BAB I PENDAHULUAN. produksi garam dapur, gula, sodium sulphat, urea, dan lain-lain. pada batas kristalisasi dan batas kelarutan teoritis.

dokumen-dokumen yang mirip
Kristalisasi. Shinta Rosalia Dewi (SRD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KRISTALISASI. Kristalisasi empat macam, yaitu :

MAKALAH. PERANCANGAN ALAT PROSES ALAT KRISTALISASI (Crystallizer) DOSEN: Prof. Dr. Zuhrina Masyithah, S.T., MSc.

MAKALAH AIK (ALAT INDUSTRI KIMIA) CRYSTALLIZER

Diagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

PENENTUAN METODE REKRISTALISASI YANG TEPAT UNTUK MENINGKATKAN KEMURNIAN KRISTAL AMONIUM PERKLORAT (AP)

Gambar 1 Open Kettle or Pan

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PRINSIP DASAR KRISTALISASI

Revisi BAB I PENDAHULUAN

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMURNIAN. Nama : Shinta Wijaya NRP : Kelompok : E Meja : 10 (Sepuluh) Asisten : Tyas Citra Aprilia

Pemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK

ANALISIS GRAVIMET RI. Dosen : Dr. Tutus Gusdinar Kelompok Keilmuan Farmakokimia SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN IX PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT (REKRISTALISASI, SUBLIMASI, DAN TITIK LELEH)

KRISTALISASI. Amelia Virgiyani Sofyan Azelia Wulan C.D Dwi Derti. S Fakih Aulia Rahman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

MODUL 1.04 FILTRASI LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

Ahmad Zaki Mubarok Kimia Fisik Pangan 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

Pemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) 2.Destilasi

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

a. Pengertian leaching

PENANGANAN BAHAN PADAT S1 TEKNIK KIMIA Sperisa Distantina KRISTALISASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN Latihan Soal 2.6

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/Tahun

B. HUKUM-HUKUM YANG BERLAKU UNTUK GAS IDEAL

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

Titik Leleh dan Titik Didih

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

SMP VIIa. Unsur, Senyawa, dan Campuran. Devi Diyas Sari SMP VIIa

BAB II LANDASAN TEORI

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

STUDI EKSPERIMENTAL PEMURNIAN GARAM NACL DENGAN CARA REKRISTALISASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

PEMBUATAN NATRIUM SULFAT ANHIDRAT (NA 2 SO 4 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

12/03/2015. Nurun Nayiroh, M.Si

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (CRYSTALLIZATION, HEAT TREATMENT, SEPARATION & FILTER)

KELARUTAN DAN GEJALA DISTRIBUSI. Oleh : Nur Aji, S.Farm., Apt

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB III PERANCANGAN PROSES

Metodologi Penelitian

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu,

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi

Sistem Kristal dan Kisi Bravais

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang B. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN BERAT MOLEKUL MELALUI METODE PENURUNAN TITIK BEKU (CRYOSCOPIC)

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. PLTU 3 Jawa Timur Tanjung Awar-Awar Tuban menggunakan heat. exchanger tipe Plate Heat Exchanger (PHE).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

TUGAS KIMIA FISIKA KESETIMBANGAN FASE DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 : ANDI AZIS RUSDI MOH. SOFYAN HARMILA EKA YULIASTRI

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

HEAT TREATMENT PADA ALUMINIUM PADUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

TEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

II. DESKRIPSI PROSES

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam teknik kimia kristalisasi dilakukan dalam alat pengkristal. Kristalisasi adalah suatu unit operasi teknik kimia dimana senyawa kimia dilarutkan dalam suatu pelarut (solvent) dan pada kondisi tertentu akan terpresipitasi dan terpisah di antara fasa. Sejak dahulu kala NaCl ditemukan pda permukaan bebatuan setelah mengalami pemanasan matahari. Contoh proses kristalisasi yang lain dalam industry meliputi produksi garam dapur, gula, sodium sulphat, urea, dan lain-lain. Teknologi kristalisasi berkembang dengan cepat akhir-akhir ini. melalui tangki sederhana dimana pendinginan, penguapan, dan mungkin melalui pengaturan ph, Kristal terbentuk pada proses kristalisasi larutan dipekatkan dan didinginkan sampai konsentrasi zat terlarut melewati kelarutannya (supersaturation)pada suhu yang bersangkutan. Zat terlarut akan keluar dari larutan dan membentuk zat padat (Kristal/hablur) dalam keadaan yang hampir murni. Supersaturation adalah perbedaan antara nilai konsentrasi actual zat padat (solute) pada batas kristalisasi dan batas kelarutan teoritis. Supersaturation merupakan factor penting dan gaya pengendali (driving force) baik dalam initial nucleation step maupun dalam crystal growth. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kristalisasi Kristalisasi (crystallization) merupakan peristiwa pembentukan kristal-kristal padat dalam suatu fase homogen. Baik itu dalam pembuatan partikel padat didalam uap seperti dalam hal pembuatan salju atau pembuatan partikel padat didalam lelehan cair sebagai mana dalam pembuatan kristal tunggal yang besar maupun kristalisasi dari larutan cair misalnya pembuatan garam. Prinsip dari kristalisasi adalah bahwa senyawa padat akan mudah terlarut dalam pelarut panas bila dibandingkan pada pelarut yang lebih dingin. Jika suatu larutan senyawa tersebut dijenuhkan dalam keadaan panas dan kemudian didinginkan,senyawa terlarut akan berkurang kelarutannya dan mulai mengendap, membentuk kristal yang murni dan bebas dari pengotor. Kemurnian zat ini disebabkan oleh pertumbuahan kristal zat telarut, sehingga za-zat ini dapat dipisahkan dari pengotornya Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut terjadinya karena pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut. Sehingga kita dapat memaksa agar kristal dapat terbentuk dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya, sehingga kondisi lewat jenuh dapat dicapai. Proses pengurangan pelarut dapat dilakukan dengan empat cara yaitu, penguapan, pendinginan, penambahan senyawa lain dan reaksi kimia. 2

Pabrik gula juga melakukan proses kristalisasi, tebu digiling dan dihasilkan nira, nira tersebut selanjutnya dimasukkan kedalam alat vacuum evaporator, Dalam alat ini dilakukan pemanasan sehingga kandungan air di dalam nira menguap, dan uap tersebut dikeluarkan dengan melalui pompa, sehingga nira kehilangan air berubah menjadi Kristal gula. Ketiga teknik yang lain pendinginan, penambahan senyawa lain dan reaksi kimia pada prinsipnya adalah sama yaitu mengurangi kadar pelarut didalam campuran homogen. Kristal merupakan suatu benda mati yang terorganisasi dan dibentuk oleh partikel-partikel (yang bisa berupa atom, molekul atau ion) tersusun dalam suatu susunan tiga dimensi yang beraturan. Bentuk kristal dapat berupa polyhedron yang mempunyai sudut-sudut tajam dan sisi yang rata, bentuk ini dapat terbentuk jika kristal dibiarkan sehingga permukaannya tidak mendapat gangguan dari kristal lain atau benda luar. Tujuan dari proses kristalisasi adalah untuk mendapatkan produk (hasil) dengan derajat kemurnian yang tinggi, selain itu bentuk serta ukurannya juga turut menentukan kualitas kristal hasil. Ini semata-mata diperlukan untuk: Kemudahan filtrasi (penyaringan) pencucian. Pelaksanaan reaksi dengan bahan kimia lain. Kemudahan dalam proses pengangkutan dan penyimpanan. Selain itu ciri suatu kristal yang baik yaitu: Kristal harus kuat Tidak menggumpal 3

