BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang pembiayaan pembangunan nasional (Ahmad, 2004).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. makro meliputi: inflasi, kenaikan suku bunga, dan kurs valuta asing.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi salah satu kemajuan ekonomi dan sumber alternatif bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Pasar modal merupakan. yang bersangkutan (Ang,1997). Pasar Modal memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

I. PENDAHULUAN. Pasar saham di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan bisnis dengan aturan-aturan yang dibuat. Sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Samsul, 2006:43). Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer yang diperjual

BAB I PENDAHULUAN. mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang mencerminkan kuatnya perekonomian suatu negara. Jika

BAB I PENDAHULUAN. 2009, peristiwa pemilu mempengaruhi harga saham (Suwaryo, 2008). Setiap investor sangat

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat memiliki gambaran mengenai resiko-resiko yang akan terjadi di pasar modal atau pasar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Imbas the U.S. subprime mortgage crisis ke perekonomian negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan instrumen ekonomi tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. naik secara signifikan melainkan return saham pun ikut naik secara signifikan.

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan dan perekonomian suatu negara, Sirait dan D. Siagian

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang

PENGARUH KURS VALUTA ASING DAN DOW JONES

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. investor memiliki gambaran mengenai risiko dan expected return atas dana yang telah

Bab V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. 1

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya (idx.co.id)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar uang merupakan salah satu instrumen ekonomi yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. barang dan jasa. Perkembangan sektor ekonomi global saat ini yang didominasi

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. jika IHSG naik, maka secara umum saham-saham yang diperjual belikan di BEI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Undang-Undang Pasar Modal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis, pasar modal mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana bertemu untuk menjualbelikan sekuritasnya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan go publik. Harga saham terbentuk dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini perekonomian dunia sedang mengalami krisis finansial dimana

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara, dalam penggerakan dana untuk menunjang pembiayaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, pasar modal semakin banyak mendapat perhatian, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga dijadikan indikator dan penunjang kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Benua Eropa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen untuk menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Investasi merupakan usaha investor untuk mendapatkan hasil yang akan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasar modal merupakan

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu motivasi investor melakukan investasi di pasar modal adalah untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kegiatan investasi semakin meningkat seiring teredukasinya

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang yang. membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal mempunyai peranan penting dalam kehidupan ekonomi suatu negara termasuk Indonesia. Peranan penting pasar modal yaitu sebagai sarana pembentuk modal dan akumulasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional (Ahmad, 2004). Perkembangan aktivitas pasar modal tidak lepas dari peran pemodal (investor) yang melakukan transaksi di pasar modal. Perkembangan ini juga tidak lepas dari keterbukaan informasi sebagai pertimbangan pengambilan keputusan investor. Agar investor mengambil suatu keputusan yang rasional dalam berinvestasi, maka investor membutuhkan informasi yang relevan. Dengan kata lain, keputusan investasi yang dilakukan oleh investor merupakan reaksi atas informasi yang mereka terima atau suatu peristiwa yang terjadi yang mampu mempengaruhi keputusan berinvestasi mereka. Peristiwa (event) yang terjadi dalam lingkungan perusahaan emiten akan mempengaruhi harga saham dan dapat menghasilkan Return Tidak Normal (abnormal return). Salah satu peristiwa yang terjadi di Indonesia yang mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia saat ini adalah kebijakan ekonomi pemerintah jilid empat merupakan kebijakan yang difokuskan pada ketenagakerjaan dan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). 1 xviii

2 Kebijakan ekonomi jilid empat ini di harapkan dapat meningkatan kesejahteraan pekerja atau buruh yang merupakan unsur berikutnya dari penerapan peraturan ini. Pertama, negara hadir dalam bentuk pemberian jaring pengaman atau safety net dengan melalui kebijakan upah minimum dengan sistem formula. Kehadiran negara dalam hal ini memastikan pekerja atau buruh tidak terjatuh kedalam upah murah, namun pengusaha juga ada kepastian dalam berusaha. Upah minimum 2016 (di provinsi) sama dengan upah minimum tahun yang berjalan ditambah dengan hasil perkalian dari upah minimum tahun berjalan dikali penjumlahan angka inflansi dan pertumbuhan ekonomi. Sebelum adanya kebijakan jilid empat dalam pasar modal pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) saat penutupan perdagangan Selasa (14/10/2014) tercatat rebound 9,53 poin atau 0,19% ke level 4.922,58.Sepanjang hari ini, indeks bergerak pada kisaran 4.900,72 hingga 4.941,6. Dari 502 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 134 saham menguat, 137 saham melemah, dan 231 saham stagnan.dari sembilan sektor yang ada, tiga sektor melemah, sedangkan sisanya menguat. Sektor properti, konstruksi, dan real estat yang naik 0,94% mencatatkan penguatan tertinggi, sedangkan sektor perdagangan dan jasa melemah tertajam, yakni 0,76%. Pada saat yang sama indeks Bisnis 27 juga menguat 0,3% atau 1,25 poin ke level 424,24. Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi 0,04% ke level Rp12.206/US$. xix

