BAB III SERTIFIKASI PENYEMBELIHAN HALAL PADA RUMAH POTONG AYAM SURABAYA. 1. Eksistensi Rumah Potong Ayam Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS STANDAR SERTIFIKASI PENYEMBELIHAN HALAL DAN URGENSINYA. A. Analisis Terhadap Standar dan Prosedur Sertifikasi Penyembelihan Halal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172:

SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL

SERTIFIKASI HALAL OLEH LPPOM DAN MUI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) adalah

PENGEMBANGAN KONSEP MODEL SISTEM JAMINAN HALAL PRODUK DAGING AYAM DI RUMAH POTONG AYAM 1

III. TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR

Persyaratan Sertifikasi Halal. Kebijakan dan Prosedur HAS 23000:2

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

SISTEM JAMINAN HALAL (S J H)

BAB I PENDAHULUAN. produk daging. Di Indonesia sendiri, daging yang paling banyak digemari

BAB III USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN SERTIFIKASI HALAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masing-masing berlokasi di Denpasar dan Tabanan, Tempat Pemotongan Ayam

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan RPHU Rawa Kepiting berbentuk kompleks dengan beberapa

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ]

KAJIAN KEPUSTAKAAN. masyarakat umum (SNI, 1999). Tujuan utamanya didirikan RPU adalah untuk

BAB II KERANGKA TEORI. penyampai informasi produk kepada konsumen. Sebuah label biasanya berupa

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ayam broiler merupakan komoditi ternak yang mempunyai prospek

Seleksi dan Penyembelihan Hewan Qurban yang Halal dan Baik. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 141 TAHUN 2009 TENTANG

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL )

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH POTONG UNGGAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

-1- QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM JAMINAN PRODUK HALAL

BAB VI JAMINAN KEHALALAN DAN MEKANISMENYA

PERANAN NOMOR KONTROL VETERINER (NKV) SEBAGAI PERSYARATAN DASAR UNTUK PRODUKSI PANGAN HEWANI YANG AMAN, SEHAT, UTUH DAN HALAL (ASUH)**

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

Gambaran Pelaksanaan Rumah Pemotongan Hewan Babi (Studi Kasus di Rumah Pemotongan Hewan Kota Semarang)

apoteker123.wordpress.com 1 dari 5 DAFTAR PERIKSA Halal Assurance System 23000:1 PERTANYAAN PERIKSA HASIL PERIKSA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) MEA

BAB I PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, karena daging merupakan sumber protein

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

REGULASI PEMERINTAH TERHADAP RANTAI PASOK DAGING SAPI BEKU

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI KONTROL VETERINER UNIT USAHA PANGAN ASAL HEWAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

syarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan produk lain baik di dalam maupun di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Tata Cara. Syarat. Pendaftaran Pakan. Pencabutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

Mutu karkas dan daging ayam

MANUAL Sistem Jaminan Halal

PENERAPAN RANTAI PASOK HALAL PADA KOMODITAS DAGING AYAM DI KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. yang halal, karena setiap makanan yang kita konsumsi akan mendarah. daging dalam tubuh dan menjadi sumber energi yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan media dewasa ini, arus informasi

[Pemanenan Ternak Unggas]

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MATA KULIAH

II. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN. A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

Sertifikasi dan Sistem Jaminan Halal

V. DESKRIPSI PERUSAHAAN MAHARANI FARM

Sejauh mana penanganan label halal yang dilakukan oleh MUI (LPPOM) sekarang?

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah yang baik agar masyarakat dapat merasa lebih aman dan terjamin dalam

BAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, teknologi dan informasi, maka semakin luas alur keluar dan

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/Permentan/PD.410/5/2014 TENTANG

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR: 242/Kpts/OT.210/4/2003 TENTANG PENDAFTARAN DAN LABELISASI PAKAN MENTERI PERTANIAN,

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

PENDAHULUAN. Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah "Ayam kampung" semula

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 10 TAHUN : 1996 SERI : D NO : 10 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

Transkripsi:

35 BAB III SERTIFIKASI PENYEMBELIHAN HALAL PADA RUMAH POTONG AYAM SURABAYA A. Rumah Potong Ayam di RPA Zaenal 1. Eksistensi Rumah Potong Ayam Surabaya Perusahaan rumah potong ayam Surabaya merupakan badan usaha perorangan yang bergerak dalam bidang jasa pemotongan ayam. Perusahaan rumah potong ayam ini menyediakan jasa pemotongan ayam, daging ayam yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan kehalalan. Hasil lainnya mengusahakan pengangkutan daging ayam bagi konsumen daerah kotamadya Surabaya dan sekitarnya. Pada tahun 2011, jumlah penduduk warga Surabaya sebanyak 3.033.233 jiwa. Kebutuhan daging ayam di Surabaya mencapai 31.000 ton per tahun. 1 Sedangkan rumah potong ayam yang ada di Surabaya yang pernah tercatat di MUI sebanyak 18 buah, yang setiap hari rumah potong ayam tersebut bisa memproduksi daging ayam sekitar 300 kg perharinya. Usaha-usaha yang dilakukan oleh rumah potong ayam antara lain: a. Pengelolahan rumah potong ayam. b. Penyediaan dan penampungan ayam potong. c. Pemotongan ayam yang memenuhi syarat kesehatan dan kehalalan. 1 http://www.infogue.com,zaenal Abidin, naiknya harga pakan ternak pengaruhi permintaan pasar, 10 Agustus 2011 35

36 d. Penyediaan tempat penyimpanan daging ayam. e. Pendistribusian, pengangkutan dan pemasaran daging ayam serta hasil ikutannya. 2 Dalam hal ini rumah potong ayam yang diteliti terletak di pasar wonokromo. Sebuah rumah potong ayam dalam melakukan pengembangan usaha rumah potong ayam, perusahaan atau pemilik rumah potong ayam dapat melakukan kerja sama dengan pihak ketiga, rumah potong ayam lain, atau koprasi. 2. Gambaran ringkas Rumah Potong Ayam Surabaya Rumah potong ayam adalah komplek bangunan dengan desain dan kontruksi khusus yang memenuhi persyaratan teknis tertentu serta digunakan sebagai tempat memotong unggas atau ayam yang diperuntukan bagi konsumen masyarakat umum. Kedudukan rumah potong ayam Surabaya yang terletak di daerah Bratang, Wonokromo, dan Bendul Merisi merupakan daerah padat penduduk serta dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Hal ini dapat terjadi karena sekitar 5-7 tahun yang lalu saat rumah potong ayam dibangun memang jauh dari pusat penduduk. Tetapi, karena perkembangan penduduk demikian pesat dan rumah potong ayam tidak diantisipasi untuk segera pindah lokasi. Maka saat ini rumah potong ayam sudah tidak sesuai dengan 2 Abubakar, Prosiding PPI Standarisasi 2008,(25 November 2008),5

37 letak tata ruang kota yang telah diatur karena berada dalam daerah padat penduduk sehingga dapat menimbulkan polusi dan pencemaran lingkungan. 3 Syarat kelengkapan bangunan yang dimiliki oleh rumah potong ayam: a. Tersedia tempat penuruna ayam hidup. b. Tersedia kantor administrasi dan kantor dokter hewan. c. Tersedia tempat istirahat pegawai. d. Tersedia ruang ganti pakaian. e. Tersedia kamar mandi dan wc. f. Tersedia sarana penanganan limbah. g. Tersedia tempat parkir. h. Tersedia ruang pembekuan cepat. i. Tersedia ruang pengolahan daging ayam mulai pemotongan hingga pembersihan yang terpisah. j. Tersedia labolatorium. 4 Syarat tersebut di atas, terlihat bahwa rumah potong tradisional belum memenuhi standar untuk sebuah bangunan dalam melakukan proses dan penyedian karkas atau daging ayam. Untuk menghasilkan karkas ayam yang aman, sehat, utuh dan halal dibutuhkan tempat dan peralatan yang bersih, sehat dan proses pemotongan yang halal. Persyaratan utama sebuah bangunan rumah potong ayam harus dibedakan antara daerah kotor dan 3 Ibid,2-3 4 Ibid, 4-5

38 daerah bersih. Menurut SNI, daerah kotor adalah daerah dengan tingkat pencemaran bologik, kimiawi dan fisik tinggi. Sedangkan daerah bersih adalah daerah yang tingkat pencemaran biologik, kimiawi dan fisik yang rendah. 5 Ternyata masih banyak rumah potong ayam di Surabaya yang belum memisahkan daerah atau ruang kotor dengan daerah atau ruang bersih dalam proses pemotongan atau penyembelihan ayam, hal ini karena rumah potong ayam tidak mempunyai lahan yang cukup bagi sebuah rumah potong ayam dalam pengembangannya. Sehingga banyak rumah potong ayam yang melakukan proses pemotongan ayam dalam satu ruangan, yaitu tempat penyembelihan bersatu dengan proses pencabutan bulu, pencucian karkas, pengeluaran jeroan, dan proses-proses lain. 6 B. Persyaratan dan Proses mendapatkan Sertifikasi Penyembelihan Halal di Surabaya Sertifikasi halal pada produk pangan, kosmetik dan produk lainnya dilakukan untuk memberikan status kehalalan suatu produk, sehingga dapat menentramkan batin para konsumen. Kesinambungan proses produksi halal dijamin oleh produsen dengan cara menerapkan sistem jaminan halal. 5 Ibid, 5 6 Ibid, 6

