PANDUAN PENCARIAN RUTE GEDUNG DAN RUANGAN PADA FAKULTAS DI UNIVERSITAS HALU OLEO MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS MACROMEDIA FLASH

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI PENCARIAN JALUR TERPENDEK PADA RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS MENGGUNAKAN ALGORITMA A* (A-STAR)

APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK APOTEK DI KOTA KENDARI MENGGUNAKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL

PENERAPAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN FUZZY LOGIC SUGENO PADA GAME ZOMBIE SHOOTER

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO SUB-SISTEM UTILITY DAN PENGGAJIAN

PENERAPAN ALGORITMA FLOYD WARSHALL DAN METODE FINITE STATE MACHINE PADA APLIKASI PERMAINAN MAZE TREASURE

PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI

PENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI

MEMBANGUN APLIKASI GAME DUA SATU (21) BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN METODE DEPTH FIRST SEARCH

Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENANGANAN PRIORITAS KERUSAKAN JALAN DENGAN MEMBANDINGKAN METODE TOPSIS AHP

PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN METODE FLOYD WARSHALL PADA PETA DIGITAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI DHYMAS EKO PRASETYO

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN JUMLAH BERAS MISKIN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK MENENTUKAN JARAK TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (Studi Kasus : Plaza / Mall Dikota Medan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta

Sistem Informasi Geografis Bengkel Mobil Berbasis Android Di Palembang-Sekayu

PENERAPAN ALGORITMA GREEDY UNTUK PENCARIAN JALUR TERPENDEK PADA JAKABARING SPORT CITY SECARA VIRTUAL REALITY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI ALGORITMA FLOYD WARSHALL DALAM MENENTUKAN JALUR TERBAIK DRIVER PASTIFRESH.ID

PENENTUAN RUTE TERPENDEK PADA OPTIMALISASI JALUR PENDISTRIBUSIAN BARANG DI PT. X DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL

PENERAPAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND DALAM MENENTUKAN JALUR TERPENDEK UNTUK MELAKUKAN PENCARIAN PENGINAPAN DAN HOTEL DI KOTA KENDARI

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN ODI (ORPHAN DETAIL INFORMATION) BERBASIS CLIENT SERVER DI KANTOR BAITULMAAL MUAMALAT

PERBANDINGAN HASIL PERHITUNGAN JARAK TERPENDEK ANTARA ALGORITMA DIJKSTRA DENGAN PEMROGRAMAN LINIER

MEDIA PEMBELAJARAN STRATEGI ALGORTIMA PADA POKOK BAHASAN POHON MERENTANG MINIMUM DAN PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK

Yudi Yansyah, Prihastuti Harsani, M.Si, Erniyati M.Kom Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan ABSTRACT

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA PATHFINDING GREEDY BEST-FIRST SEARCH DENGAN A*(STAR) DALAM MENENTUKAN LINTASAN PADA PETA

Penerapan Fungsi Data Mining Klasifikasi untuk Prediksi Masa Studi Mahasiswa Tepat Waktu pada Sistem Informasi Akademik Perguruan Tinggi

PERANCANGAN APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENEMUKAN TEMPAT PARIWISATA TERDEKAT DI KEDIRI DENGAN METODE FLOYD- WARSHALL UNTUK SMARTPHONE

APLIKASI PENCARIAN RUTE TRANSPORTASI UMUM BERBASIS ANDROID

SIMULASI ALGORITMA A* UNTUK MENYELESAIKAN PATHFINDING

APLIKASI LAYANAN DELIVERY ORDER BERBASIS WEB PADA RUMAH MAKAN PODOTEKO

Rancang Bangun Sistem Pembuatan Surat Keputusan dan Sertifikat di STMIK GI MDP

Perancangan Sistem Informasi Kelulusan Berdasarkan Tahun Akademik di Yayasan SMP Makna Bakti

Penerapan Algoritma A Star Pada Permainan Snake

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah masyarakat dengan aktivitas yang tinggi, mobilitas menjadi hal yang penting.

PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK. Kata kunci: Google Maps, travelling salesman problem, pencarian rute, Branch and Bound. vi Universitas Kristen Maranatha

IMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK WILAYAH PISANGAN DAN KAMPUS NUSA MANDIRI TANGERANG

SISTEM INFORMASI ALUMNI BERBASIS GIS (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO)

APLIKASI MONITORING PENGIRIMAN BARANG DENGAN ALGORITMA DIJKSTRA

TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) UNTUK MENENTUKAN RUTE TERPENDEK BAGI KURIR KOTA KENDARI MENGGUNAKAN ALGORITMA GREEDY BERBASIS ANDROID

Kata Kunci : Aplikasi Mobile, Android, Ensiklopedia, Pahlawan, Brute Force dan Edukatif

Sistem Informasi Geografis Kecamatan Ilir Barat II Berbasis Mobile

Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pemasangan Dan Pembayaran Iklan Pada Sumeks Cindo

Model Arsitektur Backpropogation Dalam Memprediksi Faktor Tunggakan Uang Kuliah (Studi Kasus AMIK Tunas Bangsa)

Evaluasi dan Usaha Optimalisasi Algoritma Depth First Search dan Breadth First Search dengan Penerapan pada Aplikasi Rat Race dan Web Peta

PENERAPAN ALGORITMA KRUSKAL PADA JARINGAN LISTRIK PERUMAHAN KAMPOENG HARMONI DI UNGARAN BARAT

Penentuan Jarak Terpendek dan Jarak Terpendek Alternatif Menggunakan Algoritma Dijkstra Serta Estimasi Waktu Tempuh

Penerapan Algoritma A* (A Star) Sebagai Solusi Pencarian Rute Terpendek Pada Maze

Vol: 4, No. 1, Maret 2015 ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARWAYAN MENGGUNAKAN METODE MULTIFACTOR EVALUATION PROCESS PADA PT. KONSUIL WILAYAH SULAWESI TENGGARA

SEARCHING SIMULATION SHORTEST ROUTE OF BUS TRANSPORTATION TRANS JAKARTA INDONESIA USING ITERATIVE DEEPENING ALGORITHM AND DJIKSTRA ALGORITHM

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PESTISIDA PADA TANAMAN JAGUNG BISI 2 MENGGUNAKAN METODE CBR

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT RUMAH DENGAN METODE FUZZY SAW MADM

Rancang Bangun Aplikasi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa Secara Online Berbasis Android

PEMBERIAN NOMOR VERTEX PADA TOPOLOGI JARINGAN GRAF WHEEL, GRAF HELM DAN GRAF LOLLIPOP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Implementasi Algoritma Dijkstra pada Peta Spasial

APLIKASI TELEPON LAYANAN PUBLIK DI AREA KENDARI DENGAN FITUR AUTOCOMPLETE TEXT MENGGUNAKAN ALGORITMA

PENERAPAN ALGORITMA BACKTRACKING PADA GAME LABIRIN TUMBUHAN JAMUR

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori graf dikenal dengan masalah lintasan atau jalur terpendek (shortest

IMPLEMENTASI KAMUS KATA SERAPAN BAHASA INDONESIA INGGRIS DENGAN FITUR AUTO COMPLETE TEXT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

PENDISTRIBUSIAN BARANG FARMASI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (STUDI KASUS : PT. AIR MAS CHEMICAL)

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

SISTEM INFORMASI NAVIGASI DARAT DENGAN VISUALISASI TIGA DIMENSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI METODE FUZZY C-MEANS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN MUSTAHIK DI BAZNAS KENDARI

PENENTUAN JALUR ALTERNATIF UNTUK MENGHINDARI KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (Studi Kasus: Simpang Empat Waspada Medan)

IMPLEMENTASI METODE CERTAINTY FACTOR UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN PERKEMBANGAN ANAK BERBASIS MOBILE HANDPHONE

PERANCANGAN APLIKASI COMMUTER LINE ASSISTANT MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS ANDROID. Abstract

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI IMPLEMENTASI ALGORITMA PENCARIAN K JALUR SEDERHANA TERPENDEK DALAM GRAF

Penerapan Algoritma Fuzzy Pada Robot Pemotong Rumput

Implementasi Metode Forward Chaining untuk Mendiagnosa PenyebabPenyakit Tanaman Singkong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Algoritma Branch & Bound untuk Optimasi Pengiriman Surat antar Himpunan di ITB

ARTIKEL APLIKASI DELIVERY SERVICE GLOBAL POISONING SYSTEM DAN ONLINE MARKET(PRINTER)MENGUNAKAN ANDROID DAN WEB SERVER

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK DAERAH WISATA KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA SKRIPSI

Rancang Bangun Aplikasi Permainan Help Your Mom Menggunakan Algoritma Floyd-Warshall

Penerapan Algoritma Negamax Dengan Alpha-Beta Pruning pada Permainan Connect Four

IMPROVE K-MEANS TERHADAP STATUS NILAI GIZI PADA BALITA

Sistem Informasi Media Sosial Berbasis Lokasi Bergaul Menggunakan Android

PENERAPAN ALGORITMA A STAR DAN FUZZY LOGIC SUGENO PADA GAME PAC-MAN

ALGORITMA RUTE TERPENDEK BERBASIS TEORI GRAPH

DETEKSI KEMIRIPAN SOURCE CODE PADA BAHASA PEMROGRAMAN JAVA MENGGUNAKAN METODE ANALISIS LEKSIKAL

Pelacakan dan Penentuan Jarak Terpendek terhadap Objek dengan BFS (Breadth First Search) dan Branch and Bound