3 Pada saat kebijakan ekonomi jilid empat di resmikan dalam pasar modal pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (15/10/2015) dibuka menguat sebesar 30,19 poin seiring respon positif dari rencana pemerintah yang akan mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid Empat. IHSG BEI dibuka menguat sebesar 30,19 poin atau 0,67 persen menjadi 4.513,27. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 7,73 poin (1,01 persen) menjadi 770,85. Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa rencana pemerintah yang akan mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid IV direspon positif oleh pelaku pasar saham di dalam negeri sehingga IHSG BEI kembali berada di area positif. "Sentimen dari pemerintah itu juga direspon di pasar uang sehingga nilai tukar rupiah pagi ini cenderung bergerak menguat di bawah level Rp13.500 per dolar AS," kata Satrio seperti dilansir antara. Dari eksternal, lanjut dia, kondisi bursa saham regional Asia juga terlihat cukup kondusif menambah sentimen positif bagi pasar saham di dalam negeri. Situasi itu diharapkan mendorong pelaku pasar saham asing kembali melakukan aksi beli. "Sentimen positif dari pergerakan rupiah dan bursa saham Asia diharapkan mampu menopang IHSG pada Kamis (15/10) ini untuk mengalami penguatan secara teknikal. Diproyeksikan bahwa IHSG BEI akan bergerak di kisaran 4.550-4.560 poin," katanya. Kendati demikian, lanjut dia, investor diharapkan tetap waspada mengingat potensi kenaikan suku bunga bank sentral AS pada tahun ini masih terbuka, situasi itu akan membuat fluktuasi IHSG yang tinggi. Bursa regional, xx

4 di antaranya indeks Hang Seng menguat 152,58 poin atau 0,68 persen menjadi 22.592,49, indeks Nikkei naik 107,32 poin (0,60 persen) menjadi 17.998,32, dan indeks Straits Times menguat 19,38 poin (0,65 persen) ke posisi 3.003,30. Sesudah kebijakan jilid empat dalam pasar modal pergerakan (IHSG) diperkirakan bergerak variatif pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Gerak IHSG menunggu efek dari sentimen bursa regional. "Kita lihat regionalnya kalau bagus. Dow Jones kemarin kurang bagus, cuma kita lihat bisa terbalik apa tidak indeks Dow Jones," kata Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat (16/10/2015). Dia mengatakan, saat ini sentimen dalam negeri cenderung positif. Di antaranya, dengan rilis paket kebijakan ekonomi jilid IV dan neraca perdagangan surplus US$ 1,02 miliar pada September 2015. Menurut Satrio hal tersebut belum mendorong indeks saham memasuki tren kenaikan. "Pokoknya kalau ditutup di atas level 4.560 kembali ke tren naik," ujar Satrio.Satrio memprediksi, IHSG berada pada level support 4.400 kemudian resistance di level 4.560 pada perdagangan saham Jumat pekan ini.senada, dalam riset PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak variatif dengan kisaran support 4.448 dan resistance pada level 4.537. Riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan, gerak indeks saham dipengaruhi sentimen regional. xxi

