Jurnal JARKOM Vol. 5 No. 2 Juni 2017 ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client

BAB III METODE PENGEMBANGAN

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. jaringan. Topologi jaringan terdiri dari 3 client, 1 server, dan 2 router yang

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management

ANALISIS MANAJEMEN BANDWIDTH DENGAN ALAMAT IP CLIENT ABSTRAK

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QoS) JARINGAN INTERNET DI SMK TELKOM MEDAN

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER

IMPLEMENTASI METODE NTH DAN FAILOVER DENGAN FITUR NOTIFIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA

CARA MENJALANKAN PROGRAM

PERBANDINGAN METODE PCQ, SFQ, RED DAN FIFO PADA MIKROTIK SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI LAYANAN JARINGAN PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Jurnal JARKOM Vol. 3 No. 2 Juni PENGUJIAN KINERJA KOMUNIKASI DATA MENGGUNAKAN IPv4 VS IPv6 PADA JARINGAN CLIENT SERVER

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

MANAJEMEN BANDWIDTH MENGGUNAKAN SIMPLE QUEUE PADA MIKROTIK DI SMK PGRI 1 KOTA KEDIRI

3.1 Tempat dan waktu Penelitan Data Rancangan Penelitian Perangakat dan Teknik Pengumpulan Data

Mengenal Mikrotik Router

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. penggunaan bandwidth. Solusi yang sering dilakukan adalah

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

DAFTAR ISI. ABSTRAK...vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. harinya menggunakan media komputer. Sehingga banyak data yang disebar

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

ANALISIS KINERJA TEKNOLOGI JARINGAN WIRELESS PADA FREKUENSI 2.4 GHz DALAM KONDISI RUANGAN TERTENTU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

Jurnal JARKOM Vol. 4 No. 1 Desember 2016

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS QUALITY of SERVICE (QoS) KINERJA SISTEM HOTSPOT PADA ROUTERBOARD MIKROTIK 951Ui-2HnD PADA JARINGAN TEKNIK INFORMATIKA

BAB IV PEMBAHASAN /24 dan lainnya bisa berkoneksi dengan internet / ISP.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENENTUAN MODEL PENGELOLAAN BANDWIDTH IDEAL MENGGUNAKAN POLA QUALITY OF SERVICE (QOS) STUDI KASUS DI SMK AL-FATTAAH DEMAK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

QUALITY OF SERVICE PADA WIRELESS BTS DENGAN MANAJEMEN BANDWIDTH SIMPLE QUEUE

MODUL 9 PENGUKURAN QoS STREAMING SERVER

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI MANAJEMEN BANDWIDTH PADA USB TETHERING ANDROID MENGGUNAKAN MIKROTIK

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL PRIVATE NETWORK DENGAN PROTOKOL PPTP PADA CISCO ROUTER 2901 (STUDI KASUS PRODI TEKNIK INFORMATIKA UNTAN)

Bab 2. Tinjauan Pustaka

ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) PADA WARNET DENGAN METODE HTB (HIERARCHICAL TOKEN BUCKET)

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

Kata kunci : Axence nettools, Jaringan WLAN, Monitoring, Quality of Service (QoS)

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

TEKNIK MARK PACKET DAN MARK CONNECTION UNTUK MANAJEMEN BANDWITH DENGAN PENDEKATAN TOP-DOWN

QUALITY OF SERVICE (QOS) PADA JARINGAN INTERNET DENGAN METODE HIERARCHY TOKEN BUCKET

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI...

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis

ANALISIS QOS INTERNET PROTOKOL TV (IPTV) PADA JARINGAN MPLS MENGGUNAKAN PROTOKOL RSVP TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan internet bahkan sudah mulai merambah ke daerah-daerah. Ini

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG )

ANALISIS MANAGEMENT BANDWIDTH DENGAN METODE PCQ (PER CONNECTION QUEUE) DAN HTB (HIERARCHICAL TOKEN BUCKET) DENGAN MENGGUNAKAN ROUTER MIKROTIK

Manajemen Bandwidth Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket (HTB) Pada Jaringan LAN PT.Waskita Beton Precast Plant Karawang

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang)

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BANDWIDTH JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) MENGUNAKAN METODE QUEUE TREE PADA PT. TUMBUH SELARAS ALAM

NAMA : SUSILO KELAS : 22 NIM : TANGGAL : 10 JUNI 2015

SISTEM PENCEGAHAN FLOODING DATA DENGAN METODE MANAJEMEN BANDWITH

ABSTRAK. Kata Kunci : GRE, HTTP, IMS, IPsec, L2TP, OPNET Modeler 14.5, Video Call, VoIP, VPN.

