BAB I PENDAHULUAN. kendaraan yang cepat terutama kendaraan komersial dan fungsi drainase yang. kurang baik dan faktor perubahan lingkungan.
|
|
- Bambang Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Study Jalan merupakan Infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakan roda perekonomian antar daerah dan nasional, mengingat pentingnya fungsi jalan untuk mendorong distribusi barang dan jasa sekaligus mobilitas penduduk. Ketersediaan jalan adalah prasyarat mutlak bagi masuknya investasi kesuatu wilayah, jalan memungkinkan seluruh masyarakat mendapatkan akses pelayanan pendidikan kesehatan dan pekerjaan. Kerusakan jalan diindonesia umumnya disebabkan oleh pembebanan yang terjadi berlebihan (Overload), banyaknya arus kendaraan yang lewat (repetisi beban) sebagai akibat pertumbuhan jumlah kendaraan yang cepat terutama kendaraan komersial dan fungsi drainase yang kurang baik dan faktor perubahan lingkungan. Jalan memiliki syarat umum yaitu dari segi konstruksi harus kuat, awet dan kedap air. Jika dilihat dari segi pelayanan, jalan harus rata, tidak licin, geometrik memadai dan ekonomis. Untuk itu, dibutuhkan suatu rancangan perkerasan yang mampu melayani beban berupa lalu lintas yang melewati perkerasan tersebut. Perkerasan beton semen (rigid pavement) biasanya dibuat untuk dilewati lalu lintas berat dengan volume yang tinggi karena menjanjikan kekuatan lebih baik dan pemeliharaan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan perkerasan lentur. I- 1
2 Namun, berdasarkan pengamatan terhadap jalan jalan dengan perkerasan beton di Indonesia, terutama didaerah jalan Pondok Ranji Kampung Utan telah terjadi banyak kerusakan. Tanah merupakan komponen utama subgrade yang memiliki karakteristik, macam, dan keadaan yang berbeda-beda, sehingga setiap jenis tanah memiliki kekhasan perilaku. Sifat tanah dasar mempengaruhi ketahanan lapisan diatasnya (Sukirman, 1999). faktor lain yang dapat menyebabkan kerusakan jalan adalah pada saat pemadatan tanah, dilihat dari segi fungsinya tanah merupakan pendukung pondasi bangunan,maka pemadatan sering dilakukan. Maksud dari pemadatan tanah itu sendiri adalah antara lain : 1. Mempertinggi kuat geser Tanah 2. Mengurangi sifat mudah mampat (Kompresibilitas) 3. Mengurangi permeabilitas 4. Mengurangi perubahan volume sebagai akibat dari perubahan kadar air, dll. Maksud tersebut dapat tercapai dengan cara pemilihan cara pemadatan dan pemilihan mesin pemadat yang baik. Selanjutnya dapat dilakukan test CBR (California Bearng Ratio). CBR ialah suatu jenis test untuk mengukur daya dukung / kekuatan geser tanah atau bahan pondasi jalan. CBR hanya untuk jalan saja dimana beban kendaraan adalah beban sementara (bukan beban tetap). Pada umumnya tanah dasar memiliki nilai CBR 2%-6% saja. Pada tanah dasar yang selalu terendam air nilai CBR (<2%), antara lain tanah rawa, atau tanah gambut, maka harus ada perbaikan lebih dahulu, bisa dikupas atau ditambah dengan bahan kimia, dapat juga digunakan semen atau kapur sesuai dengan porsi yang disyaratkan. I- 2
3 Tanah dasar (subgrade) adalah permukaan tanah asli, permukaan galian, atau permukaan tanah timbunan yang merupakan permukaan untuk perletakan bagian bagian perkerasan lainnya.fungsi tanah dasar adalah menerima tekanan akibat beban lalu lintas yang ada diatasnya oleh karena itu tanah dasar harus mempunyai kapasitas daya dukung yang optimal sehingga mampu menerima gaya akibat beban lalu lintas tanpa mengalami kerusakan (Wasis et al, 2012). Perkerasan jalan merupakan suatu konstruksi yang sangat dipengaruhi oleh bearing capacity subgrade. Semakin tinggi nilai bearing capacity subgrade maka akan semakin tipis tebal lapis perkerasan diatasnya. Indikator bearing capacity ditunjukkan dari besarnya