ANALISA KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DITINJAU DARI DAYA DUKUNG TANAH DAN VOLUME LALU LINTAS

dokumen-dokumen yang mirip
konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda perkerasan. Dengan demikian

ANALISA PENGUJIAN DYNAMIC CONE PENETROMETER

PERENCANAAN JALAN DENGAN PERKERASAN KAKU MENGGUNAKAN METODE ANALISA KOMPONEN BINA MARGA (STUDI KASUS : KABUPATEN LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan khusus yang mempunyai kualitas yang lebih baik dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian B. Rumusan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE

ANALISA BEBAN KENDARAAN TERHADAP DERAJAT KERUSAKAN JALAN DAN UMUR SISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Pada metode Bina Marga (BM) ini jenis kerusakan yang perlu diperhatikan

Agus Surandono, Putri Maha Suci

PENGARUH KELEBIHAN BEBAN TERHADAP UMUR RENCANA JALAN BAB I PENDAHULUAN

Teknik Sipil Itenas No. x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015

STUDI BANDING DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE SNI F DAN Pt T B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hobbs (1995), ukuran dasar yang sering digunakan untuk

BAB III METODA PENELITIAN

STUDI PENGARUH PENGAMBILAN ANGKA EKIVALEN BEBAN KENDARAAN PADA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN FLEKSIBEL DI JALAN MANADO BITUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.2 Dasar Teori Oglesby, C.H Hicks, R.G

BAB III LANDASAN TEORI. jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah - daerah yang mengalami

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Agus Surandono 1) Rivan Rinaldi 2)

EVALUASI UMUR SISA RUAS JALAN KARTASURA KLATEN. Tugas Akhir

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI KORELASI DAYA DUKUNG TANAH DENGAN INDEK TEBAL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa lapis perkerasan dari bahan-bahan yang diproses, dimana

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR RUAS JALAN PARINGIN- MUARA PITAP KABUPATEN BALANGAN. Yasruddin¹)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA JALAN PADA RUAS JALAN SOLO KM 8,8 SAMPAI KM 10. Oleh : ALLWIN MULATUA SILALAHI No. Mahasiswa : / TS NPM :

KERUSAKAN YANG TIMBUL PADA JALAN RAYA AKIBAT BEBAN ANGKUTAN YANG MELEBIHI DARI YANG DITETAPKAN

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III NIM NIM

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN TAMBAHAN MENGGUNAKAN METODE BENKELMAN BEAM PADA RUAS JALAN SOEKARNO HATTA, BANDUNG

AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI BEBAN KENDARAAN TERHADAP DERAJAT KERUSAKAN DAN UMUR SISA JALAN (STUDI KASUS : PPT. SIMPANG NIBUNG DAN PPT. MERAPI SUMATERA SELATAN)

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR KONSTRUKSI JALAN RAYA. 1. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Spine Road III Bukit Sentul

Course"), lapis pondasi bawah ("Sub Base Course") dan tanah dasar ("Subgrade")

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 3.1. Diagram Nilai PCI

ANALISIS SUSUNAN PERKERASAN JALAN PADA TIGA RUAS JALAN ARTERI DI SEMARANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JUMLAH LALU LINTAS TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN JALAN DI JALAN ASPAL KELAS III A DI KABUPATEN LAMONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ketersediaan jalan adalah

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. cara membandingkan hasil perhitungan manual dengan hasil perhitungan

Studi Pengaruh Pengurangan Tebal Perkerasan Kaku Terhadap Umur Rencana Menggunakan Metode AASHTO 1993

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR AKIBAT MENINGKATNYA BEBAN LALU LINTAS PADA JALAN SINGKAWANG-SAGATANI KECAMATAN SINGKAWANG SELATAN

PERANCANGAN PERKERASAN CONCRETE BLOCK DAN ESTIMASI BIAYA

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN RUAS JALAN DI STA S/D PADA AREAL PERKEBUNAN SAWIT PT. JABONTARA EKA KARSA

ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN SKBI 1987 BINA MARGA DAN METODE AASHTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Pandaan-Malang dengan Jenis Perkerasan Lentur

DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

BAB I PENDAHULUAN. golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur

PENILAIAN KONDISI PERKERASAN PADA JALAN S.M. AMIN KOTA PEKANBARU DENGAN PERBANDINGAN METODE BINA MARGA DAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)

Kata Kunci : Jalan Raya, Kerusakan Jalan, Metode Pavement Condition Index (PCI).