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang)

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI QUALITY OF SERVICE (QOS) MENGGUNAKAN IPCOP DI SMK MUHAMMADIYAH IMOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMANSI ETHERNET OVER IP (EoIP) TUNNEL Mikrotik RouterOS PADA LAYANAN VoIP DENGAN JARINGAN CDMA 1

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

ANALISA UNJUK KERJA APLIKASI CBQ DAN HTB PADA JARINGAN KOMPUTER UNTUK PEMBATASAN BANDWIDTH BERBASIS IPv6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mikrotik (2005), Mangle adalah sebuah fasilitas yang dapat

Quality of Service. Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

ANALISIS PERBANDINGAN QUALITY OF SERVICE (QOS) FIRMWARE ORIGINAL TL-MR3020 DENGAN FIRMWARE OPENWRT BERBASIS OPENSOURCE

Studi Perbandingan Performa QoS (Quality of Service) Tunneling Protocol PPTP Dan L2TP Pada Jaringan VPN Menggunakan Mikrotik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

BAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini :

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

Penerapan Quality of Service Pada Jaringan Internet Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Jurnal JARKOM Vol. 4 No. 1 Desember 2016 IMPLEMENTASI ROUTING OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF) MELALUI TUNNEL OPEN VPN

PEMBANGUNAN BANDWIDTH MANAGEMENT DENGAN METODE QUEUE TREE HTB DAN PCQ PADA MIKROTIK ROUTERBOARD. (Studi Kasus : SMA Kristen 1 Salatiga) Artikel Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN HASIL DATA

Transkripsi:

PERBANDINGAN MANAJEMEN BANDWIDTH MENGGUNAKAN METODE FIFO (FIRST-IN FIRST-OUT) DAN PCQ (PER CONNECTION QUEUE) PADA ROUTER MIKROTIK (Studi Kasus Pada Laboratorium Komputer Jaringan, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta) Enggar Febriyanti 1, Suwanto Raharjo 2, Muhammad Sholeh 3 1,2,3 Teknik Informatika, FTI, IST AKPRIND enggarfp@gmail.com 1, wa2n@akprind.ac.id 2, muhash@akprind.ac.id 3 ABSTRACT The problem with bandwidth is usually not optimally used, to addressing the issue of bandwidth can be done with the management to be able to be optimally used. Management bandwidth in addition to maximize bandwidth but also to aims to address to problem of congestion. Congestion is a condition where the file to be sent more than the capacity of the link (media) the network available. Congestion is common if the available bandwidth is no longer enough to drain the packet-packet required by the user. Testing of network performance could be the solution to determine the performance of the network. Testing conducted with the analyzing of the Quality of Service (QOS) including delay, packet loss, jitter and throughput. The tests are carried out in two different methods, namely the FIFO (First-in First-out) and PCQ (Per Connection Queue). The method used is the study of literature, network design, and implementation of network testing. The results of network performance shows that in FIFO method on the peak time obtained with the index of 3.5 and at the idle time obtained with index 3. With the PCQ method on the peak time obtained with a 3.25 index and the idle time obtained with index 3.5. Overall network with both methods are able to work well, yet each method has different performance in every condition. Keyword: Bandwidth, FIFO, PCQ, QOS, Network INTISARI Permasalahan bandwidth yang seringkali kurang dimanfaatkan secara optimal, untuk mengatasi permasalahan bandwidth dapat dilakukan manajemen bandwidth yang bertujuan agar bandwidth dapat dimanfaatkan secara optimal. Manajemen bandwidth selain untuk memaksimalkan bandwidth yang ada juga bertujuan untuk mengatasi masalah congestion. Congestion adalah kondisi dimana data yang akan dikirim lebih besar dari kapasitas link (media) jaringan yang tersedia. Congestion ini umum terjadi jika bandwidth yang tersedia tidak cukup lagi untuk mengalirkan packet-packet yang dibutuhkan oleh user. Pengujian kinerja jaringan bisa menjadi solusi untuk mengetahui kinerja jaringan. Pengujian dilakukan dengan analisa parameter Quality Of Service (QOS) diantaranya delay, packet loss, jitter dan throughput. Pengujian tersebut dilakukan dalam dua metode yang berbeda, yaitu FIFO (First-in First-out) dan PCQ (Per Connection Queue). Metode yang digunakan adalah studi literature, perancangan jaringan, dan implementasi pengujian jaringan. Hasil pengujian kinerja jaringan dengan metode FIFO pada jam sepi diperoleh hasil dengan indeks 3.5 dan pada jam padat diperoleh hasil dengan indeks 3. Dengan Metode PCQ pada jam sepi diperoleh hasil dengan indeks 3.25 dan pada jam padat diperoleh hasil dengan indeks 3.5. Secara keseluruhan jaringan dengan kedua metode tersebut mampu bekerja dengan baik, namum setiap metode mempunyai kinerja yang berbeda pada setiap kondisinya. Kata kunci: Bandwidth, FIFO, PCQ, QOS, Network 89

