DAFTAR ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM BELA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAFTAR ISI BAB I UMUM. 1 BAB II ORGANISASI. 1 BAB III KEANGGOTAAN. 1 BAB IV MAJELIS PERMUSYAWARATAN ORGANISASI... 4 BAB V STRUKTUR, MEKANISME RAPAT, KEWAJIBAN DAN WEWENANG PIMPINAN FORUM BELA NEGARA... 6 BAB VI MUSYAWARAH NASIONAL. 9 BAB VII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. 10 BAB VIII PENUTUP... 10 0
ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I UMUM Pasal 1 Landasan Penyusunan Anggaran Rumah Tangga ini merupakan uraian / penjabaran dan atau memuat hal hal yang tidak atau belum diatur dalam anggaran dasar. BAB II ORGANISASI Pasal 2 Pembentukan Organisasi 1. Untuk pertama kalinya berdirinya FBN RI diprakarsai oleh Alumni Bela Negara Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Departemen Pertahanan Republik Indonesia bertempat di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) pada tanggal 17 Juli 2008 di Jakarta. Pasal 3 Hubungan Jenjang Struktur Organisasi Pengurus Pusat adalah Pengurus Tingkat Nasional, Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah dan Pengurus Rayon adalah pelaksana kebijakan Pengurus Pusat. BAB III KEANGGOTAAN Bagian I DEFINISI TENTANG ANGGOTA Pasal 4 Anggota Umum Yang dimaksud dengan anggota umum adalah setiap warga negara Indonesia setia kepada Pancasila, Undang Undang Dasar 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang suka rela mendaftarkan diri bergabung dengan Forum Bela Negara Republik Indonesia. 1
Pasal 5 Anggota Khusus 1. Kader Bela Negara adalah anggota khusus yang pernah mendapatkan pendidikan dan pelatihan bela Negara dari semua lembaga pemerintahan. Pasal 6 Anggota Kehormatan Yang dimaksud dengan Anggota Kehormatan adalah perseorangan/tokoh yang dipandang telah berjasa dalam membentuk, membina, mengembangkan dan memajukan organisasi FBN RI. Bagian II PERSYARATAN ANGGOTA Pasal 7 Keanggotaan Forum Bela Negara Republik Indonesia adalah warga Negara Indonesia yang telah memenuhi pasal (4) dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Menerima Pancasila sebagai satu satunya asas bermasyarakat dan bernegara serta UUD 1945. 3. Warga Negara Indonesia yang telah berusia minimal 17 tahun, dengan memenuhi persyaratan dan telah ditetapkan oleh Pimpinan Pusat FBN RI 4. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan dan Kode Etik Organisasi. 5. Sanggup untuk aktif mengikuti program / kegiatan FBN RI. 6. Bersedia dan Sanggup mengundurkan diri dari keanggotaan dan kepengurusan organisasi yang menggunakan nama dengan berlatar belakang nama BELA NEGARA. 7. Mengenai persyaratan dan prosedur pendaftaran keanggotaan diatur dalam Peraturan Organisasi. Bagian III MASA KEANGGOTAAN Pasal 8 Masa keanggotaan FBN RI bersifat tidak terbatas. Namun status keanggotaan seseorang bisa berakhir, apabila yang bersangkutan: 1. Meninggal dunia; 2. Mengundurkan diri; 3. Dipecat atau diberhentikan setelah mendapatkan hak pembelaan diri. 2
Bagian IV HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA Pasal 9 HAK ANGGOTA 1. Setiap anggota mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan, serta hak untuk memilih dan dipilih menjadi pimpinan organisasi FBN RI. 2. Setiap anggota mempunyai hak untuk mengajukan usul, saran, dan pendapat bagi kebaikan organisasi FBN RI. 3. Setiap anggota berhak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dari/untuk organisasi FBN RI. 4. Setiap anggota mempunyai hak untuk memperoleh keadilan, perlindungan pengayoman dan pembelaan dari organisasi FBN RI sesuai dengan hukum yang berlaku. Pasal 10 KEWAJIBAN ANGGOTA 1. Setiap anggota berkewajiban untuk menghayati dan mengamalkan nilai nilai Pancasila dan Undang undang Dasar 1945. 