39 Sistem jaminan halal merupakan manajemen yang disusun, diterapkan dan dipelihara oleh perusahaan pemegang sertifikat halal untuk menjaga kesinambungan proses produksi halal sesuai dengan ketentuan LP POM MUI. Sistem jaminan halal wajib diterapkan pada perusahaan pemegang sertifikat halal MUI, dan menjadi prasyarat dalam proses sertifikasi halal. Sertifikasi halal adalah fatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia, dinyatakan, kehalalan suatu produk sesuai dengan Syari at Islam. Sertifikasi halal ini merupakan syarat untuk mendapatkan ijin pencantuman label halal pada kemasan produk dari instansi pemerintah yang berwenang. 7 1. Standar Sertifikasi Penyembelihan Halal Standar yang diberikan MUI untuk mendapatkan sertifikasi penyembelihan halal bagi perusahaan penyembelihan adalah sebagai berikut: a. Standar Hewan yang Disembelih 1. Hewan yang disembelih adalah hewan yang boleh dimakan. 2. Hewan harus dalam keadaan hidup ketika disembelih. 3. Kondisi hewan harus memenuhi standar kesehatan hewan yang ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan. b. Standar Penyembelih 1. Beragam Islam dan sudah akil baligh. 7 Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia, Indonesia Halal Directory 2011,(Jakarta: Novartis, 2011) 28

40 2. Memahami tata cara penyembelihan secara syar i. 3. memiliki keahlian dalam penyembelihan. c. Standar Alat Penyembelihan 1. Alat penyembelihan harus tajam. 2. Alat dimaksud bukan kuku, gigi atau taring dan tulang. d. Standar Proses Penyembelihan 1. Penyembelihan dilaksanakan dengan niat menyembelih dan menyebut nama Allah. 2. Penyembelihan dilakukan dengan mengalirkan darah melalui pemotongan saluran makanan (mari ), saluran pernapasan (hulqum) dan dua pembuluh darah (wadajain). 3. Penyembelihan dilakukan dengan satu kali dan secara cepat. 4. Memastikan adanya aliran darah dan gerakan hewan sebagai tanda hidupnya hewan. 5. Memastikan matinya hewan disebabkan oleh penyembelihan tersebut. e. Standar Pengolahan, Penyimpanan dan Pengiriman 1. Pengolahan dilakukan setelah hewan dalam keadaan mati oleh sebab penyembelihan. 2. Hewan yang gagal penyembelihan harus dipisahkan.

41 3. Penyimpanan dilakukan secara terpisah antara yang halal dan nonhalal. 4. Dalam proses pengiriman daging harus ada informasi dan jaminan mengenai status kehalalannya, mulai dari penyiapan (seperti pengepakan dan memasukan ke dalam kontainer), pengangkutan (seperti pengapalan/shipping), hingga penerimaan. f. Lain-lain 1. Hewan yang akan disembelih disunnahkan menghadap kiblat. 2. Penyembelihan semaksimal mungkin dilaksanakan secara manual, tanpa didahului dengan stunning (pemingsanan) dan semacamnya. 3. Stunning (pemingsanan) untuk mempermudah proses penyembelihan hewan hukumnya boleh, dengan syarat: a. Stunning hanya menyebabkan hewan pingsan sementara, tidak menyebabkan kematian serta tidak menyebabkan cidera permanen. b. Bertujuan untuk mempermudah penyembelihan. c. Pelaksanaannya sebagai bentuk ihsan, bukan untuk menyiksa hewan. d. Peralatan stunning harus mampu menjamin terwujudnya syarat a, b, c, serta tidak digunakan antara hewan halal dan nonhalal (babi) sebagai langkah preventif.