PERHITUNGAN LALU LINTAS HARIAN RATA-RATA PADA RUAS JALAN TUMPAAN LOPANA

1. PENDAHULUAN. Jalan memiliki syarat umum yaitu dari segi konstruksi harus kuat, awet dan kedap. Supardi 1)

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

Perbandingan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Bina Marga 2011 Dengan Metode Jabatan Kerja Raya Malaysia 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga memberikan kenyamanan kepada pengemudi selama masa pelayanan

STUDI PERBANDINGAN PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU JALAN BARU PADA PROYEK JALAN SURAMADU SISI MADURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Parameter Desain

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan yang cepat terutama kendaraan komersial dan fungsi drainase yang. kurang baik dan faktor perubahan lingkungan.

STUDI PENGARUH BEBAN BELEBIH (OVERLOAD) TERHADAP PENGURANGAN UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN

Kata kunci: HRS-Base, Pengendalian Mutu, Benda Uji, Uji Marshall, Uji Ekstraksi

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau jalan rel atau jalan bagi pejalan kaki.(

METODOLOGI. Kata Kunci--Perkerasan Lentur, CTB, Analisa dan Evaluasi Ekonomi. I. PENDAHULUAN

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPIS PERMUKAAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PCI (Studi Kasus : Ruas Jalan Blora Cepu ) 1 ABSTRAK

Perancangan Perkerasan Jalan

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh:

ANALISIS KEKUATAN PERKERASAN JALAN BATAS SKA BARAT BATAS KOTA BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN TEBAL PERKERASAN DAN ESTIMASI BIAYA JALAN RAYA LAWEAN SUKAPURA ( PROBOLINGGO )

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GARENDONG-JANALA

VARIAN TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY) BERDASARKAN FAKTOR KESERAGAMAN (FK) PADA JALAN KELAKAP TUJUH DUMAI-RIAU

ANALISIS KINERJA JALAN TANJUNG ANOM DALEMAN KABUPATEN SUKOHARJO TESIS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kerusakan ruas Jalan Pulau Indah, Kupang dari STA 0+00 STA 0+800, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. SEJARAH PERKERASAN JALAN.

Transkripsi:

ANALISA KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DITINJAU DARI DAYA DUKUNG TANAH DAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Ruas Jalan Metro Tanjung Kari di Kecamatan Sekampung Lampung Timur STA 10+600 s/d 11+600) Ida Hadijah 1, Dian Nafi Surya Putra 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Metro Lampung Jl.Ki Hajar Dewantara No.166 Kota Metro Lampung 34111, Indonesia Email: cv.sadakonsultan@yahoo.co.id 1, diannafisp@yahoo.co.id 2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan jalan, faktor penyebabnya serta solusi untuk mengatasi kerusakan yang terjadi. Metode yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan data primer berupa hasil survei kerusakan jalan pada ruas Jalan Tanjung Kari Metro adalah berlubang (rusak berat). Penelitian ini mengunakan sampel tanah dari lapangan dengan menggunakan alat Hand Bore Test (Bor Tangan) untuk mengambil tanah dan hasil survei Lalu Lintas di Ruas Jalan Tanjung Kari Metro, Kecamatan Sekampung, Kabupaten Lampung Timur yang dilakukan pada tanggal 6 April 2017 sampai 26 April 2017. Berdasarkan hasil dari penelitian menyebutkan pada Ruas Jalan Tanjung Kari-Metro, kondisi jalan dalam kondisi rusak berat, pada hasil pengujian CBR (California Bearing Ratio) didapai nilai sebesar 3,77%, peningkatan pertumbuhan kendaraan sebesar 20,77%, diambil hari Senin 6 April 2017 dihari sibuk dengan total kendaran berat sebesar 315 kendaraan, melebihi standar untuk jalan Kolektor. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa untuk mengatasi permasalahan tersebut salah satu cara atau metode yang dipergunakan memperbaiki kualitas tanah dasar (Subgrade) atau sebaiknya menggunakan konstruksi perkerasan kaku (Rigid Pavegment). Kata kunci: Perkerasan Jalan, CBR, Volume Lalu Lintas PENDAHULUAN Secara umum jalan dibangun untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas kegiatan sosial ekonomi dalam masyarakat. Jalan raya merupakan prasarana transportasi darat untuk melayani pergerakan manusia dan atau barang dari suatu tempat ketempat lain secara aman, nyaman, dan ekonomis. Perkembangan pertumbuhan jumlah penduduk menyebabkan berkurangnya jaringan jalan yang disebabkan oleh peningkatan jumlah kendaraan yang terus meningkat setiap tahunnya. dan tidak berimbang dengan perkembangan panjang jalan. Diperlukan penambahan sarana infrastruktur jalan dan perencanaan lapis perkerasan yang baik serta pemeliharaan jalan yang terus menerus agar kondisi jalan tetap aman dan nyaman untuk memberikan pelayanan terhadap lalu lintas kendaraan. Lapis perkerasan lentur terbagi atas lapisan permukaan (surface course), lapis pondasi atas (base course), lapis pondasi bawah (subbase course), dan tanah dasar (subgrade). Faktor utama yang mempengaruhi tebal lapis tersebut adalah beban lalu lintas yang melintasi ruas Jalan Metro-Tanjung Kari di kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur sepanjang 1000 m. Mengingat manfaatnya yang begitu penting maka dari itulah sektor pembangunan dan pemeliharaan jalan menjadi prioritas utama untuk mengetahui jenis dan tingkat kerusakan pada permukaan jalan dan memberikan tindakan untuk perbaikan kerusakan jalan berdasarkan tingkat dan jenis kerusakan yang terjadi. 58 TAPAK Vol. 7 No. 1 November 2017

Kepadatan arus lalu lintas yang semakin bertambah, mengakibatkan kondisi jalan saat ini kurang baik, adanya lubang-lubang dan amblas pada permukaan jalan tersebut. Diperlukan penambahan sarana infrastruktur jalan dan perencanaan lapis perkerasan yang baik serta pemeliharaan jalan yang terus menerus agar kondisi jalan tetap aman dan nyaman untuk memberikan pelayanan terhadap lalu lintas kendaraan. Pertumbuhan kendaraan yang begitu cepat berdampak pada kepadatan lalu lintas, baik di jalan dalam kota maupun luar kota, sehingga perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan. Selama ini penanganan kerusakan jalan yang dilakukan hanya sebatas pemeliharaan, yaitu dengan perbaikan fungsional pada permukaan jalan yang rusak. Penanganan ini dirasa belum cukup tepat karena upaya perbaikan yang dilakukan tidak dapat bertahan lama sesuai dengan umur rencana. Oleh karena itu, perlu diadakan kajian yang lebih dalam terhadap ruas jalan Tanjung Kari-Metro di kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur. TINJAUAN PUSTAKA Konstruksi Perkerasan Jalan Menurut Silvia Sukirman, dapat diklasifikasikan menjadi tiga kontrstruksi jalan berdasarkan bahan pengikatnya, yaitu: a. Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement) b. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) c. Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement) Penyebab Kerusakan Perkerasan Lentur Jalan Menurut Silvia Sukirman 2003, Kerusakan pada konstruksi perkerasan lentur dapat disebabkan oleh: a) Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban, dan repetisi beban. b) Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang tidak baik dan naiknya air akibat kapilaritas. c) Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan oleh sifat material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh sistem pengolahan bahan yang tidak baik. d) Iklim, Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah hujan umumnya tinggi, yang dapat merupakan salah satu penyebab kerusakan jalan. e) Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan oleh system pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga disebabkan oleh sifat tanah dasarnya yang memang kurang bagus. f) Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik. Umumnya kerusakan-kerusakan yang timbul itu tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi dapat merupakan gabungan penyebab yang saling berkaitan. Sebagai contoh, retak pinggir, pada awalnya dapat diakibatkan oleh tidak baiknya sokongan dari samping. Dengan terjadinya retak pinggir, memungkinkan air meresap masuk ke lapis dibawahnya yang melemahkan ikatan antara aspal dengan agregat, hal ini dapat menimbulkan lubang-lubang disamping dan melemahkan daya dukung lapisan dibawahnya. Faktor Perusak (Angka Ekivalen) Beban Sumbu Kendaraan Menurut Ir. waldenhoff saragi napitu, perkerasan fleksibel yang mendukung beban Lalu-Lintas terdiri dari lapisan permukaan (surface coure), lapisan pondasi atau (base cource) dan lapisan pondasi bawah (subbase cource). Lapisan perkerasan ini akan diletakkan diatas lapisan tanah dasar (subgrade). Menurut Ir.waldenhoff saragi napitu, besarnya kerusakan yang di akibatkan setiap kendaraan pada TAPAK Vol. 7 No. 1 November 2017 59

