BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

Dr. Iwan P. Pontjowinoto 1

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

AKUNTANSI BANK SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya adalah proses yang terus menerus, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Gunarto Suhardi (2003:17) disebutkan bahwa

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALSIS DATA. Sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan bahwa setiap bank wajib

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH 30/06/2016 ( dalam jutaan rupiah ) 30 June 2016 A S E T 1 Kas 42,019 2 Penempatan pada

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

LAPORAN POSISI KEUANGAN/NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN /NERACA BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN /NERACA BULANAN BANKMEGA SYARIAH

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 Juni 2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 September 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 November 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Januari 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Januari 2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Juli 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Mei 2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Juli 2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) PT BANK BRISYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) PT BANK BRISYARIAH

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) PT BANK BRISYARIAH

BANK ROYAL INDONESIA PERIODE : 31 DESEMBER 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Agustus 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Januari 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Mei 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 2017

Formulir 2 NERACA MINGGUAN PADA TANGGAL AKHIR PERIODE DATA LAPORAN

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 30 April 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Juli 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Agustus 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 Juni 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Januari 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Desember 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 28 Februari 2018 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Mei 2018 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 April 2018 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 April 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Maret 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 September 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Oktober 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 28 Februari 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 November 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Maret 2018 (UNAUDITED)

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 31 Juli 2015

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Mei 2017 (UNAUDITED)

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT. Bank Sulut PER 30 JUNI 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 September 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 28 Februari 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 November 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 2016

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur-Unsur Pendapatan Operasional 2.1.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan keuntungan yang diperoleh dari hasil kegiatan usaha suatu perusahaan atau bank. Untuk lebih memahami arti dari pendapatan, maka akan diuraikan pengertian dari pendapatan itu sendiri. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK No. 23 (1999:233) menyebutkan bahwa : Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Pengertian pendapatan menurut ilmu ekonomi Ermayanti (2009), ialah : Pendapatan sebagai inflow of asset kedalam perusahaan sebagai akibat penjualan barang dan jasa. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian pendapatan adalah keuntungan atau arus masuk bruto dari kegiatan normal perusahaan atau bank yang dijalankan. Pendapatan akan memberikan kontribusi terhadap laba suatu bank. 2.1.2 Sumber Pendapatan Bank Syariah Bank syariah dalam aktivitas operasionalnya melakukan kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana. Kegiatan penghimpunan dana akan menjadikan kewajiban bagi bank untuk memberikan insentif bagi hasil kepada deposan, sedangkan kegiatan penyaluran dana akan menjadi sumber pendapatan 9

10 bagi bank syariah. Menurut Wiroso (2005:99) dijelaskan kelompok pendapatan bank syariah adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan Operasional Utama a. Pendapatan dari jual beli 1) Pendapatan marjin murabahah 2) Pendapatan bersih salam parallel 3) Pendapatan bersih istishna parallel b. Pendapatan dari sewa 1) Pendapatan bersih ijarah c. Pendapatan dari bagi hasil 1) Pendapatan bagi hasil u 2) Pendapatan bagi hasil musyarakah 2. Pendapatan operasional lainnya Pendapatan administrasi penyaluran, pendapatan fee atas kegiatan bank yang berbasis imbalan, seperti fee transfer, fee inkaso, fee kliring dan fee u muqayadah bank bertindak sebagai agen. Penjelasan dari kutipan diatas adalah pendapatan operasional utama terdiri dari pendapatan dengan transaksi jual beli, pendapatan dari sewa, pendapatan bagi hasil dan pendapatan operasional utama lainnya. 1. Pendapatan dari jual beli a. Pendapatan marjin murabahah 1) Pendapatan marjin murabahah merupakan marjin yang ditangguhkan yang telah dapat diakui karena telah jatuh tempo atau telah dilunasi piutang murabahahnya. 2) Jika piutang murabahah dilakukan dengan mengangsur maka pendapatan marjin murabahah diakui pada saat angsuran jatuh tempo. 3) Besarnya marjin murabahah merupakan kesepakatan antara penjual dan pembeli dan dapat dihitung, antara lain atas dasar rata-