ANALISIS PERFORMA DAN KUALITAS CITRA BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI RIJNDAEL, DAN SERPENT

IMPLEMENTASI HIERARCHICAL CLUSTERING DAN BRANCH AND BOUND PADA SIMULASI PENDISTRIBUSIAN PAKET POS

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI TERBAIK TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH SEMENTAR MENGGUNAKAN METODE BROWN GIBSON

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS. Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT

Rancang Bangun Aplikasi Web Pencarian Rute Terpendek Antar Gedung di Kampus Menggunakan Algoritma Floyd-warshall

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-51

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013

Transkripsi:

semantik, Vol.1, No.2, Jul-Des 2015, pp. 45-56 ISSN: 2460-1446Ily pp. 1~5 45 PANDUAN PENCARIAN RUTE GEDUNG DAN RUANGAN PADA FAKULTAS DI UNIVERSITAS HALU OLEO MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS MACROMEDIA FLASH Amden Junianto Jalu Marseno* 1, Muh.Yamin 2 *1,2 JurusanTeknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo, Kendari e-mail: * 1 amden.jalu6@gmail.com, 2 putra0683@gmail.com Abstrak Pencarian gedung atau ruangan fakultas merupakan suatu permasalahan yang sering terjadi pada pengunjung Universitas Halu Oleo. Karena banyaknya gedung dan ruangan yang ada pada Universitas tersebut, mengakibatkan pengunjung kesulitan menemukan gedung dan ruangan yang dicari. Oleh karena itu dibutuhkan sistem yang dapat menunjukkan lokasi gedung dan ruangan beserta jalur terpendeknya, agar waktu pencarian lebih efisien. Terdapat beberapa algoritma pencarian jalur terpendek, salah satunya adalah algoritma Dijkstra. Algoritma ini menggunakan strategi greedy sebagai berikut : Untuk setiap simpul pada sumber dalam graf, algoritma ini akan mencari jalur dengan cost minimum antara simpul tersebut dengan simpul lainnya. Hasil pada penelitian ini adalah tingkat ketepatan algoritma Dijkstra dapat mencapai 90%. Untuk meningkatkan ketepatan dalam pencarian jalur dapat menambahkan node-node yang ada pada graf yang digunakan. Kata Kunci : Actionscript 3, Algoritma Dijsktra, Jalur Terpendek danmacromedia Flash. Abstract The search the building or a room faculty is a problem that often occurs on the visitors haluoleo university. Because of the many existing buildings and the room at the university, resulting in the visitors trouble finding the building and the rooms were searched. Therefore, it needs a system that can show the location of the building and the room along with the shortest paths, so that a more efficient searches. There are several shortest path search algorithms, one of which is Dijkstra's algorithm. This algorithm using a greedy strategy as follows: For every node on the source in the graph, the algorithm will seek paths with minimum cost between the node with another node. Results of this research is the level of accuracy of the algorithm Dijkstra can reach 90%. To improve the accuracy of the search path can add nodes that exist in a graph used. Keywords : Actionscript 3, Dijsktra Algorithm, Shortest Path, and Macromedia Flash 1. PENDAHULUAN Informasi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap orang. Informasi dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai suatu hal dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Dengan demikian, informasi dapat dikatakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mengambil keputusan selanjutnya. Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan akan informasi menjadi hal yang dibutuhkan. Informasi yang cepat dan tepat juga sangat diperlukan. Hal ini menjadikan penyampaian informasi yang berbasis komputer sebagai pilihan. Received June 1 st,2012; Revised June 25 th, 2012; Accepted July 10 th, 2012