42 e. Penetapan ketentuan stunning, pemilihan jenis, dan teknis pelaksanaannya harus dibawah pengawasan ahli yang menjamin terwujudnya syarat a, b, c, dan d. 4. Melakukan penggelonggongan hewan hukumnya haram. 8 4. Prosedur Sertifikasi Penyemblihan Halal Masa berlaku sertifikasi halal adalah 2 (dua) tahun, sehingga untuk menjaga konsistensi produksi selama berlakunya sertifikat, LP POM MUI memberikan ketentuan bagi perusahaan sebagai berikut: a. Sebelum produsen mengajukan sertifikat halal terlebih dahulu harus mempersiapkan Sistem Jaminan Halal. Penjelasan tentang sistem jaminan halal dapat merujuk kepada Buku Panduan Penyusunan Sistem Jaminan Halal yang dikeluarkan oleh LP POM MUI. b. Berkewajiban mengangkat secara resmi seorang atau tim Auditor Halal Internal (AHI) yang bertanggung jawab dalam menjamin pelaksanaan produksi halal. c. Berkewajiban menandatangani kesediaan untuk diinspeksi secara mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya oleh LP POM MUI. d. Membuat laporan berkala setiap 6 bulan tentang pelaksanaan Sistem Jaminan Halal. 9 8 Fatwa MUI Nomor 12 Tahun 2009 tentang Standar Sertifikasi Penyembelihan Halal 9 Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia, Indonesia Halal Directory 2011,(Jakarta: Novartis, 2011) 32

43 Produsen yang menginginkan sertifikasi halal mendaftarkan ke sekretariat LP POM MUI dengan ketentuan sebagai berikut: a. Industri Pengolahan 1. Produsen harus mendaftarkan seluruh produk yang diproduksi di lokasi yang sama dan yang memilki merek yang sama. 2. Produsen harus mendaftarkan seluruh lokasi produksi termasuk maklon dan pabrik pengemasan. 3. Ketentuan untuk tempat maklon harus dilakukan di perusahaan yang sudah mempunyai produk bersertifikasi atau yang bersedia disertifikasi halal. b. Restoran dan Ketering 1. Restoran dan ketering harus mendaftarkan seluruh menu yang dijual termasuk produk-produk titipan, kue ulang tahun serta menu musiman. 2. Restoran dan ketering harus mendaftarkan seluruh gerai, dapur serta gudang. c. Rumah Potong Hewan Produsen harus mendaftarkan seluruh tempat penyembelihan yang berada dalam satu perusahaan yang sama.

44 1. Cara Mendapatkan Sertifikasi halal a. Setiap produsen yang mengajukan permohonan sertifikasi halal bagi produknya, harus mengisi borang yang telah disediakan. Borang tersebut berisi tentang informasi data perusahaan, jenis dan nama produk serta bahan-bahan yang digunakan. b. Borang yang sudah diisi beserta dokumen pendukungnya dikembalikan ke sekretariat LP POM MUI untuk diperiksa kelengkapannya. c. LP POM MUI akan memberitahukan perusahaan mengenai jadwal audit. Tim Auditor LP POM MUI akan melakukan audit ke perusahaan, dan pada saat audit, perusahaan harus dalam keadaan memproduksi produk yang disertifikasi. d. Hasil audit dan laboratorium (bila diperlukan) dievaluasi dalam rapat auditor LP POM MUI dan hasil audit disampaikan oleh pengurus LP POM MUI dalam sidang komisi fatwa. Hasil audit yang belum memenuhi persyaratan diberitahukan kepada perusahaan melalui audit memorandum. Jika telah memenuhi persyaratan, auditor akan membuat laporan hasil audit guna diajukan pada Sidang Komisi Fatwa MUI untuk diputuskan status kehalalannya. 10 10 Chaoirul Anwar (LP POM MUI JATIM), Wawancara, Surabaya, 17 Januari 2012

45 e. Sidang Komisi Fatwa MUI dapat menolak laporan hasil audit jika dianggap belum memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan, dan hasilnya akan disampaikan kepada produsen pemohon sertifikasi halal. f. Sertifikasi halal dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia setelah ditetapkan status kehalalannya oleh Komisi Fatwa MUI. g. Sertifikasi halal berlaku selama 2 (dua) tahun sejak tanggal penetapan fatwa. h. Pemeriksaan mendadak dapat dilakukan oleh tim audit tanpa ada pemberitahuan sebelumnya selama perusahaan dalam masa sertifikasi halal. i. Tiga bulan sebelum masa berlaku sertifikat halal berakhir, produsen harus mengajukan perpanjangan sertifikat halal sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan LP POM MUI. 11 2. Tata Cara Pemeriksaan (Audit) Hal-hal yang dilakukan Tim Audit dalam melakukan pemeriksaan pada perusahaan yang akan disertifikasi halal adalah sebagai berikut: 11 Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia, Indonesia Halal Directory 2011,(Jakarta: Novartis, 2011) 38

