GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN LUKA GANGREN DIABETIK DI POLIKLINIK KAKI DIABETIK TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Citra diri merupakan sebuah keadaan dalam pikiran tentang diri. Anda, kehilangan citra dirinya dan merasa buruk tentang diri mereka

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN YANG MENGALAMI CIDERA TULANG BELAKANG DI BANGSAL DAHLIA RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN YANG MENGALAMI CIDERA TULANG TULANG BELAKANG DI BANGSAL DAHLIA RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN TINDAKAN TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ATAS PRIVASI KLIEN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

GAMBARAN KONSEP DIRI ORANG TUA DENGAN ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB NEGERI WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengalami tindakan invasif seperti pembedahan. Dilaporkan pasien mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang. dapat berupa patahan atau pecah dengan serpihan.

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAKSANAAN MOBILISASI DINI IBU PASCASALIN DENGAN SEKSIO SESARIA

Evangeline Hutabarat dan Wiwin Wintarsih. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegaranegara

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

BAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga, setiap individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

I. PENDAHULUAN. Fraktur adalah rusaknya kontinuitas struktur tulang, tulang rawan dan

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

BAB I PENDAHULUAN. Teori kehilangan secara konstan mengakui respons dari individu. Teori

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tindakan operasi pemasangan Plate and Screw, yaitu

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah pengendara kendaraan bermotor dan pengguna jalan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. berkecepatan tinggi seperti sekarang ini. Selain ltu insidensi trauma

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Terletak di Sebelah Utara jalan, dengan alamat Jalan Wates Km.5.5. Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN.

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

GAMBARAN HARGA DIRI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTRAPI DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. TBC, AIDS, leukemia, dan sebagainya (Fitria, 2010). ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2005).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spirituial dan penyakit)

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, dan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sementara di tahun 2011 terdapat korban. Korban luka ringan pada

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

IKRIMA RAHMASARI J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dimana dalam

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh RATRI DYAH SABATIANA NPM

BAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

Naskah Publikasi SKRIPSI. Disusun oleh : LELY ERNAWATI 0302R00019

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

Transkripsi:

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015 Daniel¹ Warjiman² Siti Munawaroh³ Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan aniel.green8@gmail.com, warjiman99@gmail.com, ABSTRAK Konsep diri adalah konseptualisasi individu terhadap dirinya sendiri yang merupakan perasaan subjektif individu dan kombinasi yang kompleks dari pemikiran yang disadari/tidak disadari, sikap dan persepsi yang secara langsung mempengaruhi harga diri dan perasaan seseorang tentang dirinya sendiri. Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas tulang yang dapat menimbulkan masalah pada perubahan fisik maupun psikologis yang menyebabkan perubahan identitas diri, citra diri, ideal diri, performa peran dan harga diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri pasien post op fraktur ekstremitas di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Ulin. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan rancangan deskriptif. pengambilan menggunakan tekhnik total sampling yang berjumlah 30 responden dengan Alat ukur berupa kuesioner. Analisa data menggunakan analisa univariat dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian pada analisis univariat konsep diri dengan kategori konsep diri positif (56,67%), identitas personal dengan kategori identitas kuat (53,33%), citra tubuh dengan kategori positif (56,67%), performa peran dengan kategori kepuasan peran 56,67%, responden ideal diri dengan kategori ideal diri realistik (63,33%) dan harga diri dengan kategori harga diri tinggi (60%). Dari hasil penelitian direkomendasikan kepada perawat untuk meningkatkan komunikasi terepeutik yang efektif guna memotivasi klien yang mengalami fraktur ekstremitas yang menimbulkan perubahan struktur atau fungsi tubuh agar dapat meningkatkan gambaran konsep diri, identitas personal, citra tubuh, performa peran dan harga diri klien. Kata Kunci : Konsep Diri, Post Op Fraktur Ekstremitas Jumlah : 212 kata 37