46 semantik, Vol.1, No.2, Jul-Des 2015, pp. 45-56, ISSN: 2460-1446 ISSN: 1978-1520 Universitas Halu Oleo (UHO) antara verteks. Biasanya untuk suatu graph merupakan salah satu universitas negeri di digunakan notasimatematis. Sulawesi Tenggara. Namun informasi mengenai fakultas-fakultas serta jurusan 1 Graph Tak Berarah yang terdapat di UHO belum sepenuhnya Graph dapat direpresentasikan dalam diketahui oleh masyarakat Sulawesi sebuah matrik 5x5, dimana baris dan kolom Tenggara. di matriks tersebut menunjukkan vertex yang Lokasi fakultas dan ruangan yang ada [3]. Gambar 1 menunjukkan graph tak terletak di tiap fakultas juga menjadi berarah. pertanyaan bagi banyak orang. Dengan mengetahui lokasi dari fakultas dan ruangannya tersebut, kita dapat menentukan rute mana yang akan kita lewati jika ingin menuju ke fakultas dan atau prodi tersebut. Diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dengan efektif dan efisien, sehingga dapat menjadi bahan panduan untuk menuju ke lokasi yang di inginkan serta dapat memberikan informasi Gambar 1 Graph tak berarah terhadap mahasiswa baru dan atau 2 Graph Berarah masyarakat umum yang belum mengetahui posisi prodi yang dicari dan juga dapat menjadi sarana untuk mengetahui informasi dari masing-masing fakultas dan prodi. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Lintasan Terpendek (Shortest Path) Lintasan Terpendek (Shortest Path) merupakan lintasan minimum yang diperlukan untuk mencapai suatu titik dari titik tertentu. Dalam pencarian lintasan terpendek masalah yang dihadapi adalah mancari lintasan mana yang akan dilalui sehingga didapat lintasan yang paling pendek dari satu verteks ke verteks yang lain. Ada beberapa macam persoalan lintasan terpendek, antara lain [1] : a) Lintasan terpendek antara dua buah verteks. b) Lintasan terpendek antara semua pasangan verteks. c) Lintasan terpendek dari verteks tertentu ke semua verteks yang lain d) Lintasan terpendek antara dua buah verteks yang melalui beberapa verteks tertentu. 2.2 Graph 2.2.1 Definisi Graph Menurut [2] suatu graph didefinisikan oleh himpunan verteks dan himpunan sisi (edge). Verteks menyatakan entitas-entitas data dan sisi menyatakan keterhubungan IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page Gambar 2 menunjukkan bahwa kotak yang berisi angka 1 terdapat edge yang menghubungkan dua vertex tersebut. Jika dalam kotak terdapat angka 0, maka hal tersebut menandakan tidak ada edge yang menghubungkan secara langsung dua vertex tersebut [4]. Gambar 2 menunjukkan graph berarah. Gambar 2 Graph berarah 2.3 Algoritma Dijkstra Algoritma Dijkstra termasuk algoritma pencarian graf yang digunakan untuk menyelesaikan masalah lintasan terpendek dengan satu sumber pada sebuah graf yang tidak memiliki cost sisi negatif dan menghasilkan sebuah pohon lintasan terpendek. Algoritma ini sering digunakan pada developer. Algoritma Dijkstra mencari lintasan terpendek dalam sejumlah langkah [3]. Penjelasan langkah per langkah pencarian jalur terpendek secara rinci

semantik, Vol.1, No.2, Jul-Des 2015, pp. 45-56, ISSN: 2460-1446IJCCS ISSN: 1978-1520 47 dimulai dari node awal sampai node tujuan dengan nilai jarak terkecil yaitu : a. Gambar 3 menunjukkan bahwa node awal 1 dan node tujuan 5. Setiap edge yang terhubung antar node telah diberi nilai. karena bobotnya yang paling kecil dari hasil kalkulasi terakhir, nilai (2+7) = 9. Gambar 5 Contoh kasus Dijkstra langkah 3 Gambar 3 Contoh kasus Dijkstra langkah 1 b. Dijkstra melakukan kalkulasi terhadap node tetangga yang terhubung langsung dengan node keberangkatan (node 1), dan hasil yang didapat adalah node 2 karena bobot nilai node 2 paling kecil dibandingkan nilai pada node lain, nilai = (0+7) = 7, yang ditunjukkan oleh Gambar 4. d. Perhitungan berlanjut dengan node 3 ditandai menjadi node yang telah terjamah ditunjukkan oleh Gambar 6. Dari semua node tetangga belum terjamah yang terhubung langsung dengan node terjamah, node selanjutnya yang ditandai menjadi node terjamah adalah node 6 karena nilai bobot yang terkecil, nilai (9+2) = 11. Gambar 4 Contoh kasus Dijkstra langkah 2 c. Gambar 5 menunjukkan bahwa node 2 di-set menjadi node keberangkatan dan ditandai sebagi node yang telah terjamah. Dijkstra melakukan kalkulasi kembali terhadap node-node tetangga yang terhubung langsung dengan node yang telah terjamah. Dan kalkulasi Dijkstra menunjukan bahwa node 3 yang menjadi node keberangkatan selanjutnya Gambar 6 Contoh kasus Dijkstra langkah 4 e. Node 6 menjadi node terjamah, Dijkstra melakukan kalkulasi kembali, dan menemukan bahwa node 5 (node tujuan) telah tercapai lewat node 6. Jalur terpendeknya adalah 1-3-6-5, dan nilai bobot yang didapat adalah (11+ 9) = 20. Bila node tujuan telah tercapai maka kalkulasi Dijkstra dinyatakan selesai. Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

