Judul : Rotasi Mandatory Sebagai Pemoderasi Pengaruh Non-Audit Services dan Audit Time Time Budget Pressure

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Abstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak

ABSTRAK. Kata kunci : Independesi, Tekanan Anggaran Waktu, Risiko Audit, Gender, Kualitas Audit. vii

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi

ABSTRAK. Kata Kunci: tekanan ketaatan, pengalaman auditor, skeptisme profesional, audit judgment.

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang selanjutnya data tersebut digunakan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi keuangan perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya dalam menjalankan audit sesuai dengan tujuan organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

Abstrak. Kata Kunci : Profesionalisme, Komitmen organisasi, Locus of Control Internal, Etika profesi dan Kinerja.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

ABSTRAK. Kata Kunci : komitmen organiasi, gaya kepemimpinan demokratis, etika profesi, pengalaman auditor pada kinerja auditor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan atau menilai posisi dan kegiatan keuangan dari suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya. pihak internal maupun eksternal. Sudah menjadi kewajiban perusahaan

Abstrak. Kata Kunci: independensi, skeptisisme, gender, materialitas, opini.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

ROTASI MANDATORY SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH NON AUDIT SERVICES, AUDIT TIME BUDGET PRESSURE PADA INDEPENDENSI AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit dianggap penting bagi para pengguna laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak lain diluar

BAB I PENDAHULUAN. Kota Malang merupakan salah satu kota yang jumlah penduduknya cukup

ABSTRAK. Kata kunci: financial distress, opini audit, pertumbuhan perusahaan, auditor switching.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik atau merupakan profesi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN PENGETAHUAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (Susan dan Trisnawati, 2011). Di dalam. mendapatkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kantor akuntan publik merupakan kantor tempat akuntan menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal membutuhkan informasi terkait bisnis, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen kepada pemakai kepentingan laporan keuangan itu sendiri, baik

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Financial Accounting Standard Board, terdapat dua karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Pengauditan merupakan bagian dari assurance service dari kantor akuntan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pemakai dalam pembuatan keputusan akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

KATA PENGANTAR. dan hidayah-nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : Pengaruh

ABSTRAK. Kata kunci: profesionalisme, komitmen organisasi, etika profesi, dan pengalaman auditor

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditor dan pemerintah untuk menilai kinerja dan melihat kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan ekonomi saat ini, komunikasi data keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini dengan semakin berkembangnya perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu spesialisasi bidang tertentu (Murtono dan Gudono, 1999). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. tentang keadaan perusahaan. Hassan & Ahmed (2012) menyatakan bahwa laporan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang

Judul : Pengaruh Fee audit,

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kebutuhan akan jasa akuntan publik disebabkan oleh keinginan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis dan usaha akan selalu diiringgi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dipercayai oleh

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pribadi, sementara pihak ketiga, yaitu pihak eksternal selaku pemakai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit laporan keuangan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit dalam bentuk umum yaitu pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan ini sangat berpotensi dipengaruhi kepentingan pribadi, sedangkan sebagai

ABSTRAK. Kata kunci : tekanan ketaatan, independensi, pengalaman kerja, locus of control, audit judgment

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan. khususnya, memperoleh infomasi keuangan yang andal sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban manajemen kepada stakeholder, terutama kepada pemilik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Perusahaan wajib menyajikan laporan keuangan perusahaan agar para

Abstrak. Kata kunci: fee audit, profesionalisme auditor, kepuasan kerja dan kualitas audit

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan juga merupakan media penting dalam memberikan informasi kinerja

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir, baik kasus di dalam negeri maupun di luar negeri yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnispun semakin ketat pula. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi (IAI, 2012). Pengguna laporan keuangan dapat meliputi

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dalam teori keagenan (Agency Theory). Teori keagenan

DAFTAR ISI. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Obyek Penelitian

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

Abstrak. Kata Kunci: audit tenure, audit fee, rotasi auditor, spesialisasi auditor, umur publikasi perusahaan, kualitas audit.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi keuangan dari suatu perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang

PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP FEE AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. (2006) menyebutkan bahwa informasi asimetri mempunyai dua tipe. Tipe pertama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang independen dan berkompeten dalam bidang keuangan yang. auditing disebut auditor atau yang sering disebut akuntan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan dan mencari informasi tentang kehandalan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perusahaan-perusahaan go public membuat

Transkripsi:

Judul : Rotasi Mandatory Sebagai Pemoderasi Pengaruh Non-Audit Services dan Audit Time Time Budget Pressure pada Independensi Auditor (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik Provinsi Bali) Nama : I Gusti Ayu Dwi Listya Dewi NIM : 1315351031 ABSTRAK Independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik. Independensi berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi sehingga mampu mengungkapkan kewajaran atas laporan keuangan klien berdasarkan opininya sendiri. Lemahnya independensi auditor dapat disebabkan karena adanya non-audit services dan audit time budget pressure. Non-audit services mempunyai hubungan yang sangat erat dengan manajemen klien sehingga kemungkinan kurang independen di dalam melaksanakan tugas audit selain itu audit time budget pressure dapat membuat auditor bekerja dengan cepat dan kurang hati-hati sebagai akibat dari adanya kompensasi waktu penugasan yang ketat. Dengan adanya rotasi mandatory memberi batasan agar auditor tidak terlalu dekat kepada klien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh non-audit services, time budget pressure dan rotasi mandatory pada independensi auditor. Penelitian ini dilakukan pada tujuh Kantor Akuntan Publik di Bali. Dengan sampel sebanyak 42 auditor. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode nonprobability sampling dengan teknik sampling jenuh. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode Kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah Moderating Regression Analysis (MRA). Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa non-audit services berpengaruh negatif pada independensi auditor, audit time budget pressure berpengaruh negatif pada independensi auditor, rotasi mandatory memperlemah pengaruh non-audit services pada independensi auditor. Rotasi mandatory memperkuat pengaruh audit time budget pressure pada independensi auditor Kata kunci: non-audit services, audit time budget pressure, dan rotasi mandatory, independensi auditor. i

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 8 1.3 Tujuan Penelitian... 8 1.4 Kegunaan Penelitian... 9 1.5 Sistematika Penulisan... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasn Teori dan Konsep... 11 2.1.1 Teori Keagenan... 11 2.1.2 Teori Sikap dan Perilaku Etis. 13 2.1.3 Independensi Auditor.... 15 2.1.4 Non-Audit Services... 16 2.1.5 Audit Time Budget Pressure..... 18 2.1.6 Rotasi Audit.... 19 2.2 Hipotesis Penelitian... 20 2.2.1 Pengaruh Non-Audit Services Pada Independensi Auditor... 20 2.2.2 Pengaruh Audit Time Budget Pressure Pada Independensi Auditor... 21 2.2.3 Rotasi Mandatory Memoderasi Pengaruh Non-Audit Services Pada Independensi Auditor... 22 2.2.3 Rotasi Mandatory Memoderasi Pengaruh Audit Time Budget Pressre Pada Independensi Auditor... 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 26 3.2 Lokasi Penelitian... 27 3.3 Objek Penelitian... 27 ii