46 a. Manajemen produsen dalam menjamin kehalalan produk (Siatem Jaminan Halal). b. Pemerikasaan dokumen spesifikasi yang menjelaskan asal-usul bahan, komposisi dan proses pembuatannya dan sertifikasi halal mendukungnya. Dokumen pengadaan dan penyimpanan bahan, formula produksi serta dokumen pelaksanaan produksi halal secara keseluruhan. c. Observasi lapangan yang mencangkup proses produksi secara keseluruhan mulai dari penerimaan bahan, produksi, pengemasan dan penggudangan serta penyajian untuk restoran, catering dan outlet. d. Keabsahan dokumen dan kesesuaian secara fisik untuk setiap bulan harus terpenuhi. e. Pengambilan contoh dilakukan untuk bahan dinilai perlu. 3. Sistem Pengawasan a. Perusahaan wajib mengimplementasikan Sistem Jaminan Halal sepanjang berlakunya sertifikasi halal. b. Perusahaan berkewajiban menyerahkan laporan audit internal setiap 6 (enam) bulan sekali setelah terbitnya sertifikasi halal. c. Perubahan bahan, proses produksi dan lainnya perusahaan wajib melaporkan dan mendapat izin dari LP POM MUI. 12 12 Ibid, 44

47 4. Prosedur Perpanjangan Sertifikasi Halal Sertifikasi halal hanya berlaku selama 2 (dua) tahun sejak tanggal penetapan fatwa, sedangkan untuk daging yang diekspor surat keterangan halal diberikan setiap pengapalan. Prosedur perpanjangan sertifkat halal adalah sebagai berikut: 1. Produsen harus mendaftar kembali dan mengisi borang yang disediakan. 2. Pengisian borang disesuaikan perkembangan terakhir produk. 3. Produsen berkewajiban melengkapi kembali daftar bahan baku, matrik produk versus bahan serta spesifikasi, sertifat halal dan bagian alir proses terbaru. 4. Prosedur pemeriksaan dilakukan seperti pada pendaftaran produk baru. 5. Perusahaan harus sudah mempunyai manual sistem jaminan halal sesuai dengan ketentuan prosedur sertifikasi halal di atas. 13 13 Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia, Indonesia Halal Directory 2011,(Jakarta: Novartis, 2011) 28-44

48 C. Praktek Penyembelihan Ayam di Rumah Potong Ayam Zaenal 1. Cara Penempatan Ayam Sebelum Ayam Disembelih Ayam sebagai salah satu penghasil protein hewan, sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat. Karena banyaknya kebutuhan itulah, maka tidak cukup hanya diperoleh dari ayam kampung, tetapi sekarang juga telah dikembangan ayam jenis ras seperti: Broiler, Arab, ayam pelung dan lain sebagainya. Rumah potong ayam Zaenal di Jl. Bratang Binangun No. 56 merupakan salah satu perusahaan yang menghasilkan daging ayam untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Pemilik rumah potong ayam mempunyai alasan bahwa usaha tersebut yang paling tepat dan mempunyai prospek yang cerah. Di samping itu, pemasarannya cukup baik serta mendapat respon baik dari para konsumen. Mengingat harganya yang ekonomis menjadikannya cepat laku dan penyembelihannya relatif singkat. 14 Rumah potong ayam di Surabaya dalam melaksanakan penyembelihan ayam tidak melakukan peternakan sendiri, melainkan memasok ayam dari para peternak yang ada di Surabaya atau luar daerah yang jarak tempuhnya tidak lebih dari satu setengah jam dari letak RPA. Apabila ayam dipasok dari daerah yang cukup jauh, maka yang terjadi 14 Zaenal (pemilik RPA. Zaenal), Wawancara, Surabaya, 20 Januari 2012

49 adalah banyak kerugian yang diderita oleh RPA, sebab kondisi ayam dalam waktu menempuh perjalanan banyak mengalami perubahan dalam diri ayam, sehingga berpengaruh pula pada berat ayam. Ayam yang dibeli dari peternak oleh RPA di Surabaya, waktu pengambilan ayamnya bervariasi, diantaranya: 1. Waktu pengambilan sore hari ditimbang 3 kali: a. Ditimbang di tempat peternakan ayam. b. Ditimbang di perusahaan ketika datang. Apabila terjadi penyusutan terhadap berat ayam, maka penyusutan tersebut ditanggung oleh peternakan. Hal ini telah menjadi kesepakatan bersama antara peternak dan perusahaan. c. Ditimbang ketika ayam akan disembelih. Apabila terjadi penyusutan, maka penyusutan tersebut menjadi tanggungjawab perusahaan dan dianggap oleh perusahaan sebagai resiko. 2. Waktu pengambilan pagi hari ditimbang 2 kali. a. Ditimbang di tempat peternakan ayam. b. Ditimbang di perusahaan. Apabila terjadi penyusutan, maka penyusutan tersebut menjadi tanggungjawan perusahaan. Penyebab penyusutan diantaranya: karena setres, karena masuk angin, karena flu dan buang air.