48 semantik, Vol.1, No.2, Jul-Des 2015, pp. 45-56, ISSN: 2460-1446 ISSN: 1978-1520 menggunakan fungsi Tape Measure tool pada SketchUp 2014. Hasil dari pengukuran jarak antara dua node yang saling berhubungan. Gambar 8 Contoh kasus Dijkstra langkah 5 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun Software/Tools yang digunakan dalam pembuatan aplikasi pencarian jalur terpendek ini adalah : 1. AutoCAD 2010 : Menentukan cost/jarak sebenarnya antara dua node/titik yang berhubungan. 2. Google SketchUP 8 Pro : Desain denah dan gedung agar lebih menarik. 3. Adobe Flash Professional CS6 : Desain aplikasi dan coding. 3.1 Analisis Masalah Hasil pengamatan sementara diperoleh permasalahan yaitu pengunjung atau calon mahasiswa baru masih banyak yang belum mengetahui lokasi fakultas yang terdapat di Universitas Halu Oleo dan masih bertanya kepada orang lain sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menemukan fakultas atau ruangan yang akan di tuju. Sehingga perlu ada sistem yang memberi petunjuk tentang Universitas Halu Oleo. Adapun analisis algoritma Dijsktra yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu pada Gambar 9 akan dicari jalur terpendek antara titik awal (titik S / gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis) menuju ke titik tujuan (titik T / Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik). 3.1 Penentuan jarak antara dua node/titik yang berhubungan Untuk menentukan jarak antara dua node yang berhubungan, akan dilihat Gambar 9 Analisis algoritma Dijsktra pada pencarian gedung 3.2 Penentuan jarak antara dua node/titik yang berhubungan Tabel 1 menunjukkan jarak antar node. Tabel 1 Tabel Jarak Antar Node Titik 1 Titik 2 Jarak (Meter) Node S Node A 39,76 Node A Node B 66,62 Node B Node C 51,04 Node C Node D 25,39 Node D Node E 176,57 Node E Node F 10,30 Node F Node G 23,78 Node A Node J 75,09 Node J Node K 64,69 Node K Node L 270,79 Node L Node M 85,27 Node M Node N 154,41 Node N Node G 44,47 Node G Node I 12,48 Node I Node T 54,42 3.3 Penentuan koordinat setiap node/titik Untuk menentukan titik koordinat suatu node, denah pada autocad 2010 di export pada Google SketchUp 2014 kemudian dibuat ulang dan dimasukkan ke dalam aplikasi Adobe Flash CS6 dalam format *.jpg. IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

semantik, Vol.1, No.2, Jul-Des 2015, pp. 45-56, ISSN: 2460-1446IJCCS ISSN: 1978-1520 Adapun hasil penentuan titik koordinat setiap node/titik adalah sebagai berikut : a. Node S pada koordinat 462.00,358.25 b. Node A pada koordinat 450.25,349.75 c. Node B pada koordinat 481.50,319.50 d. Node C pada koordinat 480.00,289.50 e. Node D pada koordinat 479.30,274.60 f. Node E pada koordinat 603.95,267.10 g. Node F pada koordinat 619.60,267.10 h. Node G pada koordinat 621.00,281.25 i. Node I pada koordinat 602.55,283.15 j. Node J pada koordinat 406.50,391.00 49 k. Node K pada koordinat 405.75,433.25 l. Node L pada koordinat 625.25,421.00 m. Node M pada koordinat 664.75,375.50 n. Node N pada koordinat 646.50,280.50 o. Node T pada koordinat 607.00,313.30 Tampilan (dalam bentuk graph) analisis algoritma Dijkstra setelah jarak/biaya antara dua node yang berhubungan dan koordinat setiap node yang ditentukan, ditunjukkan oleh Gambar 10. Gambar 10 Analisis algoritma Dijkstra dalam bentuk graph 3.4 Penentuan Jalur Untuk menyelesaikan permasalahan pencarian jalur terpendek dengan menggunakan Algoritma Dijkstra, maka langkah-langkah untuk flowchart Algoritma Dijsktra ditunjukkan oleh Gambar 11. Setelah mendapatkan nilai jarak/biaya antara dua node yang berhubungan, kemudian lakukan proses penghitungan nilai jalur yang di gunakan dengan langkahlangkah sebagai berikut : Langkah 1 - Menentukan node Awal (Pa) = S. - Menentukan node Tujuan (Pt) = Langkah 2 - Menetapkan node S (Pa) sebagai node permanen dan jarak = 0. titik Pa. node S yaitu node A. - Menghitung jarak dari node S (Pa) ke node A. - Diketahui jarak node S ke node A = 27,13 m. - Mengubah Node A menjadi T-node. - Mengecek apakah T-node = Pt atau node berubah menjadi node S, A. Langkah 3 node S, A. - Terdapat 2 jalur yang dapat dilalui dari node S, A yaitu node B dan node J. Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