nilai Capacity Bearing Ratio (CBR). Nilai CBR sub grade dari berbagai daerah sangat variatif tergantung dari spesifikasi tanah pada daerah tersebut. Nilai CBR subgrade di ruas jalan pondok ranji serta nilai CBR subgrade di ruas jalan kampung utan adalah bervariasi, pada study ini ingin diketahui seberapa besar pengaruh dari Nilai CBR tersebut terhadap kerusakan lapis perkerasan jalan di daerah masing-masing dan akan dikomparasi besarnya tebal perkerasan tersebut. Dari karakteristik jenis tanah yang berbeda akan dilihat pengaruhnya sesuai dengan literatur yang ada. Penelitian ini menggunakan data CBR lapangan di mana menurut SNI bahwa pengujian ini dimaksudkan untuk CBR (California Bearing Ratio) langsung di tempat (in place) atau bila diperlukan dapat dilakukan dengan mengambil contoh asli tanah dengan cetakan CBR (undisturb). CBR lapangan adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu lapis/bahan tanah atau perkerasan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. I- 3
4 Akhirnya, penulis tertarik untuk mencermati dan mengadakan study dengan judul Analisa Kerusakan Jalan Beton (Rigid Pavement) dengan Pendekatan Nilai CBR Lapangan pada lapisan Sub-grade diruas Jalan Pondok Ranji Kampung Utan, Diharapkan dari pendekatan nilai CBR dilapangan dapat diperoleh kesimpulan yang dapat digunakan dalam desain pemeliharaan jalan dan dapat mendukung beban lalu lintas dalam kurun waktu tertentu Tujuan Study Study ini bertujuan untuk : a. Mengidentifikasi jenis penyebab utama kerusakan jalan beton ( Rigid pavement) b. Mengetahui volume kendaraan yang melintas di daerah study c. Menentukan nilai CBR lapangan tanah dasar perkerasan jalan d. Mengetahui seberapa besar pengaruh nilai CBR terhadap kerusakan jalan e. Menentukan disain Alternatif untuk pemeliharaan jalan Pondok Ranji- Kampung Utan. 1.3 Manfaat Study 1. Manfaat praktis Memberikan informasi kepada masyarakat dan pengguna jalan yang terkait dengan penanganan kerusakan jalan dan desain Alternatif untuk pemeliharaan pada Ruas jalan Pondok ranji-kampung utan sehingga bisa saling menjaga agar kerusakan beton tidak terjadi. 2. Manfaat Teoritis I- 4
5 Menambah Pengetahuan dan Wawasan tetang penyebab kerusakan jalan beton (RIGID PAVEMENT). 1.4 Metode Pembahasan Laporan Tugas Akhir ini, disusun berdasarkan data, petunjuk, serta pembahasan - pembahasan dengan menggunakan beberapa cara, yaitu : a. Melakukan Pengamatan/survei langsung kelokasi penelitian.. b. Mempelajari dan mencari berbagai referensi untuk melengkapi pembahasan - pembahasan tersebut. c. Melakukan diskusi dengan dosen pembimbing Tugas Akhir dan Dosen yang berkaitan. d. Memperjelas pembahasan dengan memberikan gambar - gambar yang diambil di lapangan tentang Kerusakan jalan beton tersebut. 1.5 Batasan Masalah Untuk menghindari penelitian yang terlalu luas dan agar arah fokus serta mempermudah penyelesaian masalah sesuai dengan tujuan yang henda dicapai, maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Objek penelitian ruas jalan Pondok ranji Kampung utan 2. Faktor faktor yang mempengaruhi kerusakan rigid pavement 3. Volume kendaraan yang melintas diruas jalan penelitian 4. Menentukan Nilai CBR tanah dasar dilapangan 1.6 Sistematika Penulisan Secara garis besar, sistematika penulisan dapat dijelaskan sebagai berikut : I- 5
