. Aktivitas utama dalam pengelolaan uang adalah proses penganggaran. Anggaran bertujuan untuk memastikan bahwa individu mampu mengelola kewajiban keuangan secara tepat waktu dengan menggunakan penghasilan yang diterima dalam periode yang sama (Ida dan Dwinta, 2010). Ricciardi (2005) menyatakan bahwa financial behavior merupakan suatu disiplin ilmu yang didalamnya melekat interaksi berbagai disiplin ilmu dan terus menerus berintegrasi sehingga dalam pembahasannya tidak bisa dilakukan isolasi. behavior dibangun oleh berbagai asumsi dan ide dari perilaku ekonomi. Keterlibatan emosi, sifat, kesukaan, dan berbagai macam hal yang melekat dalam diri manusia sebagai makhluk intelektual dan sosial akan berinteraksi melandasi munculnya keputusan melakukan suatu tindakan. Chinen dan Endo (2012) menyatakan bahwa individu yang memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang benar tentang keuangan tidak akan memiliki masalah keuangan di masa depan dan menunjukkan perilaku keuangan yang sehat serta mampu menentukan prioritas kebutuhan. Perilaku keuangan yang sehat ditunjukkan oleh aktifitas perencanaan, pengelolaan serta pengendalian keuangan yang baik. Perilaku keuangan yang baik digambarkan dengan memiliki perilaku yang efektif seperti menyiapkan catan keuangan, dokumentasi pada arus kas,

12 perencanaan biaya, membayar tagihan listrik, mengendalikan penggunaan kartu kredit, serta merencanakan tabungan (Zaimah, et al., 2010). Perilaku keuangan berasal dari ekonomi neoklasik. Homo economicus adalah model perilaku ekonomi manusia yang sederhana mengasumsikan bahwa prinsip-prinsip kepentingan pribadi sempurna, rasionalitas yang sempurna, dan informasi yang sempurna mengatur keputusan ekonomi individu (Pompian, 2010:26). Menurut Dew dan Xiao (2011), financial behavior mencakup tiga dimensi keuangan, yaitu: 1. Consumption Konsumsi adalah pengeluaran atas berbagai barang dan jasa. seseorang dapat dilihat dari bagaimana dia melakukan kegiatan konsumsinya seperti apa yang dibeli seseorang dan mengapa dia membelinya (Ida dan Dwinta, 2010). 2. Cash-flow management Arus kas adalah indikator utama dari kesehatan keuangan yaitu ukuran kemampuan seseorang untuk membayar segala biaya yang dimilikinya, manajemen arus kas yang baik adalah tindakan penyeimbangan, masukan uang tunai dan pengeluaran. Cash flow management dapat diukur dari apakah seseorang membayar tagihan tepat waktu, memperhatikan catatan atau bukti dan membuat anggaran keuangan dan perencanaan masa depan (Hilgert dan Hogart, 2003). 3. Saving and Investment Tabungan dapat didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi dalam periode tertentu. Karena seseorang tidak tahu apa yang

13 akan terjadi di masa depan, maka uang harus disimpan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak terduga. Investasi yaitu mengalokasikan atau menanamkan sumber daya saat ini dengan tujuan mendapatkan manfaat di masa mendatang (Herdijono dan Damanik, 2013). 2.1.2 Pengertian Literacy Menurut Garman dan Forgue (2010:4), financial literacy adalah pengetahuan akan fakta, konsep, prinsip, dan teknologi agar setiap orang bersikap cerdas terhadap uang. Seseorang yang memiliki financial literacy dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengatasi masalah keuangan seharihari dan membantu dalam mengambil keputusan keuangan. Atkinson dan Messy (2011) mengemukakan bahwa financial literacy merupakan sebuah kombinasi dari kesadaran, pengetahuan, kemampuan perilaku, dan kebiasaan yang diperlukan untuk mengambil keputusan keuangan yang tepat dan pada akhirnya dapat mencapai kondisi keuangan yang memuaskan. literacy menekankan pada pentingnya menerapkan pengetahuan dan kemampuan di bidang keuangan dalam pengambilan keputusan keuangan. Menurut Remund (2010), financial literacy memiliki hubungan dengan kemampuan seseorang dalam mengelola uang. Definisi financial literacy terbagi menjadi dua bagian yaitu, definisi secara konseptual dan definisi secara operasional. Definisi secara operasional digunakan untuk menjelaskan konsep financial literacy agar lebih mudah diukur. Definisi operasional dibagi menjadi empat golongan, yaitu penganggaran, tabungan, pinjaman, dan investasi. Definisi secara konseptual dibagi menjadi lima bagian, yaitu:

14 1. Kemampuan dalam memahami konsep keuangan, sehingga financial literacy yang dimiliki dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan keuangan. 2. Kemampuan mengatur keuangan pribadi, dengan menggunakan financial literacy yang dimiliki untuk melakukan kegiatan keuangan seperti melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran. 3. Kemampuan dalam mengambil keputusan yang tepat, menggunakan financial literacy yang dimiliki. 4. Melakukan perencanaan keuangan secara efektif untuk kebutuhan keuangan dimasa depan, financial literacy yang dimiliki digunakan untuk merencanakan investasi keuangan (Remund, 2010). Laily (2013) mengemukakan bahwa pengetahuan keuangan adalah kecerdasan dan kemampuan seseorang dalam mengelola keuangannya. Pengetahuan keuangan mencakup pengetahuan yang terkait masalah keuangan, seperti pengenalan mengenai lembaga jasa keuangan, apa saja produk dan jasa keuangan, fitur-fitur yang melekat pada produk dan jasa keuangan, manfaat dan resiko dari produk dan jasa keuangan, serta hak dan kewajiban sebagai konsumen pengguna jasa keuangan. Selain itu, pengetahuan keuangan juga mencakup kemampuan dan keterampilan bagaimana caranya menghitung bunga, hasil investasi, denda dan sebagainya. Menurut Lusardi dan Mitchell (2007), financial literacy mencakup empat konsep keuangan, yaitu:

15 1. Pengetahuan umum keuangan Pengetahuan tentang keuangan mencakup pengetahuan keuangan pribadi, yakni bagaimana mengatur pendapatan dan pengeluaran, serta memahami konsep dasar keuangan. Konsep dasar keuangan tersebut mencakup perhitungan tingkat bunga sederhana, bunga majemuk, pengaruh inflasi, opportunity cost, nilai waktu uang, likuiditas suatu aset, dan lain-lain. 2. Pengetahuan mengenai manajemen uang (money management) Konsep money management mencakup bagaimana setiap individu dapat mengelola dan menganalisis keuangan pribadi mereka. Pemahaman literasi keuangan yang baik memberikan praktik keuangan yang baik pula pada pengelolaan keuangan setiap individu. Dalam hal ini, setiap individu juga diarahkan tentang bagaimana menyusun anggaran dan membuat prioritas penggunaan dana yang tepat sasaran. 3. Pengetahuan mengenai tabungan dan investasi Tabungan merupakan akumulasi dana berlebih yang diperoleh dengan sengaja mengkonsumsi sedikit dari pendapatan, sedangkan investasi adalah menyimpan atau menempatkan uang agar bisa bekerja sehingga dapat menghasilka uang yang lebih banyak (Garman dan Forgue, 2010). Dalam pemilihan tabungan, ada enam faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu: tingkat pengembalian (persentase kenaikan tabungan), inflasi, pertimbangan pajak, likuiditas (kemudahan dalam menarik dana jangka pendek tanpa kerugian atau dibebani fee), kemanan (ada tidaknya proteksi terhadap kehilangan uang jika bank mengalami kesulitan keuangan), dan pembatasan-