50 semantik, Vol.1, No.2, Jul-Des 2015, pp. 45-56, ISSN: 2460-1446 ISSN: 1978-1520 - Menghitung jarak dari node S, A ke node - Mengubah node B menjadi T-node. B. - Mengecek apakah T-node = Pt atau - Diketahui jarak node S, A ke Node B = Node 39,76 m + 66,62 m = 106,38 m. - Menghitung jarak dari node S, A ke node berubah menjadi node S, A, B. J. Jarak node S, A ke node B lebih kecil - Diketahui jarak node S,A ke Node J = daripada node S, A ke node J. 39,76 m + 75,09 m = 114,45 m. - Menjadikan Node S, A, J sebagai jalur - Membandingkan jarak antara node S, A bercabang. ke node B dengan node S, A ke node J. Langkah 4 node S, A, B. node S, A, B yaitu node C. - Menghitung jarak dari node S, A, B ke node C. - Diketahui jarak node S, A, B ke Node C = 106,38 m + 51,04 m = 157,42 m. - Mengubah node C menjadi T-node. - Mengcek apakah T-node = Pt atau Node berubah menjadi node S, A, B, C. Gambar 11 Flowchart algoritma Dijkstra IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page Node S, A, B, C (157,42 m) dan Node S, A, J (114,45 m). - Node S, A, J lebih pendek sehingga node ini yang digunakan. Langkah 5 - Mengecek jalur yang bercabang yaitu node S, A, J. node S, A, J yaitu node K. - Menghitung jarak dari node S, A, J ke node K. - Diketahui jarak node S, A, J ke Node K = 114,45 m + 64,69 m = 179,14 m. - Mengubah node K menjadi T-node.

semantik, Vol.1, No.2, Jul-Des 2015, pp. 45-56, ISSN: 2460-1446IJCCS ISSN: 1978-1520 51 berubah menjadi node S, A, J, K. Node S, A, J, K (179,14 m) dan Node S, A, B, C (157,42 m). - Node S, A, B, C lebih pendek sehingga node ini yang digunakan. Langkah 6 node S, A, B, C. Terdapat 1 jalur yang dapat dilalui dari node S, A, B, C yaitu node D. - Menghitung jarak dari node S, A, B, C ke node D. - Diketahui jarak node S, A, B, C ke Node D = 157,42 m + 25,39 m = 182,81 m. - Mengubah node D menjadi T-node. berubah menjadi node S, A, B, C, D. Node S, A, J, K (179,14 m) dan Node S, A, B, C,D (182,81 m). - Node S, A, J, K lebih pendek sehingga node ini yang digunakan. Langkah 7 node S, A, J, K. node S, A, J, K yaitu node L. - Menghitung jarak dari node S, A, J, K ke node L. - Diketahui jarak node S, A, J, K ke Node L = 179,14 m + 270,79 m = 449,93m. - Mengubah node L menjadi T-node. berubah menjadi node S, A, J, K, L. Node S, A, J, K, L (449,93 m) dan Node S, A, B, C,D (182,81 m). - Node S, A, B, C,D lebih pendek sehingga node ini yang digunakan. Langkah 8 node S, A, B, C,D. Terdapat 1 jalur yang dapat dilalui dari node S, A, B, C, D yaitu node E. - Menghitung jarak dari node S, A, B, C, D ke node E. - Diketahui jarak node S, A, B, C, D ke Node E = 182,81 m + 176,57 m = 359,38 m. - Ubah node E menjadi T-node. berubah menjadi node S, A, B, C, D, E. Node S, A, J, K, L (449,93 m) dan Node S, A, B, C,D,E (359,38 m). - Node S, A, B, C, D, E lebih pendek sehingga node ini yang digunakan. Langkah 9 node S, A, B, C, D, E. node S, A, B, C, D, E yaitu node F. - Menghitung jarak dari node S, A, B, C, D, E ke node F. - Diketahui jarak node S, A, B, C, D, E ke Node F = 359,38 m + 10,30 m = 369,68 m. - Mengubah node F menjadi T-node. berubah menjadi node S, A, B, C, D, E, F. Node S, A, J, K, L (449,93 m) dan Node S, A, B, C, D, E, F (369,68 m). - Node S, A, B, C, D, E, F lebih pendek sehingga node ini yang digunakan. Langkah 10 node S, A, B, C, D, E, F. node S, A, B, C, D, E, F yaitu node G. - Menghitung jarak dari node S, A, B, C, D, E, F ke node G. - Diketahui jarak node S, A, B, C, D, E, F ke Node G = 369,68 m + 23,78 m = 393,46 m. - Mengubah node G menjadi T-node. Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