6 Bab I PENDAHULUAN Mengandung uraian mengenai latar belakang penelitian, Tujuan, Manfaat, Batasan masalah dan sistematika penulisan. Bab II TINJAUAN PUSTAKA Berisi teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian yang digunakan sebagai referensi atau acuan penelitian, seperti pengertian jalan, jalan beton(rigid pavement). Dalam bab ini juga membahas pengertian CBR (California Bearing Ratio), DCP (Dynamic cone penetrometer). Dan hasil study yang berhubungan. dari berbagai peneliti terdahulu. Bab III METODOLOGI PENELITIAN Berisi uraian tentang alur pikir penelitian, tahapan dan tata cara pelaksanaan penelitian serta metode analisis yang digunakan. Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi hasil uji dari CBR dan DCP dari beberapa sampel. Pada bab ini juga membahas tentang korelasi CBR dan DCP dari beberapa sampel. Serta pembahasan alternatif Tebal perkerasan jalan beton. Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan membahas kesimpulan dari hasil uji CBR dan DCP yang sudah dilakukan. I- 6
DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA
PERKERASAN JALAN BY DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA Perkerasan Jalan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut :
Lebih terperinciTeras Jurnal, Vol 3, No 2, September 2013 ISSN
KAJIAN PENGARUH NILAI CBR SUBGRADE TERHADAP TEBAL PERKERASAN JALAN (Studi Komparasi CBR Kecamatan Nisam Antara, Kecamatan Sawang dan Kecamatan Kuta Makmur) Said Jalalul Akbar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakan roda perekonomian nasional dan daerah, mengingat penting dan strategisnya fungsi jalan untuk mendorong
Lebih terperinciyang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat, lapisan lainnya hanya bersifat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lapis Perkerasan Jalan Merupakan lapis tambahan yang terbuat dari bahan khusus yang terietak diantara tanah dan roda atau lapisan paling alas dari badan jalan. Berdasarkan bahan
Lebih terperinciSTUDI KORELASI DAYA DUKUNG TANAH DENGAN INDEK TEBAL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA
STUDI KORELASI DAYA DUKUNG TANAH DENGAN INDEK TEBAL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA Said Jalalul Akbar 1), Wesli 2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh Email:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan pada penelitian penulis yang berjudul Perbandingan Tebal Perkerasan Lentur Metode Manual Desain Perkerasan 2013 dengan Metode AASHTO 1993 (Studi Kasus: Jalur JLS Ruas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada suatu konstruksi, tanah merupakan pondasi pendukung suatu bangunan. Keruntuhan suatu konstruksi sangat dipengaruhi oleh tanah dasarnya sehingga tanah dasar atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi berlebihan (overload) atau disebabkan oleh Physical Damage Factor (P.D.F.)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda perekonomian nasional dan daerah, mengingat penting dan strategisnya fungsi jalan untuk mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan tol merupakan salah satu alternatif yang digunakan untuk mengatasi kemacetan yang semakin meningkat di Indonesia. Proyek pembangunan jalan tol semakin ditingkatkan
Lebih terperinciPENGARUH KELEBIHAN BEBAN TERHADAP UMUR RENCANA JALAN
PENGARUH KELEBIHAN BEBAN TERHADAP UMUR RENCANA JALAN Citra Andansari NRP : 0221077 Pembimbing Utama : Ir. Silvia Sukirman Pembimbing Pendamping : Ir. Samun Haris, MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkerasan Jalan Raya, dibagi atas tiga jenis perkerasan, yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN I. UMUM Pada perkerasan Jalan Raya, dibagi atas tiga jenis perkerasan, yaitu Perkerasan Lentur, Perkerasan Kaku, dan gabungan dari keduanya. Perkerasan lentur mengguanakan bahan pengikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi darat yang sangat dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan lainnya, terutama bidang perekonomian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur
BAB I PENDAHULUAN I.1. UMUM Secara umum struktur perkerasan dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur perkerasan kaku (Rigid Pavement).
