SETTING PENDIDIKAN PENGANTAR WAWANCARA METODE OBSERVASI & WAWANCARA. Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si., Psi. FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA

dokumen-dokumen yang mirip
METODE OBSERVASI & WAWANCARA

: Lulus Psikodiagnostik I : Rozi Sastra Purna, M.Psi.,Psikolog Fitria Rahmi, M. Psi., Psikolog

Psikologi Konseling Agustini, M.Psi., Psikolog MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

PENGERTIAN PSIKODIAGNOSTIKA

Pengantar Psikodiagnostik

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

PEMERIKSAAN PSIKIATRI

Tes Inventori. Pengertian, Kegunaan dan Metode Tes Kepribadian MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 07

Metode Wawancara. Macam-macam Wawancara, Wawancara Persuasi MODUL PERKULIAHAN

DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail :

Tes Inventori: SSCT. Modul ini akan menjelaskan tentang cara pengadministrasian dan skoring tes SSCT (Saks Sentence Completion Test)

KOMUNIKASI BISNIS PENGANTAR & RUANG LINGKUP KOMUNIKASI BISNIS. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si.

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

Apperceptive Distortion dan Konsep Dasar Psikoanalisis. Psikologi Proyektif - Minggu ke 5 1

Novia Sinta R, M.Psi

PENGANTAR PSIKOLOGI KLINIS

PENGERTIAN & KONSEP OBSERVASI

3. METODE PENELITIAN

Modul ke: Pedologi. Skizofrenia. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

KOMUNIKASI DAN WAWANCARA KLINIS

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

Pengantar Psikodiagnostik

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya

BAB II TINJAUAN TEORETIS

IFA H. MISBACH, PSIKOLOG JURUSAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Ita Juwitaningrum, S.Psi

NURSE-CLIENT RELATIONSHIP

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

TUJUAN WAWANCARA MEDIS

Observasi dan Wawancara

Psikologi Konseling Konseling dengan Psikoterapi. Guidance

Selamat membaca, mempelajari dan memahami materi kuliah elearning Wawancara

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

3. METODE PENELITIAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB 3 METODE PENELITIAN

KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi

Asesmen, Mengembangkan Sasaran dan Terminasi dalam konseling. Adhyatman Prabowo, M.Psi

Psikologi Konseling. Review Materi dan Praktikum. Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

KOMUNIKASI BISNIS NEGOSIASI BISNIS. Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si, Psi. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas individual

CLINICAL CHILD PSYCHOLOGY ISU UNIK PADA PSIKOLOGI KLINIS ANAK

PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA SESI I: PENGENALAN ORANG

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA

PSIKOLOGI SDM MOTIVASI INDIVIDU. Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si., Psi. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA.

Voluntary counseling and testing (VCT), konseling dilakukan pada saat sebelum

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

SOP PRAKTIK KERJA PROFESI PSIKOLOGI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI UGM

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik

SILABUS JUDUL MATA KULIAH : KESEHATAN MENTAL NOMOR KODE/SKS : / 2 SKS SEMESTER : 5 DOSEN :

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

Panduan Asesmen Biopsikososial spiritual dan Format Rencana Pengasuhan

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/-

Teori dan Teknik Konseling. Nanang Erma Gunawan

Psikologi Konseling MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang. menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

KOGNISI SOSIAL. Pengertian, sumber kesalahan dalam kognisi sosial; Skema, jalan pintas mental; Afek dan kognisi. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam perjalanan hidupnya manusia melewati fase-fase kehidupan sejak ia

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham),

KETERAMPILAN PEMIMPIN KELOMPOK S I T I R O H M A H N U R H A Y A T I

BAB 1. PENDAHULUAN. mood, khususnya gangguan ansietas. 1

GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Komunikasi Interpersonal

KONSELING REMAJA Putri Marlenny P, S.Psi, M.Psi, Psikolog Rumah Duta Revolusi Mental HP/WA :