Pendahuluan Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat pada tahun 2009 terdapat lebih dari 7 juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami kecacatan fisik (fraktur). Salah satu insiden kecelakaan yang memiliki prevalensi cukup tinggi yakni insiden fraktur sekitar 46,5% dari insidensi kecelakaan yang terjadi. Fraktur atau patah tulang merupakan suatu kondisi terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung (Sjamsuhidajat, 2005). Fraktur merupakan penyakit yang sering terjadi karena kecelakaan (Smeltzer, 2002). Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan tahunan RSUD Ulin bahwa kejadian fraktur pada tahun 2011 terdapat 77 kasus (8%) dari 962 pasien. Pada tahun 2012 terdapat 361 kasus (44,73%) dari 807 pasien. Kemudian pada tahun 2013 terdapat 296 kasus (54,21%) dari 546 pasien. Pada tahun 2014 terdapat 289 kasus (55,47%) dari 521 pasien. Penanganan pada pasien fraktur bisa dilakukan dengan beberapa prosedur salah satunya adalah pembedahan. Sedangkan prosedur pembedahan dua jenis prosedur pembedahan yaitu reduksi tertutup dengan fiksasi eksternal atau fiksasi perkutan dengan K-Wire (kawat kirschner), misalnya pada fraktur jari dan penatalaksanaan pembedahan secara reduksi terbuka dengan fiksasi internal (ORIF: Open Reduction internal Fixation). Merupakan tindakan pembedahan dengan melakukan insisi pada daerah fraktur, kemudian melakukan implant pins, screw, wires, rods, plates dan protesa pada tulang yang patah. Tujuan pemasangan ORIF untuk imobilisasi sampai tahap remodeling dan melihat secara langsung area fraktur (Smeltzer 2002). Pada penderita fraktur yang mengalami perubahan yang tiba-tiba dari sehat menjadi sakit membuat perubahanperubahan baik perubahan fisik maupun perubahan psikologis. Perubahan fisik dalam tubuh menyebabkan perubahan citra diri, identitas personal, ideal diri, harga diri dan performa peran. Citra diri (body image) adalah bagaimana seseorang memandang ukuran, penampilan serta fungsi tubuh dan bagian-bagiannya (Potter & Perry, 2005). Citra diri dapat terganggu karena fraktur dimana cacat fisik merupakan keadaan tubuh yang kurang atau tidak normal. Peran merupakan sekumpulan harapan mengenai bagaimana individu yang menempati suatu tertentu berperilaku. Performa peran menghubungkan apa yang dilakukan individu dalam peran tertentu dengan perilaku yang diharapkan oleh peran tersebut (Kozier, et al, 2010). Pada pasien fraktur terjadi perubahan peran. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi orang lain berinteraksi dan berhubungan dengan mereka; hubungan dengan keluarga dan teman kadang dapat berubah atau disesuaikan. Perubahan peran yang mempengaruhi fungsi pekerjaan juga berkaitan dengan perubahan harga diri. Kebanyakan orang mendasarkan harga dirinya pada kemampuannya untuk bekerja dan menjadi produktif. Bila dipaksa pensiun atau menjalani masa penyembuhan, seseorang dapat merasa kehilangan dan terputus akan hubungannhya dengan orang lain (Smeltzer & Bare, 2002). Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 6 9 November 2014 di RSUD Ulin terhadap 10 pasien dengan metode wawancara didapatkan hasil yaitu 10 orang pasien mengatakan sangat terganggu dalam melakukan aktivitas, pekerjaan maupun kegiatan sehari-hari, terdapat 3 dari 10 pasien yang merasa kecewa terhadap kejadian yang menyebabkan tidak dapatnya 38