16 pembatasan dari fee, yaitu penundaan atas pembayaran bunga yang dimasukkan dalam rekening dan pembebanan fee suatu transaksi tertentu untuk penarikan deposito. 4. Pengetahuan mengenai risiko Cara menangani suatu risiko akan terhadap keamanan finansial di masa yang akan datang. Salah satu cara cepat yang dapat menanggulangi risiko tersebut yaitu dengan mengasuransikan aset ataupun hal-hal beresiko. Literasi keuangan sangat diperlukan dalam memilih asuransi aset sebagai pengelola risiko tersebut dan menghindari risiko tambahan yang mungkin akan terjadi. 2.1.3 Satisfaction Sahi (2013) mengemukakan bahwa financial satisfaction merupakan kepuasan yang dirasakan individu berkaitan dengan berbagai aspek kondisi keuangan mereka. Menurut Kim (1999), financial satisfaction adalah kepuasan seseorang terhadap kondisi keuangan pribadi. Praag dan Carbonell (2001) mengemukakan bahwa orang yang memiliki financial satisfaction adalah orang yang merasa puas terhadap kondisi keuangan saat ini. Hira dan Mugenda (1998) mengartikan kepuasan keuangan sebagai persepsi subjektif individu pada kecukupan sumber daya keuangan yang dimiliki. Oleh karena itu, kepuasan keuangan merupakan salah satu komponen dari kehidupan yang ditandai dengan ketercukupan aset keuangan. Berpijak pada definisi tersebut, tampak bahwa mencapai atau tidak mencapai kepuasan keuangan ditentukan oleh bagaimana

17 mengelola uang. Selain daripada itu, kepuasan keuangan merupakan salah satu kewajiban bagi siapa saja untuk mewujudkannya. satisfaction dapat diukur melalui cara pandang seseorang terhadap kepuasan dari income yang diterima, kemampuan mengatasi masalah keuangan, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar, level hutang yang dimiliki, jumlah tabungan, ketersediaan uang untuk kebutuhan di masa depan, serta tujuan hidup (Hira dan Mugenda, 1998). Penilaian financial satisfaction dapat dilakukan secara objektif maupun secara subjektif. Penilaian secara objektif yaitu melihat dari kondisi keuangan secara riil. Penilaian subjektif merupakan penilaian dari dalam diri masing-masing individu dalam melihat kondisi keuangan. satisfaction dapat dinilai secara terpisah, yaitu berdasarkan objektif saja atau berdasarkan subjektif saja, maupun secara bersama-sama. Menurut Tascano et al.(2006), tujuan kebahagian individu ialah untuk memenuhi kebutuhan individu dan keinginan untuk membuat diri kita lebih bahagia. Secara umum individu akan melakukan yang terbaik mengingat situasi keuangan tertentu untuk memaksimalkan kebutuhan mereka. Untuk itu, tingkat kepuasan yang berasal dari situasi financial yang diberikan akhirnya akan menjadi penentu penting dari kebahagiaan individu. Oleh karena itu, financial satisfaction dapat dilihat sebagai mediator antara pendapatan dan kebahagiaan, karena kepuasan hidup dipengaruhi oleh banyak faktor selain penghasilan, sedangkan financial satisfaction memiliki penghasilan input utama. Penilaian secara subjektif masing-masing individu satisfaction dinilai lebih akurat karena setiap individu dapat menilai kondisi keuangan saat ini terhadap kondisi dimasa

18 lalu, ekspektasi dimasa depan dan standar sosial, dibandingkan melihat kondisi keuangan secara objektif saja. Cara mengukur financial satisfaction disesuaikan terhadap sampel yang di uji. Orang dapat mengevaluasi tingkat kesejahteraan yang berkaitan dengan keadaan dan perbandingan kepada orang lain, pengalaman masa lalu dan harapan masa depan. Faktor-faktor penentu kesejahteraan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yang berbeda, yaitu atribut tujuan (misalnya pendapatan, karakteristik pribadi dan jenis rumah tangga lainnya), atribut yang dirasakan (misalnya kepuasan dengan standar hidup atau dengan tabungan dan investasi sebagai indikator terkait atribut objektif), dan atribut dievaluasi sebagai penilaian individu karakteristik keuangan dan non-keuangan ketika dinilai terhadap standar perbandingan (misalnya aspirasi, harapan, dan lain-lain). 2.1.4 Income Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, pengertian income adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan asset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi pananam modal. Yang termasuk kedalam income meliputi pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains). Menurut Smeeding dan Weinberg (2001), income adalah pendapatan yang diterima baik berupa kas maupun bukan kas, yang dapat langsung digunakan untuk belanja sehingga dapat meringankan beban rumah tangga. Secara umum, kompenen income adalah kas dari pekerjaan utama maupun bukan pekerjaan utama, dividen, bungan tabungan, royalti, dana pensiun, dan