52 semantik, Vol.1, No.2, Jul-Des 2015, pp. 45-56, ISSN: 2460-1446 ISSN: 1978-1520 berubah menjadi node S, A, B, C, D, E, node S, A, B, C, D, E, F, G, I yaitu node F, G. - Menghitung jarak dari node S, A, B, C, Node S, A, J, K, L (449,93 m) dan Node D, E, F, G, I ke node S, A, B, C, D, E, F, G (393,46 m). - Diketahui jarak node S, A, B, C, D, E, F, - Node S, A, B, C, D, E, F, G lebih pendek G, I ke Node T = 405,94 m + 54,42 m = sehingga node ini yang digunakan. 460,36 m. - Mengubah node T menjadi T-node. Langkah 11 node S, A, B, C, D, E, F, G. - Menghitung jarak dari node S, A, B, C, - Terdapat 2 jalur yang dapat dilalui dari D, E, F, G ke node I. node S, A, B, C, D, E, F, G yaitu node I - Diketahui jarak node S, A, B, C, D, E, F, dan node N. G ke Node I = 393,46 m + 12,48 m = - Jarak node S, A, B, C, D, E, F, G ke node 405,94 m. I lebih kecil daripada node S, A, B, C, D, - Menghitung jarak dari node S, A, B, C, E, F, G ke node N. D, E, F, G ke node N. - Mengubah node I menjadi T-node. - Diketahui jarak node S, A, B, C, D, E, F, G ke Node N = 393,46 m + 75,09 m = 468,55 m. - Membandingkan jarak antara node S, A, berubah menjadi node S, A, B, C, D, E, B, C, D, E, F, G ke node I dengan node S, F, G, I. A, B, C, D, E, F, G ke node N. - T-node adalah Node T sehingga jalur Node S, A, J, K, L (449,93 m) dan Node terpendek yang tercipta untuk mencapai S, A, B, C, D, E, F, G, I (405,94 m). tujuan adalah node S, A, B, C, D, E, F, G, - Node S, A, B, C, D, E, F, G, I lebih pendek sehingga node ini yang Hasil pencarian jalur terpendek digunakan. menggunakan algoritma Dijkstra Langkah 12 berdasarkan perhitungan langkah-langkah tersebut ditunjukkan oleh Gambar 12. node S, A, B, C, D, E, F, G, I. Gambar 12 Hasil pencarian jalur terpendek menggunakan algoritma Dijkstra IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

semantik, Vol.1, No.2, Jul-Des 2015, pp. 45-56, ISSN: 2460-1446IJCCS ISSN: 1978-1520 53 Implementasi perancangan antarmuka terbagi menjadi sepuluh bagian utama, yaitu: a. Form Menu Awal Pada form ini terdapat 4 menu yang akan dibuka sesuai kebutuhannya, terdapat 4 menu, yaitu Menu Awal, Menu Profil, Menu About dan Menu Peta. Gambar 13 menunjukkan form Menu Awal. c. Form Pencarian Gedung Pada form ini user menentukan posisi awal berupa posisi gedung atau pintu masuk Universitas dan menentukan posisi tujuan berupa gedung atau pintu keluar Universitas. Setelah menentukan posisi awal dan tujuan, tekan tombol Cari Rute untuk melihat jalur terpendek antara posisi awal dengan posisi tujuan. Gambar 15 menunjukkan form Pencarian Gedung. Gambar 13 Form Menu Awal b. Form Menu Profil Pada form ini user dapat melihat profil-profil dari Fakultas yang terdapat di Universitas Halu Oleo dan dapat melihat bentuk gedung aslinya dengan menekan tombol Lihat Foto Fakultas. Gambar 14 menunjukkan menu Profil. Gambar 15 Form Pencarian Gedung Pada form ini, user menentukan posisi misalnya posisi awal yaitu pintu masuk UHO dan posisi tujuan yaitu gedung FTeknik UHO. Setelah menentukan posisi awal dan tujuan, tekan tombol Cari Rute untuk melihat jalur terpendek antara posisi awal dengan posisi tujuan. Hasil pencarian gedung ditunjukkan oleh Gambar 16. Gambar 14 Form Menu Profil Gambar 16 Form Pencarian Gedung Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