11 rata biaya operasional bank ditambah dengan keuntungan wajar yang diharapkan. b. Pendapatan bersih salam paralel 1) Pendapatan bersih salam paralel diakui pada saat persediaan (barangpesanan) diserahkan kepada pembeli akhir. 2) Dalam hal ini bank mendapatkan keuntungan dari transaksi paralel berupa kelebihan barang pesanan (non kas) maka untuk keperluan bagi hasi kepada nasabah, barang pesanan tersebut harus dibeli oleh bank syariah berdasarkan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasi. c. Pendapatan bersih istishna paralel 1) Jika antara waktu penyelesaian barang pesanaan yang harus dibuat terlebih dahulu dan waktu pelunasan tagihan bank dari pembeli akhir memiliki tenggang waktu paling lama satu tahun. 2) Jika secara substansi terdapat transaksi bank syariah yang mengadakan atau membeli barang pesanan dengan cara istishna sehingga menimbulkan tegang waktu yang lama (lebih dari satu tahun) antara waktu penyelesaian barang pesanan yang dikonstruksi dan waktu pelunasan tagihan bank dari pembelian akhir, maka pengakuan pendapatannya mengikuti ketentukan transaksi istishna. 2. Pendapatan dari sewa a. Pendapatan bersih sewa merupakan selisih antara penghasilan yang terikat dengan pemanfaatan aktiva ijarah dan beban-beban yang terikat dengan pengelolaan aktiva ijarah. b. Penghasilan yang terkait dengan pemanfaatan aktiva ijarah, antara lain terdiri dari: 1. Pendapatan sewa 2. Keuntungan pelepasan aktiva ijarah

12 3. Keuntungan lainnya 3. Pendapatan dari bagi hasil a. Pendapatan bagi hasil terdiri dari transaksi penyaluran dan yang didasarkan pada prinsip u dan musyarakah. b. Pendapatan bagi hasil dikurangi dengan kerugian yang berasal dari pembiayaan u dan musyarakah yang menjadi tanggung jawab bank, jika kerugian tersebut bukan karena kelalaian bank syariah. 4. Pendapatan operasi utama lainnya Pendapatan operasi utama lainnya, antara lain berasal dari: a. Pendapatan dari pinjaman qard b. Pendapatan dari penempatan dan pada Bank Indonesia, misalnya sertifikat w di Bank Indonesia c. Pendapatan dari surat berharga bank syariah. 2.1.3 Pendapatan Operasional Bank Syariah Secara konsep operasional, bank umum syariah dan unit usaha syariah tidak begitu berbeda dengan lembaga keuangan syariah lainnya, yang membedakan yaitu hanya pada skalanya saja. Dalam menghimpun dan menyalurkan dana bank umum syariah dan unit usaha syariah dalam jumlah yang besar. Secara umum gambaran alur operasional bank umum syariah maupun unit usaha syariah yaitu sebagai berikut :

13 Gambar 2.1 Alur Operasi Bank Syariah Mudharib Bagi Hasil Penghimpunan dana P Penyaluran dana Pendapatan O Wadiah Yad Dhamanah O Prinsip Bagi L Hasil Bagi hasil/laba I Mud Mutlaqah N (investasi) G Prinsip Ujrah Sewa Netto Lainnya (modal dsb) D A N A Prinsip jual beli Margin Laporan Laba Rugi Pendapatan Mud Mutlaqah (investasi tidak terikat) Bagi Hasil Pendapatan berbasis imbalan (fee based income) Mudārabah Muqayaddah (investasi terikat) Jasa keuangan Kafalah, wakalah, sharf Sumber : Wiroso (2005:5) Beradasarkan gambar diatas, dapat kita ketahui bahwa : a. Dalam penghimpun dana bank syariah menggunakan dua prinsip, yaitu : 1) Prinsip wadiah yad dhamanah yang diaplikasikan pada giro wadiah dan tabungan wadiah.

