dokumen-dokumen yang mirip
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Pemerintah. Sistem Pengendalian. Desain. Penyelenggaraan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

BAB I P E N D A H U L U A N

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VII PENUTUP. pengendalian intern, harus dilaksanakan kelima unsur dari SPIP yaitu lingkungan

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan dari pembahasan peneliti yang berisi latar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA TERWUJUDNYA 3 (TIGA) SASARAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL

PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PENGUATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

REPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA.

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 pasal

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENILAIAN DAN STRATEGI PENINGKATAN MATURITAS SPIP. Per 13 Februari 2018

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

INTEGRASI SPIP DAN QMS ISO 9001:2015 SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BADAN POM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

IMPLEMENTASI SPIP BALITBANG KEMENTERIAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2013, No.646 4

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

Internal Audit Charter

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

URAIAN KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2012

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BPKP NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS MONITORING KAPABILITAS APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS. NOMOR 49 T/tfWN 9011, TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

Kebijakan dan Pedoman Penyusunan SOP di Kementerian PPN/Bappenas. Biro Perencanaan, Organisasi dan Tatalaksana

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Otonomi Daerah di Pemerintahan Indonesia, sehingga setiap

Menimbang. Mengingat. Menetapkan

Oleh : Drs. AYI RIYANTO, MSi Satgas SPIP Perwakilan BPKP Provinsi DIY

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 23 /KPTS/013/2015 TENTANG

Transkripsi:

- 7 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku Kepala Pemerintahan telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, sebagai acuan bagi Instansi Pemerintah untuk menyelenggarakan pengendalian intern di unit/satuan kerjanya. Sesuai dengan amanat Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota selaku pengguna anggaran pemerintah bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan masing-masing. Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah tersebut bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi dapat dicapai melalui penyelenggaraan kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Kementerian Perdagangan sebagai salah satu instansi pemerintah, wajib menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan unit kerjanya. Berdasarkan pertimbangan tersebut Kementerian Perdagangan perlu menyusun roadmap dan strategi agar lebih efektif dalam penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan. Road map dan strategi ini diharapkan dapat memberikan arah kebijakan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan, termasuk skema besar pengembangannya. Roadmap dan strategi ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi seluruh unit kerja di Kementerian Perdagangan dalam penyelenggaraan dan pengembangan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sehingga diharapkan tercipta kesamaan persepsi dan langkah bersama dalam mengakselerasi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan.

- 8 - B. Dasar Hukum Dasar hukum penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan sebagai berikut: 1. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 6. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-DAG/PER/2/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 202); 7. Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 970/M-DAG/KEP/9/2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perdagangan. C. Maksud dan Tujuan Road map dan strategi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ini disusun dengan maksud untuk memberikan gambaran mengenai kondisi, arah kebijakan, strategi, dan action plan bagi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan. Tujuan penyusunan road map dan strategi ini adalah: 1. memberikan gambaran umum kondisi sekarang dan kondisi yang diharapkan di masa mendatang tentang penyelenggaraan Sistem

- 9 - Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan; 2. memberikan arah kebijakan dan strategi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan; 3. menyamakan persepsi diantara jajaran pimpinan dan staf di Kementerian Perdagangan tentang indikator keberhasilan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan action plan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan; dan 4. memberikan kesatuan gerak dan langkah diantara unit-unit kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan dalam menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah agar tercapai tujuan Kementerian Perdagangan secara efektif. D. Ruang Lingkup Ruang lingkup yang dibahas dalam road map dan strategi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ini mencakup: 1. gambaran umum penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan, baik kondisi saat ini (existing) maupun kondisi yang diharapkan di masa mendatang, arah kebijakan, serta keterkaitannya dengan reformasi birokrasi dan rencana strategis Kementerian Perdagangan; 2. peran dan tanggung jawab Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah secara berjenjang, mulai tingkat kementerian dan tingkat unit kerja Eselon I; 3. strategi dan kebijakan yang akan diambil dalam menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan; dan 4. action plan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan meliputi tujuan, sasaran, indikator, dan kerangka waktu. E. Sistematika Penyajian Road map dan strategi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan disusun dengan sistematika penyajian dibagi dalam bab-bab penyajian sebagai berikut:

- 10 - BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini disajikan latar belakang, dasar hukum, maksud dan tujuan, ruang lingkup, serta sistematika penyajian. BAB II GAMBARAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KEMENTERIAN PERDAGANGAN Pada bab ini dijelaskan gambaran umum tugas pokok Kementerian Perdagangan, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan keterkaitannya dengan pencapaian tujuan Kementerian Perdagangan, reformasi birokrasi dan good governance. BAB III STRATEGI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KEMENTERIAN PERDAGANGAN Pada bab ini diuraikan tentang arah kebijakan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, peran dan tanggung jawab Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, serta action plan yang meliputi penetapan tujuan, sasaran, dan indikator serta jadwal pelaksanaannya. BAB IV PENUTUP Pada bab ini disajikan hal-hal penting yang harus menjadi perhatian seluruh jajaran Kementerian Perdagangan serta perlunya komitmen bersama untuk menyelenggarakan Siatem Pengendalian Intern Pemerintah.