19 bonus. Bagi mahasiswa, yang termasuk ke dalam income adalah pinjaman dari pemerintah, uang saku dari orang tuan dan keluarga, pendapatan dari pekerjaan, serta dari pendapatan-pendapatan lain, seperti dividen jika memiliki saham (Pollard,et al.,2013). Income diukur berdasarkan pendapatan dari semua sumber. Komponen terbesar dari total pendapatan adalah upah dan gaji. 2.1.5 Pendidikan Orang Tua Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, pendidikan seseorang dapat mempengaruhi semua aktifitas dan tingkah lakunya, sehingga seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda dengan orang yang berlatar belakang pendidikan rendah. Tingkat pendidikan orang tua menurut (Soetopo dan Wasty, 2008:78) adalah suatu jenjang yang ditempuh oleh orang tua siswa, yakni jenjang pendidikan formal. Adapun tingkat pendidikan yang dilaksanakan atau ditempuh oleh orang tua siswa adalah bermacam-macam, mulai dari tingkat pendidikan dasar, tingkat pendidikan menengah, dan tingkat pendidikan tinggi. Dalam sistem pendidikan nasional pasal 12 ayat 1 menyebutkan bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi memang memiliki sumber daya yang cenderung lebih besar, baik pendapatan, waktu, tenaga dan jaringan kontak, yang memungkinkan mereka untuk terlibat lebih jauh dalam kegiatan anak. Tingkat pendidikan mempunyai pengaruh dalam pengambilan keputusan seseorang dalam kehidupan sehari-hari, karena melalui pendidikan seseorang

20 dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman dalam bentuk sikap dan keterampilan. Semakin tinggi pendidikan yang dicapai maka semakin banyak pengetahuan yang didapat sehingga dapat mempengaruhi pilihan seseorang. Secara teori, orang tua yang memiliki status sosial yang lebih tinggi cenderung memiliki wawasan yang lebih besar dan lebih mampu menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi, sehingga memudahkan anak-anak mereka untuk menghemat uang dan memperkenalkan produk perbankan. Latar belakang tingkat pendidikan orang tua dapat menyebabkan cara berpikir dan bertindak yang lebih bijak, yang selanjutnya dapat terhadap perilaku keuangan karena dapat membantu serta mendidik anak untuk lebih memahami cara mengelola dan mengambil keputusan yang tepat menyangkut keuangan (Fowdar, 2007). 2.2 Penelitian Terdahulu Adapun beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: 1. Andrew dan Linawati (2014) dengan judul penelitian Hubungan Faktor Demografi dan Pengetahuan Keuangan dengan Perilaku Keuangan Karyawan Swasta di Surabaya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku keuangan, sedangkan variabel independen penelitian ini adalah faktor demografi (jenis kelamin, pendidikan, dan pendapatan), serta pengetahuan keuangan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis korespondensi dan chi square. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor demografi (jenis kelamin dan pendapatan) serta pengetahuan keuangan terhadap perilaku keuangan karyawan swasta di Surabaya. Selain itu, penelitian

21 ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku keuangan. 2. Scheresberg (2013) dengan judul penelitian Literacy and among Young Adults: Evidence and Implications. Penelitian ini menggunakan teknik analisis multiple multivariat regression. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial behavior, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini yaitu socio demographic charaterisctic (gender, income, dan education) serta financial literacy. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa financial literacy dan karakteristik sosiodemografi signifikan behavior. 3. Al-Kholilah dan Iramani (2013) meneliti dengan judul Studi Management Pada Masyarakat Surabaya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial management behavior, sedangkan variabel independen penelitian ini adalah income, financial knowledge, dan locus of control. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada pengaruh langsung antara financial management behavior dengan financial knowledge dan income. 4. Laily (2013) dengan judul penelitian Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam Mengelola Keuangan. Penelitian ini menggunakan Path Analysis. Variabel dependen dari penelitian ini adalah perilaku keuangan, sedangkan variabel independen dari penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, dan academic ability. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa literasi keuangan terhadap perilaku keuangan mahasiswa.