bekerja mencari nafkah serta mengurusi keluarga, 2 dari 10 pasien merasa malu dan kurang yakin akan perubahan fisik karena fraktur setelah dilakukan tindakan operasi. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi performa peran, harga diri serta citra diri yang negatif. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai gambaran konsep diri pasien post op fraktur ektremitas di ruang rawat inap RSUD Ulin. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Pada penelitian ini untuk mengetahui dan melihat gambaran konsep diri pada pasien post op fraktur ekstremitas di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Tahun 2015. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu konsep diri pasien post op fraktur ekstremitas di Rumah Sakit Umun Daerah Ulin. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien post op fraktur ekstremitas atas yang dirawat inap di RSUD Ulin sebanyak 91 orang. Jadi, jumlah populasi rata-rata per bulan yaitu: 30 orang. Sampel penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah pasien post op fraktur ekstremitas yang sedang dirawat di ruang RSUD Ulin dan menggunakan total sampel yaitu 30 orang. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang Rawat Inap RSUD Ulin pada tanggal 14 Juli sampai tanggal 4 Agutus 2015. Alat Pengumpul Data Pada penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data tentang konsep diri pada paien post op fraktur. Uji validitas Uji validitas dilakukan di ruang Tulip IB (Ortopedi) dan ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Ulin pada tanggal 3 Juli sampai 13 Juli 2015 dengan jumlah responden sebanyak 20 orang. Semua pertanyaan dinyatakan valid karena hasil r hitung 0,444 sehingga pertanyaan di ambil semua. Uji Reliabilitas Analisis reliabilitas menggunakan program komputer dengan koefisien reliabilitas alpha. Rumus yang digunakan yaitu Cronbach s Alpha. Hasil uji reliabilitas instrumen dari 25 item pertanyaan tentang konsep diri pasien post op fraktur ekstremitas untuk semua item pernyataan dengan nilai Spearman Brown > 0,444 dengan hasil 0,922. Teknik Analisa Data Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan pada semua variabel penelitian yaitu konsep diri pasien post op fraktur di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin. Penyajian data diolah berupa tabel distribusi frekuensi persentasi disetiap subvariabel dengan menggunakan salah satu program komputer. Hasil Dan Pembahasan Identitas personal pasien post op fraktur ekstremitas di RSUD Ulin No Identitas Personal F % 1 Identitas diri kuat 16 53,33 2 Identitas diti tidak kuat 14 46,67 Hasil analisis univariat identitas personal pasien post op fraktur identitas diri kuat sebanyak 16 39

responden (53,33%). Identitas diri kuat merupakan perasaan internal individu yang mengekspresikan suatu nilai, keyakinan dan kepribadian yang baik ke dalam identitas mereka. Hasil yang didapatkan oleh peneliti dari pasien post op fraktur ekstremitas dengan identitas diri kuat didapatkan bahwa pasien puas menjadi seorang laki- laki/perempuan dengan kondisi yang dialami, dikenal oleh orang lain sebagai sosok yang percaya diri, tidak merasa canggung dalam bergaul, dan puas terhadap dirinya. Dalam masa perawatan juga didapatkan pasien mudah diajak berkomunikasi, kooperatif pada saat perawatan luka bersih yang dilakukan setiap pagi oleh perawat. Sebagai seorang perawat seharusnya mendukung klien dalam mempertahankan identitas diri klien dengan cara memperikan komunikasi terapeutik yang baik yang bersifat mendukung dan memotivasi klien yang mengalami fraktur ekstremitas yang menimbulkan perubahan struktur atau fungsi tubuh. Teori Kozier, et al (2010) yang mengatakan bahwa individu yang memiliki rasa identitas yang kuat mengintregasikan citra tubuh, performa peran dan harga diri ke dalam konsep diri sepenuhnya. Rasa identitas ini memberi individu sensasi kontinuitas dan kesatuan kepribadian. Selain itu individu memandang dirinya sendiri sebagai orang yang unik. Citra tubuh pasien post op fraktur ekstremitas di RSUD Ulin No Citra Tubuh F % 1 Positif 17 56,67 2 Negatif 13 43,33 Citra tubuh pasien post op fraktur citra tubuh yang positif sebanyak 17 responden (56,67%). Citra tubuh positif adalah mampu menerima perubahan dalam penampilan, struktur atau fungsi tubuh, tidak mengekspresikan perasaan tidak berdaya, tidak putus asa, mampu mengendalikan situasi dan tidak mengalami kerapuhan. Hasil yang didapatkan oleh peneliti dari pasien post op fraktur ekstremitas dengan citra tubuh yang positif didapatkan bahwa pasien mampu menerima dan tidak membenci perubahan pada bagian tubuhnya, tidak merasa enggan melihat bagian tubunya setelah dioperasi. Hal ini dikarenakan pasien mempunyai respon koping yang positif sehingga membuat penderita masih memiliki rasa percaya diri dan perasaan yang positif terhadap dirinya yang akan membuat penderita masih memiliki citra tubuh yang positif. Hal tersebut sesuai dengan teori Kozier, et al (2010) yaitu citra tubuh individu berkembang sebagian dari sikap dan respon orang lain terhadap tubuh individu tersebut sebagian lagi dari eksplorasi individu terhadap tubuhnya sendiri. citra tubuh positif tergantung dari mekanisme koping seseorang, sebagai perawat perlu adanya komunikasi yang baik kepada pasien, guna menciptakan dan mempertahankan mekanisme koping yang positif bagi pasien dengan fraktur ekstremitas yang mengakibatkan gangguan dan fungsi peran. Performa peran pasien post op fraktur ekstremitas di RSUD Ulin No Peforma Peran F % 1 Kepuasan peran 17 56,67 2 Ketidakpuasan peran 13 43,33 Performa peran pasien post op fraktur ekstremitas sebagian memiliki kepuasan peran yaitu sebanyak 17 responden (56,67%). Kepuasan peran adalah hasil dari kemampuan meyeimbangkan tekanan selama perubahan mulai dari sehat. Hasil yang didapatkan oleh peneliti dari pasien post op fraktur 40