perkerasan jalan raya adalah tidak sama, hal ini cergantung pada berat total konfigurasi sumbu dan luasnya bidang kontak antara roda dan perkerasan. Kendaraan yang memikul beban lebih berat misalnya truk dan trailer akan lebih besar pengaruhnya untuk merusak jalan. Untuk mempermudah perhitungan dibuatlah sumbu standar yaitu sebuah sumbu tunggal roda ganda dengan berat toatal 8,16 ton. Menurut Ir.waldenhoff saragi napitu, faktor perusak (darmage factor) yang disebabkan oleh sumbu standar tersebut diberi besarnya 1 (satu) umtuk sekali leawat. Semua beban sumbu kendaraan yang lain dibandingkan dengan sumbu standar dan besaran ini disebut angka ekivalen (E). Menurut Ir.waldenhoff saragi napitu, Damage factor (angka ekivalen) suatu kendaraan adalah angka yang menununjukan jumlah lintasan sumbu standar yang akan menyebabkan kerusakan yang sama apabila kendaraan tersebut lewat satu kali. Menurut Silvia Surkirman, jenis kendaraan yang memakai jalan beraneka ragam, bervariasi baik ukuran, berat total, konfigurasi dan beban sumbu, daya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu volume lalu lintas umumnya dikelompokkan atas beberapa kelompok yang masing-masing kelompok di wakili oleh satu jenis kendaraan. Menurut Silvia Sukirman, pengelempokkan jenis kendaraan untuk perencanaan tebal perkerasan dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Mobil penumpang, termasuk didalamnya semua kendaraan dengan berat total 2 ton. 2. Bus 3. Truk 2 as 4. Truk 3 as 5. Truk 5 as 6. Semi trailer Menurut Silvia Sukirman, kontruksi perkerasan jalan menerima beban lalu lintas yang dilimpah kan melalui roda-roda kendaraan. Besarnya beban yang di limpahkan tersebut tergantung dari berat total kendaraan, konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda dan perkerasan, kecepatan kendaraan, dan lain sebagainya. Dengan demikian efek dari masing-masing kendaraan terhadap kerusakan yang ditimbulkan tidaklah sama. Oleh karena itu perlu adanya beban standar sehingga semua beban lainnya dapat diekivalensikan ke beban standar tersebut. Beban standar merupakan beban sumbu tunggal beroda ganda seberat 8,16 ton. Semua beban kendaraan lain dengan beban sumbu berbeda diekivalensikan ke beban sumbu standar dengan menggunakan angka ekivalen beban sumbu ( E ). Menurut Silvia Sukirman, angka ekivalen kendaraan adalah angka yang menunjukan jumlah lintasan dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton yang akan menyebabkan kerusakan yang sam atau penurunan indeks permukaan yang sama apabila kendaraan tersebut lewat satu kali. Beban standar dapat dilihat pada Gambar 1 Gambar 1. Sumbu tunggal roda ganda Lintas ekivalen permulaan, lintas ekivalen akhir, dan jumlah lintas ekivalen semua umur rencana dapat dihitung, besarnya kerusakan pada perkerasan jalan raya disebabkan oleh semua kendaraan yang lewat selama umur rencana sama dengan yang di akibatkan oleh sumbu standar yang lewat sebesar jumlah lintas ekivalen yang dihitumh tersebut. Dengan memperhitungkan faktor regional, besar lintas ekivalen dan 60 TAPAK Vol. 7 No. 1 November 2017