50 Ayam yang datangnya sore hari sampai saat penyembelihan diistirahatkan 10-12 jam di tempat penampungan sementara, tidak diberi makan untuk menghidari banyaknya kotoran ketika dilakukan karkas. Sedangkan ayam yang datang pagi hari langsung di tempatkan pada timbangan khusus. Adapun tujuan penimbangan adalah untuk mengecek kembali berat ayam setelah perjalanan jauh. Pada rumah potong ayam milik bapak Zaenal yang terletak di Jln. Bratang dengan mana usaha RPA. Zaenal, ayam-ayam dari peternakan datang pada pukul 19.00. Proses penimbangan ayam sama seperti proses penimbangan ayam yang datangnya pagi hari, yaitu di tempat peternakan dan pada saat sampai di rumah potong ayam Zaenal. 15 2. Cara membawa ayam dari kandang ke tempat penyembelihan Sebagaiman diuraikan pada data sub pertama, ayam tersebut tiba secara bervariasi, yaitu pagi dan sore hari. Untuk ayam yang datangnya pagi maka setelah ditimbang lanngsung dibawa ke tempat pemotongan. Sedangkan untuk ayam yang datangnya sore, maka proses dibawa ke tempat pemotongan cukup lama, di antaranya adalah: a. Ayam yang baru datang ditimbang terlebih dahulu. 15 Slamet (sopir), Wawancara, Surabaya, 20 Januari 2012

51 b. Kemudian ayam diistirahatkan di kandang penampungan sementara sekitar 10-12 jam dengan bebas tanpa di masukan keranjang. c. Pada jam 04.00 ayam ditimbang lagi setelah dimasukan ke dalam keranjang. d. Setelah penimbangan selesai ayam diangkut dengan gerobak ke tempat pemotongan. 3. Tata Cara Penyembelihan Cara penyembelihan ayam yang dilakukan oleh rumah potong ayam di Surabaya dewasa ini sudah modern dan tidak seperti penyembelihan yang dilakukan oleh orang-orang / masyarakat pada umumnya. Sebab, teknik yang digunakan bisa menyelesaikan penyembelihan dengan jumlah banyak dan dengan waktu yang relatif singkat. Proses penyembelihan yang terjadi pada rumah potong ayam Zaenal dimulai pada pukul 05.00-09.00 wib, dan dapat menyelesaikan penyembelihan ayam rata-rata 300 ekor perharinya. Dengan jumlah karyawan yang hanya 4 orang dituntut kerja ekstra cepat guna menyelesaikan pemotongan dalam waktu yang cukup singkat. Karena apabila penyembelihan tersebut terlambat, maka

52 pengiriman atau pemasaran juga terlambat yang bisa menyebabkan para pelanggan lebih dulu membeli pada rumah potong ayam lain. Alat yang digunakan pada waktu menyembelih adalah pisau. Petugas yang bertugas menyembelih 1 orang. Petugas penyembelih menghadap satu meja penyembelihan yang mempunyai cerobong dengan kapasitas 30 ekor ayam. Sedangkan doa yang dibaca ketika menyembelih sangat singkat yaitu hanya membaca Basmallah. 16 Lamanya ayam dalam cerobong sekitar 60 detik terhitung setelah penyembelihan terakhir. Di sini petugas penyembelih tanpa menghiraukan ayam yang disembelihnya, apakah sudah benar-benar mati atau belum karena setelah penyembelihan terakhir, petugas lain langsung memasukan ayam yang ada dicerobong ke dalam bak perendam yang berisi air panas. 4. Proses Pasca Penyembelihan Setelah ayam disembelih dan dimasukkan ke dalam cerobong, kemudian direndam air panas dalam bak perendam yang suhunya antara 55 C-60 C. Sebalum dilakukan proses, selanjutnya ayam tersebut direndam dalam bak air panas selama 2-3 menit. Bak perendam yang digunakan mempunyai kapasitas 5 ekor ayam apabila 16 Rudi (penyembelih), Wawancara, Surabaya, 20 Januari 2012