2. Setiap anggota berkewajiban untuk taat dan patuh pada ketentuan AD/ART, Keputusan Rapat, dan peraturan-peraturan yang berlaku dilingkungan organisasi; 3. Setiap anggota berkewajiban untuk ikut berperan aktif dalam upaya memperjuangkan tercapainya tujuan organisasi demi kepentingan bangsa dan negara. 4. Setiap anggota berkewajiban menjaga kewibawaan dan kehormatan organisasi. 5. Setiap anggota berkewajiban saling menjaga, melindungi, mengayomi sesama kader bela negara dalam rangka menegakan nilai keadilan dan nilai kebenaran. Bagian V S A N K S I Pasal 11 1. Sanksi adalah bentuk hukuman sebagai bagian dari proses pembinaan yang diberikan organisasi kepada anggota yang melalaikan tugas, melanggar ketentuan organisasi, mencemar-kan nama baik organisasi, dan atau melakukan tidak kriminal serta tindakan lain yang bersifat melanggar hukum. 3
2. Sanksi dapat dikenakan berupa teguran, peringatan, skorsing hingga pemecatan, tergantung pada tingkat kesalahannya. 3. Anggota yang dikenakan sanksi, dapat mengajukan pembelaan diri melalui forum yang ditunjuk untuk itu. 4. Tata cara pelaksanaan pemberian sanksi dan mekanisme fórum pembelaan diri diatur dalam peraturan organisasi. Pasal 12 KARTU TANDA ANGGOTA 1. Setiap anggota berhak mendapatkan Kartu Tanda Anggota yang dikeluarkan oleh Pimpinan FBN RI Pusat sesuai dengan status keanggotaannya. 2. Bentuk Kartu Tanda Anggota dan tata cara penggunaannya diatur dalam peraturan organisasi. 3. Kartu Tanda Anggota (KTA) ditanda tangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal FBN RI Pusat. Pasal 13 PAKAIAN DINAS HARIAN DAN PAKAIAN DINAS LAPANGAN 1. Setiap anggota wajib menggunakan Pakaian Dinas Harian (PDH) dan Pakaian Dinas Lapangan (PDL) yang ditetapkan dan dikeluarkan oleh Pimpinan FBN RI Pusat. 2. Bentuk model dan tata cara penggunaan Pakaian Dinas Harian (PDH) dan Pakaian Dinas Lapangan (PDL) FBN RI diatur dalam peraturan organisasi. BAB IV MAJELIS PERMUSYAWARATAN ORGANISASI Pasal 14 Tugas dan Kewenangan Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) Tingkat Pusat 1. Memilih, menetapkan dan memberhentikan Ketua Umum FBN RI. 2. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja kepengurusan harian ( Pimpinan Pusat FBN RI ) terhadap pelaksanaan kebijakan pengelolaan organisasi FBN RI. 3. Dalam keadaan darurat MPO dapat mengangkat Ketua Umum FBN RI sampai batas waktu diselenggarakannya Munas. 4. Apabila Ketua Umum FBN RI mengundurkan diri atau berhalangan tetap, maka MPO dapat memilih dan menetapkan Ketua Umum baru. 5. Menyelenggarakan Sidang Umum dan Sidang istimewa MPO. 6. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FBN RI berdasarkan usulan dari munas. 4
Pasal 15 Tugas dan Kewenangan Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) Tingkat Wilayah 1. Mengusulkan calon Ketua FBN Wilayah kepada Ketua Umum FBN RI Pusat sesuai hasil Sidang Umum MPO Wilayah. 2. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja kepengurusan harian ( Pimpinan FBN RI Wilayah ) terhadap pelaksanaan kebijakan pengelolaan organisasi FBN RI. 3. Dalam keadaan darurat MPO Wilayah dapat mengusulkan kepada Ketua Umum FBN RI agar memberhentikan Ketua FBN RI Wilayah, sekaligus dapat mengusulkan calon ketua FBN RI wilayah baru kepada Ketua Umum FBN sampai batas waktu diselenggarakannya Muswil. 4. Menyelenggarakan Sidang Umum dan Sidang istimewa MPO tingkat Wilayah. Pasal 16 Tugas dan Kewenangan Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) Tingkat Daerah 1. Mengusulkan calon Ketua FBN RI Daerah kepada Ketua Umum FBN RI sesuai hasil Sidang Umum MPO Daerah melalui FBN RI Wilayah. 2. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja kepengurusan harian ( Pimpinan FBN RI Daerah ) terhadap pelaksanaan kebijakan pengelolaan organisasi FBN RI. 3. Dalam keadaan darurat MPO Daerah dapat mengusulkan kepada Ketua Umum FBN RI agar memberhentikan Ketua FBN Daerah, sekaligus dapat mengusulkan calon ketua FBN RI Daerah baru kepada Ketua Umum FBN RI sampai batas waktu diselenggarakannya Musda. 4. Menyelenggarakan Sidang Umum dan Sidang istimewa MPO tingkat Daerah. BAB V STRUKTUR, MEKANISME RAPAT,KEWAJIBAN DAN WEWENANG PIMPINAN FORUM BELA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Pasal 17 Struktur Pimpinan Pimpinan FBN RI Pusat terdiri dari: a. Ketua Umum b. Ketua Harian c. Wakil Ketua Umum 5