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Konteks assessment dan Klasifikasi Pemeriksaan Psikologis

METODE SOCIAL GROUP WORK

1.1. Latar Belakang Masalah

PANDUAN PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI (PKPP) PROGRAM STUDI MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI MAYORING PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Curriculum Vitae Riwayat Akademis: Jabatan saat ini:

BAB I PENDAHULUAN. lain, kesulitan karena persepsinya terhadap dirinya sendiri (Djamaludin,

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

: Komunikasi Dan Konseling Dalam Pelayanan Kebidanan

Siti Wuryan Indrawati, M.Pd, Psi Ita Juwitaningrum, S.Psi Hani Yulindrasari, S.Psi, M.StatGend Diah Z Wyandini, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare,

BAB III METODE PENELITIAN

Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta

PROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD (POMR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

SILABUS ES. WAKTU. URAIAN MATERI PEMBELAJARAN 1. Pengertian observasi dalam psikodiagnostik a 2. Fungsi Observasi 3.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

Psikologi Konseling Psychoanalysis Therapy and Person Center Therapy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS TEKNIK KOMUNIKASI : MENYAMPAIKAN KABAR BURUK DAN KONSELING KELUARGA

Transkripsi:

PENGANTAR WAWANCARA Modul ke: SETTING PENDIDIKAN Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si., Psi. FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA www.mercubuana.ac.id

TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mempelajari mempelajari materi kuliah METODE OBSERVASI & WAWANCARA ini diharapkan para mahasiswa dapat : 1. Mengenal dan memahami teori, metode, proses, struktur, dan keterampilan observasi & wawancara 2. Mampu menyusun rencana dan melakukan persiapanpersiapan untuk observasi & wawancara 3. Mampu menerapkan setiap tahapan dalam proses observasi & wawancara sesuai kebutuhan dan tujuannya sebagai bagian dalam praktek pemeriksaaan psikologis.

TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum : Setelah mempelajari materi kuliah Metode Observasi & Wawancara ini diharapkan para mahasiswa dapat : Memahami berbagai jenis metode observasi & wawancara yang dipergunakan sebagai bagian dalam proses pemeriksaan psikologis, serta mampu mempraktekkannya tahap demi tahap sesuai kebutuhan psikodiagnostik.

PENGANTAR WAWANCARA SETTING PENDIDIKAN

PENGANTAR WAWANCARA SETTING KLINIS Wawancara sebagai salah satu metode pengumpulan data/informasi dalam proses diagnostic memiliki banyak keunggulan, karena itu menjadi sangat diandalkan dalam praktek pemeriksaan psikologi klinis. Beberapa contoh penggunaan wawancara dalam praktek klinis, terutama dapat disampaikan seperti berikut : 1.ASSESSMENT ORIENTED INTERVIEW Interview ini dilakukan pada awal pertemuan pada saat klien datang pertama kali. Tujuannya untuk memperjelas pemahaman klinisi terhadap permasalahan klien dalam usahanya untuk merencanakan tahapan pemberian treatment selanjutnya. 2.THERAPEUTIC INTERVIEW Interview ini dirancang untuk memfasilitasi pemahaman klien terhadap dirinya sehingga dapat mempengaruhi keinginannya untuk berubah, baik perasaan atau perilakunya.

Initial interview dilakukan di awal pertemuan dengan tujuan: 1. Untuk membangun hubungan interpersonal (membina rapport, kepercayaan, kesan, dsb). Hal tersebut diperlukan untuk keberhasilan proses transaksi klinis selanjutnya. 2. Untuk memperoleh informasi tentang klien dan masalahnya. Hal tersebut diperlukan untuk ketepatan asesmen. 3. Untuk memberikan informasi kepada klien tentang sistem atau prose klinis yang akan berlangsung, program-program lanjutan, kondisi terapi, biaya dan semacamnya. 4. Untuk mendukung usaha-usaha klien dalam usahanya memperbaiki dirinya. Jika diperlukan, bisa dilakukan proses terapi. Dalam asesmen, interview merupakan sarana utama untuk mengeksplorasi perasaan, kesadaran dan masalah yang dihadapi klien.