53 ayam berukuran besar dan panjang, dan berkapasitas 10 ayam apabila ayam berukuran kecil dan pendek. Lamanya waktu merendam ayam yang telah disembelih disesuaikan dengan kualitas ayam tersebut. Apabila ayam tersebut badannya tidak normal (jawa: gembuk), maka lama ayam direndam dalam bak air panas tidak sampai 2-3 menit. 17 Dalam menangani ayam yang telah disembelih rumah potong ayam telah mempunyai mesin pencabut bulu. Mesin bubut bulu ayam, harganya sekitar 3,5-4.5 juta dengan kapasitas 12 kg per menit. Tujuan pencabutan bulu dengan mesin adalah agar pembersihan dan pencabutan bulu ayam lebih mengefesienkan waktu dan tenaga petugas pencabut bulu. Jadi, semua kegiatan penyembelihan bisa berjalan seekonomis mungkin. Setelah diangkat dari bak perendam lalu dimasukkan oleh 2 petugas pembubutan ke dalam mesin bubut untuk dibersihkan bulunya. Di sinilah ayam yang belum terputus uratnya pada waktu penyembelihan terakhir melepaskan nyawanya. Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 20 Januari 2012 menunjukan, dari 30 ekor ayam yang disembelih ternyata ada satu ekor ayam diantaranya yang masih bergerak-gerak, disebabkan 17 Bondan (pencabut bulu), Wawancara, Surabaya, 20 Januari 2012

54 penyembelihannya kurang sempurna sehingga urat nadinya belum terputus. Kemudian ayam tersebut dan yang lainnya langsung dimasukkan ke dalam bak perendam hingga proses pembubutan bulu oleh mesin pembubut bulu. Jadi, matinya ayam yang uratnya masih belum terputus disebabkan karena direndam ke dalam air panas dan dibubut bulunya. 5. Kegiatan Pembersihan Setelah dilakukan kegiatan penyembelihan dan pencabutan bulu, maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh petugas rumah potong ayam dalam proses penyembelihan yaitu kegiatan pembersihan. a. Kegiatan pencucian Dalam kegiatan pencucian pertama ini, petugas pencuci melakukan pencucuian terhadap daging ayam yang dimasukkan ke dalam air panas untuk membersihkan darah-darah yang ada ditubuh ayam. b. Pencucian Kedua 1. Dalam kegiatan pencucian kedua ini, daging ayam dimasukkan dan direndam ke dalam air es dengan suhu 5 C atau dikenal dengan istilah chiling. Adapun kegunaannya

55 adalah untuk menjaga kesegaran daging ayam karena rumah potong ayam ini tidak mempunyai ruang pembekuan. 18 c. Kegiatan Penyeleksian Dalam kegiatan seleksi ini, petugas menyeleksi ayam menurut pesanan. Adapun yang dilakukan antara lain yaitu: 1. menyeleksi ayam dari segi berat ayam. 2. menyeleksi ayam dari segi panjang ayam. 3. menyeleksi ayam dari segi kualitas daging yang bisa bertahan lama dengan yang tidak. d. Kegiatan Pengepakan (packing) Dalam kegiatan pengepakan (packing) ini, petugas hanya memasukkan daging ayam sesuai dengan pesanan atau perrmintaan pasar tradisional. e. Kegiatan Penimbangan Kegiatan penimbangan ini dilakukan setelah selesai kegiatan pengepakan (packing). Adapun guna dilakukan penimbangan antara lain yaitu: 1. Untuk mengetahui berat ayam setelah dilakukan pemotongan dan kegiatan pengepakan. 18 Zaenal (pemilik RPA), Wawancara, Surabaya, 20 Januari 2012

56 2. Untuk mengetahui berat daging ayam dengan banyaknya jumlah pesanan. 19 e. Kegiatan Pemasaran (marketing) Setelah dilakukan penyeleksian, pengepakan dan penimbangan, maka yang paling akhir dilakukan dalam proses penyembelihan ayam pada rumah potong ayam di daerah Surabaya adalah pemasaran. Tujuan adanya marketing ini adalah: 1. Melayani pemesanan bagi yang memesan tetapi dia bukan agen atau pelanggan. 2. Melayani pemesanan agen di pasar-pasar tradisional sekitar Bratang. Demikian proses penyembelihan ayam pada rumah potong ayam di Surabaya yang merupakan aset penghasil daging ayam untuk wilayah Surabaya. D. Urgensi Srtifikasi Penyembelihan Halal pada Rumah Potong Ayam di Surabaya Prospek pasar dari produk pangan halal terbilang amat cerah. Menurut Mentri Pertanian 2004-2009 Anton Apriyantono, sedikitnya 1,6 milyar Muslim membutuhkan pangan halal dengan nilai lebih dari 600 milyar dolar AS. Di 19 Slamet (sopir sekaligus petugas penimbangan), Wawancara, Surabaya, 20 Januari 2012