- 11 - BAB II GAMBARAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KEMENTERIAN PERDAGANGAN A. Gambaran Umum Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 1. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam Konteks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah merupakan wujud komitmen pemerintah untuk membenahi manajemen pemerintahan dan menguatkan akuntabilitas instansi pemerintah. Peraturan Pemerintah tersebut mewajibkan setiap instansi pemerintah untuk menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam rangka mencapai tujuan instansi. Konsep Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 lebih komprehensif dibandingkan dengan sistem pengendalian intern yang ada sebelumnya, karena mencakup hard control, dan juga menekankan pentingnya soft control yang sangat erat kaitannya dengan pelaku sistem. Membangun soft control (misalnya integritas, nilai etika, dan komitmen terhadap kompetensi) membutuhkan waktu yang panjang dan mensyaratkan adanya perubahan mind setting pegawai. Sebagai salah satu instansi pemerintah, Kementerian Perdagangan wajib menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan dengan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 dan pedoman-pedoman yang telah disusun oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagai instansi pembina Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Dalam rangka menciptakan kesamaan persepsi dan langkah bersama dalam mengakselerasi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Kementerian Perdagangan, perlu disusun kebijakan-kebijakan yang diperlukan. Hal tersebut perlu dilaksanakan agar dapat memenuhi amanah Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 2019, yaitu

- 12 - meningkatnya kualitas tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya melalui peningkatan maturitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dengan target level 3 pada tahun 2019. Ketentuan mengenai penilaian maturitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah telah dituangkan dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pedoman Penilaian dan Strategi Peningkatan Maturitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. 2. SPIP dan Reformasi Birokrasi Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 2019, pemerintah berkomitmen terhadap Reformasi Birokrasi dalam rangka membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Salah satunya melalui optimalisasi keberadaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah, sehingga dapat berperan sebagai garda depan dalam upaya pencegahan korupsi di internal Kementerian. Reformasi birokrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah saat ini merupakan sebuah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan. Pada Intinya, reformasi birokrasi dilaksanakan dengan tujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, serta memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara. Untuk mencapai tujuan tersebut, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, terdapat beberapa area perubahan dan hasil yang diharapkan dari pelaksanaan reformasi birokrasi, yaitu: No. Area Perubahan Hasil 1. Organisasi Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing). 2. Tata Laksana Sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur, dan sesuai dengan prinsip-prinsip

- 13 - No. Area Perubahan Hasil good governance. 3. Peraturan Regulasi yang lebih tertib, tidak Perundang-undangan tumpang tindih, dan kondusif. 4. Sumber Daya SDM aparatur yang berintegritas, Manusia Aparatur netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi, dan sejahtera. 5. Pengawasan Meningkatnya penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme. 6. Akuntabilitas Meningkatnya kapabilitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. 7. Pelayanan Publik Pelayanan prima sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat 8. Pola Pikir (mindset) Birokrasi dengan integritas dan dan Budaya Kerja kinerja yang tinggi. (culture set) Aparatur Pelaksanaan program reformasi birokrasi dan upaya pencapaian tata kelola pemerintahan yang baik tidak bisa dipisahkan dari penerapan sistem pengendalian intern yang handal (strong internal control) dan merupakan fondasi yang harus dibangun oleh para Menteri/Pimpinan Lembaga dan juga Kepala Daerah. Untuk mewujudkan strong internal control, maka unsur dan sub unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah harus masuk dalam tindakan dan kegiatan, serta dilaksanakan secara terus menerus dengan terintegrasi dalam setiap tindakan dan kegiatan organisasi, sehingga menjadi budaya organisasi yang bersangkutan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dapat dikatakan sebagai suatu landasan atau fondasi untuk berhasilnya reformasi birokrasi yang dicanangkan oleh Pemerintah. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah, penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menjadi salah satu indikator yang dinilai dari aspek Penguatan Pengawasan.

- 14 - Pengukuran indikator penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah antara lain dengan melihat kondisi apakah: a. telah terdapat peraturan pimpinan organisasi tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; b. telah dibangun lingkungan pengendalian; c. telah dilakukan penilaian risiko atas organisasi; d. telah dilakukan kegiatan pengendalian untuk meminimalisir risiko yang telah diidentifikasi; e. Sistem Pengendalian Intern telah diinformasikan dan dikomunikasikan kepada seluruh pihak terkait; f. telah dilakukan pemantauan pengendalian intern. 3. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam Rangka Mencapai Visi, Misi, dan Tujuan Kementerian Perdagangan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah merupakan salah satu alat untuk mencapai visi, misi, dan tujuan Kementerian Perdagangan. SPIP menjadi rambu, pagar, dan early warning systems agar pelaksanaan semua program dan kegiatan Kementerian Perdagangan berjalan dalam koridor dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, tidak ada penyimpangan, aman, efisien, dan efektif. Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dilaksanakan terintegrasi dengan pelaksanaan tugas dan fungsi pada unit kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan. 4. Definisi dan Karakterististik Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sistem pengendalian intern merupakan suatu rangkaian tindakan dan aktivitas pada seluruh kegiatan instansi yang dilakukan secara terus menerus serta terintegrasi dalam setiap sistem yang digunakan manajemen dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan organisasi dapat dicapai melalui penyelenggaraan kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, serta ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem pengendalian intern memiliki karakteristik sebagai berikut:

- 15 - a. Tujuan organisasi sebagai pengarah Dalam membangun sistem pengendalian intern, jajaran pimpinan perlu menetapkan tujuan organisasi yang ingin dicapai, baik di tingkat unit kerja maupun tingkat pelaksanaan kegiatan. Tujuan yang penting dan mendasar dari suatu organisasi pemerintah meliputi: 1) efektivitas dan efisiensi tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara; 2) keandalan pelaporan keuangan; 3) pengamanan aset negara; dan 4) ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. b. Proses Sistem pengendalian intern merupakan suatu proses dari serangkaian kegiatan yang terus menerus dan melibatkan seluruh tingkatan manajemen, serta apabila seluruh komponennya diterapkan dengan baik, akan dapat memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan organisasi dapat dicapai. c. Dua tingkatan pengendalian Sistem pengendalian intern terdiri atas dua tingkatan pengendalian, yaitu: 1) Pengendalian tingkat unit kerja (entity level) merupakan tingkatan penerapan pengendalian yang apabila tidak diterapkan dengan baik akan mempengaruhi secara keseluruhan terhadap pencapaian tujuan organisasi. 2) Pengendalian tingkat kegiatan/pelaksanaan fungsi (activity level), merupakan tingkatan penerapan pengendalian yang apabila tidak diterapkan dengan baik berdampak pada kegiatan yang bersangkutan. d. Holistik atau integral Sistem pengendalian intern merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan seluruh proses kegiatan manajemen. Sistem pengendalian intern bukan suatu sistem yang terpisah dalam suatu instansi, melainkan sebagai bagian integral dari setiap sistem yang digunakan manajemen untuk mengatur dan mengarahkan kegiatannya.

- 16 - e. Bergantung pada faktor manusia Efektivitas penerapan sistem pengendalian intern sangat dipengaruhi oleh manusia sebagai pelaksananya, yaitu manajemen dan personel dalam instansi. Manajemen menetapkan tujuan, merancang, dan melaksanakan mekanisme pengendalian, memantau, serta mengevaluasi pengendalian. Selanjutnya, seluruh pegawai dalam instansi memegang peranan penting untuk melaksanakan sistem pengendalian secara efektif. f. Memberikan keyakinan yang memadai Penerapan sistem pengendalian intern memberikan keyakinan yang memadai bukan jaminan absolut atas tercapainya tujuan. g. Memiliki keterbatasan Efektivitas penerapan sistem pengendalian intern tidak akan tercapai apabila terjadi kelalaian manusia, pengabaian oleh pimpinan maupun staf, dan kolusi. 5. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern Sistem pengendalian intern terdiri atas lima unsur, yaitu: a. Lingkungan pengendalian (Control Environment); b. Penilaian risiko (Risk Assessment); c. Kegiatan pengendalian (Control Activities); d. Informasi dan komunikasi (Information dan Communication); dan e. Pemantuan pengendalian intern (Monitoring). Keterkaitan antara unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dengan tujuan yang hendak dicapai serta aktivitas organisasi dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

- 17 - Penerapan unsur-unsur tersebut dilaksanakan menyatu dan menjadi bagian integral dalam penyelenggaraan kegiatan dan fungsi organisasi serta tergambar dalam pedoman, dan prosedur operasi standar/sop yang telah ditetapkan dalam mengatur penyelenggaraan kegiatan dan fungsi organisasi. 6. Tingkat Kematangan (Maturitas) Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Tingkat kematangan/maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah tingkat kematangan/ kesempurnaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam mencapai tujuan pengendalian intern sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Ketentuan mengenai penilaian maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah telah dituangkan dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pedoman Penilaian dan Strategi Peningkatan Maturitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penilaian maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah tersebut merupakan mekanisme baru untuk menggantikan/memperbaiki mekanisme Pemetaan/Diagnostic Assesment yang tertuang dalam ketentuan sebelumnya. Tahapan dan tujuan dalam Penilaian maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah masih sama/mirip dengan tahap Diagnostic Assesment. Yang membedakan adalah keluarannya (output), keluaran (output) Diagnostic Assesment adalah rekomendasi berupa rekomendasi perbaikan (area of improvement), sedangkan keluaran (output) penilaian maturitas selain area of improvement juga hasil penilaian tingkat kematangan dengan skor tingkat maturitas level 0 sampai dengan level 5. Pengukuran tingkat kematangan (maturitas) penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah diharapkan dapat memberikan keyakinan yang memadai tentang kemampuan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam mencapai peningkatan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara di lingkungan instansi pemerintah.