ekstremitas dengan performa yang positif didapatkan bahwa pasien tetap berusaha menjalankan kewajibannya serta perannya tidak berkurang di dalam keluarga. Dengan adanya perasaan masih berperan yang dialami oleh penderita, mereka masih memiliki kepuasan terhadap peran yang akan membuat dirinya memiliki konsep diri yang positif. Hasil penelitian sejalan dengan teori Kozier, et al (2010) yaitu sumber daya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu sumber daya eksternal meliputi jaringan dukungan dan pendanaan yang memadai. Semakin besar daya yang dimiliki dan digunakaan individu, pengaruhnya pada konsep diri semakin positif. Didalam penelitian ini juga didapatkan bahwa sebagian besar pekerjaan responden dengan kepuasan peran tinggi adalah PNS dan pegawai swasta hal ini dikarenakan mereka tetap berpenghasilan walaupun dalam keadaan sakit. Sehingga peran mereka dikeluarga tidak berkurang. Ideal diri pasien post op fraktur ekstremitas di RSUD Ulin No Ideal diri F % 1 Ideal diri realistik 19 63,33 2 Ideal diri tidak realistik 11 36,67 Ideal diri pasien post op fraktur ekstremitas sebagian memiliki ideal diri realistik yaitu sebanyak 19 responden (63,33%). Ideal diri realistik adalah persepsi seseorang yang menetapkan ideal dirinya sesuai dengan batas kemampuannya. Hasil yang didapatkan oleh peneliti dari pasien post op fraktur ekstremitas dengan ideal diri yang realistik didapatkan bahwa tetap memotivasi diri dalam menjalani kehidupan, ingin kembali beraktifitas tanpa adanya gangguan, punya harapan terhadap masa depan. Hal ini dikarenakan ideal diri yang dimiliki responden telah sesuai dengan tujuan atau keinginannya berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Hal ini didukung oleh teori Dalami, et al (2009) bahwa individu menetapkan tujuan atau harapan tentang diri sendiri sesuai dengan kemampuannya, realita dan menghindari terjadi kegagalan serta rasa cemas. Ideal diri akan melahirkan harapan individu terhadap dirinya saat berada ditengah masyarakat dengan norma tertentudan ideal diri berperan sebagai pengatur internal serta membantu individu mempertahankan kemampuannya menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung karena ideal diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental individu, sebagai tenaga kesehatan perlu menciptakan hubungan saling percaya antara pasien dan petugas kesehatan yang dapat diciptakan dengan cara memberikan komunikasi yang baik agar dapat mendorong dan memotivasi klien yang mengalami gangguan atau perubahan struktur dan fungsi tubuh. Harga diri pasien post op fraktur ekstremitas di RSUD Ulin No Harga Diri F % 1 Harga diri tinggi 18 60 2 Harga diri rendah 12 40 Harga diri pasien post op fraktur harga diri tinggi yaitu sebanyak 18 responden (60%). Harga diri tinggi adalah hasil dari kemampuan bertahan dan beradaptasi dengan kebutuhan dan tekanan secara lebih baik sehingga tidak menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain, tidak mengalami depresi, rasa gelisah atau rasa cemas yang berkepanjangan. Hasil yang didapatkan oleh peneliti dari pasien post op fraktur ekstremitas yang memiliki harga diri tinggi yaitu pasien tidak merasa sebagai orang yang gagal, 41