14 2) Prinsip u mutlaqah yang diaplikasikan pada produk deposito u dan tabungan u. Selain itu juga, bank syariah memiliki sumber dana lain yang berasal dari modal sendiri. Sumber dana lain dan semua penghimpunan dana tersebut disatukan dalam bentuk pooling dana. Pada penghimpunan dana bank syariah berperan sebagai manager investasi dari pemilik dana yang dihimpun untuk memperoleh pendapatan atau untuk mendapatkan bagian hasil usaha. Dana dengan prinsip u merupakan dana investasi yang dimana bank syariah akan berbagi hasil hanya dengan pemilik dana yang mempergunakan prinsip u tersebut. Besarnya pendapatan yang diterima oleh pemilik dana dengan prinsip u merupakan sebagian dari pendapatan yang diterima secara tunai dan penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah. b. Dana bank syariah yang telah dihimpun dengan pola-pola penyaluran dana yang dibenarkan oleh syariah. Dalam penyaluran dana bank syariah menggunakan tiga pola, yaitu : 1) Prinsip jual beli, yang meliputi pembiayaan murabahah, salam, dan istishna. 2) Prinsip bagi hasil, yang meliputi pembiayaan u dan pembiayaan musyarakah. 3) Prinsip ujroh, yang meliputi ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik. Berdasarkan penyaluran dana tersebut, bank syariah memperoleh pendapatan. Pendapatan margin atau keuntungan dari prinsip jual beli, pendapatan bagi hasil usaha dari prinsip bagi hasil, dan pendapatan upah (sewa) dari prinsip ujroh. Pendapatan tersebut merupakan pendapatan operasi utama yang merupakan komponen dari pendapatan operasional bank syariah. pendapatan operasi utama merupakan pendapatan yang

15 akan dibagihasilkan, pendapatan yang merupakan unsure perhitungan distribusi bagi hasil usaha (profit distribution). Pendapatan operasional pada bank syariah merupakan pendapatan yang diperoleh dari financing activity (penyaluran dana berupa pembiayaan) dan pendapatan dari fee (imbalan jasa). Dalam laporan laba rugi yang dikeluarkan oleh badan statistik perbankan syariah, pendapatan operasional merupakan penjumlahan dari pendapatan dari penyaluran dana (pembiayaan) dan pendapatan operasional lainnya (imbalan jasa layanan) setelah dikurangi distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terkait. Bank syariah memperoleh pendapatan operasi lainnya yang berasal dari pendapatan jasa perbankan yang merupakan sepenuhnya dimiliki oleh bank, seperti pendapatan yang berasal dari fee base income, misalnya pendapatan atas fee kliring, fee inkaso, fee transfer, fee pembayaran payroll dan fee lain dari jasa layanan yang diberikan oleh bank syariah. Dan juga pendapatan dari u u dd (investasi terikat) menjadi milik bank sepenuhnya. Sumber pendapatan bank syariah sedikit berbeda dengan bank umum konvensional. Pendapatan ini berasal dari hasil penyaluran dana, tetapi bukan bunga. Sumber pendapatan berasal dari margin keuntungan (prinsip jual beli/bai ), sewa (prinsip sewa beli), bagi hasil (prinsip syirkah dan u ), fee atas jasa perbankan (Warsono, 2010:25). Secara mikro, pembiayaan dalam rangka untuk upaya memaksimalkan laba, meminimalkan risiko, pendayagunaan sumber ekonomi, penyaluran kelebihan dana. Salah satu tujuan pembiayaan yaitu upaya memaksimalkan laba, hal ini berkaitan dengan pendapatan yang diperoleh bank (Muhammad, 2005:18). Berdasarkan hal tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa bank syariah sebagai lembaga keuangan melakukan kegiatan