54 semantik, Vol.1, No.2, Jul-Des 2015, pp. 45-56, ISSN: 2460-1446 ISSN: 1978-1520 Pada form ini akan ditampilkan jalur 3.5 Analisis Hasil terpendek menuju gedung tujuan dari Pada tahap ini akan dijelaskan analisis gedung posisi awal user. Untuk melihat hasil kinerja dari aplikasi UHOGuide. tampilan dalam bangunan Fakultas, user dapat menekan gambar gedung tujuan. 3.5.1 Analisis Pencarian Jalur Terpendek Gedung d. Form Pencarian Ruangan Pada form ini user memilih nama ruangan yang dicari. Ruangan yang tersedia diantaranya Ruangan Dekan, Jurusan, Prodi, Lab, dan Tata Usaha. Gambar 17 menunjukan form Pencarian Ruangan. Pada aplikasi UHO Guide, user terlebih dahulu menentukan posisi awal dan tujuan berupa gedung. Kemudian sistem akan menghitung jalur terpendek antara gedung menggunakan Algoritma Djikstra. Contoh : - Posisi gedung awal : Gedung Fakultas Teknik - Posisi koordinat gedung awal : (125.75,378.00) - Posisi gedung tujuan : Gedung Asrama Putri - Posisi Koordinat gedung tujuan (159.00,476.00 - Total jarak terpendek pada aplikasi : 215.87 m Gambar 19 menunjukkan analisis pencarian. Gambar 17 Form Pencarian Ruangan Pada form ini akan ditampilkan jalur terpendek menuju ruangan tujuan dari posisi awal user. Misalnya posisi awal adalah ruang Tangga Utama Lantai 3 FTeknik UHO dan posisi tujuan adalah Jurusan Teknik Informatika UHO. Hasil pencarian ditunjukkan oleh Gambar 18. Gambar 18 Form Hasil Pencarian Ruangan IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page Gambar 19 Hasil pencarian jalur terpendek gedung 3.5.2 Analisis Pencarian Jalur Terpendek Ruangan Pada aplikasi UHOGuide, user terlebih dahulu menentukan posisi awal dan tujuan berupa ruangan. Kemudian sistem akan menghitung jalur terpendek antara

semantik, Vol.1, No.2, Jul-Des 2015, pp. 45-56, ISSN: 2460-1446IJCCS ISSN: 1978-1520 55 pintu masuk gedung dengan ruangan yang dicari. Contoh: - Posisi awal dalam gedung Teknik : Tangga Utama Lantai 3 - Koordinat posisi awal : (440.00,449.00) - Posisi tujuan dalam gedung Teknik : Jurusan Teknik Informatika - Koordinat posisi tujuan : (500.00,70.00) 5. SARAN Saran yang perlu diperhatikan untuk penelitian lebih lanjut adalah: 1. Algoritma yang digunakan pada penelitian dapat dikembangkan dengan algoritma lain. Sehingga dapat dibandingkan kinerjanya dalam pencarian jalur terpendek. 2. Aplikasi pencarian jalur terpendek ini dapat dikembangan dengan memanfaatkan fitur GPS pada smartphone sehingga untuk menentukan posisi titik awal lebih mudah dan lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA [1] Pawitri, K., Ayu, Y. dan Joko, P., 2007, ImplementasiAlgoritma PHYSICAL-A* (PHA*) untuk menemukan Lintasan Terpendek, http://journal.amikom.ac.id/index.php/ SN/article/view/2075, diakses 12 Juni 2014. Gambar 19 Hasil pencarian jalur terpendek ruangan 4. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menentukan jalur terpendek pada pencarian ruangan dengan menggunakan algoritma Dijsktra, dibutuhkan beberapa data yaitu, jarak sebenarnya antara node yang berhubungan dan koordinat setiap node. Dengan data tersebut, maka pencarian jalur terpendek pada ruangan dapat diimplementasikan. 2. Dapat membantu pengguna untuk mengenal dan mengetahui letak fakultas dan ruangan seperti laboratorium, prodi, dekan dan tata usaha yang terletak di fakultas tersebut yang berada di Universitas Halu Oleo. [2] Diestel, R., 2000, Graph Theory, Springer-Verlag, New York. [3] Deo, N., 1987, Graph Theory with Application to Engineering & Computer Science, Prentice Hall of India. [4] Cohen, D.I.A., 1997, Introduction to Computer Theory, John Wiley & Sons Inc. Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

56 semantik, Vol.1, No.2, Jul-Des 2015, pp. 45-56, ISSN: 2460-1446 ISSN: 1978-1520 IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page