3.4 Identifikasi Variabel... 28 3.5 Definisi Operasional Variabel... 29 3.5.1 Non-Audit Services (X1)... 29 3.5.2 Audit Time Budget Pressure (X2)... 29 3.5.3 Rotasi Audit (X3)... 30 3.5.4 Independensi Auditor (Y)... 31 3.6 Jenis dan Sumber Data... 32 3.6.1 Jenis Data... 32 3.6.2 Sumber Data... 32 3.7 Metode Penentuan Sampel... 33 3.7.1 Populasi... 33 3.7.2 Sampel... 34 3.8 Metode Pengumpulan Data... 34 3.9 Teknik Analisis Data... 35 3.9.1 Uji Statistik Deskriptif... 35 3.9.2 Pengujian Instrumen Penelitian... 35 3.9.3 Uji Asumsi Klasik... 36 3.9.4 Uji Hipotesis... 38 BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian... 41 4.1.1 Tempat dan waktu Penelitian... 41 4.1.2 Karakteristik Responden... 42 4.2 Uji Statistik Deskriptif... 44 4.2.1 Non-Audit Services... 45 4.2.2 Audit Time Budget Pressure... 45 4.2.3 Rotasi Mandatory... 45 4.2.4 Independensi Auditor... 46 4.3 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian... 46 4.3.1 Uji Validitas... 47 4.3.2 Uji Reabilitas... 48 4.4 Uji Asumsi Klasik... 50 4.4.1 Uji Normalitas... 50 4.4.2 Uji Heteroskedastisitas... 51 4.5 Analisis Regresi Berganda... 49 4.6 Uji Moderating Regression Analysis (MRA)... 52 4.5.1 Uji koefisien determinasi (R 2 )... 54 4.5.2 Uji Kelayakan model (Uj F)... 55 4.4.7 Uji Hipotesis (Statistik t)... 55 4.6 Pembahasan Hasil Penelitian... 57 4.6.1 Pengaruh Non-Audit Services pada Independensi Auditor... 57 4.6.2 Pengaruh Time Budget Pressure pada Independensi Auditor... 58 4.6.3 Rotasi Mandatory Memoderasi Pengaruh Non-Audit Services Pada Independensi Auditor... 58 iii

4.6.3 Rotasi Mandatory Memoderasi Pengaruh Audit Time Budget Pressure Pada Independensi Auditor.. 59 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan... 61 5.2 Saran... 62 DAFTAR RUJUKAN... 63 LAMPIRAN... 70 iv

DAFTAR TABEL No. Tabel... Halaman 3.1 Nama Kantor Akuntan Publik... 27 3.2 Jumlah Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bali Tahun 2016... 33 4.1 Data Pengiriman dan Penerimaan Kuesioner... 40 4.2 Rincian Profil Responden... 42 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif... 43 4.4 Hasil Uji Validitas... 46 4.5 Hasil Uji Realibilitas Instrumen Penelitian... 47 4.5 Hasil Uji Normalitas... 48 4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas... 49 4.7 Hasil Uji Hipotesis Regresi Linear Berganda... 50 4.8 Uji Moderating Regression Analysis (MRA)... 51 4.9 Hasil Uji Kelayakan Model... 53 v

DAFTAR GAMBAR No. Gambar... Halaman 3.1 Desain Penelitian... 26 vi

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran... Halaman 1. Kuesioner... 67 2. Tabulasi Data Ordinal... 72 3. Uji Statistik Deskriptif... 73 5. Uji Validitas... 74 6. Uji Reabilitas... 78 9. Uji Normalitas... 82 10. Uji Heterokedastisitas... 83 11. Analisis Regresi Linier Berganda... 83 12. Uji Moderation Regression Analysis (MRA) 84 vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan unsur penting bagi pihak internal maupun eksternal dalam perusahaan sebagai informasi tentang kondisi keuangan perusahaan yang selanjutnya data tersebut digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan (Singgih 2010). Menurut FASB (Financial Accounting Standards Board) dalam Singgih dan Bawono (2010), dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Untuk mengukur kedua karakteristik dalam laporan keuangan tersebut tidaklah mudah, maka untuk memberikan kepercayaan dan jaminan bahwa laporan keuangan tersebut benar-benar relevan dan dapat diandalkan para pemakai informasi dari laporan keuangan tersebut membutuhkan jasa dari pihak ketiga, yakni auditor independen. Menurut Mulyadi (2010), auditor independen adalah auditor professional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Mengakui pentingnya audit dalam proses pelaporan keuangan, Johnson (2002) menyatakan bahwa laporan keuangan harus dipandang sebagai laporan bersama dari perusahaan audit (KAP) dan manajemen perusahaan. Dari aspek audit, maka kualitas laporan keuangan merujuk pada kualitas audit. Kualitas audit salah satunya dapat dilihat melalui independensi auditor. 1

