BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

Analisis Finansial Usaha Penangkaran Benih Padi Unggul di Desa Penggalaman Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uji perbandingan. Komparasi juga merupakan salah satu metode penelitian yang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sawah adalah tanah yang digarap dan diairi untuk tempat menanam padi.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

menghasilkan limbah yang berupa jerami sebanyak 3,0 3,7 ton/ha.

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjadi daerah asal padi adalah India Utara bagian timur, Bangladesh Utara dan daerah

MEKANISME PENYALURAN BENIH PADI BERSUBSIDI DI KABUPATEN PURBALINGGA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun sebagai bahan makanan pokok, padi dapat digantikan atau disubstitusi

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih Pengertian 2.2. Klasifikasi Umum Tanaman Padi

. II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai

karbohidrat asal beras. Bahan sumber karbohidrat lain belum secara umum digunakan.

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui pendekatan edukatif (Subejo, 2010). Pendekatan edukatif diartikan sebagai

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Istilah mina padi berasal dari bahasa Sansekerta yaitu mina yang berarti ikan.

BAB III METODE PENELITIAN

Tanaman pangan terutama padi/beras menjadi komoditas yang sangat strategis karena merupakan bahan makanan pokok bagi bangsa Indonesia.

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. LANDASAN TEORI A.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Tanaman jeruk mempunyai taksonomi sebagai berikut :

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga nantinya dapat memberikan keuntungan bagi petani (Suratiyah, 2015).

IV METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena memengaruhi hajat hidup orang banyak kurang lebih 114 Kilogram per kapita per tahun. Angka ini berkurang

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. negara indonesia pada tahun 1750 dan mulai dikenal sebagai bahan makanan serta

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

IV. METODE PENELITIAN

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. bangunan. Jika bangunan tersebut rumah, maka disebut pekarangan rumah.

IV. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Konsep formal

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa

IV. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat digantikan /disubstitusi oleh bahan makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain (Aak, 1990). Tanaman padi termasuk golongan rumput-rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Ordo Genus Species : Plantae : Spermathophyta : Monocotyledonae : Angiospermae : Oryza Linn : Oriza sativa L (Aak, 2006 ). Padi (Oryza Sativa L), termasuk ke dalam sub family Oryzoidae, family Orizeac. Dari sejak berkecambah sampai panen, tanaman padi memerlukan 3-6 bulan. Sistem akar padi digolongkan ke dalam akar serabut. Batang terdiri dari beberapa ruas yang dibatasi oleh buku. Daun dan tunas (anakan) tumbuh pada buku. Padi

dapat tumbuh baik di daerah-daerah yang berhawa panas dan udaranya banyak mengandung uap air. Di Indonesia padi ditanam dari dataran rendah sampai 1300 meter diatas permukaan laut. Tanaman padi banyak membutuhkan air, maka padi ditanam di musim hujan, baik sebagai padi lading atau padi gogo. Di musim kemarau bisa juga padi ditanam di sawah akan tetapi hanya pada sawah yang dapat drainase secara teratur (Fitriadi, 1998). Benih padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih ditentukan oleh prosesnya, mulai dari proses perkembangan dan kemasakan benih, panen, perontokan, pembersihan, pengeringan, penyimpanan benih sampai fase pertumbuhan di persemaian (Arsanti, 1995). Salah satu kunci budidaya padi terletak pada kualitas benih yang memiliki daya kecambah tinggi (90-100%), sehat, dan murni. Benih yang memiliki persyaratan tersebut diharapkan akan menghasilkan bibit yang kekar (vigorous), seragam, dan sehat. Berdasarkan persyaratan kualitas, benih padi yang ditanam harus yang bermutu tinggi (Suparyono dan Setyono, 1993). Dalam hal pertanaman, benih menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 39/Permentan/OT. 140/8/2006 dibagi atas beberapa kelas,antara lain: 1. Benih Penjenis (Breederseeds/BS) adalah benih yang dihasilkan dibawah pengawasan para pemulia dengan prosedur baku yang memenuhi standar sertifikasi sistem mutu sehingga tingkat kemurnian genetic varietas terpelihara dengan baik. Bentuk benih penjenis ini dapat berupa pohon induk pemulia