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jalan Jalan merupakan prasarana transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk melakukan mobilitas keseharian sehingga volume kendaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalan Palembang - Indralaya dibangun disepanjang tanah rawa yang secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan Palembang - Indralaya dibangun disepanjang tanah rawa yang secara garis besar merupakan tanah yang memerlukan tingkat perbaikan baik dari segi struktur maupun
Lebih terperincigambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan
BAB HI LANDASAN TEORI 3.1 Konstruksi Perkerasan Konstruksi perkerasan lentur terdiri dan lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda perekonomian nasional dan daerah. Kerusakan jalan di Indonesia umumnya disebabkan oleh pembebanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ketersediaan jalan adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda perekonomian nasional dan daerah, mengingat penting dan strategisnya fungsi jalan untuk mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan infrastruktur jalan memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatkan aktivitas masyarakat suatu daerah dalam memenuhi
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA Jalan
2 TINJAUAN PUSTAKA Jalan Jalan merupakan prasarana transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk melakukan mobilitas keseharian sehingga volume kendaraan yang melewati suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sarana infrastruktur jalan mempunyai peran yang sangat penting untuk menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan, baik untuk pendistribusian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalulintas umum,yang berada pada permukaan tanah, diatas
Lebih terperinciANALISIS TEBAL LAPISAN PERKERASAN LENTUR JALAN LINGKAR MAJALAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN SNI
ANALISIS TEBAL LAPISAN PERKERASAN LENTUR JALAN LINGKAR MAJALAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN SNI 03-1732-1989 Irwan Setiawan NRP : 0021067 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciPERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR RUAS JALAN PARINGIN- MUARA PITAP KABUPATEN BALANGAN. Yasruddin¹)
73 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 1, Juli 2011 PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR RUAS JALAN PARINGIN- MUARA PITAP KABUPATEN BALANGAN Yasruddin¹) Abstrak Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang sangat
Lebih terperinciPERENCANAAN PERKERASAN JALAN (Pavement Design) Menggunakan CBR
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN (Pavement Design) Menggunakan CBR Dosen : Runi Asmaranto (runi_asmaranto@ub.ac.id) Secara umum perkerasan jalan harus cukup kuat untuk memenuhi dua syarat, yaitu : (a) Secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Perencanaan dan perancangan secara umum adalah kegiatan awal dari rangkaian fungsi manajemen. Inti dari sebuah perencanaan dan perancangan adalah penyatuan pandangan
Lebih terperinciGAMBAR KONSTRUKSI JALAN
1. GAMBAR KONSTRUKSI JALAN a) Perkerasan lentur (flexible pavement), umumnya terdiri dari beberapa lapis perkerasan dan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Gambar 6 Jenis Perkerasan Lentur Tanah
Lebih terperinciPERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN LINGKAR MAJALAYA MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2002
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN LINGKAR MAJALAYA MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2002 ERA APRILLA P NRP : 0121080 Pembimbing :Ir. SILVIA SUKIRMAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciD-3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peranan penting dalam aktivitas kendaraan terutama dalam kegiatan distribusi barang dan jasa.