- 18 - Kerangka maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terpola dalam enam tingkatan yaitu: a. Belum Ada; b. Rintisan; c. Berkembang; d. Terdefinisi; e. Terkelola dan Terukur; dan f. Optimum. Tingkatan dimaksud setara masing-masing dengan level 0, level 1, level 2, level 3, level 4 dan level 5. Setiap tingkat maturitas mempunyai karakteristik dasar yang menunjukkan peran atau kapabilitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam mendukung pencapaian tujuan instansi pemerintah. Karakteristik Tingkat Maturitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Level Tingkat Karakteristik Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 0 Belum Ada 1 Rintisan 2 Berkembang Kementerian sama sekali belum memiliki kebijakan dan prosedur yang diperlukan untuk melaksanakan praktik-praktik pengendalian intern Ada praktik pengendalian intern, namun pendekatan risiko dan pengendalian yang diperlukan masih bersifat ad-hoc dan tidak terorganisasi dengan baik, tanpa komunikasi dan pemantauan sehingga kelemahan tidak diidentifikasi. Kementerian telah melaksanakan praktik pengendalian intern, namun tidak terdokumentasi dengan baik dan pelaksanaannya sangat tergantung pada individu dan belum melibatkan semua unit organisasi. Efektivitas pengendalian belum dievaluasi sehingga banyak terjadi kelemahan yang belum ditangani secara memadai.

- 19 - Level Tingkat 3 Terdefinisi Terkelola dan 4 Terukur 5 Optimum Karakteristik Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian telah melaksanakan praktik pengendalian intern dan terdokumentasi dengan baik. Namun evaluasi atas pengendalian intern dilakukan tanpa dokumentasi yang memadai. Kementerian telah menerapkan pengendalian internal yang efektif, masing-masing personel pelaksana kegiatan yang selalu mengendalikan kegiatan pada pencapaian tujuan kegiatan itu sendiri maupun tujuan Kementerian. Evaluasi formal dan terdokumentasi. Kementerian telah menerapkan pengendalian intern yang berkelanjutan, terintegrasi dalam pelaksanaan kegiatan yang didukung oleh pemantauan otomatis menggunakan aplikasi komputer B. Kondisi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan Saat Ini Gambaran kondisi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan idealnya diperoleh dari pelaksanaan Pemetaan atau Diagnostic Assessment pada seluruh unit kerja Kementerian Perdagangan. Hal tersebut perlu dilaksanakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Namun demikian, gambaran awal tersebut masih belum diperoleh saat road map dan strategi disusun, karena belum dilaksanakannya Diagnostic Assessment pada unit-unit kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan. Sebagai alternatif untuk melihat kondisi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Kementerian Perdagangan, digunakan hasil pemantauan dan evaluasi yang dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal terhadap penyelenggaraan

- 20 - Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada unit-unit kerja Kementerian Perdagangan sampai bulan Oktober 2016. Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan telah melaksanakan pemantauan dan evaluasi atas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dari tahun 2012 sampai 2016 pada 9 (sembilan) unit kerja Eselon I di lingkungan Kementerian Perdagangan. Hasil pemantauan dan evaluasi Inspektorat antara lain sebagai berikut: a. Sampai bulan Oktober 2016, unit Eselon I di lingkungan Kementerian Perdagangan baru menyelenggarakan kegiatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sampai tahap Persiapan yaitu level pemahaman (knowing), melalui kegiatan sosialisasi atau pendidikan dan pelatihan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. b. Sebagian besar unit kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan belum melaksanakan salah satu unsur dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yaitu unsur Penilaian Risiko. c. Unsur-unsur selain Penilaian Risiko, yaitu Lingkungan Pengendalian, Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, serta Pemantauan Pengendalian Intern mungkin telah dilaksanakan oleh unit kerja dalam pelaksanaan kegiatan di lingkungan unit kerja Kementerian Perdagangan, namun belum diketahui kondisi yang sebenarnya karena belum pernah dilaksanakan Pemetaan/Diagnostic Assesment terhadap unsur-unsur tersebut. C. Kondisi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan yang Diharapkan di Masa Mendatang Sesuai dengan tujuan pengembangan pengendalian intern Kementerian Perdagangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian yang disertai dengan penerapan konsep konsep manajemen risiko, serta amanah Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 2019, yaitu Peningkatan Maturitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dengan target level 3 pada tahun 2019, maka kondisi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan di masa mendatang adalah:

- 21 - Kondisi yang dapat memberikan keyakinan yang memadai bagi Pimpinan bahwa tujuan organisasi telah tercapai melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, pengamanan aset dan ketaatan terhadap peraturan, serta mencapai tingkat kematangan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah level 3 pada tahun 2019. Indikator pencapaian kondisi dimaksud dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu indikator proses/tahapan penyelenggaraan Sistem Penyelenggaraan Intern Pemerintah dan indikator efektivitas Sistem Penyelenggaraan Intern Pemerintah. 1. Indikator Proses/Tahapan Penyelenggaraan Sistem Penyelenggaraan Intern Pemerintah Indikator kondisi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan yang diharapkan di masa mendatang dapat dilihat dari level capaian tingkat kematangan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Dalam rangka memenuhi amanah Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 2019, yaitu peningkatan maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka diharapkan skor capaian penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah unit kerja setiap tahunnya dapat meningkat. Pada tahun 2019, skor/level kematangan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada seluruh unit kerja minimal level 3 (Terdefinisi), dengan target sebagai berikut: Target skor/level maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan Jumlah Unit Kerja No Kategori Skor/Level Eselon I 2017 2018 2019 1 Level 3 (Terdefinisi) - - 9 2 Level 2 (Berkembang) - 9-3 Level 1 (Rintisan) 9 - - Jumlah 9 9 9