16 operasionalnya berupa penghimpunan dana dan menyalurkannya dalam bentuk produk-produk pembiayaan. Produk-produk yang disalurkan tersebut, bank akan memperoleh pendapatan yang sering disebut pendapatan operasi utama. Dalam pemberian jasa yang dilakukan bank kepada nasabah pihak bank memperoleh pendapatan jasa. Penjumlahan pendapatan atas penyaluran dana dan pendapatan jasa merupakan pendapatan operasional dalam bank syariah. 2.1.4 Pos-pos pada Pendapatan Operasional Bank Syariah Pada bank syariah pos-pos pada pendapatan operasional, terdiri dari : (diambil dari pos-pos pendapatan operasional Bank Syariah Mandiri) 1. Pendapatan Operasi Utama, meliputi : a. Pendapatan dari jual beli 1) Pendapatan marjin murabahah 2) Pendapatan bersih salam parallel 3) Pendapatan bersih istishna parallel b. Pendapatan dari sewa 1) Pendapatan bersih ijarah c. Pendapatan dari bagi hasil 1) Pendapatan bagi hasil u 2) Pendapatan bagi hasil musyarakah 2. Pendapatan Operasi Utama Lainnya, meliputi : a. Pendapatan bagi hasil surat berharga b. Pendapatan bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia c. Pendapatan bagi hasil penempatan pada bank lain 3. Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil Investasi Tidak Terikat (pengurang), meliputi : a. Deposito u b. Tabungan u

17 c. Obligasi syariah u d. Sertifikat investasi u antar bank syariah 4. Pendapatan Operasional Lainnya, meliputi : a. Administrasi pembiayaan b. Pendapatan ujroh dana talangan haji c. Imbalan u u dd d. Pendapatan transaksi valuta asing bersih e. Provisi dan komisi selain pembiayaan f. Pendapatan pinjaman qard g. Provisi dan komisi pembiayaan h. Lainnya 2.2 Unsur-Unsur Beban operasional 2.2.1 Pengertian Beban Pengertian beban menurut FSAB, adalah sebagai berikut : Expense are outflows or other using up of assets or incurrences of liabilities (or a combination of both) from delivering or producing goods, rendering, services, or carrying out other activities that constitute t e entit s on going major or central operation. Sedangkan pengertian beban menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), adalah sebagai berikut : Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Dan menurut Vernon Kam (1986) pengertian beban, adalah sebagai berikut :

18 Expenses are decreases in the value of assets or increases in the value of liabilities due to the using up of goods or services in the major or central operation of the entity. Kesimpulan dari ketiga definisi di atas yaitu biaya terjadi karena kegiatan-kegiatan yang menyebabkan pengeluaran kas. Dengan begitu biaya adalah semua biaya yang secara langsung maupun tidak langsung telah dimanfaatkan untuk menciptakan pendapatan dalam suatu periode tertentu. 2.2.2 Beban Operasional Bank Syariah Beban operasional merupakan beban yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya, seperti beban tenaga kerja, beban administrasi dan umum, dan lain-lain. Beban operasional bank syariah dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bagi hasil dan total beban operasional lainnya, seperti beban bonus titipan wadiah, beban administrasi dan umum, biaya personalia, beban penurunan nilai surat berharga, beban transaksi valuta asing, beban promosi dan beban-beban lainnya. 2.2.3 Pos-pos pada Beban Operasional Bank Syariah Pada bank syariah pos-pos beban operasional, terdiri dari : (diambil dari pos-pos beban operasional Bank Syariah Mandiri) 1. Beban Tenaga Kerja, meliputi : a. Gaji, upah, tunjangan dan kesejahteraan karyawan b. Pendidikan dan pelatihan c. Pengobatan d. Premi asuransi e. Lainnya 2. Beban Umum dan Administrasi, meliputi : a. Penyusutan aktiva tetap