Lebih terperinciANALISA KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DITINJAU DARI DAYA DUKUNG TANAH DAN VOLUME LALU LINTAS
ANALISA KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DITINJAU DARI DAYA DUKUNG TANAH DAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Ruas Jalan Metro Tanjung Kari di Kecamatan Sekampung Lampung Timur STA 10+600 s/d 11+600) Ida Hadijah
Lebih terperinciPENGUJIAN DAYA DUKUNG LAPIS TANAH DASAR (SUBGRADE) PADA TANAH TIMBUNAN UNTUK LAPISAN JALAN DENGAN ALAT DCP (DYNAMIC CONE PENETROMETER)
PENGUJIAN DAYA DUKUNG LAPIS TANAH DASAR (SUBGRADE) PADA TANAH TIMBUNAN UNTUK LAPISAN JALAN DENGAN ALAT DCP (DYNAMIC CONE PENETROMETER) Tatang Sumarna Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
24 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Tanah Bahan Timbunan 1. Berat Jenis Partikel Tanah (Gs) Pengujian Berat Jenis Partikel Tanah Gs (Spesific Gravity) dari tanah bahan timbunan hasilnya disajikan dalam
Lebih terperinci1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
1 LAPIISAN DAN MATERIIAL PERKERASAN JALAN (Sonya Sulistyono, ST., MT.) A. Jenis dan Fungsi Lapis Perkerasan 1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) Kontruksi perkerasan lentur (flexible Pavement)
Lebih terperinciTINJAUAN ULANG PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA
TINJAUAN ULANG PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (Studi Kasus Proyek Rekonstruksi / Peningkatan Struktur Jalan Simpang Peut Batas Aceh Selatan Km 337) Tugas Akhir
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pekerasan Jalan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan konstruksi yang berfungsi untuk melindungi tanah dasar (subgrade) dan lapisan-lapisan pembentuk perkerasan lainnya supaya tidak mengalami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Perkerasan jalan adalah bagian konstruksi jalan yang terdiri dari beberapa susunan atau lapisan, terletak pada suatu landasan atau tanah dasar yang diperuntukkan
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN DYNAMIC CONE PENETROMETER
KAJIAN PENGGUNAAN DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP) UNTUK UJI LAPANGAN PADA TANAH DASAR PEKERJAAN TIMBUNAN APRON ( Studi Kasus Di Bandar Udara Radin Inten II Lampung ) Leni Sriharyani 1.a*, Diah Oktami 2.b
Lebih terperinciSTUDI BANDING DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE SNI F DAN Pt T B
STUDI BANDING DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE SNI 1732-1989-F DAN Pt T-01-2002-B Pradithya Chandra Kusuma NRP : 0621023 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Perkerasan jalan adalah bagian konstruksi jalan yang terdiri dari beberapa susunan atau lapisan, terletak pada suatu landasan atau tanah dasar yang diperuntukkan
Lebih terperinciKAJIAN NILAI MODULUS REAKSI SUBGRADE DAN NILAI CBR BERDASARKAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM
KAJIAN NILAI MODULUS REAKSI SUBGRADE DAN NILAI CBR BERDASARKAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM Yosua Christandy, Novan Dwi Pranantya, Ir. Yohanes Yuli Mulyanto, MT., Ir. Budi Setiadi, MT. Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciStudi Pengaruh Pengurangan Tebal Perkerasan Kaku Terhadap Umur Rencana Menggunakan Metode AASHTO 1993
Rekaracana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 Studi Pengaruh Pengurangan Tebal Perkerasan Kaku Terhadap Umur Rencana Menggunakan Metode AASHTO 1993 PRATAMA,
Lebih terperinciV. CALIFORNIA BEARING RATIO
V. CALIFORNIA BEARING RATIO O.J. PORTER CALIFORNIA STATE HIGHWAY DEPARTMENT. METODA PENETRASI US ARMY CORPS OF ENGINEERS Untuk : tebal lapisan perkerasan lapisan lentur jalan raya & lapangan terbang CBR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan perekonomian di Indonesia khusunya di Provinsi Sumatera Selatan kebutuhan prasarana jalan sangat dibutuhkan untuk memperlancar mobilisasi barang
Lebih terperinci3.2. Mekanisme Tegangan dan Regangan pada Struktur Perkeraan 11
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUI. 1 HALAMAN PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN INTISARI iii v ix x xi xiii BAB I PENDAHULUAN ; 1 1.1. Umum 1 1.2. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan jalan menjadi bagian penting dari prasarana perhubungan darat untuk menumbuhkan dan meningkatan kegiatan ekonomi. Distribusi barang dari produsen ke konsumen