mampu menerima keadaan diri, merasa diterima dan dihargai oleh orang lain. Hal ini dikarenakan pasien memiliki perasaan menghargai dirinya serta dihargai oleh orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Potter dan Perry (2010) yaitu perasaan dasar tentang diri cenderung bersifat konstan meskipun terkadang situasi krisis mempengaruhi harga diri. Kemampuan untuk menyeimbangkan tekanan yang ada berkaitan dengan beberapa faktor yaitu jumlah tekanan, lamanya tekanan dan status kesehatan. Dapat beradaptasi terhadap tekanan akan menimbulkan rasa diri yang positif. Konsep diri pasien post op fraktur ekstremitas di RSUD Ulin No Konsep diri F % 1 Positif 17 56,67 2 Negatif 13 43,33 Konsep diri pasien post op fraktur konsep diri positif yaitu sebanyak 17 responden (56,67%). Konsep diri positif adalah hasil dari kemampuan menerima atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi sepanjang hidupnya, mengungkapkan perasaan berharga, menyukai dan tidak membenci diri sendiri yang diproyeksikan kepada orang lain, tidak merasa sedih atau putus asa dan ingin tetap melakukan aktifitas. Hasil yang didapatkan oleh peneliti dari pasien post op fraktur ekstremitas yang memiliki konsep diri positif yaitu pasien puas menjadi seorang lakilaki/perempuan dengan kondisi yang dialami, dikenal oleh orang lain sebagai sosok yang percaya diri, tidak merasa canggung dalam bergaul, dan puas terhadap dirinya, mampu menerima dan tidak membenci perubahan pada bagian tubuhnya, tidak merasa enggan melihat bagian tubunya setelah dioperasi dan tidak merasa malu dengan tubuhnya, menjalankan kewajibannya, perannya tidak berkurang di dalam keluarga dan tetap merasa cocok dengan pekerjaannya sekarang, tetap memotivasi diri dalam menjalani kehidupan, ingin kembali beraktifitas tanpa adanya gangguan, punya harapan terhadap masa depan, tidak merasa sebagai orang yang gagal, mampu menerima keadaan diri, merasa diterima dan dihargai oleh orang lain. Hal ini dikarenakan respon koping sesorang yang mampu menerima stressor dengan baik sehingga menimbulkan adanya perasaan positif terhadap diri yang masih dimiliki pasien post op fraktur ekstremitas, hal ini dapat membuat mereka masih bisa mempertahankan konsep diri yang possitif. Konsep diri yang positif sangat penting untuk dipertahankan agar penderita tidak mengalami stress secara fisik dan psikologis yang bisa berdampak negatif pada dirinya seperti penurunan sistem imun yang akan memperlambat proses penyembuhan, penderita bisa kooperatif terapi pengobatan dan mobilisasi terapeutik, dan bisa merasakan kualitas pelayanan yang didapatkannya dari tenaga kesehatan tempat klien tersebut dirawat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian Gambaran Konsep Diri Pasien Post Op Fraktur Ekstremitas di RSUD Ulin Tahun 2015. Peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Konsep diri pasien post op fraktur konsep diri positif sebesar 56,67%. 2. Identitas personal pada pasien post op fraktur ekstremitas sebagian besar memiliki identitas diri kuat sebesar 53,33%. 3. Citra tubuh pada pasien post op fraktur sebagian besar positif sebesar 56,67%. 4. Performa peran pada pasien post op fraktur ekstremitas sebagian besar memiliki kepuasan peran sebesar 56,67%. 42

5. Ideal diri pada pasien post op fraktur sebagian besar memiliki ideal diri realistis sebesar 63,33%. 6. Harga diri pada pasien post op fraktur ekstremitas sebagian besar memiliki harga diri tinggi sebesar 60%. Sehingga dalam penatalaksanaan yang perlu dilakukan perawat ialah dengan menjaga dan membina hubungan saling percaya antara klien dan perawat dengan cara meningkatkan komunikasi terapeutik yang efektif kepada klien. DAFTAR PUSTAKA Dalami, E, et.al. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Masalah Psikososial, Jakarta: TIM Kozier, et. al. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses & Praktik Volume 2 Edisi 7. Jakarta: EGC Potter, A. P & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik Volume I Edisi 4. Jakarta: EGC (2010). Fundamental Keperawatan Buku 2 Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika Sjamsuhidajat. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. Jakarta: EGC Smeltzer & Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume III. Jakarta: EGC 43

44