5 Data inflasi Amerika Serikat (AS) berada pada level minus 0,2 persen MoM.Kemudian, AS juga akan merilis angka pengangguran yang diperkirakan naik menjadi 266 ribu."dari Eropa akan merilis data inflasi yang diperkirakan stagnan ke level 0 persen," tulis riset tersebut.analis PT Reliance Securities, Lanjar Nafi mengatakan peluang koreksi lanjutan masih membayangi IHSG hingga level support rata-rata pergerakan harian dalam 50 hari di kisaran level 4.425."IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan tertekan di kisaran 4.425-4.580," kata Lanjar. Keputusan kebijakan ekonomi pemerintah jilid empat dapat berdampak positif bagi perekonomian negara. Jogiyanto (2010) mengemukakan para pelaku pasar modal akan mengevaluasi setiap pengumuman yang diterbitkan oleh emiten ataupun kebijakan pemerintah, sehingga hal tersebut akan menyebabkan beberapa perubahan pada transaksi perdagangan saham, misalnya dengan adanya perubahan pada volume perdagangan saham, perubahan pada harga saham, bid/ask spread, dan proporsi kepemilik. Penelitian yang membahas tentang abnormal return dan event study di lakukan oleh Sari (2015) menyimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata Volume Perdagangan Saham sebelum dan sesudah pengumuman Kabinet Kerja Joko Widodo. Penelitian berikutnya Ratih (2012) menyimpulkan terdapat perbedaan rata rata harga saham yang xxii

6 signifikan pada periode sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham. Penelitian dengan objek peristiwa kebijakan ekonomi jilid empat belum pernah di teliti sebelumnya. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan variabel abnormal return. Penelitian ini dimaksudkan melanjutkan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Mansur (2010) dengan objek dampak pergantian menteri keuangan RI tahun 2010 terhadap abnormal perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terrdahulu terletak pada peristiwa yang terjadi dan perusahaan yang berbeda. Alasan pergantian peristiwa dan perusahaan ini karena, dalam hal ini peneliti ingin mengetahui peristiwa yang terjadi di suatu perekonomian atau politik dalam suatu perusahaan mempunyai perbedaan yang positif terhadap suatu peristiwa yang terjadi dengan menggunakan teknik event study dan meng-update peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Perusahaan dalam penelitian ini menggunakan perusahaan LQ45 dimana perusahaan tersebut merupakan perusahaan dengan skatagori saham unggulan yang merupakan perusahaan yang memiliki reputasi yang tinggi dan pemimpin dari industri yang sejenis. event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang infomasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Jogianto, 2005). Oleh karena itu berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka, Penelitian ini meneliti Perbedaan Abnormal Return Sebelum, Pada Saat, dan sesudah kebijakan ekonomi pemerintah jilid empat. Hasil dari penelitian ini xxiii

7 diharapkan dapat memberikan informasi dan pengumuman yang terjadi pada sebelum, pada saat dan sesudah peristiwa kebijakan ekonomi jilid empat dan dapat dijadikan untuk perbandingan dalam pengambilan keputusan yang di lakukan oleh pelaku pasar modal. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada perbedaaan yang positif Abnormal Return pada saat dan sebelum kebijakan ekonomi pemerintah jilid empat? 2. Apakah ada perbedaaan yang positif Abnormal Return pada saat dan sesudah kebijakan ekonomi pemerintah jilid empat? 3. Apakah ada perbedaaan yang positif Abnormal Return sebelum dan sesudah kebijakan ekonomi pemerintah jilid empat? 1.3 PEMBATASAN MASALAH Dengan melihat masalah yang ada, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah tersebut adalah : 1. Sampel yang di gunakan adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI). 2. Periode penelitian ini pada tanggal 31 september sampai 20 oktober 2015. 1.4 TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui perbedaan yang positif Abnormal Return pada saat dan sebelum kebijakan ekonomi pemerintah jilid empat. xxiv

8 2. Untuk mengetahui perbedaan yang positif Abnormal Return pada saat dan sesudah kebijakan ekonomi pemerintah jilid empat. 3. Untuk mengetahui perbedaan yang positif Abnormal Return sebelum dan sesudah kebijakan ekonomi pemerintah jilid empat. 1.5 MANFAAT PENELITIAN Melalui penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan yaitu : a. Bagi peneliti Bagi peneliti adalah Penelitian ini sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan derajat S-1 yang di harapkan dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran. b. Bagi perusahaan Bagi perusahaan adalah agar perusahaan dapat menarik investor untuk menamnamkan modalnya di perusahaan agar dapat meningkatkan nilai finansial perusahaan. c. Bagi akademik Bagi akademik adalah penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan pandangan serta wawasan terkait analisis abnormal return sebelum dan sesudah kebijkan ekonomi pemerintah jilid empat. d. Bagi investor saham Bagi investor adalah penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran terkait analisis keputusan investasi yang dilakukan investor di pasar modal. xxv