SURVEI PANAS BUMI TERPADU (GEOLOGI, GEOKIMIA DAN GEOFISIKA) DAERAH KAMPALA KABUPATEN SINJAI, SULAWESI SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEY GEOLISTRIK DI DAERAH PANAS BUMI KAMPALA KABUPATEN SINJAI SULAWESI SELATAN

BAB 2 TATANAN GEOLOGI

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD-ON DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN, KABUPATEN LOMBOK TIMUR - NTB

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DI DAERAH PANAS BUMI SONGA WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, PROVINSI MALUKU UTARA

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD ON DI DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA, MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA

SURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI AMPALLAS KABUPATEN MAMUJU, PROVINSI SULAWESI BARAT

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN BONE DAN KABUPATEN SOPPENG, PROVINSI SULAWESI SELATAN

PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI LOMPIO, KABUPATEN DONGGALA, PROPINSI SULAWESI TENGAH

SURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI MASSEPE, KABUPATEN SID- RAP, PROVINSI SULAWESI SELATAN. Mochamad Nur Hadi, Suparman, Arif Munandar

BAB 4 PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI

PENYELIDIKAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI TAMBU KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH

ANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3-DIMENSI UNTUK KARAKTERISASI NILAI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR SUMBER AIR PANAS KAMPALA

Survei Terpadu AMT dan Gaya Berat daerah panas bumi Kalawat Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara

SURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI LAINEA, KABUPATEN KONAWE SELATAN, PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB 3 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA

SURVEI PENDAHULUAN DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN MAHAKAM HULU DAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Penyelidikan Geolistrik Tahanan Jenis di Daerah Panas Bumi Pincara, Kabupaten Masamba Sulawesi Selatan. Oleh: Edi Suhanto dan Bakrun

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

SURVEI MAGNETOTELURIK DAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI LILLI-MATANGNGA KABUPATEN POLEWALI MANDAR, PROVINSI SULAWESI BARAT

SURVEI MAGNETOTELURIK DAERAH PANAS BUMI MARANA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH. Oleh: Asep Sugianto 1) dan Suwahyadi 2)

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELLURIC (AMT) DI DAERAH PANAS BUMI SAJAU, KABUPATEN BULUNGAN, PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Sari. Penyelidikan Geolistrik Tahanan Jenis di Daerah Panas Bumi Pincara, Kabupaten Masamba Sulawesi Selatan

SURVEI MAGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI LIMBONG KABUPATEN LUWU UTARA, SULAWESI SELATAN. Oleh: Wiwid Joni 1), Muhammad Kholid 1)

SURVEI ALIRAN PANAS (HEAT FLOW) DAERAH PANAS BUMI AMOHOLA KABUPATEN KONAWE SELATAN, PROVINSI SULAWESI TENGGARA

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PARIANGAN, KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT

SURVEI TERPADU GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI SAJAU KABUPATEN BULUNGAN, PROVINSI KALIMANTAN UTARA

SURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI WAY SELABUNG KABUPATEN OGAN KEMIRING ULU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

PENGUJIAN UAP/MONITORING SUMUR PANAS BUMI MATALOKO, NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2006

SURVEI MAGNETOTELURIK DAN TDEM DAERAH PANAS BUMI WAY SELABUNG KABUPATEN OKU SELATAN, PROVINSI SUMATERA SELATAN

SURVEY GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA. Eddy Sumardi, Timor Situmorang

GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI GERAGAI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI

SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI LILI-SEPPORAKI, KABU- PATEN POLEWALI MANDAR, PROVINSI SULAWESI BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung

SURVEI PENDAHULUAN PANAS BUMI GEOLOGI DAN GEOKIMIA

Pengujian Uap/Monitoring Sumur Panas Bumi MT-2, MT-3, dan MT-4 Mataloko Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur Tahun 2005

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

GEOLOGI, GEOKIMIA, DAN GEOFISIKA DAERAH PANAS BUMI SUMANI, PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Wai Selabung secara administratif termasuk ke dalam wilayah

SURVEI MAGNETOTELURIK DAERAH PANAS BUMI LAINEA KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA. Oleh: Pusat Sumber Daya Geologi. Puslitbang Geotek LIPI

PENYELIDIKAN GEOMAGNET DAERAH PANAS BUMI MASSEPE, KAB. SINDENDRENG RAPPANG (SIDRAP), PROV. SULAWESI SELATAN

PENYELIDIKAN MAGNET DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE, PROVINSI MALUKU UTARA. Oleh Liliek Rihardiana Rosli

SURVEI MAGNETOTELURIK (MT) DAERAH PANAS BUMI SUMANI, PROVINSI SUMATERA BARAT

Penyelidikan Head On di Daerah Panas Bumi Jaboi Wilayah Kota Sabang - Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

PENYELIDIKAN GEOFISIKA TERPADU DAERAH PANAS BUMI MARANDA, KABUPATEN POSO, PROPINSI SULAWESI TENGAH. Dendi Surya K., Bakrun, Ary K.