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) (2011) dalam standar umum kedua mengatur sikap mental independen auditor dalam menjalankan tugasnya. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Memburuknya independensi auditor akhir-akhir ini menjadi penyebab utama terjadinya kebangkrutan dan skandal korporasi di berbagai perusahaan. Hal ini dikarenakan pihak auditor (akuntan publik) sebagai pihak yang dianggap independen dalam pengauditan laporan keuangan klien, ditengarai berperilaku secara tidak profesional. Seperti dikutip dari Badjuri (2011), Enron merupakan perusahaan gabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas dan salah satu perusahaan energy terbesar di AS dengan omzet US$ 100 milyar pada tahun 2000. Enron jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar $ 31.2 miliyar. Kasus tersebut melibatkan Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen, salah satu dari the big five Certified Public Accountant (CPA) firm, yang mengaudit laporan keuangan Enron. Dalam peristiwa ini Enron melakukan manipulasi laporan keuangannya dengan mencatat keuntungan fiktif sebesar 600 juta dolar AS. Enron sengaja melakukan manipulasi laporan keuangannya agar investor tetap tertarik dengan saham yang dijualnya. Dalam 2

kasus ini ditemukan bahwa KAP Andersen berperan aktif dalam mendukung manipulasi laporan keuangan Enron. Kasus tersebut menunjukan lemahnya independensi KAP Andersen terhadap Enron. Akhirnya Enron dan KAP Andersen dituduh melakukan tindakan kriminal dalam bentuk manipulasi dan penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi dan kebangkrutan Enron. Tuduhan ini ditujukan karena Andersen lebih mendukung Enron daripada mengungkapkan kebenaran yang terjadi. Kurang lebih 500 orang pegawainya kehilangan pekerjaan dan investor mengalami kerugian. Dari contoh kasus Enron memperlihatkan bahwa sikap independensi, objektif dan tanggung jawab professional sangat dibutuhkan auditor dalam melaksanakan tugasnya. Sugiri dan Febrianto (2011) menyatakan pada Desember 2001 terdapat laporan bahwa Arthur Andersen telah mengaudit Enron selama 16 tahun sejak Enron pertama didirikan. Hubungan jangka panjang ini telah menurunkan independensi auditor. Skandal ini melahirkan The Sarbanes- Oxley Act (SOX) tahun 2002. Pesan ini digunakan oleh banyak negara untuk memperbaiki struktur pengawasan terhadap KAP dengan menerapkan rotasi audit terhadap KAP maupun auditor. Hingga kasus di dalam Negeri seperti kasus audit PT. Telkom yang melibatkan KAP Eddy Pianto & rekan, dalam kasus ini laporan keuangan auditan PT. Telkom tidak diakui oleh SEC (pemegang otoritas pasar modal di Amerika Serikat). Berdasarkan hal tersebut dan kasus-kasus lain yang kemudian menimbulkan banyak pertanyaan seputar independensi dan kualitas audit oleh akuntan publik. 3

Departemen Keuangan Republik Indonesia menerapkan kebijakan rotasi akuntan publik (AP) dan Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan mengeluarkan KMK Nomor. 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik tanggal 30 September 2002 yang mengatur bahwa rotasi AP harus dilakukan setiap 3 tahun dan rotasi KAP setiap 5 tahun. Peraturan ini kemudian direvisi melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor. 17/PMK.01/2008 tanggal 5 Februari 2008 dimana rotasi AP tetap 3 tahun dan rotasi KAP menjadi 6 tahun. Rotasi audit dibagi menjadi 2 (dua) penilaian meliputi rotasi audit dari KAP dan akuntan publik secara wajib (mandatary) dan rotasi audit dari KAP dan akuntan publik secara sukarela (voluntary). Pemberian jasa selain audit (Non-Audit Services) kemungkinan dapat mengakibatkan akuntan publik kehilangan independensi (Alvesson dan Karreman, 2004). Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu: kantor akuntan yang memberikan saran-saran kepada klien cenderung memihak kepada kepentingan kliennya sehingga kehilangan independensi di dalam melaksanakan tugas audit, kantor akuntan publik merasa bahwa dengan memberikan jasa selain audit tersebut harga dirinya dipertaruhkan untuk keberhasilan kliennya, sehingga cenderung tidak independen di dalam melaksanakan tugas audit. Pemberian jasa selain audit mungkin mengharuskan kantor akuntan membuat keputusan tertentu untuk kliennya sehingga posisi akuntan publik menjadi tidak independen di dalam melaksanakan tugas audit dan kantor akuntan publik yang melaksanakan pemberian jasa selain audit mungkin mempunyai hubungan yang sangat erat 4