Memiliki ukuran seragam Tidak melekat dalam kemasan Sehingga CSD (crystal size distribution) distribusi ukuran kristal harus dikendalikan dengan ketat. B. Struktur Kristal Kristal adalah suatu benda mati yang sangat terorganisasi. Kristal dicirikan oleh partikel-partikel pembentuknya ( dapat berupa atom, molekul, atau ion) yang tersusun dalam suatu susunan tiga-dimensi yang beraturan yang disebut kisi (lattice). Akibat susunan itu, bila dibiarkan terbentuk tanpa gangguan dari kristal lain atau benda luar, kristal itu akan mempunyai bentuk berupa polihedron dengan sudut-sudut yang tajam dan sisi yang rata, yang disebut muka (face). Walaupun ukuran muka berbagai kristal dari bahan yang sama kemungkinannya berbeda satu sama lain, namun sudut-sudut yang dibentuk sama yang merupakan karakteristik (ciri) dari bahan itu. Sistem Kristalografi Oleh karena semua kristal dari setiap bahan tertentu mempunyai sudut antar muka yang sama, walaupun terdapat perbedaan besar dalam tingkat perkembangannya, bentuk kristal diklasifikasikan menurut sudut-sudut ini. Terdapat tujuh bentuk kristal, yaitu: kubus, heksagonal, tigonal, tetragonal, ortorombik; monoklin, dan triklin. Satu bahan tertentu dapat terkristalisasi di dalam dua kelas yang berbeda atau lebih, bergantung pada kondisi kristalisasi. 4

Kalsium karbonat, misalnya paling umum terdapat di alam dalam bentuk heksagonal (sebagai kalsit) tetapi juga terdapat bentuk ortorombik (aragonit). Gambar 1.Beberapa Bentuk Kristal C. Jenis-Jenis Alat Kristalisasi Alat-alat yang digunakan pada proses kristalisasi sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh sifat bahan dan kondisi pertumbuhan kristal yang sangat bervariasi, Disamping itu, juga karena kristalisasi dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda-beda (pemisahan bahan, pemurnian bahan, pemberian bentuk). Alat-alat kristalisasi disebut juga alat kristalisator. Dalam alat ini, setiap 5

persyaratan (konsentrasi, suhu, gerakan) yang menunjang pertumbuhan inti atau benih kristal harus dipenuhi. Untuk itu, pada umumnya diperlukan perlengkapanperlengkapan untuk memungkinkan perpindahan panas (pemanas, pendingin, penguapan) dan juga gerakan (pengadukan, penggulingan, pengangkutan). Kristallisator biasanya dilengkapi dengan alat pemisah (filtrasi) yang dipasang dibelakang alat kristalisasi dan alat pengering. Faktor-faktor yang menjadi dasar pemilihan sebuah alat kristalisasi ialah misalnya: Unjuk kerja kristalisasi yang diingikan Cara operasi (tak kontinu, kontinu) Kondisi bahan baku (larutan, lelehan) Ukuran Kristal yang diinginkan Bentuk Kristal yang diinginkan Kemurnian kristalisat yang diinginkan Kecendrungan produk untuk menbentuk kerak Jenis-jenis kristalisator antara lain : Draft Tube Baffle Crystallizer Cooling Crystallizers Evaporative crystallizers Forced Circulation Crystallizer Induced Circulation Crystallizer Oslo Type Crystallizer Vacum Crystallizer Agitated Batch Crystallizer Swenson Walker Crystallizer 6

Crystal Vacum Crystallizer Oslo Surface Cooled Crystalizer 7

BAB III OSLO TYPE CRYSTALIZER Oslo Jenis crystallizer juga disebut diklasifikasikan-suspensi crystallizer adalah desain tertua dikembangkan untuk produksi besar, kristal kasar. Kriteria desain dasar ada dua: - Desupersaturation dari larutan induk melalui kontak dengan kristal terbesar hadir di ruang kristalisasi. - Menjaga sebagian besar kristal dalam suspensi tanpa kontak dengan perangkat pengadukan, sehingga memungkinkan produksi kristal besar distribusi ukuran yang sempit. Gambar 4. Oslo Crystalization Open System 8