SURVEI MAGNETOTELLURIK (MT) DAN TIME DOMAIN ELEKTROMAGNETIK (TDEM) DAERAH PANAS BUMI PARIANGAN, KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. HALAMAN PERSEMBAHAN...iii. UCAPAN TERIMAKASIH...iv. KATA PENGANTAR...vi. SARI...

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

SURVEI GEOFISIKA TERPADU (AUDIO MAGNETOTELURIK DAN GAYA BERAT) DAERAH PANAS BUMI MALINGPING KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIC (AMT) DAERAH PANAS BUMI DOLOK MARAWA, KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

SURVEI ALIRAN PANAS (HEAT FLOW) DAERAH PANAS BUMI PERMIS KABUPATEN BANGKA SELATAN, PROVINSI BANGKA BELITUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Karakterisasi Panasbumi di Sumber Air Panas dengan Menggunakan Metode Geomagnet (Studi Kasus: Sumber Air Panas Panggo Kabupaten Sinjai)

Penyelidikan Geolistrik Schlumberger di Daerah Panas Bumi Jaboi Kota Sabang, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH POHON BATU, PROVINSI MALUKU

SURVEI MAGNETOTELURIK DAERAH PANAS BUMI WAY SELABUNG KABUPATEN OKU SELATAN, SUMATERA SELATAN. Oleh: Asep Sugianto dan Yudi Aziz Muttaqin

Survei Terpadu AMT dan Gaya Berat daerah panas bumi Kadidia Selatan, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah

SURVEI MAGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI GUNUNG ARJUNO- WELIRANG JAWA TIMUR

SURVEI PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI KABUPATEN BANGGAI DAN KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH

SURVEI GEOFISIKA TERPADU AUDIO MAGNETOTELIK DAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI KALOY KABUPATEN ACEH TAMIANG, PROVINSI ACEH

PENYELIDIKAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI MASSEPE KABUPATEN SINDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB II TINJAUAN UMUM

PENYELIDIKAN GEOLOGI DAERAH PANAS BUMI MASSEPE, KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG, SULAWESI SELATAN

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin SARI BACAAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EKSPLORASI ENERGI PANAS BUMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOFISIKA DI LAPANGAN PANAS BUMI TAMBU, KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH.

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

Bab III Geologi Daerah Penelitian

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN MINAHASA UTARA DAN KOTA BITUNG - PROVINSI SULAWESI UTARA SARI

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen.

SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELLURIC (AMT) DAERAH PANAS BUMI MARITAING, KABUPATEN ALOR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

PENYELIDIKAN GAYA BERAT DI DAERAH PANAS BUMI TAMBU, KABUPATEN DONGGALA, PROPINSI SULAWESI TENGAH

EKSPLORASI PANAS BUMI DENGAN METODE GEOFISIKA DAN GEOKIMIA PADA DAERAH BONJOL, KABUPATEN PASAMAN SUMATERA BARAT

BAB IV GEOLOGI PANTAI SERUNI DAERAH TAPPANJENG. pedataran menempati sekitar wilayah Tappanjeng dan Pantai Seruni. Berdasarkan

BAB 6 PEMBAHASAN POTENSI PANAS BUMI DAERAH PENELITIAN

SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELLURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PANTAR, KABUPATEN ALOR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAERAH PANAS BUMI DOLOK MARAWA, KABUPATEN SIMALUNGUN, PROPINSI SUMATERA UTARA

Analisis Reservoar Daerah Potensi Panasbumi Gunung Rajabasa Kalianda dengan Metode Tahanan Jenis dan Geotermometer

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Identifikasi Zona Akifer Hidrotermal Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis di Sekitar Sumber Air Panas Panggo Desa Kaloling Kabupaten Sinjai

BAB II GEOLOGI REGIONAL

ANOMALI PROSPEK PANAS BUMI DAERAH MASSEPE KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG, SULAWESI SELATAN BERDASARKAN SURVEI GEOLISTRIK DAN HEAD ON

GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH BANDA NEIRA DAN HUBUNGANNYA TERHADAP SISTEM PANAS BUMI KEPULAUAN BANDA

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD ON DAERAH PANAS BUMI SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO

Transkripsi:

SURVEI PANAS BUMI TERPADU (GEOLOGI, GEOKIMIA DAN GEOFISIKA) DAERAH KAMPALA KABUPATEN SINJAI, SULAWESI SELATAN Oleh : Andri Eko S.W., Fredi Nanlohi, Bakrun Kelompok Kerja Penelitian Panas Bumi SARI Daerah panas bumi Kampala yang terdapat di wilayah Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan mempunyai manifestasi panas bumi berupa mata air panas Panggo dengan temperatur 62 C, Kampala dengan temperatur 55 C, Pangesoran 42 C dan batuan teralterasi. Secara Geologi, manifestasi panas bumi yang muncul dipermukaan berasosiasi dengan kegiatan intrusi basaltis. Stratigrafi daerah panas bumi Kampala terdiri dari satuan batuan sedimen berumur Miosen yang diintrusi oleh retas-retas basal berumur Pliosen dan ditutupi oleh endapan Aluvial yang berumur Holosen. Batuan sedimen tersesarkan oleh struktur sesar normal Kalamisu berarah baratlaut-tenggara (NW-SE), kemudian melalui sesar ini muncul retas-retas basal yang berfungsi sebagai sumber panas di daerah panas bumi Kampala. Pemunculan manifestasi panas bumi daerah ini sangat dipengaruhi oleh sesar normal berarah timurlautbaratdaya (NE-SW) terdiri dari sesar normal Panggo, Pangesoran dan sesar normal Kampala. Hasil pengukuran tahanan jenis mapping diperoleh tahanan jenis rendah < 20 Ohm-m pada bentangan AB/2=250 sampai AB/2=0 meter terdapat disekitar air panas Kampala dan disebelah utara air panas Panggo. Daerah yang bertahanan jenis rendah ini merupakan daerah prospek panas bumi dengan luas daerah sekitar 7 km 2. PENDAHULUAN Ketersediaan energi panas bumi di Indonesia secara umum berasosiasi dengan daerah magmatik dan vulkanik sebagai sumber panasnya. Kepulauan Indonesia yang berada di jalur gunungapi merupakan daerah yang berpotensi bagi terbentuknya energi panas bumi. Jalur gunungapi sepanjang pantai barat Pulau Sumatera menerus ke daerah selatan Pulau Jawa, memanjang hingga ke Pulau Bali dan Nusa Tenggara, kemudian berbelok ke arah utara ke Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Kepulauan Filipina. Pembentukan busur vulkanik menjadi landasan terhadap besarnya potensi panas bumi, sekaligus peluang untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia. Untuk inventarisasi Panas Bumi daerah Sulawesi pada umumnya tidak berasosiasi dengan daerah vulkanik seperti pada daerah Panas Bumi Kampala Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut, Pemerintah Pusat melalui Pusat Sumber Daya Geologi telah melakukan penyelidikan pendahuluan lanjutan energi alternatif panas bumi di daerah Kampala dan sekitarnya, Kecamatan Sinjai Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, dengan metoda geologi, geokimia dan geofisika, berada pada koordinat geografis 9.434.000 9.423.000 mn dan 187.000-197.000 me (Gambar 1). Target utama dari survei ini adalah untuk menentukan litologi, struktur geologi, sumber panas (heat-source), tipe fluida, suhu reservoar, konfigurasi batuan dan struktur bawah permukaan, luas daerah prospek, nilai potensi cadangan, dan pemanfaatan fluida tersebut. GEOMORFOLOGI Pembagian geomorfologi didasarkan relief permukaan, bentuk morfologi dan penyebaran batuan. Berdasarkan kriteria tersebut, maka