dengan manajemen klien sehingga kemungkinan kurang independen di dalam melaksanakan tugas audit. Pemberian jasa selain audit (Non-audit Services) kepada klien cenderung meningkatkan independensi auditor (Ardiani dan Ricky, 2011). Hal ini disebabkan karena akuntan publik lebih mengetahui keadaan kliennya sehingga relatif mempunyai kekuatan untuk menghadapi tekanan klien di dalam mempertahankan independensinya. Penelitian dilakukan oleh Janie (2005), Ardiani & Ricky (2011) menunjukkan bahwa pemberian jasa selain audit berpengaruh negatif terhadap independensi akuntan publik. Sedangkan Retty dan Indra (2001), Sulardi (2005), Yudiasmoro (2007) menunjukkan bahwa pemberian jasa selain audit tidak berpengaruh terhadap independensi akuntan publik. Selain Non audit Services faktor lain yang dapat mempengaruhi independensi auditor adalah audit time budget pressure. Auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun serta menyelesaikan tugas audit tepat waktu. Semakin panjang waktu audit yang dihabiskan, biaya yang dikeluarkan akan semakin tinggi. Ketepatan waktu merupakan komponen penilaian dalam performance appraisal, oleh karena itu auditor dipaksa untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan waktu yang telah dianggarkan (Indra, 2014). Demi menghemat biaya audit dan bersaing dengan KAP lainnya, sebuah KAP tidak jarang membuat anggaran waktu yang unrealistic. Kondisi tersebut membuat auditor tertekan dalam melaksanakan tugasnya, sehingga auditor cenderung melanggar prosedur audit yang telah ditetapkan. Pada akhirnya auditor akan menghadapi dua masalah yang mengacu 5

pada perilaku fungsional dan disfungsional. Masalah fungsional yang dihadapi auditor meliputi sikap auditor yang meminta tambahan anggaran waktu audit pada atasannya dan penggunaan teknik audit yang lebih efisien (McNamara, 2008). Masalah kedua yang dihadapi auditor adalah perilaku disfungsional yaitu auditor melakukan Reduced Audit Quality Practices (RAQPs) dan Under Reporting of Time (URT) (McNamara, 2008). Reduce Audit Quality Practices merupakan tindakan penghentian prosedur audit, tidak melengkapi tugas audit secara penuh atau melakukan penghilangan prosedur. Sedangkan Under Reporting of Time merupakan suatu kondisi ketika auditor melakukan pelaporan secara dini atas waktu aktual pelaksanaan prosedur audit. Tentu saja perilaku disfungsional ini akan menurunkan independensi auditor dalam menjalankan pekerjaannya (Prabowo 2009). Anggaran waktu audit yang ketat muncul dari ketidak-seimbangan antara tugas dan waktu yang tersedia yang menyebabkan auditor mengalami stress yang berpengaruh pada etika profesional melalui sikap, niat, perhatian, dan perilaku auditor (DeZoort, 1998 dan Braun, 2000). Herningsih (2001) menunjukan auditor yang berada di bawah tekanan anggaran waktu akan cenderung mudah percaya terhadap presentasi klien sehingga secara tidak langsung auditor tersebut telah memihak kepada kliennya. Hal tersebut membuat independensi yang dimiliki oleh auditor mejadi berkurang dan membuat kualitas audit menurun. Di Indonesia, aturan rotasi berlaku untuk seluruh KAP yang memasarkan jasa mereka tanpa melihat ukuran KAP yang bersangkutan (Amanah 2015). Bazerman dkk, (2002) mengkritik bahwa tidaklah mungkin untuk mengharapkan 6