PENDAHULUAN Dewasa ini teknologi informasi khusunya jaringan komputer berkembang dengan sangat pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan jaringan komputer. Jaringan yang terhubung dengan internet, masalah kecepatan upload maupun download merupakan hal yang sangat penting untuk memperlancar transmisi data. Banyak hal yang dapat mempengaruhi kecepatan dua proses tersebut, diantaranya yaitu besarnya bandwidth yang digunakan jaringan tersebut dan seberapa efektif bandwidth tersebut bisa dimanfaatkan. Bandwidth adalah suatu ukuran dari banyaknya informasi yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat lain dalam satu waktu tertentu. Penggunaan bandwidth di sebuah jaringan seringkali kurang dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya satu atau lebih client yang menghabiskan kapasitas bandwidth dalam jaringan tersebut untuk download atau untuk mengakses aplikasi-aplikasi yang dapat menyita kapasitas bandwidth. Permasalahan bandwidth yang seringkali kurang dimanfaatkan secara optimal, untuk mengatasi permasalahan bandwidth dapat dilakukan manajemen bandwidth yang bertujuan agar bandwidth dapat dimanfaatkan secara optimal. Manajemen bandwidth dilakukan selain untuk memaksimalkan bandwidth yang ada juga bertujuan untuk mengatasi masalah congestion. Congestion adalah kondisi dimana data yang akan dikirim lebih besar dari kapasitas link (media) jaringan yang tersedia.selain harus memperhatikan faktor kegagalan sistem, keamanan, skalabilitas, network yang baik juga harus memperhatikan kualitas atau jaminan layanan (service) yang akan diberikan kepada pengguna (user). Semakin baik kualitas yang diberikan maka pengguna juga semakin nyaman dalam menggunakan jaringan tersebut. Sehingga dalam membangun sebuah jaringan komputer harus memperhatikan kualitas layanan atau yang lebih dikenal dengan istilah quality of service (QOS). Dalam penerapan manajemen bandwidth dapat menggunakan 2 cara yaitu, Simple Queue dan Queue Tree. Sesuai dengan latar belakang diatas, penulis memilih cara Simple Queue dan Queue Tree untuk mengatasi masalah kualitas bandwidth dengan memilih metode First-in First-out (FIFO) dan Per Connection Queue (PCQ). TINJAUAN PUSTAKA Implentasi manajemen bandwidth berbasis mikrotik sudah banyak dilakukan sebelumnya. Metode yang digunakan pun banyak dan sesuai dengan kebutuhan masingmasing. Dalam penelitian ini menggunakan referensi hasil-hasil penelitian sebelumnya yang telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Saniya (2013) telah melakukan penelitian tentang system manajemen bandwidth dengan prioritas alamat IP client. Sistem manajemen bandwidth menggunakan metode HTB (Hierarchical Tocken Bucket) dengan teknik antrian simple queue dan queue tree merupakan proses pengaturan bandwidth untuk mendukung kebutuhan layanan jaringan. Hasil analisis penerapan sistem ini membuktikan bahwa penggunaan teknik antrian dan kapasitas bandwidth menyebabkan perbedaan nilai packet loss, delay end-to-end, dan throughput sistem. Wilmadi (2013) telah melakukan penelitian tentang analisis manajemen bandwidth dengan metode PCQ (per connection queue) dan HTB (hierarchical token bucket) dengan menggunakan router mikrotik. Mikrotik Router OS merupakan OS turunan dari distro linux Debian yang khusus digunakan sebagai router dan gateway. Mikrotik memiliki QoS yang digunakan untuk mengatur penggunaan bandwidth secara rasional. Penelitian ini memberikan perbandingan pembagian bandwidth dengan dua metode yang berbeda. Metode yang digunakan adalah Per Connection Queue (PCQ) dan Hierarchical Token Bucket (HTB). Penelitian ini menghasilkan suatu perbandingan antara metode antrian Per Connection Queue (PCQ) dan Hierarchical Token Bucket (HTB) menggunakan router Mikrotik yang mengambil study kasus di Last Man GameNet ini telah dilakukan pengujian untuk mengetahui metode mana yang paling optimal menangani pembagian bandwidth di jaringan. Janius (2013) Bertepatan dengan meningkatnya pengguna internet di Indonesia, jumlah pengguna meningkat baik streaming video atau audio. Peningkatan ini didasarkan pada perkembangan yang sangat pesat teknologi khususnya notebook dan tablet yang menggunakan akses internet nirkabel. Penggunaan transmisi video streaming melalui jaringan nirkabel yang berbeda dari jaringan kabel karena karakteristik jaringan nirkabel terbatas dibandingkan dengan jaringan kabel, dan transmisi karakteristik video streaming yang 90