19 b. Sewa c. Pemeliharaan dan perbaikan d. Listrik, telepon, air, dan gas e. Promosi f. Komunikasi data g. Transportasi h. Cetakan dan alat tulis i. Keamanan j. Premi asuransi k. Jasa tenaga ahli l. Beban kantor m. Perjalanan dinas n. Biaya penelitian dan pengembangan o. Lainnya 3. Beban Penyisihan Kerugian Aktiva Produktif, meliputi : a. Piutang b. Pembiayaan musyarakah c. Pinjaman qardi d. Pembiayaan u e. Ijarah f. Efek-efek g. Penempatan pada bank lain h. Giro pada bank lain 4. Beban Estimasi Kerugian dan Kontinjensi 5. Beban Bonus Giro wadiah 6. Lain-lain, meliputi : a. Biaya premi asuransi penjaminan dana pihak ketiga b. Biaya bunga subordinasi c. Lain-lain

20 2.3 Optimalisasi Laba 2.3.1 Pengertian Optimalisasi Optimalisasi berasal dari kata dasar optimal yang berarti yang terbaik. Jadi, optimalisasi adalah proses pencapaian suatu pekerjaan dengan hasil dan keuntungan yang besar tanpa harus mengurangi mutu dan kualitas dari suatu pekerjaan. Pengertian optimalisasi menurut Oktavita (2010:25), adalah sebagai berikut : Optimalisasi adalah pencarian nilai terbaik dari yang tersedia dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks. Pengertian optimalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah sebagai berikut : Optimalisasi adalah proses mengoptimalkan sesuatu, dengan kata lain proses menjadikan sesuatu menjadi paling baik atau paling tinggi. Berdasarkan pengertian optimalisasi dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa optimalisasi adalah proses pencapaian sesuatu guna memperoleh hasil yang terbaik. 2.3.2 Pengertian Laba Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba seperti yang dikemukakan oleh Harahap (2008:113), sebagai berikut : Kelebihan pengasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi. Pengertian laba menurut Pratama Raharja (2004:151), adalah sebagai berikut : Laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan dikurangi biaya total yang dikeluarkan.

21 Pengertian laba seperti yang dikemukakan oleh Badriawan (1992), adalah sebagai berikut : Kenaikan modal yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama 1 (satu) periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik. Menurut stuktur akuntansi pengertian laba, ialah sebagai berikut : Selisih pengukuran pendapatan dan biaya, besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Berdasarkan pengertian laba yang telah diungkapkan diatas, dapat disimpulkan bahwa laba adalah kelebihan pendapatan atas biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. 2.3.3 Pengertian Optimalisasi Laba Sesuai dengan pengertian optimalisasi dan pengertian laba di atas, maka dapat disimpulkan bahwa optimalisasi laba adalah proses pencapaian kelebihan pendapatan atas biaya-biaya yang dikeluarkan dengan hasil dan keuntungan yang besar tanpa harus mengurangi mutu dan kualitas dari suatu pekerjaan. 2.3.4 Laba Usaha Syariah Bank umum syariah maupun unit usaha syariah mendapatkan pendapatan dari proses penghimpunan dana dan penyaluran dana. Setelah bank menghimpun dana dengan produk-produk yang telah tersedia dengan menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah berupa giro wadiah dan tabungan wadiah dan dengan menggunakan prinsip u mutlaqah berupa deposito u dan tabungan u, lalu bank menyalurkan dananya melalui produk-produk yang telah tersedia pula, yaitu dengan prinsip jual beli (pembiayaan murabahah, salam, dan istishna), prinsip ujroh (ijarah dan ijarah