geomorfologi daerah panas bumi Kampala, Sinjai dapat dibagi menjadi dua satuan yaitu : Geomorfologi Perbukitan dan Geomorfologi Pedataran. Geomorfologi Perbukitan menempati ± 90% dari daerah panas bumi Kampala, Sinjai, terdiri dari Geomorfologi Sedimen dan geomorfologi perbukitan basal. Geomorfologi Perbukitan Sedimen, dicirikan oleh bentuk-bentuk perbukitan yang khas sebagai sisa erosi sehingga kadang-kadang tampak sebagai perbukitan yang terpisah satu dengan lainnya. Relief umumnya sedang hingga kasar, tingkat erosi umumnya tua. Terdapat dua buah sungai utama yaitu Sungai Salo Sinjai yang mengalir di bagian utara dan Sungai Kalamisu yang mengalir di bagian tengah daerah panas bumi Kampala. Sungai-sungai utama tersebut berkelok-kelok mencirikan tingkat erosi yang cukup tua dan mempunyai cukup banyak anakanak sungai. Secara keseluruhan sungai-sungai yang mengalir pada satuan geomorfologi perbukitan ini membentuk pola aliran mendaun atau dendritik. Geomorfologi daerah ini dibangun oleh batuan sedimen yang terdiri dari konglomerat, batu pasir berukuran sangat kasar hingga sangat halus, lanau dan lempung. Geomorfologi Perbukitan Basalt, dicirikan oleh bentuk morfologi perbukitan intrusi yang dapat dipisakan dari morfologi di sekitarnya. Relief umumnya kasar dengan tingkat erosi umumnya sedang, di daerah ini hanya ditemukan alur-alur sungai yang hanya mengalir saat musim hujan. Dibangun oleh batuan intrusi/ retas-retas basalt. Geomorfologi Pedataran, menempeti peta,penyebarannya menempati daerah bagian timurlaut peta (± 5% dari peta), relief permukaan umumnya halus hingga tidak berlereng, tingkat erosi termasuk tua dicirikan oleh bentuk sungai yang berkelok-kelok (meander). Dibangun oleh endapan permukaan (alluvial). STRATIGRAFI Stratigrafi daerah panas bumi Kampala, Sinjai dapat dibagi menjadi 3 (tiga) satuan batuan yaitu batuan sedimen, batuan intrusi basal dan endapan alluvial. Batuan Sedimen, terdiri dari perselingan antara konglomerat, batu pasir berukuran kasar hingga sangat halus, lanau dan batu lempung. Umumnya berlapis baik, terlipat lemah, jurus bervariasi dari timurlaut-baratdaya hingga baratlaut-tenggara dengan kemiringan maksimum 10 o, pada beberapa tempat di sekitar sesar normal Kalamisu kemiringan batuan mencapai 60 o kemungkinan karena pengaruh pergerakan sesar. Batuan sedimen ini dapat dikorelasikan dengan Formasi Walanae berumur Miosen Akhir hingga Pliosen (N18-N20) dengan ketebalan mencapai 2500 m (Rab Sukamto dkk, 1982) Batuan Intrusi Basal, merupakan retas-retas yang mengintrusi batuan sedimen, kontak yang tajam dengan batuan sedimen tidak ditemukan. Sebagian besar dari basalt ini bertekstur afanitik, pada beberapa lokasi ditemukan bertekstur porfiritik dengan fenokris plagioklas, piroksen, mika, olivine, tertanam dalam masa dasar afanitik. Pada beberapa tempat, bagian permukaan dari singkapan basal ini telah mengalami ubahan terutama pada rekahanrekahan yang terdapat pada basal. Di sekitar pemunculan mata air panas Panggo ditemukan basal ini terubah sangat kuat. Basal ini dapat dikorelasikan dengan kelompok retas basal pada geologi lembar Ujung Pandang, dan Sinjai yang diperkirakan berhubungan dengan gerakan mengkubah pada kala Pliosen. (Rab Sukamto dkk, 1982). Endapan Aluvial, merupakan endapan permukaan yang terdiri dari endapan pantaai dan endapan sungai hasil rombakan dari batuan yang lebih tua. Endapan Aluvial ini berumur Holosen. STRUKTUR GEOLOGI Struktur geologi ditemukan di daerah panas bumi Kampala, Sinjai terdiri dari struktur sesar dan kekar. Struktur sesar dicirikan oleh adanya deretan mata air panas, cermin sesar, gawir sesar, kemiringan lapisan batuan sedimen dan ciri sesar lainnya. Sesar normal tersebut terdiri dari : Sesar normal Kalamisu, berarah baratlaut tenggara (NW-SE), dimana blok sesar bagian timurlaut relatif bergerak turun. Penyebarannya pada bagian tengah dari peta dan hanya memotong batuan sedimen.