Lebih terperinciLapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Perkerasan Jalan 2.1.1.1 Pengertian Perkerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar ar dan roda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang merupakan sebagai negara yang berkembang,sedang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang merupakan sebagai negara yang berkembang,sedang giatnya untuk melaksanakan pembangunan, salah satu diantaranya adalah pembangunan jalan raya. Pada awalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa kontruksi jalan raya di Sumatera Selatan dibangun di atas tanah lempung. Daya dukung tanah yang berkadar lempung tinggi sangat sensitif terhadap pengaruh air,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Perkerasan jalan adalah bagian konstruksi jalan yang terdiri dari beberapa susunan atau lapisan, terletak pada suatu landasan atau tanah dasar yang diperuntukkan
Lebih terperinciANALISA PENGUJIAN DYNAMIC CONE PENETROMETER
ANALISA PENGUJIAN DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP) UNTUK DAYA DUKUNG TANAH PADA PERKERASAN JALAN OVERLAY (Studi Kasus: Ruas Jalan Metro Tanjungkari STA 7+000 s/d STA 8+000) Masykur 1, Septyanto Kurniawan
Lebih terperinciANALISA DAYA DUKUNG TANAH (DDT) PADA SUB GRADE
ANALISA DAYA DUKUNG TANAH (DDT) PADA SUB GRADE/TANAH DASAR (Studi Kasus Ruas Jalan Ki Hajar Dewantara, 38 B Banjar Rejo Lampung Timur-Batas Kota Metro) Yusuf Amran 1, Agus Surandono 2 Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Studi Kasus Obyek studi kasus untuk penulisan Tugas Akhir ini adalah Perencanaan Jalan Tol Kertosono Mojokerto, Surabaya yang berada pada provinsi Jawa Timur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan sarana transportasi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya memperlancar distribusi barang maupun jasa dari satu wilayah ke wilayah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aspal Aspal didefinisikan sebagai material berwarna hitam atau coklat tua, pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat. Jika dipanaskan sampai suatu temperatur tertentu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konstruksi Perkerasan Lentur Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan itu berfungsi untuk
Lebih terperinciPERENCANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA RIGID PAVEMENT (PERKERASAN KAKU)
PERENCANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA RIGID PAVEMENT (PERKERASAN KAKU) Jenis Perkerasan Kaku Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa tulangan Perkerasan Beton Semen Bersambung dengan tulangan Perkerasan Beton
Lebih terperinciPERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR Oleh : Andini Fauwziah Arifin Dosen Pembimbing : Sapto Budi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. sehingga akan menghasilkan biaya konstruksi dan perawatan perkerasan lentur.
BAB 3 METODOLOGI 3.1. Tahapan Penelitian Penelitian ini diawali dengan melakukan identifikasi masalah mengenai biaya investasi pada jalur Trans Jakarta Busway. Setelah itu dilakukan studi literatur yang
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan I.1. Umum. I.2. Latar Belakang.
BAB I Pendahuluan I.1. Umum. Perkembangan Industri konstruksi mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya kebutuhan penduduk. kegiatan industri konstruksi meliputi pembangunan infrastruktur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang,
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang, terutama di daerah perkotaan terus memacu pertumbuhan aktivitas penduduk. Dengan demikian, ketersediaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapis tanah dasar (subgrade), yang berfungsi untuk menopang beban lalu lintas. Apapun jenis perkerasan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.2 Dasar Teori Oglesby, C.H Hicks, R.G
9 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Umum Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapisan tanah dasar (subgrade), yang berfungsi untuk menopang beban lalu-lintas. Jenis konstruksi perkerasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan khusus yang mempunyai kualitas yang lebih baik dan dapat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perkerasan Tanah saja biasanya tidak cukup dan menahan deformasi akibat beban roda berulang, untuk itu perlu adanya lapisan tambahan yang terletak antara tanah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan tol merupakan jalan alternatif bagi kendaraan beroda empat atau lebih dengan sistem berbayar. Jalan tol berfungsi sebagai jalan bebas hambatan yang memberikan