57 Eropa saja terdapat sekitar 30 juta Muslim yang punya daya beli tinggi terhadap aneka pangan halal. Setiap tahun pasar produk halal rata-rata tumbuh 7 %. Indonesia sendiri, sebagai negara berpenduduk 235 juta dan mayoritas Muslim, 20 tambah Mentan, merupakan pangsa pasar yang amat menggiurkan. Potensi pasar yang besar akan menjadi rebutan banyak perusahaan dari sejumlah negara. Produsen yang cerdas dan jeli akan segera mensertifikasi produknya agar memenuhi standar kehalalan dan berusaha menembus pasar Muslim tanpa mengurangi pangsa pasar nonmuslim. Peluang pasar produk halal yang demikian besar juga akan menumbuhkan usaha pelabelan halal yang pada gilirannya akan menumbuhkan industri produk bersertifikat halal. 21 1. Urgensi Sertifikasi Halal bagi Konsumen Pangan halal menjadikan suatu syarat bahwa kehalalan suatu produk akan menentramkan konsumen. Produk halal tidak saja memenuhi kebutuhan aspek keimanan dan ketakwaan, melainkan juga terjaga dari segi kualitas dan higienisnya. Penyembelihan secara higienis menjadikan daging ayam yang dihasilkan baik untuk kesehatan yang mengkonsumsinya, apalagi mengkonsumsi daging ayam bisa mengurangi resiko strok. Itulah sebabnya, produk halal amat didambakan dan dicari oleh konsumen Muslim. 20 Anton Priyantono, Pasar Pangan Halal Lebih dari 600 Milyard Dollar,Forum Makanan Halal Batam, 15 AGUSTUS 2008 21 Rasul Arasi, Arrohmah.com, 23 Mei 2011

58 Sementara konsumen non-muslim juga dijamin memperoleh produk yang diproses secara sehat, bersih dan aman dikonsumsi. 3. Urgensi Sertifikasi Halal bagi Produsen Perusahaan ayam potong dalam proses pelaksanaan penyembelihan dan daging hasil penyembelihannya dipercaya konsumen kehalalannya. Hal ini dapat meningkatkan daya beli konsumen terhadap produksi rumah potong ayam yang bersertifikat. Produsen juga merasa lebih aman dalam melaksanakan penyembelihan. 3. Urgensi Sertifikasi Halal bagi nilai agama Islam Daging yang disembelih dengan cara yang tradisional atau moderen tetapi dengan tidak dibacakan basmallah rasa dan bentuknya akan sama saja dengan yang dibacakan basmallah, tidak dapat dibedakan sama sekali. Namun, ada nilai keimanan ketika kita mengkonsumsi daging yang penyembelihannya sesuai dengan syari at Islam. Oleh karena itu, diperlukan proses sertifikasi dan pengawasan yang ketat terhadap rumah-rumah potong hewan, khususnya rumah potong ayam yang banyak tersebar dengan skala dari mulai kecil sampai besar, sedangkan rumah potong hewan besar relatif lebih terkontrol karena biasanya dilakukan di penjagalan dengan pengawasan yang cukup ketat.

59 4. Urgensi Sertifikasi Halal bagi Lingkungan Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau memasukkan mahkluk hidup, zat, energi, dan / atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berrfungsi sesuai peruntukkannya. Karena itu, dengan adanya sertifikasi halal produsen tidak hanya menjaga ketentraman hati konsumen terhadap daging ayam hasil penyembelihanya tetapi juga menjaga lingkungan sekitar dari limbah yang dihasilakan rumah potong ayam dari kegiatan pencemaran lingkunngan. 5. Urgensi Sertifikasi Halal bagi Pemerintah MUI meminta pemerintah untuk menyerahkan sertifikat halal kepada MUI, pemberian wewenang kepada MUI dilakukan untuk menjaga indenpendensi, sehingga sertifikasi tidak menjadi objek politik perdagangan pemerintah. Selain itu, pada dasarnya persoalan halal atau tidak halal berada di ranah Syari ah. Dengan begitu masyarakat merasa dilindungi hak mengkonsumsi makanan halal sesuai syari at oleh pemerintah.

60