d. Sekretaris Jenderal e. Wakil Sekretaris Jenderal f. Bendahara Umum g. Wakil Bendahara Umum h. Kepala Departemen i. Kepala Biro j. Badan Badan / Lembaga-Lembaga Otonom Pimpinan FBN RI Provinsi/Wilayah terdiri dari: a. Ketua Provinsi/Wilayah b. Wakil Ketua Provinsi/Wilayah c. Sekretaris Provinsi/Wilayah d. Wakil Sekretaris Provinsi/Wilayah e. Bendahara Provinsi/Wilayah f. Wakil Bendahara Provinsi/ Wilayah g. Kepala-Kepala Divisi. h. Badan Badan/ Lembaga Lembaga Otonom Pimpinan FBN RI Daerah Kabupaten Kota terdiri dari: a. Ketua Daerah b. Wakil Ketua c. Sekretaris Daerah d. Wakil Sekretaris Daerah e. Bendahara Daerah f. Wakil Bendahara Daerah g. Kepala Bidang. Pimpinan FBN RI Rayon terdiri dari: a. Ketua b. Sekretaris c. Bendahara d. Kepala Bagian. Pasal 18 Mekanisme Rapat Harian FBN RI Pusat 1. Didalam menyelenggarakan Rapat Harian FBN RI Pusat di pimpin oleh Ketua Umum dihadiri Para Wakil Ketua, Sekretaris Jenderal, Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara, Wakil Bendahara, Kepala Departemen dan Kepala Biro. 2. Apabila Ketua Umum berhalangan hadir, Ketua Umum berhak untuk menunjuk salah satu peserta rapat harian untuk memimpin rapat. 6
Pasal 19 Kewajiban dan Wewenang FBN RI Pusat Kewajiban dan wewenang FBN RI Pusat antara lain sebagai berikut : 1. Melaksanakan dan menjalankan semua program organisasi dengan penuh tanggung jawab sesuai visi dan misi organisasi dan menjabarkannya dalam ketetapan ketetapan, keputusan-keputusan dan peraturan organisasi. 2. Memilih, Menetapkan dan Mengukuhkan Ketua FBN RI Wilayah berdasarkan usulan dari MPO Tingkat Wilayah melalui Sidang Umum dan Sidang Istimewa MPO Tingkat Wilayah. 3. Memilih, Menetapkan dan Mengukuhkan Ketua FBN RI Daerah yang berdasarkan hasil Musyawarah FBN RI Tingkat Kecamatan/Rayon dengan mempertimbangkan masukan dari Pimpinan FBN RI Wilayah, Dewan Pembina, Dewan Penasehat dan Dewan Pakar tingkat daerah. 4. Menetapkan, mengukuhkan dan melantik Pengurus FBN RI Wilayah dan FBN RI Daerah. 5. Menetapkan kebijakan dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada FBN RI Wilayah dan FBN RI Daerah. 6. Melakukan monitoring terhadap kinerja FBN RI Wilayah. 7. Melakukan monitoring, pengawasan serta evaluasi terhadap kinerja FBN RI Daerah dengan dibantu oleh FBN RI Wilayah. 8. Melakukan hubungan, koordinasi dan bekerjasama dengan Pemerintah, Instansi-intansi, badan-badan, organisasi-organisasi profesi dan sosial kemasyarakatan lain ditingkat pusat dalam rangka tercapainya tujuan organisasi. Pasal 20 Kewajiban dan Wewenang FBN RI Wilayah Kewajiban dan wewenang FBN RI Wilayah antara lain sebagai berikut : 1. Merupakan perpanjangan kewenangan FBN RI Pusat untuk mengkoordinir kegiatan lembaga di Tingkat Wilayah/Propinsi. 2. Melaksanakan dan menjalankan semua program organisasi dengan penuh tanggung jawab sesuai visi dan misi organisasi. 3. Memilih, Menetapkan dan mengukuhkan Ketua FBN RI Tingkat Kecamatan/Rayon atas usulan Pimpinan FBN RI Daerah yang merupakan hasil dari Musyawarah Tingkat Kecamatan/Rayon. 4. Melaksanakan keputusan keputusan, peraturan peraturan organisasi dan kebijakan FBN RI Pusat. 5. Membantu FBN RI Pusat dalam rangka melakukan monitoring terhadap kinerja FBN RI Daerah. 7