Pengklasifikasian kristalisasi ruang adalah bagian bawah unit. Bagian atas adalah area pemisahan cairan-uap jenuh di mana dikembangkan oleh penghilangan pelarut (air untuk sebagian besar aplikasi). Cairan sedikit jenuh mengalir turun melalui pipa tengah dan jenuh yang lega dengan kontak dengan fluidized bed kristal. Desupersaturation terjadi secara progresif sebagai larutan induk beredar bergerak ke atas melalui tidur pengklasifikasian sebelum dikumpulkan di bagian atas ruangan. Kemudian daun melalui pipa beredar dan setelah penambahan pakan segar, melewati penukar panas di mana panas make-up disediakan. Hal ini kemudian didaur ulang ke bagian atas. Perangkat tambahan, seperti dijelaskan untuk sirkulasi crystallizer paksa, tentu saja tersedia. Perlu diingat bahwa biaya operasi unit jenis crystallizer Oslo jauh lebih rendah daripada dengan jenis lain. Ini Oslo Jenis crystallizer (diklasifikasikan - crystallizer suspensi) memungkinkan siklus panjang produksi antara periode cuci. Selain operasi proses biasa, Oslo Jenis crystallizer juga menemukan sejumlah aplikasi yang menarik, misalnya untuk reaksikristalisasi dan pemisahan kristal jika beberapa spesies kimia yang terlibatsebagian besar jenis Oslo unit kristalisasi adalah dari "jenis dekat." Namun, "terbuka" Jenis (lihat Gambar 2) layak untuk dipe rtimbangkan ketika daerah pengendapan yang sangat besar diperlukan atau ketika kapal harus dibuat dari paduan biaya tinggi atau logam. 9

Gambar 5. Oslo Crystalizer Close System A. Prinsip Kerja Sebuah tempat tidur kristal yang tergantung di kapal oleh aliran ke atas jenuh minuman keras di wilayah annular sekitarnya down-comer pusat. Awalnya dirancang sebagai mengklasifikasikan crystallizers, unit Oslo sering dioperasikan dalam modus campuran suspensi untuk meningkatkan produktivitas, meskipun hal ini mengurangi ukuran kristal produk. Dengan modus pengklasifikasian operasi, larutan umpan pekat panas dimasukkan ke kapal pada titik tepat di atas inlet ke pipa sirkulasi. Larutan jenuh dari daerah atas crystallizer, bersama dengan sejumlah kecil bahan baku, disirkulasikan melalui tabung penukar panas dan didinginkan oleh sirkulasi paksa air atau air garam. Dengan cara ini, solusi menjadi jenuh, meskipun harus diperhatikan 10

untuk menghindari nukleasi spontan. Kristal produk magma dihapus dari daerah yang lebih rendah dari kapal. B. Keuntungan - Biaya operasi jauh lebih rendah dibandingkan dengan jenis lain dari crystallizer perawatan yang rendah. - Memungkinkan siklus produksi yang panjang antara periode cuci. 11

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan - Kristalisasi (crystallization) merupakan peristiwa pembentukan kristalkristal padat dalam suatu fase homogen. - Prinsip dari kristalisasi adalah bahwa senyawa padat akan mudah terlarut dalam pelarut panas bila dibandingkan pada pelarut yang lebih dingin. Jika suatu larutan senyawa tersebut dijenuhkan dalam keadaan panas dan kemudian didinginkan,senyawa terlarut akan berkurang kelarutannya dan mulai mengendap, membentuk kristal yang murni dan bebas dari pengotor. Kemurnian zat ini disebabkan oleh pertumbuahan kristal zat telarut, sehingga za-zat ini dapat dipisahkan dari pengotornya. - Keuntungan dari Oslo Crystalizer: - Biaya operasi jauh lebih rendah dibandingkan dengan jenis lain dari crystallizer perawatan yang rendah. - Memungkinkan siklus produksi yang panjang antara periode cuci. 12

DAFTAR PUSTAKA http://www.chemprosys.com/products/crystallizer/oslo-type/ http://wi2nmursidin.wordpress.com/2011/05/26/alat-kristalisasi-contohnya/ http://uzhy-wii.blogspot.com/2011/12/alat-pengkristalan.html http://www.niroinc.com/evaporators_crystallizers/oslo_type_crystallizer.asp http://www.tsk-g.co.jp/en/tech/equip/crystallizer_b.html 13