Sesar normal Panggo, berarah timurlautbaratdaya (NE-SW), dimana blok sesar bagian baratlaut relatif bergerak turun. Sesar ini memotong baatuan sedimen dan retas basalt. Sesar normal Pangesoran, berarah timurlautbaratdaya (NE-SW), dimana blok sesar bagian baratlaut relatif bergerak turun. Sesar ini memotong batuan sedimen dan retas basal. Sesar normal Kampala, berarah baratdaya - timurlaut (SW-NE), dimana blok sesar bagian tenggara relatif bergerak turun. Sesar ini memotong batuan sedimen dan retas basalt. Pasangan sesar Kampala dengan sesar Pangesoran membentuk struktur graben. HIDROGEOLOGI Hampir sebagian besar dari daerah panas bumi Kampala, Sinjai merupakan batuan sedimen yang bersifat porus dan permeable, terlebih lagi pada batuan sedimen yang tersesarkan, sehingga dapat berfungsi sebagai daerah tadah hujan dan peresapan (recharge) air meteorik/air hujan dari permukaan ke bawah permukaan. Air meteorik ini akan terpanasi oleh suatu sumber panas yang berasal dari sisa magma pembentuk retas-retas basalt. Air yang telah terpanasi tersebut akan naik mengisi batuan reservoir, dalam hal ini batuan sedimen, melalui media rekahanrekahan yang terbentuk karena struktur sesar. Sebagian dari air panas tersebut akan naik ke permukaan melalui media sesar dan akan muncul di permukaan sebagai daerah manifestasi panas bumi Kampala. MANIFESTASI PANAS BUMI Terdapat 3 Mata air panas didaerah panas bumi Kampala dan sekitarnya sedangkan tidak ditemukan manifestasi fumarola dan solfatara (tabel 1). Mata air panas Panggo berada pada posisi (UTM) X = 194119 me dan Y = 9426510 mn yang terletak di desa Kaloling. Temperatur manifestasi terukur sebesar 62 ºC dengan temperatur udara 34 ºC. Besar debit 1 lt/detik dengan ph terukur 8.46 dan Konduktivitas sebesar 3350 µs/cm. Mata air panas Kampala terletak di dekat jalan raya Sinjai Malino yang berada pada posisi (UTM) X = 189783 me dan Y = 9430828 mn yang terletak di desa Kampala. Temperatur manifestasi terukur sebesar 55 ºC dengan temperatur udara 32 ºC. Besar debit 0.5 lt/detik dengan ph terukur 7.34 dan Konduktivitas sebesar 3500 µs/cm. Mata air panas Pangesoran terletak di dekat jalan raya Sinjai Makasar yang berada pada posisi (UTM) X = 191913 me dan Y = 9427720 mn yang terletak di desa Salohe. Temperatur manifestasi terukur sebesar 42 ºC dengan temperatur udara 31.5 ºC. Besar debit 0.05 lt/detik dengan ph terukur 8.45 dan Konduktivitas sebesar 2700 µs/cm. Kandungan kimia air panas Panggo menunjukkan tipe air Klorida. Penggunaan persamaan geotermometer SiO 2 menghasilkan temperatur 106 o C sedangkan dari persamaan geotermometer NaK diperoleh 110 o C. Estimasi temperatur bawah permukaan yang di ambil di daerah Penyelidikan ini adalah 110 o C, yang diambil berdasarkan geotermometer Na-K. GEOLISTRIK Hasil pengukuran tahanan jenis pada bentangan AB/2=250 m (gambar 4) memperlihatkan pola kontur tahanan jenis rendah < 20 Ohm memanjang pada lintasan B dan diapit oleh tahanan jenis lebih tinggi yaitu antara tahanan jenis 20 30 Ohm, 30-50 Ohm-m dan > 50 Ohm-m. Pada bentangan AB/2 = 500 m (gambar 5), tahanan jenis rendah menyempit membetuk pola poligon tertutup, terdapat pada lintasan B yaitu dekat dengan airpanas Kampala, selanjutnya pola kontur tahanan jenis rendah pada bentangan AB/2=800 m (gambar 6) terbagi dua kelompok yaitu kelompok pertama masih di sekitar airpanas Kampala dan kelompok ke dua berada di lintasan C-8000 dengan kontur tertutup. Pada bentangan AB/2=0 m (gambar 7) tahanan jenis rendah tidak membentuk pola kontur yang baik, akan tetapi tahanan jenis rendah masih konsisten berada di dekat airpanas Kampala dan disekitar titik amat C-8000. Hasil interpretasi pendugaan tahanan jenis pada lintasan B diperoleh 4 kelompok lapisan tahanan jenis yaitu lapisan permukaan terdiri dari tahanan jenis antara 5 15 dan 11-30 Ohm-m sampai kedalaman 60 meter, kemudian diikuti dengan tahanan jenis rendah 5-7 Ohm-m pada kedalaman antara 180-300 m, diperkirakan

merupakan lempung dari batuan sedimen Formasi Walanae dan ditutup oleh lapisan dengan tahanan jenis 70-150 Ohm-m pada kedalaman >300 m (gambar 8), diperkirakan lapisan yang paling bawah adalah basal yang sudah mengalami pelapukan dan retas oleh aktifitas tektonik. DISKUSI Struktur Sesar yang mengontrol pemunculan manifestasi panas bumi adalah sesar normal Panggo, Pangesoran dan Kampala yang berarah timurlaut baratdaya (NE SW). Pemunculan manifestasi ini akibat kegiatan intrusi batuan basal dimana di perkirakan sumber panas (Heat Source) berasal dari batuan basal. Tahanan jenis rendah < 20 Ohm-m terdapat secara konsisten berada di lintasan B dekat airpanas dan di lintasan C disekitar titik amat C- 8000 yaitu disekitar terdapatnya alterasi, dengan adanya indikasi dipermukaan yaitu airpanas dan adanya alterasi diharapkan tahanan jenis rendah tersebut merupakan indikasi adanya aktifitas panas di bawah permukaan bukan dari batuan sedimen yang mendominasi daerah penyelidikan. Tahanan jenis rendah tersebut keberadaannya disekitar struktur yang berarah baratlauttenggara hampir sejajar dengan aktifitas Tektonik Sulawesi. Hasil pengukuran sounding di 4 titik amat menunjukkan belum ditemukan zona tahanan jenis rendah (Clay Cap) dan reservoar diduga berada masih jauh di kedalaman. KESIMPULAN Batuan tertua adalah batuan sedimen yang dapat dikorelasikan dengan Formasi Walanae berumur Miosen Akhir hingga Pliosen (N18-N20) dengan ketebalan mencapai 2500 m (Rab Sukamto dkk, 1982). Struktur sesar didominasi arah timurlaut baratdaya (NE SW) dimana pemunculan manifestasi dikontrol oleh sesar normal Panggo, Kampala dan Pangesoran. Perkiraan daerah prospek berdasarkan hasil pengukuran tahanan jenis mapping diperoleh tahanan jenis rendah < 20 Ohm-m pada bentangan AB/2=250 sampai AB/2=0 meter terdapat disekitar air panas Kampala dan disebelah utara air panas Panggo dengan luas ± 7 Km 2. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih disampaikan kepada Institusi Pusat Sumber Daya Geologi (PSDG) yang telah memberikan ijin pemakaian data, sehingga berbentuk makalah ini. DAFTAR PUSTAKA Fournier, R.O., 1981. Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and Reservoir Engineering, Geothermal System: Principles and Case Histories. John Willey & Sons. New York. Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg Ca Geo- Indicators. Geochemica Acta 52. pp. 2749 2765. Lawless, J., 1995. Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short course. Unocal Ltd. Jakarta. Mahon K., Ellis, A.J., 1977. Chemistry and Geothermal System. Academic Press Inc. Orlando. Telford, W.M. et al, 1982. Applied Geophysics. Cambridge University Press. Cambridge. Sjaiful Bachri dan Muzil Alzwar 1975. Laporan Inventarisasi Kenampakan Gejala Panas Bumi Daerah Sulawesi Selatan. Moch Bagdja P, Ir Suharsono Kamal dan Wawan Suherman. Laporan Penyelidikan Geokimia Regional bersistem Daerah Kabupaten Bulukumba, Sinjai, Maros, Bone dan Bantaeng Propinsi Sulawesi Selatan. Rab Sukamto dan S Supriatna,1982. Peta Geologi Lembar Ujungpandang,, dan Sinjai sekala 1:250 000, Lembar 2010, 2109, dan 2110