Sumber data dalam interview adalah : 1. Pernyataan klien; mendiskripsikan karakteristik perasaan dan masa lalunya. 2. Perilaku yang menyertainya; biasanya tidak disengaja dan tidak disadari. Misalnya: suara yang bergetar, tangan yang dikepalkan, dsb. 3. Reaksi-reaksi yang disebabkan karena stimulus dari klinisi. Misalnya kelihatan terganggu dengan sikap yang kurang simpatik dari klinisi. Respon klien ditentukan oleh kualitas stimulus dan perilaku yang ditunjukkan klinisi. Klinisi adalah seorang observer-partisipant dan sekaligus seorang aktor. Tugas klinisi saat interview : 1. Mencatat atau mengingat cerita klien 2. Mengobservasi perilaku klien 3. Mengases pengaruh tindakan-tindakannya terhadap apa yang dia lihat dan dia dengar dari klien. Interview adalah percakapan yang bertujuan (Bingham & Moore, 1924 dalam Korchin, 1976)

JENIS-JENIS WAWANCARA SETTING KLINIS 1.DIAGNOSTIC INTERVIEW Lebih relevan di dunia medis. Biasanya digunakan pada pasien atau klien psikiatri. Fokusnya pada simtom-simtom kilen, untuk mendeskripsikan berbagai kemungkinan seperti tipe-tipe, tingkat keparahan, durasi waktu, sejarah masa lalu, dsb. Menggunakan Mental-Status Examination, yang meliputi : a) Proses pikir dan intelektual Kapasitas ketepatan berpikir, berpikir kompleks, penguasaan informasi, STM (Short Term Memory), LTM (Long Term Memory), kemampuan problem solving, dsb. b) Gangguan persepsi Halusinasi, ilusi, dsb c) Atensi dan orientasi Konsentrasi, orientasi ruang dan waktu, dsb. d) Ekspresi emosi Afeknya, ketepatan emosi, kemampuan kontrol diri, dsb. e). Perilaku dan penampilan Ekspresi wajah, gerakan, cara berbicara, cara berpakaian, dsb. f). Insight dan konsep diri Kemampuan untuk memahami penyebab sakit, pandangan terhadap diri, dsb.

2.INTAKE INTERVIEW Dirancang untuk mengenalkan klien dengan kondisi klinis; menilai apakah proses tersebut memenuhi kebutuhan klien atau tidak. Fokus pada: keinginan-keinginan klien, motivasi untuk mengikuti treatment, harapan terhadap klinik dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama proses klinis berlangsung. Semuanya dilakukan dengan sikap melayani klien. 3.SOCIAL HISTORY / CASE HISTORY INTERVIEW Wawancara biasanya dilakukan oleh pekerja social dengan tujuan, seperti mendapatkan informasi tentang perjalanan hidup baik pribadi atau sosial, masa kanak-kanak, orang tua, kehidupan keluarga, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, hubungan dengan lawan jenis, kehidupan sosial, pernikahan, dsb. 4.INTERIEW DENGAN INFORMAN Interview dengan significant others seperti orang tua, pasangan, saudara kandung, atau seseorang yang dekat dengan klien untuk mendapatkan informasi yang sulit didapat dari klien karena kondisi klien, misalnya: klien anak kecil, klien psikotik, depresi atau klien yang tuna wicara, dsb.