- 22-2. Indikator Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang efektif diukur dari indikator pencapaian tujuan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan disesuaikan dengan indikator kinerja Kementerian Perdagangan. Indikator Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah INDIKATOR INDIKATOR NO. TUJUAN PROSES ANTARA OUTCOME Terkait dengan mekanisme kegiatan per Unit Mekanisme pengelolaan 1. Efektivitas dan Efisiensi Tujuan Organisasi 2. Kehandalan Laporan Keuangan 3. Keamanan Asset 4. Ketaatan pada Peraturan Perundangundangan Keuangan di Unit terkait Manajemen Asset Ketaatan pada Perundangundangan terkait Persentase target - Kinerja kinerja utama masing-masing unit dalam tapkin Persentase Efisiensi penggunaan dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Persentase capaian kinerja keuangan Persentase capaian kinerja pengelolaan sarana dan prasarana Berkurangnya pelangggaran terhadap aturan berlaku utama Kementerian Perdagangan dapat dicapai sesuai dengan target - Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian - Tidak adanya control defisiensi dan material weakness Berdasarkan indikator efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, kondisi Kementerian Perdagangan yang diharapkan di masa mendatang sebagai berikut: a. kinerja utama Kementerian Perdagangan dapat dicapai sesuai dengan target; b. Opini Wajar Tanpa Pengecualian atas Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan dapat terus dipertahankan;

- 23 - c. temuan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan ditindaklanjuti secara tuntas; d. laporan keuangan dan dukungannya diterbitkan tepat waktu; dan e. ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan semakin baik. Rencana pencapaian target indikator Outcome Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada periode tahun 2017-2019 sebagai berikut: Indikator Outcome No. TUJUAN 1 Efektivitas dan Efisiensi Tujuan Organisasi 2 Kehandalan Laporan INDIKATOR Outcome 2017 2018 2019 Presentase standar efisiensi hasil pengadaan barang/jasa 5% 5% 5% pemerintah yang dilaksanakan secara elektronik Penilaian atas evaluasi pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Perdagangan 85% 85% 85% Penilaian Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atas hasil evaluasi 75 75 75 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Kementerian Perdagangan Kualitas Laporan Keuangan WTP WTP WTP

No. TUJUAN Keuangan 3 Pengamanan Asset 4 Ketaatan pada Peraturan Perundangundangan - 24 - INDIKATOR Outcome Kementerian Perdagangan (Opini) dari Badan Pemeriksa Keuangan Persentase pemenuhan kebutuhan operasional perkantoran Persentase ketersediaan sarana dan prasarana di Lingkungan Kementerian Perdagangan Persentase utilisasi Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Perdagangan Capaian Indeks Reformasi Birokrasi di Kementerian Pedagangan Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan Jumlah Satuan Kerja yang menyajikan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berdasarkan hasil 2017 2018 2019 75% 80% 85% 75% 80% 85% 84% 86% 90% 70,5 71 71,5 85% 90% 95% 61 61 61

- 25 - No. TUJUAN INDIKATOR Outcome 2017 2018 2019 reviu Jumlah unit yang memperoleh skor minimal 70 berdasarkan hasil 58 60 64 evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Persentase jumlah unit yang memperoleh predikat 54 54 54 Wilayah Tertib Administrasi ( WTA )

- 26 - BAB III STRATEGI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KEMENTERIAN PERDAGANGAN A. Kebijakan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan 1. Alur Pikir dan Kebijakan Umum Secara umum, kebijakan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Kementerian Perdagangan didasarkan pada suatu alur pikir prakmatis, seperti terlihat dalam gambar berikut ini: Gambar alur pikir penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kegiatan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah didasarkan kepada keberhasilan pencapaian tujuan. Tujuan yang dimaksudkan ialah tujuan Kementerian

- 27 - Perdagangan secara keseluruhan dan tujuan unit-unit kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan. Oleh karena itu, perlu adanya kejelasan tujuan unit kerja agar memudahkan dalam mengidentifikasi kegiatan-kegiatan utama unit kerja. b. Setelah kegiatan utama teridentifikasi, dilakukan pemilihan kegiatan yang menjadi prioritas untuk dibangun Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-nya dengan mendasarkan pada hasil pemetaan/diagnostic Assesment, hasil audit/evaluasi oleh Inspektorat Jenderal, hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan, atau pertimbangan kontekstual pimpinan, disesuaikan dengan kebutuhan pencapaian tujuan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang menjadi prioritas utama. Selanjutnya, kegiatan yang akan dikembangkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahnya, dapat merupakan kegiatan utama atau kegiatan lain yang berdasarkan kebijakan pimpinan menjadi prioritas untuk dikembangkan. c. Setelah ditetapkan kegiatan yang akan menjadi prioritas pengembangan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dilakukan evaluasi lingkungan pengendaliannya. Tujuan evaluasi atas lingkungan pengendalian adalah mengidentifikasi dan menganalisis aspek-aspek dalam lingkungan pengendalian yang berpengaruh dalam penilaian risiko. Hasil penilaian efektivitas lingkungan pengendalian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari risiko yang teridentifikasi. Evaluasi terhadap lingkungan pengendalian pada unit kerja Eselon I dan Eselon II harus memperhatikan hasil evaluasi lingkungan pengendalian Kementerian Perdagangan secara keseluruhan. Demikian pula dengan evaluasi lingkungan pengendalian pada tingkat aktivitas harus memperhatikan hasil evaluasi lingkungan pengendalian pada unit kerja Eselon II. Apabila hasil evaluasi menunjukkan terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki dalam lingkungan pengendalian, maka perbaikan unsur ini dilakukan. Kelemahan atas lingkungan pengendalian dari hasil evaluasi terhadap lingkungan pengendalian, perlu langsung diperbaiki, sebagai bagian dari perbaikan atas soft control. d. Selanjutnya, setelah dilakukan evaluasi atas lingkungan pengendalian, dilakukan penilaian risiko atas kegiatan tersebut.