22 Sedangkan gender, usia, dan kemampuan akademis tidak mempunyai pengaruh terhadap perilaku keuangan mahasiswa. 5. Herdijono dan Damanik (2013) dengan judul Pengaruh Attitide, Knowledge, Parental Income Terhadap Management. Penelitian ini menggunakan tenik analisis chi square. Variabel independen penelitian ini adalah financial Attitide, financial knowledge, dan parental income, sedangkan variabel dependen adalah financial management behavior. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial Attitide, financial knowledge, dan parental income management behavior. 6. Robb dan Woodyard (2011) dengan judul penelitian Knowledge and Best Practice. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial behavior, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini yaitu financial knowledge, financial satisfaction, demographic variables (income, education, age, race). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa financial knowledge, financial satisfaction, income, dan education behavior. 7. Ida dan Dwinta (2010) dengan judul penelitian Pengaruh Locus of Control, Knowledge, dan Income terhadap Management. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial management behavior, sedangkan variabel independen penelitian ini

23 adalah locus of control, financial knowledge, dan income. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh financial knowledge management behavior. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh personal income dan locus of control management behavior. 8. Zaimah, et.al. (2010) dengan judul penelitian of Female Teacher in Malaysia. Variabel dependen dari penelitian ini adalah financial behavior, sedangkan variabel independen penelitian ini adalah income, level education, dan age. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa income dan level education behavior, sedangkan usia tidak behavior. 9. Sabri, et al. (2008) dengan judul penelitian and Problem among College Students in Malaysia : Research and Education Implication. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial behavior dan financial problems, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini yaitu financial literacy, ethnicity, parent s education level, family income, saving, dan financial socialization. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa financial literacy, ethnicity, dan parent s education level terhadap financial behavior.

24 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti/ Tahun Judul Penelitian Variabel Teknik Analisis Data Hasil Penelitian 1 Andrew dan Linawati (2014) 2 Scheresberg (2013) 3 Al-Kholilah dan Iramani (2013) Hubungan Faktor Demografi dan Pengetahuan Keuangan dengan Perilaku Keuangan Karyawan Swasta di Surabaya Literacy and among Young Adults: Evidence and Implications Studi Management Pada Masyarakat Surabaya 4 Laily (2013) Pengaruh Literasi Dependen: Perilaku Keuangan Independen: 1. Faktor Demografi (Jenis kelamin, pendidikan, pendapatan) 2. Literasi Keuangan Independen: 1. Socio demographic charateristic (gender, income, education) 2. Literacy Dependen: Management Independen: 1. Knowledge 2. Income 3. Locus of Control Dependen: Analisis koresponde nsi dan chi square Multiple multivariat regression Multiple multivariat regression Path analysis 1. Faktor demografi yang terdiri dari jenis kelamin dan pendapatan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap perilaku keuangan. 2. Pengetahuan keuangan memiliki hubungan yang signifikan terhadap pengetahuan keuangan. 3. Tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku keuangan. 1. Sosial demografi (gender, income, education) signifikan behavior. 2. Tingkat financial literacy signifikan behavior. 1. Tidak ada pengaruh langsung antara financial knowledge dan income terhadap financial behavior. 2. Locus of Control memediasi pengaruh financial knowledge behavior 1. Literasi keuangan memiliki

25 Lanjutan Tabel 2.1 No Peneliti/ Tahun Judul Penelitian Variabel Teknik Analisis Data Hasil Penelitian 5 Herdijono dan Damanik (2013) 6 Robb dan Woodyard (2011) 7 Ida dan Dwinta (2010) Keuangan Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam Mengelola Keuangan Pengaruh Attitide, Knowledge, Parental Income Terhadap Management Knowledge and Best Practice Pengaruh Locus of Control, Perilaku Keuangan Independen: 1. Literasi Keuangan 2. Jenis Kelamin 3. Usia 4. Academic Ability 5. Pengalaman Kerja Dependen: Management Independen: 1. Attitide, 2. Knowledge, 3. Parental Income Dependen: Independen: 1. Knowledge 2. Satisfaction 3. Demographic (income, education, age, race) Dependen: Management Chi Square Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Regresi Linier Berganda pengaruh yang signifikan terhadap perilaku keuangan mahasiswa 2. Gender, usia, kemampuan akademis dan pengalaman kerja tidak memiliki korelasi dengan perilaku keuangan mahasiswa 1. Attitude management behavior. 2. Knowledge management behavior. 3. Parental Income terhadap Management 1. knowledge, financial satisfaction, income, dan education signifikan behavior. Age dan race tidak mempunyai pengaruh behavior 2. Age dan race tidak mempunyai pengaruh behavior.. 1. Knowledge