5.INTERVIEW JENIS LAINNYA a. Consultation Interview Bersifat konsultasi, biasanya dilakukan di perusahaan atau sekolah (misal: guru BP/BK). b. Screening Interview Interview dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan terhadap sejumlah orang dalam waktu singkat misalnya dalam militer kaitannya dengan pemindahan tugas, pemberian cuti, PHK atau di RS untuk menentukan nasib pasien, apakah bisa rawat jalan atau dipindah ke unit lain. c. Pre-Testing Interview Untuk membina rapport dengan klien sebelum tes berlangsung. Selanjutnya diawali dengan memberikan informasi yang diperlukan, seperti : tujuan tes, aktivitas yang akan dilakukan selama tes, manfaat yang diperoleh. Klien harus dijamin kerahasiaannya (asas konfidensial) baik identitas atau hasil tes dari pihak lain. Perlu didapat juga informasi tentang faktor-faktor pribadi atau sosial yang mungkin diperlukan dalam proses interpretasi.

TAHAP-TAHAP INITIAL (ASSESSMENT) INTERVIEW Pola interview: perasaan atau kondisi saat ini (present) pengalaman masa lalu (past) rencana dan aktivitas masa depan (future) : 1. FASE PEMBUKA Sikap dan penampilan Klinisi harus: a) Menunjukkan perhatian pada masalah klien b) Penerimaan apa adanya c) Memberikan kehangatan hubungan d) Membantu klien memahami hubungan dalam proses klinis dan peran klien di dalamnya e) Memberi empati f) Memberikan perhatian terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin menyebabkan penderitaan klien g) Contoh pernyataan: Memang berat untuk bercerita tentang.. (empati), Jangan khawatir, sebagian besar orang merasakan hal seperti itu (menurunkan intensitas perasaan klien; semua individu adalah unik sehingga setiap individu mempunyai perasaan yang berbeda dalam menghadapi permasalahan). h) Pada fase ini dibentuk iklim atau suasana emosi dan interpersonal yang dapat mendukung proses perbaikan pada diri klien dan bermakna bagi klien.

2. FASE PERTENGAHAN Merupakan inti dari proses wawancara. Fokusnya adalah mencari informasi yang diperlukan untuk merumuskan masalah dan karakteristik klien. Secara umum klinisi berusaha untuk mempelajari : 1. Apa masalah klien, simtom atau keluhannya? Mengapa dia mencari bantuan? Bagaimana kehidupannya saat ini? 2. Apakah ada stressful events yang mempengaruhi permasalahannya sekarang? 3. Bagaimana kepribadian klien? Apakah bakat, kelebihan dan kompetensi atau kekurangan yang dimilikinya? Konflik, karakter, defense-defense apakah yang relevan dengan masalah saat ini? Apakah ada perubahan perilaku pada masa lalu? Apakah ada pengalaman masa kanak-kanak yang mungkin berhubungan dengan masalah sekarang? 4. Apakah ada faktor-faktor organik yang relevan? Apakah perlu konsultasi medis? 5. Setelah klien bercerita tentang kesulitan-kesulitannya, lakukan inquiry misalnya : a) Sudah berapa lama hal itu berlangsung?, Bagaimana kehidupan Anda sebelumnya?:, dll.

3. FASE PENUTUP Memberi ketenangan pada klien, informasi dan rencana selanjutnya juga harapan. Seorang klinisi diharapkan : a) Mengkomunikasikan secara empatik tentang kesulitan-kesulitan yang dialami selama wawancara. b) Apresiasi terhadap permasalahan klien. c) Harapan di waktu yang akan datang. d) Bicara jujur tentang keadaan klien, permasalahan dan merencanakan intervensi lanjutan. e) Membuat kesimpulan hasil interview.

Daftar Pustaka : 1. Gorden, R.L. (1996). Basic Interviewing Skills. Illionis: F.E. Peacock Publisher 2. Stewart, J.C., Cash, W.B. (2000). Interviewing: Principles and Practices. United States of America: The McGraw-Hill 3. Rahayu, I.T. (2004). Observasi & Wawancara. Malang: Bayumedia Publishing. 4. Disarikan dari berbagai sumber. Terima Kasih Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si., Psi.