memerlukan penanganan yang berbeda dari transmisi teks Data pada umumnya. Untuk menjaga layanan internet stabilitas kepada pengguna yang mengakses berbagai aplikasi di internet, akan diterapkan QOS (Quality Of Service) metode dalam wireless jaringan dengan HTB (Hierarchical Token Bucket) data yang digunakan adalah video dengan kualitas 240p, 360p, 480p, 720p. parameter QoS dianalisis terdiri dari Delay, Jitter, Packet Loss, dan Throughput. Landasan Teori Quality of Service (QoS)- Quality of Service (QoS) merupakan metode pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik dan sifat dari satu layanan. QoS digunakan untuk mengukur sekumpulan atribut kinerja yang telah dispesifikasikan dan diasosiasikan dengan suatu layanan (Ferguson & Huston, 1998). QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda. QoS menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan jaringan yang disediakan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pada Tabel 1 diperlihatkan nilai persentase dariqos. Tabel 1 Persentase dan nilai dari QoS (TIPHON, 1999) Nilai Persentase (%) Indeks 3,8 4 95 100 Sangat Memuaskan 3 3,79 75 94,75 Memuaskan 2 2,99 50 74,75 Kurang Memuaskan 1 1,99 25 49,75 Jelek Parameter-parameter dari Quality of Service (QoS) terdiri dari: Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps (bit per second) (TIPHON, 1999). Kategori throughput diperlihatkan di Tabel 2 Tabel 2 Persentase dan nilai dari throughput (TIPHON, 1999) Nilai Persentase (%) Indeks 4 100 Sangat Bagus 3 75 Bagus 2 50 Kurang Bagus 1 <25 Jelek Rumus untuk menghitung throughput adalah: Throughput = Jumlah data yang dikirim (1) Waktu pengiriman data Packet loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan (TIPHON, 1999). Pada Tabel 3 ditunjukkan nilai indeks dan kategori packet loss. Tabel 3 Persentase dan nilai dari packet loss (TIPHON, 1999) Nilai Persentase (%) Indeks 4 0 Sangat Bagus 3 3 Bagus 2 15 Kurang Bagus 1 25 Jelek 91