22 muntahiyah bittamlik), dan prinsip bagi hasil (pembiayaan u dan pembiayaan musyarakah). Dalam kegiatan operasionalnya bank akan menggeluarkan beban-beban atas proses penghimpunan dan penyaluran dana tersebut yang dapat mengurangi jumlah laba usaha yang telah diterima bank syariah, beban-beban tersebut seperti beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi, beban penyisihan kerugian aktiva produktif, beban estimasi kerugian dan kontinjensi, beban bonus giro wadiah dan lain-lain. Dengan begitu, laba usaha diperoleh setelah jumlah dari pendapatan operasional hasil dari penyaluran dana dan jasa bank dikurangi dengan beban-beban operasional. Laba usaha yang terus meningkat dari tahun ke tahunnya merupakan keinginan dari bank syariah, oleh sebab itu perlunya dilakukan pengoptimalisasian laba usaha. Kesimpulannya adalah bahwa laba usaha yang diperoleh bank syariah merupakan pengurangan yang terjadi antara pendapatan operasional dengan beban operasional bank syariah itu sendiri. Dalam peningkatan laba usaha yang diinginkan, bank syariah perlu melakukan optimalisasi terhadap laba usaha itu sendiri. 2.3.5 Cara Pengoptimalisasian Laba 2.3.5.1 Analisis Common Size 1. Pengertian Common Size Beberapa pendapat mengenai persentase per komponen atau common size, adalah sebagai berikut : Menurut Kasmir (2010:91), analisis persentase per komponen atau common size, adalah sebagai berikut : Analisis persentase per komponen atau analisis common size merupakan teknik analisis laporan keuangan dengan menganalisis komponen-komponen yang ada dalam laporan keuangan, baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi.

23 Sedangkan pengertian analisis persentase per komponen atau common size menurut Munawir (2007:59), adalah sebagai berikut : Laporan dengan persentase per komponen atau common size statement adalah laporan keuangan yang disajikan dalam bentuk persentase-persentase, yaitu persentase dari masing-masing pos aktiva terhadap total aktivanya masing-masing pos pasiva terhadap total pasivanya serta pos-pos rugi laba terhadap penjualan nettonya, maka akan diperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang dapat digunakan sebagai pembanding. Dan pengertian analisis persentase per komponen atau common size menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006:67), adalah : Analisis common size yaitu merubah angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan laba rugi menjadi persentase berdasarkan dasar tertentu. Untuk angka-angka di neraca common base-nya adalah total aktiva. Dengan kata lain total aktiva dipergunakan sebagai 100%. Untuk angka-angka dalam laba rugi, penjualan neto dipergunakan sebagai 100%. 2. Jenis-jenis Common Size Financial Statement 1. Vertical common size financial statement Common size jenis ini melaporkan setiap akun laporan keuangan dalam bentuk persentase dari akun yang mempunyai nilai terbesar. Sebagai contoh, dalam common size laporan laba rugi, tiap akunnya disajikan dalam perbandingan persentase dengan total penjualan. 2. Horizontal common size financial statement Common size ini mengukur perubahan akun-akun dari waktu ke waktu dengan menjadikan satu periode sebagai standar perhitungannya. 3. Objek Common Size Financial Statement Analisis common size ini dilakukan untuk melihat stuktur keuangan baik dari daftar neraca, laba rugi, atau arus kas. Untuk melihat stuktur keuangan ini maka laporan keuangan dikonversikan

24 ke bentuk persentase dengan mengaitkan dengan pos penting. Pos penting itu misalnya penjualan untuk laba rugi, pos total aktiva untu neraca, dan pos arus kas operasional untuk laporan arus kas. Sesuai dengan uraian di atas maka objek common size financial statement seperti yang diungkapkan Harahap (1998:250), adalah sebagai berikut : 1. Laba Rugi bentuk Common Size Stuktur laba rugi dapat menunjukan persentase pos tertentu dari pos utama. Misalnya persentase laba bersih dari penjualan, persentase laba kotor atas penjualan, biaya operasi, dan sebagainya. Dengan melihat persentase ini kita dapat mengetahui stuktur laba rugi perusahaan dan juga bisa dibandingkan dengan stuktur perusahaan lain yang sejenis atau rasio rata-rata industri. 2. Neraca bentuk Common Size Stuktur neraca dapat melihat persentase pos tertentu dengan pos utama lainnya misalnya persentase aktiva lancer dengan total aktiva, aktiva tetap, aktiva lain, utang lancer, utang jangka panjang, modal, dan sebagainya. 3. Laporan Arus Kas bentuk Common Size Stuktur arus kas bisa menggambarkan darimana dan kemana kas dimanfaatkan selama satu periode tertentu. Biasanya dengan mengelompokannya dalam kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan. Bentuk awam (common size) dari kas ini masih jarang dibaca dalam literature namun sebenarnya kita bisa buat juga dengan menentukan pos yang dianggap penting sebagai dasar perbandingan. Misalnya bisa digunakan arus kas dari kegiatan operasi sebagai basis yang didenominasi menjadi 100%, sehingga arus kas lainnya diukur disini.