auditor untuk melakukan penilaian yang bersifat obyektif dan tidak bias karena kemungkinan ada konflik yang terjadi antara: (1) kebutuhan auditor untuk menjadi lebih familiar dengan klien guna melakukan proses audit yang tepat, dan (2) ancaman terhadap obyektivitas auditor karena familiaritasnya terhadap klien. Logisnya ketika hubungan klien suatu KAP telah berlangsung bertahun-tahun, klien dapat dipandang sebagai sumber pendapatan yang berlangsung terus, yang secara potensial dapat mengurangi independensi KAP dan akuntan publik. Imhof (2003) menyatakan satu penyelesaian pada masalah independensi adalah dengan rotasi yang bersifat mandatory. Oleh karena itu, mayoritas auditor setuju akan mandatory rotasi audit dapat menjaga independensi auditor (Said dan Khasharmeh, 2014). Akan tetapi, rotasi audit juga dapat meningkatkan resiko kegagalan audit pada tahun awal perikatan setelah rotasi (Ottaway, 2013). Hasil penelitian terdahulu menunjukan hasil yang tidak konsisten sehingga memberikan inspirasi untuk meneliti kembali mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi independensi akuntan publik dengan menambahkan rotasi mandatory sebagai variabel moderasi. Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas maka penulis mengangkat judul Rotasi Mandatory sebagai Pemoderasi Pengaruh Non-Audit Services dan Audit Time Budget Pressure Pada Independensi Auditor (Studi pada Kantor Akuntan Publik di Bali) 7

1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang, adapun rumusan masalah yang dapat dirumuskan adalah : 1) Apakah non-audit services berpengaruh pada independensi auditor? 2) Apakah audit time budget pressure berpengaruh pada independensi auditor? 3) Apakah rotasi mandatory memoderasi pengaruh non-audit services pada independensi auditor? 4) Apakah rotasi mandatory memoderasi pengaruh audit time budget pressure pada independensi auditor? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh non-audit services pada independensi auditor. 2) Untuk mengetahui pengaruh audit time budget pressure pada independensi auditor. 3) Untuk mengetahui rotasi mandatory memoderasi pengaruh non-audit services pada independensi auditor. 4) Untuk mengetahui rotasi mandatory memoderasi pengaruh audit time budget pressure pada independensi auditor. 8

1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris yang menambah wawasan di bidang akuntansi khususnya di bidang auditing tentang Rotasi Mandatory sebagai Pemoderasi Pengaruh Non-Audit Services dan Audit Time Budget Pressure Pada Independensi Auditor (Studi pada Kantor Akuntan Publik di Bali). 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 1.5 Sistematika Penulisan Pembahasan skripsi disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis sehingga antara bab yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bab ini diuraikan tentang pendahuluan yang mengemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka dan Rumusan Hipotesis Pada bab ini menguraikan berbagai landasan teori yang ada hubungannya dengan pokok permasalahan yaitu mengenai Rotasi 9

Mandatory sebagai Pemoderasi Pengaruh Non-Audit Services dan Audit Time Budget Pressure Pada Independensi Auditor (Studi pada Kantor Akuntan Publik di Bali). dan hipotesis penelitian. BabIII Metode Penelitian Pada bab ini disajikan mengenai metodologi penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, dan metode penentuan sampel, dan teknik analisis data. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Pada bab ini dikemukakan tentang responden penelitian, karakteristik responden, dan pembahasan hasil penelitian mengenai statistik deskriptif, uji instrumen, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, uji MRA, uji R 2, uji F, dan uji t. Bab V Simpulan dan Saran Pada bab ini dikemukakan simpulan yang diperoleh dari hasil penulisan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya. Pada bab ini juga dikemukakan saran-saran yang diharapkan dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan. 10