6. Melakukan hubungan, koordinasi dan bekerjasama dengan Pemerintah, instansi instansi, Badan badan, organisasi-organisasi profesi dan sosial kemasyarakatan lain di tingkat wilayah/daerah Tingkat I dalam rangka tercapainya tujuan organisasi. Pasal 21 Kewajiban dan Wewenang FBN RI Daerah Kewajiban dan wewenang FBN RI Daerah antara lain sebagai berikut : 1. Merupakan perpanjangan kewenangan FBN RI Wilayah untuk mengkoordinir kegiatan lembaga di tingkat Daerah (kabupaten/kota). 2. Melaksanakan dan menjalankan semua program organisasi dengan penuh tanggung jawab sesuai visi dan misi organisasi. 3. Melaksanakan keputusan keputusan, peraturan peraturan organisasi dan kebijakan Dewan Pimpinan Pusat. 4. Melantik Pimpinan FBN RI tingkat Kecamatan/Rayon. 5. Melakukan monitoring terhadap kinerja anggota FBN RI Daerah. 6. Melakukan hubungan, koordinasi dan bekerjasama dengan Pemerintah, instansi instansi, Badan badan, organisasi-organisasi profesi dan sosial kemasyarakatan lain di tingkat daerah Tingkat II dalam rangka tercapainya tujuan organisasi. Pasal 22 Kewajiban dan Wewenang FBN RI Kecamatan/Rayon Kewajiban dan wewenang FBN RI Kecamatan antara lain sebagai berikut : 1. Merupakan perpanjangan kewenangan FBN RI Daerah untuk melaksanakan kegiatan lembaga di tingkat Kecamatan/Rayon. 2. Melaksanakan dan menjalankan semua program organisasi dengan penuh tanggung jawab sesuai visi dan misi organisasi. 3. Melaksanakan keputusan keputusan, peraturan peraturan organisasi dan kebijakan Dewan Pimpinan Pusat. BAB VI MUSYAWARAH NASIONAL Pasal 23 1. Musyawarah Nasional dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab FBN RI Pusat. 2. Musyawarah Nasional diselenggarakan untuk memilih anggota MPO Tingkat Pusat. 8
3. Musyawarah Nasional untuk menetapkan Majelis Permusyawaratan Organisasi FBN RI. 4. Musyawarah Nasional untuk mengusulkan penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 5. Tata cara pelaksanaannya diatur dalam peraturan organisasi. MUSYAWARAH TINGKAT WILAYAH Pasal 24 1. Musyawarah Tingkat Wilayah dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab FBN RI Wilayah. 2. Musyawarah Tingkat Wilayah diselenggarakan untuk memilih anggota MPO Tingkat Wilayah. 3. Musyawarah Tingkat Wilayah untuk menetapkan Majelis Permusyawaratan Organisasi Tk.Wilayah. 4. Tata cara pelaksanaannya diatur dalam peraturan organisasi. MUSYAWARAH TINGKAT DAERAH Pasal 25 1. Musyawarah Tingkat Daerah dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab FBN RI Daerah. 2. Musyawarah Tingkat Daerah diselenggarakan untuk memilih anggota MPO Tingkat Daerah. 3. Musyawarah Tingkat Daerah untuk menetapkan Majelis Permusyawaratan Organisasi Tk.Daerah. 4. Tata cara pelaksanaannya diatur dalam peraturan organisasi. MUSYAWARAH TINGKAT RAYON Pasal 26 1. Musyawarah Tingkat Rayon dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab FBN RI Rayon. 2. Musyawarah Tingkat Rayon diselenggarakan untuk mengusulkan Ketua tingkat Rayon kepada FBN RI Tingkat Wilayah melalui FBN RI Tingkat Daerah. 3. Tata cara pelaksanaannya diatur dalam peraturan organisasi. 9
BAB VII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 27 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dirubah melalui usulan musyawarah nasional diputuskan dan ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) Tingkat Pusat. BAB VIII PENUTUP Pasal 28 1. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga, ditetapkan dalam peraturan tersendiri oleh Forum Bela Negara Republik Indonesia Pusat yang isinya tidak boleh bertentangan dengan AD dan ART. 2. Dalam hal terjadi pengaturan dalam AD/ART dan peraturan organisasi yang dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda yang menurut urutannya berturut turut, yang berlaku untuk menjadi pegangan adalah keputusan dari Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) Tingkat Pusat. 3. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta 2015 10