Tabel 1. Data Sampel Geokimia Daerah Panas Bumi Kampala Kab. Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan No. Nama/Lokasi Kode Koordinat (UTM) T.manif T. ud debit EC ph X (m) Y (m) ( o C) ( o C) (l/detik) (µs/cm) 1 AP.PANGGO APPG 194119 9426510 61.4 34.1 8.46 1.0 3350 2 AP. KAMPALA APKA 189783 9430828 55.4 32.1 7.34 0.5 3500 3 AP. PANGESORAN APPS 191913 9427720 42.6 31.5 8.45 0.05 2700 4 AD. KAMPALA ADK 192084 9429538 28.4 26.1 7.52 480

U 4 0 LS Lokasi penyelidikan 5 0 LS Peta 119 0 120 0 BT 121 0 BT Gambar 1. Peta Lokasi Penyelidikan Daerah Panas Bumi Kampala, Sinjai.

Gambar 2. Peta Geologi Daerah Kampala

200 PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 Gambar 3. Peta Distribusi ph Daerah Panas Bumi Kampala 9434000 9433000 9432000 9430 9430000 9429000 9428000 9427000 9426000 9425000 Palempeng Salo Messa Kampungbaru Jenae Bulu yanete Topisi Salo Pujujukeng Salo Bigang Malimpo Kaherang SINJAI SELATAN Ajudolloe Hilalang 2 B 0 B 1500 Bulumaceling Tanaeja B Bontobulaeng 3500 A 2500 B 4000 Waepellae A 3000 B 4500 Lalengpitue Buhungtelue A 3500 Maconggi Timbasoang Ulugalung B 5000 Cameru Pallie B 2000 Salobelang Salo Cape Ammaseng Botoboto Kacunuk B 2500 Salo Dondo C 1500 Salo Patingalong B 3000 A 4000 Topangka C 2000 Langkesek C 3000 Malenreng Coborro C 2500 KampungbaruC 3500 A 4500 Samaenre Laberang Buntulu Kadijeng Abumpengeng A 5500 Pangi A 6000 Bolabola C 4500 B Pacing 5500 B 6000 Tanete Tolesang B 6500 Hodi A 7000 Samperea Tanro C 4000 SINJAI TIMUR A 6500 Tongko C 5000 Jampue Cindranae C 5500 Tambangi Marale Manyah C 6000 Bontorihu Kampala Tanamalolo C 6500 Lappae A 7500 Buabua Pakkita B 7000 Bangkala A 8000 Kalamisu SINJAI UTARA Tanassang B 7500 A 8500 Lonrae Taipa A 9000 Tanabebek Salo Barulonang C 7000 C 7500 Kalolling B 8000 Salo Kalamisu B 8500 A 9500 Batupakik Bontama A 00 C 8000 B9000 Salo Palapala Kalupang C 8500 B 9500 Ulusalo Tekolamae C 9000 B 00 Panggo Batulappa C 9500 B 10500 C 00 Saputinggi Buakang C 10500 B 10 Balangnipa SAMATARING Maroanging Maccini Bontosugi Tokinjang Salo Sinjai Mangarabombang C 10 Bilalang Salo Baringang PETA TAHANAN JENIS SEMU DAERAH PANAS BUMI KAMPALA KABUPATEN SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN AB/2 =250 M < 20 Ohm-m 20-30 Ohm-m 30-50 Ohm-m > 50 Ohm-m U 0 m 0 m 2000 m 3000 m KETERANGAN Kontur anomali tahanan jenis semu Titik pengukuran geolistrik Mata air panas Kontur ketinggian interval 50 meter Jekka Serre Salenrang Tanatelante A 10500 A 10 Bontobunda Sungai dan anak sungai 9424000 Buluparia Jalan provinsi, jalan kabupaten Liang Borongpao Bokkere Hempenge 2 9423000 Bungae 187000 188000 189000 190000 190 192000 193000 194000 195000 196000 197000 Gambar 4 Peta Tahanan Jenis Semu AB/2=250 meter