kekuatan daya dukung tanah dasar (subgrade), tebal perkerasan dapat direncanakan untuk suatu umur rencana tertentu. METODE PENELITIAN Data primer Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung melalui serangkai kegiatan percobaan yang dilakukan sendiri dengan mengacu pada petunjuk manual yang ada serta survey yang dilakukan sendiri secara langsung yaitu: a. Pengamatan kondisi jalan secara visual di Ruas Jalan Metro - Tanjung Kari di Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur dengan cara dokumentasi. b. Pengambilan data Lalu Lintas Harian Rata-rata di Ruas Jalan Metro - Tanjung Kari di Kecamatan Sekampung Lampung Timur. c. Pengambilan sample tanah di Ruas Jalan Metro - Tanjung Kari di Kecamatan Sekampung Lampung Timur. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung (didapat dari penelitian lain) untuk jenis yang sama dan masih berhubungan dengan penelitian serta data dari hasil survey, instansiinstansi terkait. Teknik Analisa Data 1. Data volume lalu lintas harian ratarata 2. Uji Bor Tangan ( Hand Bore Test ) 3. Peralatan CBR : a. Alat dan Bahan b. Cara Kerja Uji CBR :Persiapan benda uji, Pemeriksaan CBR PEMBAHASAN Data Hasil Pengamatan Dari hasil pengamatan yang dilakukan, kondisi existing pada Ruas JalanTanjung Kari Metro, mengalami kerusakan. Hal ini dilihat darikerusakan permukaan aspal yang terkelupas dan berlubang, oleh karena itu saya melakukan penelitian untuk mengetahui kerusakan jalan yang dilakukan di ruas Jalan TanjungKari-Metro, STA 10+600 Meter sampai dengan STA11+600 Meter. Tabel 1. Data pengujian CBR Tanah Titik Sample STA Pukulan Nilai/Ha sil CBR 10 x 0,77 1 10+600 25 x 1,60 % 56 x 2,23 % 10 x 0,97% 2 11+300 25 x 1,30 % 56 x 1,80 % 10 x 4,50 % 3 11+600 25 x 6,92 % Nilai CBR Rata Rata STA 10 + 600 S/D 11 + 600 56 x 7,29 % 3,77 % Gambar 2. Grafik hasil pengujian CBR Laboratorium Data Lalu Lintas Harian Rata rata (LHR) Berdasarkan hasil survey lalu lintas yang dilakukan, diperolehdata volume kendaraan lalu lintas harian yang terbesar pada hari Senin tanggal 17April tahun 2017 di Di ruas Jalan Metro Tanjungkari, Kecamatan Sekampung, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Perhitungan untuk menentukan pertumbuhan lalu lintas ( i ) i = ( tahun sekarang tahun sebelumnya)/tahun sebelumnya x 100 i = (42.718-35.372) / 35.372 x100 TAPAK Vol. 7 No. 1 November 2017 61

