PENGANTAR WAWANCARA Modul ke: SETTING PENDIDIKAN Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si., Psi. FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA www.mercubuana.ac.id
TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mempelajari mempelajari materi kuliah METODE OBSERVASI & WAWANCARA ini diharapkan para mahasiswa dapat : 1. Mengenal dan memahami teori, metode, proses, struktur, dan keterampilan observasi & wawancara 2. Mampu menyusun rencana dan melakukan persiapanpersiapan untuk observasi & wawancara 3. Mampu menerapkan setiap tahapan dalam proses observasi & wawancara sesuai kebutuhan dan tujuannya sebagai bagian dalam praktek pemeriksaaan psikologis.
TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum : Setelah mempelajari materi kuliah Metode Observasi & Wawancara ini diharapkan para mahasiswa dapat : Memahami berbagai jenis metode observasi & wawancara yang dipergunakan sebagai bagian dalam proses pemeriksaan psikologis, serta mampu mempraktekkannya tahap demi tahap sesuai kebutuhan psikodiagnostik.
PENGANTAR WAWANCARA SETTING PENDIDIKAN
PENGANTAR WAWANCARA SETTING KLINIS Wawancara sebagai salah satu metode pengumpulan data/informasi dalam proses diagnostic memiliki banyak keunggulan, karena itu menjadi sangat diandalkan dalam praktek pemeriksaan psikologi klinis. Beberapa contoh penggunaan wawancara dalam praktek klinis, terutama dapat disampaikan seperti berikut : 1.ASSESSMENT ORIENTED INTERVIEW Interview ini dilakukan pada awal pertemuan pada saat klien datang pertama kali. Tujuannya untuk memperjelas pemahaman klinisi terhadap permasalahan klien dalam usahanya untuk merencanakan tahapan pemberian treatment selanjutnya. 2.THERAPEUTIC INTERVIEW Interview ini dirancang untuk memfasilitasi pemahaman klien terhadap dirinya sehingga dapat mempengaruhi keinginannya untuk berubah, baik perasaan atau perilakunya.
Initial interview dilakukan di awal pertemuan dengan tujuan: 1. Untuk membangun hubungan interpersonal (membina rapport, kepercayaan, kesan, dsb). Hal tersebut diperlukan untuk keberhasilan proses transaksi klinis selanjutnya. 2. Untuk memperoleh informasi tentang klien dan masalahnya. Hal tersebut diperlukan untuk ketepatan asesmen. 3. Untuk memberikan informasi kepada klien tentang sistem atau prose klinis yang akan berlangsung, program-program lanjutan, kondisi terapi, biaya dan semacamnya. 4. Untuk mendukung usaha-usaha klien dalam usahanya memperbaiki dirinya. Jika diperlukan, bisa dilakukan proses terapi. Dalam asesmen, interview merupakan sarana utama untuk mengeksplorasi perasaan, kesadaran dan masalah yang dihadapi klien.
Sumber data dalam interview adalah : 1. Pernyataan klien; mendiskripsikan karakteristik perasaan dan masa lalunya. 2. Perilaku yang menyertainya; biasanya tidak disengaja dan tidak disadari. Misalnya: suara yang bergetar, tangan yang dikepalkan, dsb. 3. Reaksi-reaksi yang disebabkan karena stimulus dari klinisi. Misalnya kelihatan terganggu dengan sikap yang kurang simpatik dari klinisi. Respon klien ditentukan oleh kualitas stimulus dan perilaku yang ditunjukkan klinisi. Klinisi adalah seorang observer-partisipant dan sekaligus seorang aktor. Tugas klinisi saat interview : 1. Mencatat atau mengingat cerita klien 2. Mengobservasi perilaku klien 3. Mengases pengaruh tindakan-tindakannya terhadap apa yang dia lihat dan dia dengar dari klien. Interview adalah percakapan yang bertujuan (Bingham & Moore, 1924 dalam Korchin, 1976)
JENIS-JENIS WAWANCARA SETTING KLINIS 1.DIAGNOSTIC INTERVIEW Lebih relevan di dunia medis. Biasanya digunakan pada pasien atau klien psikiatri. Fokusnya pada simtom-simtom kilen, untuk mendeskripsikan berbagai kemungkinan seperti tipe-tipe, tingkat keparahan, durasi waktu, sejarah masa lalu, dsb. Menggunakan Mental-Status Examination, yang meliputi : a) Proses pikir dan intelektual Kapasitas ketepatan berpikir, berpikir kompleks, penguasaan informasi, STM (Short Term Memory), LTM (Long Term Memory), kemampuan problem solving, dsb. b) Gangguan persepsi Halusinasi, ilusi, dsb c) Atensi dan orientasi Konsentrasi, orientasi ruang dan waktu, dsb. d) Ekspresi emosi Afeknya, ketepatan emosi, kemampuan kontrol diri, dsb. e). Perilaku dan penampilan Ekspresi wajah, gerakan, cara berbicara, cara berpakaian, dsb. f). Insight dan konsep diri Kemampuan untuk memahami penyebab sakit, pandangan terhadap diri, dsb.