Rumus untuk menghitung packet loss adalah: Packet loss = Paket data yang dikirim-paket data yang diterima Paket data yang dikirim X 100%... (2) Delay adalah waktu yang dibutuhkan paket untuk mencapai tujuan, karena adanya antrian, atau mengambil rute yang lain untuk menghindari kemacetan yang di perlihatkan pada Tabel 4 (TIPHON, 1999). Tabel 4 Nilai dari Delay (TIPHON, 1999) 4. Nilai Besar Delay (ms) Indeks 4 <150 Sangat Bagus 3 150-300 Bagus 2 300-450 Kurang Bagus 1 >450 Jelek Rumus untuk menghitung rata-rata delay adalah : Total delay... Rata-rata delay = Total paket yang diterima (3) Jitter, diakibatkan oleh variasi-variasi dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan jitter yang diperlihatkan pada Tabel 5 (TIPHON, 1999) Tabel 5 Nilai dari Jitter (TIPHON, 1999) Nilai Besar Delay (ms) Indeks 4 0 Sangat Bagus 3 0-75 Bagus 2 75-125 Kurang Bagus 1 125-225 Jelek Rumus untuk menghitung jitter adalah : Jitter = Total variasi delay Total paket yang diterima...(4) Total variasi delay =delay (rata-rata delay)... (5) Mikrotik - Mikrotik adalah sistem operasi independen berbasis Linux khusus untuk komputer yang difungsikan sebagai router. Mikrotik didesain untuk mudah digunakan dan sangat baik digunakan untuk keperluan administrasi jaringan komputer seperti merancang dan membangun sebuah sistem jaringan komputer skala kecil hingga yang kompleks. Mikrotik mulai didirikan tahun 1995 yang pada awalnya ditujukan untuk perusahaan jasa layanan Internet (Internet Service Provider, ISP) yang melayani pelanggannya menggunakan teknologi nirkabel. Saat ini MikroTik memberikan layanan kepada banyak ISP nirkabel untuk layanan akses Internet di banyak negara di dunia dan juga sangat populer di Indonesia. Mikrotik pada standar perangkat keras berbasiskan Personal Computer (PC) dikenal dengan kestabilan, kualitas kontrol dan fleksibilitas untuk berbagai jenis paket data dan penanganan proses rute (routing). Mikrotik yang dibuat sebagai router berbasiskan komputer banyak bermanfaat untuk sebuah ISP yang ingin menjalankan beberapa aplikasi mulai dari hal yang paling ringan hingga tingkat lanjut. Selain routing, Mikrotik dapat digunakan sebagai manajemen kapasitas akses (bandwidth, firewall, wireless access point (WiFi), backhaul link, sistem hotspot, Virtual Private Network server dan masih banyak lainnya (Tanutama,1996). Router - Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis OSI. Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan 92

untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya.router berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN).Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch merupakan suatu jalanan, dan router merupakan penghubung antar jalan. Masing- masing rumah berada pada jalan yang memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang sama, switch menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat IP sendiri pada sebuah LAN Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router. Selain IP Router, ada lagi AppleTalk Router, dan masih ada beberapa jenis router lainnya. (Abdullah, 2014) Bandwidth - Bandwidth adalah total jumlah bytes yang ditransfer dibagi dengan total waktu antara permintaan pertama sampai seluruh bytes selesai ditransfer. Untuk meningkatkan kecepatan akses dan bandwidth, dapat dilakukan penjadwalan pelayanan atas permintaan input atau output dengan urutan yang tepat. Jika suatu proses membutuhkan pelayanan input atau output dari atau menuju disk maka proses tersebut akan melakukan system call ke sistem operasi. (Haryanto, 2012) FIFO (First-in First-out)- Metode ini adalah metode paling sederhana dan umumnya merupakan metode default yang aktif pada interface perangkat jaringan. First-in First-out atau FIFO ini dijalankan dengan membuat buffer yang sederhana untuk menampung packet-packet yang masuk untuk sementara waktu. FIFO mempunyai beberapa karakteristik, yaitu: (Towidjojo, 2016) 1. Cepat dan sederhana karena tidak melakukan classification 2. Merupakan solusi umum yang banyak digunakan 3. Menggunakan satu buffer untuk berbagai jenis packet 4. Congestion sulit diperkirakan 5. Memungkinkan terjadinya delay yang lebih lama 6. Sering terjadi kondisi packet dibuang (drop packet) PCQ (Per Connection Queue) - PCQ (Per Connection Queue) digunakan sebagai metode queue pada jaringan dengan jumlah client yang banyak, atau jaringan dengan client yang tidak dapat diperkirakan jumlahnya. Dengan jumlah client yang sulit diperkirakan jumlahnya, penerapan manajemen bandwidth akan menjadi lebih rumit. Ini karena pada saat akan mengalokasikan bandwidth, kita biasanya harus mengetahui berapa jumlah client yang ada di dalam jaringan untuk menghitung alokasi CIR dan MIR. Ini berakibat konfigurasi manajemen bandwidth harus disesuaikan kembali jika ternyata jumlah client juga berubah. Dengan menggunakan PCQ, maka anda tidak perlu menggantiganti konfigurasi manajemen bandwidth jika ternyata jumlah client bertambah maupun berkurang. Begitu juga dengan client yang banyak, anda tidak akan dipusingkan dengan membuat konfigurasi leaf queue yang banyak. Dengan menggunaakan PCQ, meskipun jumlah client mencapai ratusan, hanya dibutuhkan satu atau beberapa baris konfigurasi queue baik pada Simple Queue maupun Queue Tree. (Towidjojo, 2016) PEMBAHASAN Pada Laboratorium Komputer Jaringan Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta terdapat 17 komputer untuk aktifitas praktikum yang terhubung melalui jaringan LAN (Local Area Network). Berdasarkan batasan masalah pada penelitian ini, pengumpulan dan pengambilan data traffic jaringan internet untuk kebutuhan dalam analisis QOS (Quality Of Service) akan dilakukan dalam 2 sesi, sesi padat dan sepi. Pengambilan data traffic dilakukan selama sepuluh kali berturut-turut untuk setiap metodenya. Pertama kali akan dilakukan penyettingan pada tiap mikrotik dengan menggunakan metode FIFO dan PCQ pada sesi jam padat dan sepi dan diambil data traffic.topologi jaringan pada Laboatorium Komputer Jaringan Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta dapat dilihat pada Gambar 1. 93

Gambar 1. Rancangan Topologi Jaringan Gambar 1 merupakan gambar rancangan topologi jaringan pada lab jarinet. Dapat dilihat terdapat server, router mikrotik dan switch. Konfigurasi metode manajemen bandwidth dilakukan pada router mikrotik dengan mengkonfiurasi masing-masing metode sebelum dilakukan uji coba kinerja jaringan. Setelah dikonfigurasi, bisa diuji kinerja masing-masing metode untuk mendapatkan hasil yang nantinya akan diterapkan dalam jaringan ini. Pengujian meliputi uji QOS (Quality of Service) mencakup pengujian jitter, delay, packet loss dan troughput. Berikut adalah pengujian packet loss metode FIFO pada jam sepi: Gambar 2. Pengujian packet loss metode FIFO pada jam sepi Dari gambar diatas merupakan pengujian packet loss dengan metode FIFO pada jam sepi dengan cara mengirimkan packet berupa ping ke sebuah server yaitu www.detik.com diamati selama 5menit. Jumlah packet yang dikirim 285, yang diterima 283 dan packet yang hilang 2. Perthitungan packet loss sesuai standar TIPHON adalah sebagai berikut: Packet loss = X 100% = 0,7 % Paket data yang dikirim-paket data yang diterima Paket data yang dikirim X 100% = 285-283 285 Gambar 3. Pengujian delay metode FIFO pada jam sepi 94

Dari gambar diatas merupakan pengujian delay dengan metode FIFO pada jam sepi dengan cara mengirimkan packet berupa ping ke sebuah server yaitu www.detik.com dengan jumlah 11 packet yang diterima. Perthitungan delay sesuai standar TIPHON adalah sebagai berikut: Total delay Rata-rata delay = Total paket yang diterima Rata-rata delay = 233 ms 11 = 21, 18 ms Gambar 4. Pengujian throughput metode FIFO pada jam sepi Dari gambar diatas merupakan pengujian throughput dengan metode FIFO pada jam sepi dengan cara mendownload file dengan ukuran tertentu. Lama waktu pengiriman dihitung dalam detik. Perhitungan throughput sesuai standar TIPHON adalah sebagai berikut: Throughput = Jumlah data yang dikirim Waktu pengiriman data Throughput = 556 MB 9,240 s = 0.060 x 1024 = 61.61 % Gambar 5. Pengujian jitter metode FIFO pada jam sepi Dari gambar diatas merupakan pengujian jitter dengan metode FIFO pada jam sepi dengan cara mengirimkan packet berupa ping ke sebuah server yaitu www.detik.com dengan jumlah 11 packet yang diterima. Perthitungan jitter sesuai standar TIPHON adalah sebagai berikut: Jitter = Total variasi delay Total paket yang diterima Total variasi delay =delay (rata-rata delay) 95