i = 20,77 % Tabel 2. Data Volume Lalu Lintas No Jenis Jumlah Volume Tonase Kendaraaan Kendaraan 1 Bus Sedang 7 8 + Bus Besar 2 Truck 180 13 Sedang 3 Truck 128 20 Besar Total Jumlah Volume 315 Kendaraan Sumber: data survey lalu lintas Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa volume lalu lintas dan beban kendaraan yang melewati jalan Ruas Jalan Tanjung Kari,salah satu penyebab terjadinya kerusakan jalan pada ruas jalan tersebut, serta pertumbubuhan kendaraan 20,77% mengalami peningkatan, sesuai dengan kualifikasi Kelas Jalan Antar Kota dan klasifikasi jalan indonesia Menurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK) No:038/T/BM/1997, Ditinjau untuk Perenanaan jalan adalah kendaraan yang mempunyai berat total minimum 8 ton, untuk jalan Arteri Kelas IIIA. Analisa Hasil Pengujian Tabel 3. Data Uji sample Tanah Lab.UM Metro Titik Sample STA Pukulan Nilai/Hasil CBR 1 10 + 600 56 x 2,23 % 2 11+ 300 56 x 1,80 % 3 11 + 600 56 x 7,29 % Nilai CBR Rata 3,77 % Rata STA 10 + 600 S/D 11 + 600 Sumber: Penelitian Uji sample Tanah Lab.UM Metro Dari hasil pengujian CBR yang dilakukan mendapatkan nilai CBR ratarata 3,77 %, atau CBR < 6%, sebaiknya mengggunakan perkerasan lentur. Dari hasil yang didapat dari pengujian CBR (California Bearing Ratio)di Laboratorium Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Metro dengan nilai CBR rata-rata 3,77% (<6%), dapat disimpulkan bahwa daya dukung tanah salah satu penyebab terjadinya kerusakan jalan pada Ruas Jalan Tanjung Kari-Metro. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan survei kondisi jalan jenis kerusakan yang terjadi pada Ruas Jalan Tanjung Kari Metro adalah amblas ( rusak berat ). 2. Faktor-faktor penyebab secara umum disebabkan karena daya dukung tanah yang tidak baik dan hasil pengujian dilaboratorium Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Metro di dapat hasil CBR dari pengujian tanah adalah 3,77% CBR rata-rata ( CBR < 6%) 3. Ruas jalan Tanjung Kari Metro yang seharus nya beban kendaraan nya 8 Ton, Akan tetapi kendaraan yang melintas adalah kendaraan dengan beban > 8 Ton. Sehingga mengakibatkan Kerusakan perkerasan terjadi yang di sebabkan adanya kendaraan dengan muatan berlebih yang melintasi ruas jalan Tanjung Kari Metro. Saran 1. Perlunya dilakukan penanganan kerusakan jalan untuk mengurangi tingkat kecelakaan dan memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan. 2. Salah satu kekuatan atau kekokohan suatu konstruksi ditentukan oleh kwalitas bahan dasar yang dipergunakan. Seperti pada suatu konstruksi jalan, kualitas tanah asli sebagai bahan dasar (subgrade) juga sangat menentukan kekuatan jalan. Jika tanah asli mempunyai daya dukung rendah, maka konstruksi jalan akan cepat mengalami kerusakan. meskipun sering dilakukan perbaikan pada permukaan (lapsurfase).untuk mengatasi permasalahan tersebut salah 62 TAPAK Vol. 7 No. 1 November 2017

satu cara atau metode yang dipergunakan adalah memperbaiki kualitas tanah dasar (Subgrade) atau sebaiknya menggunakan konstruksi perkerasan kaku (Rigid Pavegment). 3. Pemerintah daerah diharapkan lebih meningkatkan penyuluhan dan penyampaian informasi serta menerapkan peraturan-peraturan yang tegas terhadap pengguna jalan bagi kendaraan yang bebannya melebihi kapasitas yang telah ditentukan. Karena hal ini merupakan salah satu faktor utama penyebab kerusakan pada jalan. 4. Untuk menjaga keawetan lapis perkerasan, hendaknya diperhatikan juga drainase yang ada, agar drainase tersebut bisa berfungsi sebagaimana mestinya dan agar air hujan yang turun tidak mengenangi badan jalan. 5. Untuk mempertahankan konstruksi perkerasan, diperlukan beberapa tindakan perbaikan kerusakan,baik berupa pemeliharaan rutin yang dilakukan setiap tahun maupun pemeliharaan berkala. Komponen Bina Marga (Studi Kasus:Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung). Skripsi tidak diterbitkan. Metro: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro. Pedoman Konstruksi dan Bangunan. 2011. Desain Perkerasan Jalan Lentur. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Silvia Sukirman. 2003. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Bandung: Nova. Waldenhoff Saragi Napitu. 2006. Kerusakan yang Timbul pada Jalan Raya akibat Beban Angkutan yang Melebihi dari yang Ditetapkan. 7. 104-108. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Penyegaran Perencanaan Campuran Aspal Panas dan Asbotun. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum. Anonim. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Jakarta Selatan: Direktorat Jenderal Bina Marga. Anonim. 1997. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Anonim, SNI Pd T-2003. Departemen Pekerjaan Umum. (Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen). Jakarta. Mohd Harizalsyah. 2017. Perencanaan Jalan Dengan Perkerasan Kaku Menggunakan Metode Analisa TAPAK Vol. 7 No. 1 November 2017 63