200 200 PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 9434000 9433000 9432000 9430 9430000 9429000 9428000 9427000 9426000 9425000 Palempeng Salo Messa Kampungbaru Jenae Bulu yanete Topisi Salo Pujujukeng Salo Bigang Malimpo Kaherang SINJAI SELATAN Ajudolloe Hilalang 2 B 0 B 1500 Bulumaceling Tanaeja B Bontobulaeng 3500 A 2500 B 4000 Waepellae A 3000 B 4500 Lalengpitue Buhungtelue A 3500 Maconggi Timbasoang Ulugalung B 5000 Cameru Pallie B 2000 Salobelang Salo Cape Ammaseng Botoboto Salo Dondo Kacunuk B 2500 C 1500 Salo Patingalong B 3000 A 4000 Topangka C 2000 Langkesek C 3000 Malenreng Coborro C 2500 KampungbaruC 3500 A 4500 Samaenre Laberang Buntulu Kadijeng Abumpengeng A 5500 Pangi A 6000 Bolabola C 4500 B Pacing 5500 B 6000 Tanete Tolesang B 6500 Hodi A 7000 Samperea Tanro C 4000 SINJAI TIMUR A 6500 Tongko C 5000 Jampue Cindranae C 5500 Tambangi Marale Manyah C 6000 Bontorihu Kampala Tanamalolo C 6500 Lappae A 7500 Buabua Pakkita B 7000 Bangkala A 8000 Kalamisu SINJAI UTARA A 8500 Tanassang B 7500 Lonrae Taipa A 9000 Tanabebek Salo Barulonang C 7000 C 7500 Kalolling B 8000 Salo Kalamisu B 8500 A 9500 Batupakik Bontama B9000 A 00 C 8000 Salo Palapala Kalupang C 8500 B 9500 Ulusalo Tekolamae C 9000 B 00 Panggo Batulappa C 9500 B 10500 C 00 Saputinggi Buakang C 10500 B 10 Balangnipa SAMATARING Maroanging Maccini Bontosugi Tokinjang Salo Sinjai Mangarabombang C 10 Bilalang Salo Baringang PETA TAHANAN JENIS SEMU DAERAH PANAS BUMI KAMPALA KABUPATEN SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN AB/2 =500 M 0 m 0 m 2000 m 3000 m < 20 Ohm-m 20-30 Ohm-m 30-50 Ohm-m > 50 Ohm-m U KETERANGAN Kontur anomali tahanan jenis semu Titik pengukuran geolistrik Mata air panas Kontur ketinggian interval 50 meter Jekka Serre Salenrang Tanatelante A 10500 A 10 Bontobunda Sungai dan anak sungai 9424000 Buluparia Jalan provinsi, jalan kabupaten Liang Borongpao Bokkere Hempenge 2 9423000 Bungae 187000 188000 189000 190000 190 192000 193000 194000 195000 196000 197000 Gambar 5 Peta Tahanan Jenis Semu AB/2=500 meter 9434000 9433000 9432000 9430 9430000 9429000 9428000 9427000 9426000 9425000 Palempeng Salo Messa Kampungbaru Jenae Bulu yanete Topisi Salo Pujujukeng Salo Bigang Malimpo Kaherang SINJAI SELATAN Ajudolloe Hilalang 2 B 0 B 1500 Bulumaceling Tanaeja B Bontobulaeng 3500 A 2500 B 4000 Waepellae A 3000 B 4500 Lalengpitue Buhungtelue A 3500 Maconggi Timbasoang Ulugalung B 5000 Cameru Pallie B 2000 Salobelang Salo Cape Ammaseng Botoboto Kacunuk B 2500 Salo Dondo C 1500 Salo Patingalong B 3000 A 4000 Topangka C 2000 Langkesek C 3000 Malenreng Coborro C 2500 KampungbaruC 3500 A 4500 Samaenre Laberang Buntulu Kadijeng Abumpengeng A 5500 Pangi A 6000 Bolabola C 4500 B Pacing 5500 B 6000 Tanete Tolesang B 6500 Hodi A 7000 Samperea Tanro C 4000 SINJAI TIMUR A 6500 Tongko C 5000 Jampue Cindranae C 5500 Tambangi Marale Manyah C 6000 Bontorihu Kampala Tanamalolo C 6500 Lappae A 7500 Buabua Pakkita B 7000 Bangkala A 8000 Kalamisu SINJAI UTARA Tanassang B 7500 A 8500 Lonrae Taipa A 9000 Tanabebek Salo Barulonang C 7000 C 7500 Kalolling B 8000 Salo Kalamisu B 8500 A 9500 Batupakik Bontama A 00 C 8000 B9000 Salo Palapala Kalupang C 8500 B 9500 Ulusalo Tekolamae C 9000 B 00 Panggo Batulappa C 9500 B 10500 C 00 Saputinggi Buakang C 10500 B 10 Balangnipa SAMATARING Maroanging Maccini Bontosugi Tokinjang Salo Sinjai Mangarabombang C 10 Bilalang Salo Baringang PETA TAHANAN JENIS SEMU DAERAH PANAS BUMI KAMPALA KABUPATEN SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN AB/2 =800 M < 20 Ohm-m 20-30 Ohm-m 30-50 Ohm-m > 50 Ohm-m U 0 m 0 m 2000 m 3000 m KETERANGAN Kontur anomali tahanan jenis semu Titik pengukuran geolistrik Mata air panas Kontur ketinggian interval 50 meter Jekka Serre Salenrang Tanatelante A 10500 A 10 Bontobunda Sungai dan anak sungai 9424000 Buluparia Jalan provinsi, jalan kabupaten Liang Borongpao Bokkere Hempenge 2 9423000 Bungae 187000 188000 189000 190000 190 192000 193000 194000 195000 196000 197000 Gambar 6 Peta Tahanan Jenis Semu AB/2=800 meter