Lebih terperinciPerbandingan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Bina Marga 2011 Dengan Metode Jabatan Kerja Raya Malaysia 2013
Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas No.x Vol. xx Agustus 2014 Perbandingan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Bina Marga 2011 Dengan Metode Jabatan Kerja Raya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Sebelum tahun 1920-an, desain perkerasan pada dasarnya adalah penentuan ketebalan bahan berlapis yang akan memberikan kekuatan dan perlindungan untuk tanah dasar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian untuk melaksanakan riset tentang daya dukung tanah gambut yaitu dibagi pada dua tempat. Yang pertama pengujian daya dukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk sehingga muncul banyak kendaraan-kendaraan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Timbunan Ringan Dengan Mortar Busa Material timbunan ringan dengan Mortar busa adalah merupakan foamed embankment mortar disebut juga sebagai high-grade soil yang terdiri dari
Lebih terperinciANALISIS KORELASI ANTARA MARSHALL STABILITY DAN ITS (Indirect Tensile Strength) PADA CAMPURAN PANAS BETON ASPAL. Tugas Akhir
ANALISIS KORELASI ANTARA MARSHALL STABILITY DAN ITS (Indirect Tensile Strength) PADA CAMPURAN PANAS BETON ASPAL Tugas Akhir Guna melengkapi persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak. Angka pertumbuhan penduduk yang cukup pesat mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Jalan Raya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Perkembangan Teknologi Jalan Raya Sejarah perkembangan jalan dimulai dengan sejarah manusia itu sendiri yang selalu berhasrat untuk mencari kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang tinggi memberikan tantangan tersendiri bagi pelayanan fasilitas umum yang dapat mendukung mobilitas penduduk. Salah satu
Lebih terperinciBAB I. SEJARAH PERKERASAN JALAN.
BAB I. SEJARAH PERKERASAN JALAN. 1.1 SEJARAH PERKERASAN JALAN. A. Sebelum Manusia Mengenal Hewan Sebagai Alat Angkut. Setelah manusia diam (menetap) berkelompok disuatu tempat mereka mengenal artinya jarak
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN ANALISA DATA PERCOBAAN
BAB 4 HASIL DAN ANALISA DATA PERCOBAAN 4.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil dan analisa data CBR dan DCP yang telah dilakukan sesuai dengan metodologi penelitian. Setelah tanah gambut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN TEBAL LAPISAN PERKERASAN KAKU DENGAN METODE SNI Pd T PADA PROYEK PELEBARAN JALAN BATAS KOTA MEDAN TEMBUNG LUBUK PAKAM
ANALISA PERHITUNGAN TEBAL LAPISAN PERKERASAN KAKU DENGAN METODE SNI Pd T - 14-2003 PADA PROYEK PELEBARAN JALAN BATAS KOTA MEDAN TEMBUNG LUBUK PAKAM LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas
Lebih terperincikonfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda perkerasan. Dengan demikian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beban Lalu lintas Konstruksi perkerasan jalan menerima beban lalu lintas yang dilimpahkan melalui roda-roda kendaraan. Besarnya tergantung dari berat total kendaraan, konfigurasi
Lebih terperinciPENGUJIAN NILAI CBR LAPANGANDENGAN DCP (DYNAMIC CONE PENETROMETER)
PENGUJIAN NILAI CBR LAPANGANDENGAN DCP (DYNAMIC CONE PENETROMETER) Dasar Teori Dynamic Cone Penetrometer Test (DCP) pertama kali dikembangkan di Australia oleh Scala (1956). DCP yang sekarang merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konstruksi Perkerasan Jalan Tanah saja biasanya tidak cukup dan menahan deformasi akibat beban roda berulang, untuk itu perlu adanya lapis tambahan yang terletak antara tanah
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
STUDI PERILAKU PELAT BETON DI ATAS TANAH DENGAN METODE ELEMEN HINGGA (SAP 2000 v.11.0.0) DITINJAU PADA VARIASI MODULUS REAKSI SUBGRADE (k v ) DAN MUTU PELAT BETON Study of Concrete Slab Behaviour on Soil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan jalan secara umum menggunakan perkerasan lentur atau kaku yang kedap air, sehingga pada saat musim hujan akan terdapat genangan air di permukaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Paramater Perencanaan Tebal Lapisan Konstruksi Perkerasan Menurut Alamsyah (2001), lapisan perkerasan berfungsi untuk menerima dan menyebarkan beban lalu lintas tanpa menimbulkan