26 Lanjutan Tabel 2.1 No Peneliti/ Tahun Judul Penelitian Variabel Teknik Analisis Data Hasil Penelitian Knowledge, Income Terhadap Management Independen: 1. Knowledge, 2. Income, 3. Locus of Control management behavior. 2. Income dan Locus of Control tidak mempunyai pengaruh management behavior 8 Zaimah, et.al (2010) of Female Teacher in Malaysia 9 Sabri (2008) and Problem among College Students in Malaysia : Research and Education Implication Dependen: Independen: 1. Income 2. Level Education 3. Age Dependen: 1. 2. Problem Independen: 1. Literacy 2. Ethniciy 3. Parent s Education Level 4. Family Income 5. Spending Patterns 6. Savings 7. Socialization Analisis Regersi Linier Berganda T-test and Anova 1. Income dan level education behavior. 2. Age tidak behavior 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa financial literacy, ethnicity, parent s education level, dan family income behavior. 2. socialization, spending patterns, dan savings problems. 2.3 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu (Erlina, 2011:33). Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel dalam penelitian, yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat. Penelitian ini dilakukan untuk

27 melihat pengaruh financial literacy, financial satisfaction, income, dan pendidikan orang tua behavior. Lusardi dan Mitchell (2007) mengemukakan bahwa financial literacy merupakan pengetahuan keuangan dan kemampuan untuk mengaplikasikannya (knowledge dan ability). Seseorang yang memiliki financial literacy akan dapat memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah keuangan sehari-hari dan membantu dalam mengambil keputusan keuangan (Garman dan Forgue, 2010:4). Penelitian Sabri, et al. (2008) menyatakan bahwa financial literacy behavior. Peningkatan dalam pengetahuan keuangan cenderung menyebabkan semakin baik atau efektifnya perilaku keuangan. Satisfaction merupakan kepuasan seseorang terhadap kondisi keuangan pribadi (Kim, 1999). Menurut Praag dan Carbonell (2001), seseorang yang memiliki financial satisfaction merupakan orang yang puas terhadap kondisi keuangannya saat ini. Penelitian Robb dan Woodyard (2011) menyatakan bahwa financial satisfaction behavior. Seseorang yang puas akan kondisi keuangannya akan siap untuk mengelola keuangan dengan financial behavior yang baik. Smeeding dan Weinberg (2001) menyatakan bahwa income adalah pendapatan yang diterima seseorang yang dapat langsung digunakan untuk belanja sehingga dapat meringankan beban rumah tangga. Income merupakan penghasilan pribadi sebelum pajak (Ida dan Dwinta, 2010). Andrew dan Linawati (2014) menyatakan bahwa income signifikan behavior. Seseorang dengan pendapatan lebih besar akan lebih bijak perilaku

28 keuangannya dibandingkan dengan seseorang dengan pendapatan yang lebih rendah (Zaimah, et al.,2010). Pendidikan orang tua merupakan suatu jenjang pendidikan formal yang ditempuh orang tua siswa (Soetopo dan Wasty, 2008:78). Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai maka akan semakin tinggi pengetahuan yang didapat sehingga mempengaruhi seseorang dalam membuat pilihan. Sabri, et al. (2008) menyatakan pendidikan orang tua behavior. Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka konseptual penelitian digambarkan sebagai berikut: Literacy Satisfaction Income Pendidikan Orang Tua Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka konseptual, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Literacy signifikan behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.

29 2. Satisfaction signifikan behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. 3. Income secara behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. 4. Pendidikan Orang Tua signifikan behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. 5. literacy, financial satisfaction, income, dan pendidikan orang tua secara serempak signifikan behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.