9434000 9433000 9432000 9430 9430000 9429000 9428000 9427000 9426000 9425000 200 Palempeng Salo Messa Kampungbaru Jenae Bulu yanete Topisi Salo Pujujukeng Salo Bigang Malimpo Kaherang SINJAI SELATAN Ajudolloe Hilalang 2 B 0 B 1500 Bulumaceling Tanaeja B Bontobulaeng 3500 A 2500 B 4000 Waepellae A 3000 B 4500 Lalengpitue Buhungtelue A 3500 Maconggi Timbasoang Ulugalung B 5000 Cameru Pallie B 2000 Salobelang Salo Cape Ammaseng Botoboto Kacunuk B 2500 Salo Dondo C 1500 Salo Patingalong B 3000 A 4000 Topangka C 2000 Langkesek Coborro C 2500 C 3000 Malenreng KampungbaruC 3500 A 4500 Samaenre Laberang Buntulu Kadijeng Abumpengeng A 5500 Pangi A 6000 Bolabola C 4500 B Pacing 5500 B 6000 Tanete Tolesang B 6500 Hodi A 7000 Samperea Tanro C 4000 SINJAI TIMUR A 6500 Tongko C 5000 Jampue Cindranae C 5500 Tambangi Marale Manyah C 6000 Bontorihu Kampala Tanamalolo C 6500 Lappae A 7500 Buabua Pakkita B 7000 Bangkala A 8000 Kalamisu SINJAI UTARA Tanassang B 7500 A 8500 Lonrae Taipa A 9000 Tanabebek Salo Barulonang C 7000 C 7500 Kalolling B 8000 Salo Kalamisu B 8500 A 9500 Batupakik Bontama C 8000 B9000 A 00 Salo Palapala Kalupang C 8500 B 9500 Ulusalo Tekolamae C 9000 B 00 Panggo Batulappa C 9500 B 10500 C 00 Saputinggi Buakang C 10500 B 10 Balangnipa SAMATARING Maroanging Maccini Bontosugi Tokinjang Salo Sinjai Mangarabombang C 10 Bilalang Salo Baringang PETA TAHANAN JENIS SEMU DAERAH PANAS BUMI KAMPALA KABUPATEN SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN AB/2 =0 M < 20 Ohm-m 20-30 Ohm-m 30-50 Ohm-m > 50 Ohm-m U 0 m 0 m 2000 m 3000 m KETERANGAN Kontur anomali tahanan jenis semu Titik pengukuran geolistrik Mata air panas Kontur ketinggian interval 50 meter Jekka Serre Salenrang Tanatelante A 10500 A 10 Bontobunda Sungai dan anak sungai 9424000 Buluparia Jalan provinsi, jalan kabupaten Liang Borongpao Bokkere Hempenge 2 9423000 Bungae 187000 188000 189000 190000 190 192000 193000 194000 195000 196000 197000 Gambar 7 Peta Tahanan Jenis Semu AB/2=0 meter PENAMPANG TAHANAN JENIS SEBENARNYA DAERAH PANAS BUMI KAMPALA, KABUPATEN SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN 200 B 6750 200 0 10 20 B 8000 11 6 B9000 30 0 6 7 5-200 -200 150 70-400 -400 KETERANGAN 5-25 Ohm-m, Tanah penutup 5-7 Ohm-m, Batuan sedimen 70-150 Ohm-m, Basalt Gambar 8. Penampang Tahanan Jenis Sebenarnya Lintasan B