- 28 - e. Jika dalam penilaian risiko diketahui bahwa hal-hal yang tertuang dalam hasil pemetaan/diagnostic Assesment, evaluasi dan audit Inspektorat Jenderal, atau Audit Badan Pemeriksa Keuangan ternyata tidak merupakan risiko (tidak ada kemungkinan terulang kembali), maka sifat penanganannya ialah dengan menindaklanjuti hasil Diagnostic Assesment atau audit tersebut. f. Jika dari hasil Diagnostic Assesment dan audit, ada hal-hal yang dianggap berpotensi sebagai risiko, maka dimasukkan sebagai risiko dalam peta risiko. g. Dari peta risiko yang tersusun, ditentukan risiko yang prioritas untuk ditangani. Selanjutnya, atas risiko tersebut perlu diidentifikasi dan dievaluasi efektivitas kegiatan pengendalian yang sudah ada, termasuk compensating control yang ada. Bila aktivitas pengendalian yang ada maupun compensating control dianggap tidak atau belum efektif, maka ditetapkan kegiatan pengendalian yang diperlukan untuk meminimalkan risiko. Setelah mereviu dan melalui pembahasan dengan pelaksana kegiatan, pimpinan unit kerja sebagai pemilik risiko (Risk owner) menetapkan kegiatan pengendalian yang akan dibangun. h. Langkah selanjutnya adalah melakukan kegiatan informasi dan komunikasi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, serta melakukan pemantauan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan hasilnya. Dalam tahapan ini dilakukan dua macam pemantauan. Pemantauan terkait dengan unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dilakukan secara berkelanjutan oleh Pemilik Risiko dan evaluasi atas efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan. Kedua evaluasi tersebut dilakukan dengan mengidentifikasi desain dan penyebab kelemahan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Bila hasil evaluasi penyelenggaraan mengidentifikasikan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah berjalan efektif, maka selanjutnya perlu dikaji apakah tujuan unit kerja tercapai atau minimal terdapat perkembangan positif dalam upaya pencapaian tujuan unit kerja.

- 29 - i. Jika tujuan unit kerja tercapai, maka pengendalian yang dibangun sudah tepat. Jika tujuan unit kerja tidak tercapai, risk owner segera kembali mengevaluasi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang telah ditetapkan dan melakukan penyempurnaan-penyempurnaan yang diperlukan. Kebijakan umum penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan adalah sebagai berikut: a. Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Pedoman Umum, serta Pedoman Teknis Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang disusun oleh Satuan Tugas Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yaitu Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. Selain itu, dalam menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, unit kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan juga mengacu pada Road map dan Strategi, serta Pedoman Teknis Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang berlaku di lingkungan Kementerian Perdagangan. b. Efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan menjadi tanggung jawab Menteri Perdagangan (pada level Kementerian Perdagangan) maupun pimpinan unit kerja Eselon I dan Eselon II dengan dukungan seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan masing-masing. Oleh karena itu, perlu dibuat Pernyataan Komitmen Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah oleh para pimpinan Kementerian Perdagangan. Pernyataan tersebut berisi tekad untuk menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dengan efektif sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tugas pokok dan fungsi Unit. c. Road map dan Strategi Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah merupakan rencana jangka menengah penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Kementerian Perdagangan.

- 30 - d. Rencana kerja penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah disusun setiap tahun mengacu pada Roadmap dan Strategi Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan. e. Sekretariat Jenderal dalam hal ini Biro Organisasi dan Kepegawaian sebagai Sekretariat Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan merupakan unit kerja yang bertugas melaksanakan koordinasi penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan. f. Inspektorat Jenderal dalam hal ini Sekretariat Inspektorat Jenderal sebagai Sekretariat Pengawasan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah merupakan unit kerja yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan. 2. Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah a. Struktur Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Dalam rangka percepatan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan dibentuk Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, baik pada level Kementerian Perdagangan maupun level unit kerja. Satuan Tugas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan terdiri atas: 1) Pengarah; 2) Penanggung jawab; 3) Quality Assurance; 4) Ketua; 5) Tim Kerja; dan 6) Sekretariat.