Jitter = (delay rata-rata delay) Total paket yang diterima Jitter = (233 ms 21,18 ms) 11 211,82 Jitter = 11 = 19,25 ms Tabel IV.1 Rata-rata pengujian FIFO dalam satu hari pada jam sepi Parameter Rata-rata Indeks Keterangan Packet loss 0.90% 4 Sangat Bagus Delay 67.4 ms 4 Sangat Bagus Throughput 67.54 % 3 Bagus Jitter 67.43 ms 3 Bagus Dari tabel diatas merupakan rata-rata pengujian QOS metode FIFO pada jam sepi. Diperoleh packet loss dengan hasil yang sangat bagus ditunjukan dengan indeks 4. Delay dengan hasil yang sangat bagus ditunjukan dengan indeks 4. Throughput dengan hasil yang bagus ditunjukan dengan indeks 3. Dan jitter diperoleh hasil yang bagus ditunjukan dengan indeks 3. Tabel IV.2 Rata-rata pengujian FIFO dalam satu hari pada jam padat Parameter Rata-rata Indeks Keterangan Packet loss 9% 3 Bagus Delay 135.5 ms 3 Bagus Throughput 62.72% 3 Bagus Jitter 123.6 ms 2 Kurang Bagus Dari tabel diatas merupakan rata-rata pengujian QOS metode FIFO pada jam padat. Diperoleh packet loss dengan hasil yang bagus ditunjukan dengan indeks 3. Delay dengan hasil yang bagus ditunjukan dengan indeks 3. Throughput dengan hasil yang bagus ditunjukan dengan indeks 3. Dan jitter diperoleh hasil yang kurang bagus ditunjukan dengan indeks 2. Tabel IV.3 Rata-rata pengujian PCQ dalam satu hari pada jam sepi Parameter Rata-rata Indeks Keterangan Packet loss 4 % 3 Bagus Delay 41.86 ms 4 Sangat Bagus Throughput 59.43 % 3 Bagus Jitter 38.087 ms 3 Bagus Dari tabel diatas merupakan rata-rata pengujian QOS metode PCQ pada jam sepi. Diperoleh packet loss dengan hasil yang bagus ditunjukan dengan indeks 3. Delay dengan hasil yang sangat bagus ditunjukan dengan indeks 4. Throughput dengan hasil yang bagus ditunjukan dengan indeks 3. Dan jitter diperoleh hasil yang bagus ditunjukan dengan indeks 3. 96