ataupun organ vegetative. Dimana benih selanjutnya digunakan sebagai bahan dasar untuk memproduksi benih selanjutnya. 2. Benih Dasar/BD (Foundation seeds/fs) adalah benih yang dihasilkan dari turunan benih penjenis yang dipelihara sehingga identitas dan tingkat kemurnian varietas dapat memenuhi standar mutu benih bina yang ditetapkan. Pada perbanyakan vegetatif, benih ini dapat berupa kebun sumber mata temple (Entress) dan biasanya diproduksi oleh lembaga perbenihan (pemerintah). 3. Benih Pokok/BP (Stock seeds/ss) adalah benih yang dihasilkan dari perbanyakan benih dasar atau benih penjenis dengan tingkat kemurnian yang dipelihara untuk memenuhi standar mutu bina yang ditetapkan dan disebarkan oleh Balai-balai benih dan merupakan turunan dari benih dasar. 4. Benih Sebar/BS atau benih reproduksi/br (Extension seeds/es) dapat diproduksi dari benih pokok, benih dasar atau benih penjenis yang memenuhi standar mutu bina. Merupakan benih yang dihasilkan oleh kebun-kebun benih atau petani penangkar. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pengertian Usahatani Menurut Rahim dan Hastuti (2007) pengertian ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, benih dan pestisida) dengan efektif dan efisien, dan kontinyu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahatani nya meningkat. Menurut Hernanto (1991) mendefenisikan usahatani sebagai organisasi alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.

Organisasi ini ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang terikat genologis, politis, maupun territorial sebagai pengelolanya. Sedangkan menurut Makeham dan Malcolm (1991), usahatani (farm management) adalah cara bagaimana mengelola kegiatan kegiatan pertanian. Defenisi usahatani Mubyarto (1989) adalah suatu tempat atau bagian dari permukaan bumi dimana pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tertentu apakah ia seorang pemilik, penyakap atau manager yang digaji. Usahatani adalah himpunan dari sumber sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air, perbaikan perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan bangunan yang didirikan diatas tanah dan sebagainya. 2.2.2 Teori Biaya Produksi Biaya produksi merupakan salah satu faktor penting untuk dikelola dalam kegiatan produksi untuk menentukan laba usaha. Sesuai dengan prinsip prinsip ekonomi dimana dengan pengeluaran tertentu untuk memperoleh keuntungan yang optimal maka diperlukan pengendalian biaya. Menurut Mulyadi (2004), biaya produksi adalah biaya biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap dijual. Biaya produksi dipengaruhi oleh faktor faktor sebagai variabel akan tingkat produksi. Umumnya faktor faktor utama untuk mempengaruhi produksi adalah faktor lahan, tenaga kerja, modal untuk pengadaan bibit, pupuk, obat obatan, teknologi dan manajemen (Rahim dan Hastuti, 2007).

Biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable,cost). Biaya tetap yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi besarnya produksi, Biaya tetap didefenisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya yang terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh sedikit, contohnya penyusutan peralatan dan pajak. Biaya variable yaitu biaya yang besarnya dipengaruhi oleh besarnya produksi (Suratiyah, 2009). Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya sarana produksi (bibit,pupuk,bahan bakar minyak, tenaga kerja dan obat-obatan). Kalau menginginkan produksi yang tinggi, maka sarana produksi perlu ditambah ataupun dikurangi, biaya ini sifatnya berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan produksi (Soekartawi, 1996). 2.2.4 Teori Penerimaan Penerimaan usahatani adalah perkalian antara volume produksi yang diperoleh dengan harga jual. Harga jual adalah harga transaksi antara petani (penghasil) dan pembeli untuk setiap komoditas menurut satuan tempat. Satuan yang digunakan seperti satuan yang lazim dipakai pembeli/penjual secara partai besar, misalnya : kg, kuintal, ikat, dan sebagainya (Soekartawi, 2006). Menurut Boediono (1992), ada beberapa konsep penerimaan yaitu : 1.Total Revenue (TR) yaitu penerimaan total produsen dari hasil penjualan outputnya. Total Revenue adalah output dikalikan harga jual output. 2.Average Revenue (AR) yaitu penerimaan produsen per unit output yang ia jual. 3.Marginal Revenue (MR) yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh penjualan tambahan 1 unit output.

2.2.5 Teori Pendapatan Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya dalam usaha. Dimana penerimaan usaha adalah nilai produk total suatu usaha dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Penerimaan ini mencakup semua produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, yang digunakan kembali untuk bibit atau yang disimpan digudang Apabila pendapatan yang diperoleh lebih besar dari total biaya, atau diperoleh keuntungan maka usaha penangkaran benih padi dikatakan layak (Soekartawi, 1995). 2.2.6 Analisis Kelayakan Usaha Studi kelayakan adalah studi atau penelitian dalam rangka untuk menilai layak tidaknya investasi yang akan dilakukan dengan berhasil dan menguntungkan secara ekonomis. Investasi atau penanaman modal dalam suatu perusahaan tidak lain adalah menyangkut penggunaan sumber-sumber yang diharapkan akan memberikan imbalan (pengembalian) yang menguntungkan dimasa yang akan mendatang. Apapun bentuk investasi yang akan dilakukan diperlukan studi kelayakan meskipun intensitasnya berbeda. Adapun manfaat yang diharapkan dilakukannya studi kelayakan proyek adalah memberikan masukan informasi kepada decision maker dalam rangka untuk memutuskan dan menilai alternatif proyek investasi yang akan dilakukan (Suratman, 2001). 2.2.7 R/C Ratio Efisiensi menurut Soekartawi (1995), merupakan gambaran perbandingan terbaik antara suatu usaha dan hasil yang dicapai. Efisien tidaknya suatu usaha ditentukan oleh besar kecilnya hasil yang diperoleh dari usaha tersebut serta besar kecilnya biaya yang diperlukan untuk memperoleh hasil tersebut. Tingkat efisiensi suatu

usaha biasa ditentukan dengan menghitung per cost ratio yaitu imbangan antara hasil usaha dengan total biaya produksinya.untuk mengukur efisiensi suatu usahatani digunakan analisis R/C ratio. R/C ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya. Semakin besar R/C ratio maka akan semakin besar pula keuntungan yang diperoleh petani. Jika nilai R/C >1, maka suatu usaha dikatakan layak untuk dikembangkan (Soekartawi, 2001). Jika suatu usaha dikatakan layak untuk diusahakan, maka untuk pengembangan usaha atau memperbesar skala usaha tersebut diperlukan peningkatan jumlah produksi atau penambahan modal dalam pembelian bahan baku produksi dengan meminimalisir biaya produksi agar penerimaan yang diperoleh dapat lebih besar dan memberikan keuntungan. Penambahan biaya pada suatu usaha akan meningkatkan penambahan penerimaan sebesar nilai perbandingan penerimaan terhadap biaya tersebut. 2.2.8 B/C Ratio Menurut Rahardi dan Hartono (2003) menyatakan bahwa analisis B/C ratio adalah perbandingan antara tingkat pendapatan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan atau memberi manfaat apabila nilai B/C lebih besar dari nol (0). Semakin besar nilai B/C maka semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut. Besarnya kecilnya nilai B/C ratio berpengaruh dari selisih antara total penerimaan dengan total biaya terhadap total biaya. Untuk memperoleh pendapatan yang besar, maka total penerimaan harus lebih besar dari pada total biaya. oleh karena itu untuk meningkatkan penerimaan, maka jumlah produk pada suatu usaha harus