- 31 - Sedangkan Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada level unit Eselon I di lingkungan Kementerian Perdagangan terdiri atas: 1) Penanggung jawab; 2) Ketua; 3) Tim Kerja; dan 4) Sekretariat. Struktur Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Penanggung Jawab Quality Assurance Ketua Tim Kerja Sekretariat Wewenang dan tanggung jawab Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di level Kementerian Perdagangan ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perdagangan, pada level unit kerja Eselon I ditetapkan dalam Keputusan Pejabat Eselon I. Pada prinsipnya, Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah bersifat sementara, sehingga jika penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sudah berjalan baik, maka Satuan Tugas dapat dibubarkan dan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menjadi bagian yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

- 32 - b. Wewenang dan Tanggung Jawab Terkait Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Wewenang dan tanggung jawab terkait penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan adalah sebagai berikut: 1) Level Kementerian Perdagangan a) Wewenang dan tanggung jawab Menteri Perdagangan adalah: (1) menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan; (2) menetapkan kebijakan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan secara tertulis; dan (3) menetapkan kriteria penilaian risiko dengan mempertimbangkan risk philosophy, risk appetite, dan risk tolerance level Kementerian Perdagangan. b) Wewenang dan tanggung jawab Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan adalah: (1) merumuskan kebijakan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan yang akan diusulkan kepada Menteri Perdagangan untuk disahkan; (2) menyusun atau memutakhirkan materi, metodologi/tools penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan; (3) melaksanakan sosialisasi, konsultasi, bimbingan teknis, dan asistensi atas pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam angka (1) dan angka (2) tersebut di atas, antara lain: (a) melaksanakan kegiatan sosialisasi (awareness) kebijakan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; termasuk kebijakan pengendalian risiko;

- 33 - (b) bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan risk assessment baik di level unit kerja maupun di level aktivitas; (c) memfasilitasi penjabaran risk tolerance di level unit kerja; dan (d) mengembangkan budaya sadar risiko pada seluruh jenjang organisasi Kementerian Perdagangan, (4) bertindak sebagai fasilitator penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada level unit kerja Kementerian Perdagangan; (5) melakukan quality assurance atas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada seluruh unit kerja di lingkungan kementerian Perdagangan; (6) mengoordinasikan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan; (7) mendokumentasikan dan memantau penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan; (8) melaporkan perkembangan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan kepada Pimpinan Kementerian Perdagangan; (9) mengusulkan kriteria penilaian risiko dengan mempertimbangkan risk philosophy, risk appetite, dan risk tolerance level unit kerja kepada Menteri Perdagangan; (10) mengintegrasikan semua upaya pengendalian risiko di lingkungan Kementerian Perdagangan; dan (11) memastikan bahwa sumber daya manusia yang fungsinya terkait dengan pengendalian risiko telah memiliki kompetensi memadai mengenai pengendalian risiko.

- 34-2) Level Unit Kerja Eselon I di lingkungan Kementerian Perdagangan a) Wewenang dan tanggung jawab Pejabat Eselon I adalah: (1) bertanggung jawab atas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan unit kerja Eselon I masing-masing; (2) menetapkan kebijakan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan unit kerja Eselon I secara tertulis; dan (3) Menetapkan kriteria penilaian risiko dengan mempertimbangkan: risk philosophy, risk appetite, dan risk tolerance level Unit kerja Eselon I. b) Wewenang dan tanggung jawab Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Unit Eselon I adalah: (1) merumuskan kebijakan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan unit kerja yang akan diusulkan kepada Pejabat Eselon I masing-masing untuk ditetapkan; (2) menyusun atau memutakhirkan materi, metodologi/tools penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Unit kerja Eselon I; (3) melaksanakan kegiatan sosialisasi (awareness) kebijakan penyelenggaran Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, termasuk kebijakan pengendalian risiko, kepada seluruh pegawai di lingkungan Unit kerja Eselon I masing-masing; (4) bertindak sebagai fasilitator kegiatan risk assessment di level Unit kerja Eselon I masingmasing; (5) memfasilitasi penjabaran risk tolerance di level unit kerja masing-masing;

- 35 - (6) mengembangkan budaya sadar risiko pada seluruh jenjang organisasi Unit kerja Eselon I masing-masing; (7) bertindak sebagai fasilitator penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada level Unit kerja Eselon I masing-masing; (8) mengoordinasikan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Unit kerja Eselon I masing-masing; (9) mendokumentasikan dan memantau penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Unit kerja Eselon I masing-masing; (10) melaporkan perkembangan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Unit kerja Eselon I kepada Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan; (11) mengusulkan kriteria penilaian risiko dengan mempertimbangkan risk philosophy, risk appetite, dan risk tolerance level Unit kerja Eselon I masing-masing; (12) mengintegrasikan semua upaya pengendalian risiko di level Unit kerja Eselon I masing-masing; dan (13) memastikan bahwa sumber daya manusia di level unit kerja Eselon I yang fungsinya terkait dengan pengendalian risiko memiliki kompetensi memadai mengenai pengendalian risiko. ============= 3. Kebijakan Terkait Pengelolaan Risiko di Kementerian Perdagangan Agar risiko-risiko yang mungkin terjadi dapat dikendalikan, perlu dibuat kebijakan pengelolaan risiko guna mendukung pencapaian tugas dan fungsi Kementerian Perdagangan secara efektif dan efisien. Pengelolaan risiko terdiri atas pengelolaan risiko tingkat kebijakan, dan pengelolaan risiko tingkat operasional. Pengelolaan