25 4. Laba Rugi Bentuk Common Size Pada laporan laba rugi common size, stuktur rekening (posposnya) adalah dipersentasikan sebagai dari total pendapatan. Pendapatan akan dianggap sebagai pos utama dengan persentase sebesar 100% sementara pos-pos lain dibawahnya akan dihitung dengan membagi jumlahnya dengan jumlah pendapatan dan dikalikan 100%. Dengan demikian angka-angka dalam laporan laba rugi akan terlihat lebih sederhana dan mudah untuk dilakukan analisis perbandingan. Contoh perhitungan laba rugi common size, sebagai berikut :

26 Tabel 2.1 Perhitungan Laba Rugi Common Size LABA / RUGI PT. XXX Per 31 Desember 2011 Commonsize (%) Pendapatan Beban Usaha Karyawan Penyusutan Operasi, pemeliharaan, dan telekomunikasi Umum dan Administrasi Pemasaran Jumlah Beban Usaha LABA USAHA Sumber : Dean Ferdianto (2005:67) 2.3.5.2 Efektifitas dan Efisiensi Pengertian efektifitas menurut Sondang P. Siagian (2001:24), adalah sebagai berikut : Efektifitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektifitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektifitasnya.

27 Pengertian efektifitas seperti yang dikemukakan Dewi (2009), sebagai berikut : Efektifitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuantujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif. Menurut Handayaningrat (1995:16) pengertian efektifitas adalah sebagai berikut : Efektifitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pengertian efisiensi menurut Dewi (2009), adalah sebagai berikut : Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Menurut Priyonggo Suseno (2008) pengertian efisiensi adalah sebagai berikut : Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian efektifitas adalah pengukuran atas keberhasilan dari tercapainya sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan efisiensi adalah penggunaan yang minimum guna memperoleh hasil yang maksimum. 2.4 Kajian Penelitian Terdahulu Kegiatan penelitian selalu bertitik tolak dari pengetahuan yang sudah ada. Pada umumnya semua ilmuwan akan memulai penelitiannya dengan cara menggali apa yang sudah dikemukakan atau ditemukan oleh ahli-ahli sebelumnya. Pemanfaatan terhadap apa-apa yang dikemukakan atau ditemukan oleh ahli tersebut dapat

28 dilakukan dengan mempelajari, mendalami, mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi hal-hal yang sudah ada, untuk mengetahui apa yang sudah ada dan apa yang belum ada melalui laporan hasil penelitian dalam bentuk jurnal atau karyakarya ilmiah. Seperti, Evaluasi laporan Keuangan Bentuk Persentase Per Komponen Untuk Membandingkan Kinerja Perusahaan (Studi pada Pojok Bursa Efek Institut Teknologi Bandung di jalan Ganesha 10 Bandung). Penelitian yang dilakukan Dean Ferdianto Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama pada tahun 2005. Dalam penelitian itu peneliti ingin mengetahui bagaimana perbandingan kinerja perusahaan pada kelompok jasa telekomunikasi dan begaimana hubungan evaluasi keuangan bentuk persentase per komponen (common size) dengan kinerja kelompok jasa telekomunikasi. Metode penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif analitis, sedangkan jenis dari penelitian ini adalah studi komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan dan selanjutnya dari kinerja tersebut dapat ditentukan tingkat kesehatan perusahaan yaitu dengan cara melakukan analisis atau interpretasi terhadap laporan keuangan dan dari hasil analisis terhadap kinerja perusahaan maka dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan untuk mengatasi kondisi keuangan di masa yang akan datang. Berdasarkan telaah pustaka diatas, ada beberapa kesimpulan berkaitan dengan penelitian yang penulis ambil, antara lain dari segi metode penelitian yaitu metode yang digunakan, jenis data dan alat analisis data. Metode yang digunakan sama yaitu deskriptif analitis, jenis datanya sekunder, dan alat analisis yang digunakan analisis persentase per komponen atau common size. 2.5 Kerangka Pemikiran Salah satu fungi perbankan syariah, adalah sebagai lembaga intermediary, yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana dari masyarakat. Berdasarkan fungsi tersebut, maka bank dalam kegiatan menghimpun dana dari masyarakat menggunakan produk-produk yang menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah

29 berupa giro wadiah dan tabungan wadiah dan yang menggunakan prinsip u mutlaqah berupa deposito u dan tabungan u. Kedua produk penghimpunan dana tersebut merupakan sumber dana utama bank syariah, yang nantinya dapat digunakan untuk mendukung dan melaksanakan kegiatan operasional bank syariah itu sendiri. Setelah dana dihimpun dari masyarakat, lalu bank menyalurkannya kembali dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan ini dikembangkan kedalam tiga model yaitu pembiayaan dengan prinsif jual beli (Murabahah, Salam, dan Istishna), prinsif sewa (Ijarah) dan pembiayaan yang ditujukan untuk usaha kerja sama/ bagi hasil (Syirkah) (Muhammad dan Suwiknyo, 2009:11). Pembiayaan merupakan sumber pendapatan terbesar bagi bank syariah, oleh sebab itu apabila pembiayaan pada bank syariah meningkat hal itu akan menyebabkan pendapatan operasional bank pun meningkat. Pendapatan operasional pada bank syariah merupakan pendapatan yang diperoleh dari financing activity (penyaluran dana berupa pembiayaan) dan pendapatan dari fee (imbalan jasa). Dalam laporan laba rugi yang dikeluarkan oleh badan statistik perbankan syariah, pendapatan operasional merupakan penjumlahan dari pendapatan dari penyaluran dana (pembiayaan) dan pendapatan operasional lainnya (imbalan jasa layanan) setelah dikurangi distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terkait. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya bank syariah akan mengeluarkan beban operasionalnya, seperti beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi, dan lain-lain. Dalam pengelolaannya, beban pada bank syariah kadang mencapai nilai yang tinggi oleh sebab itu perlunya pengelolaan pada beban dan pendapatan operasional, agar memperoleh laba yang tnggi. Karena memperoleh keuntungan merupakan tujuan dari kegiatan operasional bank syariah. Pengelolaan pada beban dan pendapatan operasional dalam meningkatkan laba usaha, dapat menggunakan analisis persentase per komponen atau common size seperti yang penulis pilih dalam penelitian ini. Analisis common size merupakan teknik analisis laporan keuangan dengan menganalisis komponen-komponen yang

30 ada dalam laporan keuangan, baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi. Dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan laporan laba rugi karena pendapatan operasional dan beban operasional terdapat dalam laporan laba rugi. Pendapatan operasional dan beban operasional akan dianalisis dan nantinya akan terlihat persentase dari setiap pos-posnya, dan akan terlihat penurunan ataupun kenaikannya. Pada penganalisisan ini peneliti menginginkan bank akan mengetahui pos-pos pada pendapatan operasional mana yang perlu diefektifkan dalam meningkatkan laba usaha dan beban operasional mana yang perlu diefisiensikan agar menjadi pengurang yang kecil dalam laba usaha. Dengan begitu, bank akan memperoleh laba usaha yang tinggi dengan pengoptimalisasian pos-pos pada pendapatan operasional dan beban operasional tersebut. Berdasarkan uraian diatas, kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut :

31 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Bank Syariah Menghimpun Dana Menyalurkan Dana Memberikan Jasa Bank Lainnya Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil Investasi Tidak Terikat (pengurang) Pendapatan Operasi Utama dan Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan Operasi Utama Lainnya Beban Operasional Pendapatan Operasional Analisis Common Size Laba Usaha