ditingkatkan dengan penambahan input produksi berupa pembelian bahan baku atau penambahan modal suatu usaha. Penambahan biaya tambahan akan memberikan penambahan pendapatan sebesar nilai perbandingan antara total pendapatan terhadap total biaya. 2.3 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu mengenai analisis kelayakan usahatani yang menjadi rujukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Winda Sari (2012) dengan judul Analisis Finansial Usaha Penangkaran Benih Padi Unggul di Desa Penggalaman Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar dengan hasil analisis bahwa usaha penangkaran benih padi unggul ini bisa dikatakan layak untuk diusahakan atau menguntungkan dengan nilai RCR > 1 yaitu sebesar 1,37, yang menunjukkan bahwa setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,37. Penelitian lain yang menjadi rujukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Laila (2011) dengan judul Analisis Pendapatan Usahatani Padi Benih Varietas Ciherang Yang Bersertifikat Dan Tidak Bersertifikat Di Kecamatan Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan hasil analisis bahwa usahatani padi yang menggunakan benih padi bersertifikat dan tidak bersertifikat layak di untuk diusahakan dimana nilai R/C usahatani yang menggunakan benih padi bersertifikat sebesar 1,6 dan usaha tani yang menggunakan benih padi tidak bersertikat sebesar 1,18 dimana nilai R/C keduanya lebih dari 1.

2.4 Kerangka Pemikiran Di dalam menjalankan usaha penangkaran benih padi ini harus ada ketersediaan modal dan mengeluarkan biaya-biaya yang digunakan selama proses produksi. Komponen biaya tersebut yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Besarnya biaya produksi sangat ditentukan dengan besarnya harga yang berlaku. Selain biaya produksi, teknik budidaya dalam pemeliharaan benih padi juga perlu diperhatikan. Teknik budidaya ini berkaitan dengan kegiatan produksi. Kegiatan produksi ini sangat menentukan besarnya output yang hasilkan yang selanjutnya akan berdampak pada pengembangan usaha tersebut. Dalam melakukan perhitungan analisis finansial perlu di perhatikan beberapa hal seperti input dan output dimana dari input akan terdapat biaya sedangkan output akan menghasilkan penerimaan. Penerimaan merupakan perkalian antara jumlah benih yang terjual dengan harga jual yang berlaku. Pendapatan diperoleh dari selisih total penerimaan dengan total biaya. Usaha penangkaran benih padi dikatakan layak atau tidak layak untuk dikembangkan secara finansial dapat dianalisis dengan mengunakan analisis finansial yaitu dengan menghitung R/C ratio, dan B/C ratio. Jika usaha penangkaran benih padi sesuai dengan kriteria kelayakan secara finansial maka usaha ini layak untuk dikembangkan dan menguntungkan atau memberi manfaat.

Usaha Penangkaran Benih Padi Unggul Output Produksi Proses Produksi Benih Input Produksi Penerimaan Pendapatan Usaha Kelayakan Usaha Biaya Produksi (Biaya Tetap dan Biaya Variabel) Kriteria Kelayakan : Analisis B /C Analisis R/C Layak Tidak Layak Keterangan: Gambar. 1 Skema Kerangka Pemikiran 2.5 Hipotesis Penelitian : Menyatakan Adanya Pengaruh : Menyatakan Adanya Hubungan Berdasarkan identifikasi masalah dan landasan teori yang dibuat, maka hipotesis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Usaha penangkaran benih padi di daerah penelitian layak untuk dikembangkan dan dilanjutkan berdasarkan analisis R/C. 2. Usaha penangkaran penangkaran benih padi di daerah penelitian layak untuk dijalankan dan dapat memberikan manfaat berdasarkan analisis B/C.