- 36 - risiko tingkat kebijakan pada level Kementerian Perdagangan dilakukan oleh Menteri Perdagangan dengan dibantu oleh Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan. Pengelolaan tingkat kebijakan pada level unit Eselon I dilakukan oleh para pejabat Eselon I dibantu oleh Satuan Tugas Penyelenggaran Sistem Pengendalian Intern Pemerintah tingkat unit Eselon I masing-masing. Pengelolaan risiko pada level operasional/kegiatan dilakukan oleh pimpinan unit kerja masing-masing, yang bertanggung jawab atas kegiatan tertentu dibantu oleh Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah unit kerja tersebut. Kebijakan terkait pengelolaan risiko di Kementerian Perdagangan, meliputi: a. Penetapan Kriteria Penilaian Risiko Kriteria penilaian risiko tingkat unit kerja Kementerian Perdagangan ditetapkan oleh Menteri Perdagangan berdasarkan usulan dari Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, setelah dikonsultasikan kepada Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal. Penetapan kriteria penilaian risiko pada unit-unit kerja dilakukan oleh pimpinan unit kerja masing-masing berdasarkan usulan dari Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah masing-masing. b. Tata Kelola Pengendalian Risiko Tata kelola pengendalian risiko di Kementerian Perdagangan mencakup seluruh jajaran organisasi Eselon I dan unit Eselon II yang dikoordinasikan oleh Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan. Pengendalian risiko Kementerian Perdagangan menjadi tanggung jawab Menteri Perdagangan, yang dalam pelaksanaannya memperhatikan hal-hal berikut: 1) Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan diberikan tanggung jawab dan kewenangan untuk mengembangkan, serta mengoordinasikan pengendalian risiko di Kementerian Perdagangan atas nama Menteri Perdagangan.

- 37-2) Tanggung jawab pengendalian risiko berada pada pimpinan unit kerja Eselon I masing-masing sebagai pemilik risiko. Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah membantu dan memfasilitasi pemilik risiko dalam menjamin bahwa risiko yang ada telah dikendalikan dengan baik. 3) Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah unit-unit kerja perlu menjalin koordinasi dan kerja sama yang baik dengan para pemilik risiko dalam upaya mengendalikan risiko. 4) Seluruh jajaran struktural dan pegawai harus memahami elemen-elemen pengendalian risiko dan harus mengikuti seluruh program yang telah ditetapkan. c. Pemilik Risiko (Risk Owners) Pemilik risiko adalah seluruh pejabat struktural sesuai dengan tingkatan organisasinya dan seluruh pegawai sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Pemilik risiko mempunyai tanggung jawab sebagai berikut: 1) Melaksanakan kegiatan risk assessment atas risiko level proses dan pengendalian yang ada di unit kerja masingmasing. 2) Memelihara catatan historis atas tingkat capaian kinerja dan peristiwa risiko yang terjadi di masa lalu dalam unit kerja masing-masing, sebagai indikator peringatan dini (early warning indicator) dan sebagai database untuk memprediksi keterjadian risiko di masa yang akan datang. 3) Menyusun hasil risk assessment untuk dilaporkan kepada Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. 4) Memberikan masukan kepada Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam rapat pelaksanaan pengendalian risiko. 5) Melakukan monitoring dan pengendalian terhadap pelaksanaan aktivitas di level proses yang memiliki tingkat risiko tinggi. 6) Melaporkan peristiwa risiko yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan normal, baik yang telah

- 38 - teridentifikasi sebelumnya pada saat risk assessment, maupun yang belum teridentifikasi, kepada Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. B. Rencana Tindak (action plan) Penyusunan rencana tindak meliputi penetapan substansi kegiatan, langkah-langkah rinci, sasaran, indikator kinerja, dan kerangka waktu pencapaian, namun tidak termasuk penetapan target output. Penetapan target output tahunan ditetapkan kemudian oleh masing-masing penanggung jawab Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di unit kerja disesuaikan dengan ketersediaan sumber daya organisasi. Rencana tindak ini merupakan penjabaran dari strategi yang tertuang dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pedoman Penilaian dan Strategi Peningkatan Maturitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Dalam peraturan tersebut, terdapat 5 (lima) strategi peningkatan maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yaitu: a) Penyusunan kebijakan dan prosedur tertulis; b) Pengkomunikasian kebijakan dan prosedur; c) Peningkatan komitmen implementasi dan dokumentasi; d) Evaluasi formal, berkala, dan terdokumentasi; dan e) Pemantauan/pengembangan berkelanjutan. Strategi dimaksud diusulkan berdasarkan karakteristik setiap level penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, sebagaimana disajikan dalam Gambar sebagai berikut:

- 39 - Berdasarkan strategi peningkatan maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah tersebut, disusun rencana tindak yang akan dilakukan dalam periode tahun 2017 sampai dengan 2019. Rencana tindak yang akan ditetapkan merupakan bagian dari Rencana Kerja Tahunan Kementerian Perdagangan/masing-masing unit kerja. 1. Rencana Tindak Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan Tanggung jawab Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan sebagaimana diuraikan pada Strategi Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dapat dikelompokkan dalam tiga kegiatan, yaitu: a. Penyusunan kebijakan/pedoman/dokumen sejenis lainnya dalam rangka memberikan panduan kepada Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah tingkat unit kerja. b. Pelaksanaan kebijakan/pedoman penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang dilaksanakam melalui: 1) Sosialisasi/forum/workshop/pendidikan dan pelatihan atas kebijakan/pedoman;