2.INTAKE INTERVIEW Dirancang untuk mengenalkan klien dengan kondisi klinis; menilai apakah proses tersebut memenuhi kebutuhan klien atau tidak. Fokus pada: keinginan-keinginan klien, motivasi untuk mengikuti treatment, harapan terhadap klinik dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama proses klinis berlangsung. Semuanya dilakukan dengan sikap melayani klien. 3.SOCIAL HISTORY / CASE HISTORY INTERVIEW Wawancara biasanya dilakukan oleh pekerja social dengan tujuan, seperti mendapatkan informasi tentang perjalanan hidup baik pribadi atau sosial, masa kanak-kanak, orang tua, kehidupan keluarga, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, hubungan dengan lawan jenis, kehidupan sosial, pernikahan, dsb. 4.INTERIEW DENGAN INFORMAN Interview dengan significant others seperti orang tua, pasangan, saudara kandung, atau seseorang yang dekat dengan klien untuk mendapatkan informasi yang sulit didapat dari klien karena kondisi klien, misalnya: klien anak kecil, klien psikotik, depresi atau klien yang tuna wicara, dsb.
5.INTERVIEW JENIS LAINNYA a. Consultation Interview Bersifat konsultasi, biasanya dilakukan di perusahaan atau sekolah (misal: guru BP/BK). b. Screening Interview Interview dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan terhadap sejumlah orang dalam waktu singkat misalnya dalam militer kaitannya dengan pemindahan tugas, pemberian cuti, PHK atau di RS untuk menentukan nasib pasien, apakah bisa rawat jalan atau dipindah ke unit lain. c. Pre-Testing Interview Untuk membina rapport dengan klien sebelum tes berlangsung. Selanjutnya diawali dengan memberikan informasi yang diperlukan, seperti : tujuan tes, aktivitas yang akan dilakukan selama tes, manfaat yang diperoleh. Klien harus dijamin kerahasiaannya (asas konfidensial) baik identitas atau hasil tes dari pihak lain. Perlu didapat juga informasi tentang faktor-faktor pribadi atau sosial yang mungkin diperlukan dalam proses interpretasi.
TAHAP-TAHAP INITIAL (ASSESSMENT) INTERVIEW Pola interview: perasaan atau kondisi saat ini (present) pengalaman masa lalu (past) rencana dan aktivitas masa depan (future) : 1. FASE PEMBUKA Sikap dan penampilan Klinisi harus: a) Menunjukkan perhatian pada masalah klien b) Penerimaan apa adanya c) Memberikan kehangatan hubungan d) Membantu klien memahami hubungan dalam proses klinis dan peran klien di dalamnya e) Memberi empati f) Memberikan perhatian terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin menyebabkan penderitaan klien g) Contoh pernyataan: Memang berat untuk bercerita tentang.. (empati), Jangan khawatir, sebagian besar orang merasakan hal seperti itu (menurunkan intensitas perasaan klien; semua individu adalah unik sehingga setiap individu mempunyai perasaan yang berbeda dalam menghadapi permasalahan). h) Pada fase ini dibentuk iklim atau suasana emosi dan interpersonal yang dapat mendukung proses perbaikan pada diri klien dan bermakna bagi klien.
2. FASE PERTENGAHAN Merupakan inti dari proses wawancara. Fokusnya adalah mencari informasi yang diperlukan untuk merumuskan masalah dan karakteristik klien. Secara umum klinisi berusaha untuk mempelajari : 1. Apa masalah klien, simtom atau keluhannya? Mengapa dia mencari bantuan? Bagaimana kehidupannya saat ini? 2. Apakah ada stressful events yang mempengaruhi permasalahannya sekarang? 3. Bagaimana kepribadian klien? Apakah bakat, kelebihan dan kompetensi atau kekurangan yang dimilikinya? Konflik, karakter, defense-defense apakah yang relevan dengan masalah saat ini? Apakah ada perubahan perilaku pada masa lalu? Apakah ada pengalaman masa kanak-kanak yang mungkin berhubungan dengan masalah sekarang? 4. Apakah ada faktor-faktor organik yang relevan? Apakah perlu konsultasi medis? 5. Setelah klien bercerita tentang kesulitan-kesulitannya, lakukan inquiry misalnya : a) Sudah berapa lama hal itu berlangsung?, Bagaimana kehidupan Anda sebelumnya?:, dll.
3. FASE PENUTUP Memberi ketenangan pada klien, informasi dan rencana selanjutnya juga harapan. Seorang klinisi diharapkan : a) Mengkomunikasikan secara empatik tentang kesulitan-kesulitan yang dialami selama wawancara. b) Apresiasi terhadap permasalahan klien. c) Harapan di waktu yang akan datang. d) Bicara jujur tentang keadaan klien, permasalahan dan merencanakan intervensi lanjutan. e) Membuat kesimpulan hasil interview.
Daftar Pustaka : 1. Gorden, R.L. (1996). Basic Interviewing Skills. Illionis: F.E. Peacock Publisher 2. Stewart, J.C., Cash, W.B. (2000). Interviewing: Principles and Practices. United States of America: The McGraw-Hill 3. Rahayu, I.T. (2004). Observasi & Wawancara. Malang: Bayumedia Publishing. 4. Disarikan dari berbagai sumber. Terima Kasih Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si., Psi.