Tabel IV.4 Rata-rata pengujian PCQ dalam satu hari pada jam padat Parameter Rata-rata Indeks Keterangan Packet loss 1% 4 Sangat Bagus Delay 36.45 ms 4 Sangat Bagus Throughput 58.378 % 3 Bagus Jitter 33.158 ms 3 Bagus Dari tabel diatas merupakan rata-rata pengujian QOS metode PCQ pada jam padat. Diperoleh packet loss dengan hasil yang sangat bagus ditunjukan dengan indeks 4. Delay dengan hasil yang sangat bagus ditunjukan dengan indeks 4. Throughput dengan hasil yang bagus ditunjukan dengan indeks 3. Dan jitter diperoleh hasil yang bagus ditunjukan dengan indeks 3. Tabel IV.5 Rata-rata pengujian FIFO & PCQ Parameter FIFO PCQ QOS Padat Sepi Padat Sepi Packet loss 3 4 4 3 Delay 3 4 4 4 Throughput 3 3 3 3 Jitter 2 3 3 3 Total Rata-rata 3 3.5 3.5 3.25 Dari tabel diatas diperoleh nilai rata-rata keseluruhan pengujian pada semua kondisi jaringan, baik padat maupun sepi. Sesuai dengan standarisasi tiphon mengenai standar Quality Of Service (QOS) metode FIFO pada kondisi jaringan yang sedang padat diperoleh rata-rata 3. Rata-rata hasil pengujian Quality Of Service (QOS) metode FIFO pada kondisi jaringan yang sedang sepi diperoleh rata-rata 3.5. Rata-rata hasil pengujian Quality Of Service (QOS) metode PCQ pada kondisi jaringan yang sedang padat diperoleh rata-rata 3.5. Ratarata hasil pengujian Quality Of Service (QOS) metode FIFO pada kondisi jaringan yang sedang sepi diperoleh rata-rata 3.25. KESIMPULAN Setelah dilakukan pengujian dan analisa kinerja jaringan pada Laboratorium Komputer & Jaringan, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta diperoleh hasil kesimpulan sebagai berikut: 1. Parameter QoS (Quality Of Service) yang terdiri dari throughput, delay, jitter, dan packet loss sangat berpengaruh terhadap kinerja jaringan, metode yang digunakan dan kondisi trafik jaringan juga berpengaruh dengan nilai QoS. Seperti yang telah diamati kedua metode dengan kondisi trafik jaringan yang sama memiliki perbedaan dalam penerapannya akan memperngaruhi kinerja jaringan serta nilai parameter pengujian lainnya. 2. Pengujian terhadap parameter QOS (Quality Of Service) dengan metode FIFO (First-in First-out) pada router mikrotik RB941-2nD-TC disaat kondisi jaringan yang sedang padat didapatkan nilai 3 dengan kategori bagus. 3. Pengujian terhadap parameter QOS (Quality Of Service) dengan metode FIFO (First-in First-out) pada router mikrotik RB941-2nD-TC disaat kondisi jaringan yang sedang sepi didapatkan nilai 3.5 dengan kategori bagus. 4. Pengujian terhadap parameter QOS (Quality Of Service) dengan metode PCQ (Per Connection Queue) pada router mikrotik RB941-2nD-TC disaat kondisi jaringan yang sedang padat didapatkan nilai 3.5 dengan kategori bagus. 5. Pengujian terhadap parameter QOS (Quality Of Service) dengan metode PCQ (Per Connection Queue) pada router mikrotik RB941-2nD-TC disaat kondisi jaringan yang sedang sepi didapatkan nilai 3.25 dengan kategori bagus. 97

Saran Agar kinerja jaringan di Laboratorium Komputer & Jaringan Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakrta dapat berjalan maksimal maka ada beberapa saran dari penulis, saran tersebut antara lain: 1. Untuk kedepannya pada Laboratorium Komputer & Jaringan, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta dapat diterapkan metode PCQ (Per Connection Queue) disaat kondisi traffic jaringan sedang padat. 2. Pada kondisi jaringan yang sedang sepi metode FIFO (First-in First-out) paling optimal untuk diimplementasikan pada Laboratorium Komputer & Jaringan, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Abdullah., 2014. Optimalisasi Bandwidth Dengan Filterisasi Menggunakan Mikrotik Routerboard. Ejournal Universitas Panca Marga, 1-12. Ferguson, P., & Huston, G., 1998. Quality Of Service. John Wliey & Sons Inc. Janius, D. H., 2013. ANALISIS QOS VIDEO STREAMING PADA JARINGAN WIRELESS MENGGUNAKAN METODE HTB (HIERARCHICAL TOKEN BUCKET). SiTekIn Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 1-6. Saniya, Y., 2013. Sistem Manajemen Bandwidth Dengan Prioritas Alamat IP Client. Jurnal Mahasiswa TEUB Universitas Brawijaya, 1-6. Tanutama, L., 1996. Jaringan Komputer. Jakarta: Elex Media Komputindo. TIPHON., 1999. Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Network (TIPHON) General aspects of Quality of Service (QoS). Jurnal, 1. Towidjojo, R., 2016. Mikrotik Kungfu : kitab 3. Jasakom. Wilmadi, K. A., 2013. Analisis Management Bandwidth Dengan Metode PCQ (Per Connection Queue) dan HTB (Hierarchical Token Bucket) Dengan Menggunakan Router Mikrotik. Science & Technology Journals Universitas Muhammdiyah Surakarta, 1-12. 98