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Georadar II.1.1. Prinsip Dasar Georadar Ground penetrating radar (GPR) memancarkan pulse pendek (short pulse) energi gelombang elektromagnetik yang menembus daerah bawah (subsurface)
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH BEBAN BELEBIH (OVERLOAD) TERHADAP PENGURANGAN UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN
STUDI PENGARUH BEBAN BELEBIH (OVERLOAD) TERHADAP PENGURANGAN UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil RINTO
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konstruksi Perkerasan Jalan Menurut (Sukirman, S 1992) Lapisan perkerasan adalah konstruksi diatas tanah dasar yang berfungsi memikul beban lalu lintas dengan memberikan rasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diimbangi oleh ketersediaan lahan, pembangunan pada lahan dengan sifat tanah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan dukungan terakhir untuk penyaluran beban yang ditimbulkan akibat beban konstruksi di atasnya pada sebuah pembangunan proyek konstruksi. Pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara adalah infrastruktur jalan. Menurut Undang Undang Republik Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu infrastruktur yang berperan penting dalam berkembangnya suatu negara adalah infrastruktur jalan. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hobbs (1995), ukuran dasar yang sering digunakan untuk
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Lalu Lintas Menurut Hobbs (1995), ukuran dasar yang sering digunakan untuk mendefinisikan arus lalu lintas adalah konsentrasi aliran dan kecepatan. Aliran dan volume
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang sering terjadi pada proyek pembangunan jalan adalah terjadinya penurunan tanah timbunan jalan, sehingga terjadi kerusakan pada aspal. Terjadinya penurunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pemanfaatan tanah dalam bidang teknik sipil memegang peranan penting,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemanfaatan tanah dalam bidang teknik sipil memegang peranan penting, karena tanah merupakan media yang digunakan sebagai bahan bangunan dan tempat landasan bangunan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, Indonesia sedang giatnya melaksanakan pembangunan, salah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, Indonesia sedang giatnya melaksanakan pembangunan, salah satu diantaranya adalah pembangunan jalan raya. Pada awalnya jalan hanya berupa jejak manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkerasan jalan raya dibagi menjadi dua jenis yaitu perkerasan kaku (Rigid Pavement) dan perkerasan lentur (flexible Pavement) dan pada perkerasan lentur terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan salah satu sarana dan prasarana perhubungan yang sangat penting dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat (Silvia Sukirman, 1999). Berbagai macam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah dasar (subgrade) secara umum dapat didefinisikan sebagai lapisan tanah yang letaknya paling bawah pada suatu konstruksi jalan raya. Tanah dasar dapat berupa tanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan material dasar yang sangat penting karena tanah tempat di mana struktur akan didirikan. Misalnya pondasi bangunan, jalan raya, bendungan, tanggul dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel agregat, dan agregat
Lebih terperinciKEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FLEXIBLE PAVEMENT DAN RIGID PAVEMENT. Oleh : Dwi Sri Wiyanti
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FLEXIBLE PAVEMENT DAN RIGID PAVEMENT Oleh : Dwi Sri Wiyanti Abstract Pavement is a hard structure that is placed on the subgrade and functionate to hold the traffic weight that
Lebih terperinciAgus Surandono 1) Rivan Rinaldi 2)
ANALISA PERKERASAN LENTUR (Lapen s/d Laston) PADA KEGIATAN PENINGKATAN JALAN RUAS JALAN NYAMPIR DONOMULYO (R.063) KECAMATAN BUMI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Agus Surandono 1) Rivan Rinaldi 2) Jurusan
Lebih terperinciAgus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4
STUDI KOMPARASI PENGARUH VARIASI PENGGUNAAN NILAI KONSTANTA ASPAL RENCANA TERHADAP NILAI STABILITAS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (HRSWC) TERHADAP KARAKTERISTIK UJI MARSHALL Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan
Lebih terperinci