Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Peneliti

dokumen-dokumen yang mirip
PERHITUNGAN FORMASI JF PENELITI

PERHITUNGAN FORMASI JF PENELITI

FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI PEDOMAN PERHITUNGAN

FORMASI JABATAN FUNGSIONAL FORMASI PENELITI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI PEDOMAN PERHITUNGAN

PEMETAAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

PEMETAAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

DRAF PERKA LIPI INPASSING DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENELITI. Kepala Pusbindiklat Peneliti LIPI Prof. Dr. Dwi Eny Djoko S., M.Sc.

SOSIALISASI. PERKA LIPI No 05 tahun Kepala Pusbindiklat Peneliti LIPI Prof. Dr. Dwi Eny Djoko S., M.Sc.

Jabatan Fungsional Peneliti pada era ASN

APARATUR SIPIL NEGARA

PM-RB Sekretariat Jenderal DPR RI Jakarta, 30 Mei 2012

Tantangan dan Peluang JFP pasca PP no. 11/2017 tentang Manajemen PNS. Tim LIPI

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

WEEK 4. Birokrasi Aparatur Sipil Negara

Diskusi Publik Regulasi JFP dalam kerangka UU ASN. Tim LIPI

Bagian PJKSE Litbang Kemendagri

MEWUJUDKAN BIROKRASI BERSIH, KOMPETEN DAN MELAYANI. PROF. DR. WIRMAN SYAFRI, M.Si Dr. YUDI RUSFIANA, M.Si

Kondisi LPP RRI. DasarHukum : UU no 32 tahun2002 tentangpenyiaran PP 11 tahun 2005 tentanglembagapenyiaranpublik PP 12 tahun 2005

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tantangan dan Peluang JFP pasca PP no. 11/2017 tentang Manajemen PNS. Tim LIPI

Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan SDM Pengadaan Barang/Jasa. Deputi Bidang Bidang Pengembangan dan Pembinaan SDM Balikpapan, 11 Agustus 2016

Tembusan: 3. Kepala BOSDM LIPI; 4. Kepala Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi BATAN 5. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG 6.

Sosialisasi Regulasi JFP dalam kerangka UU ASN

PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006)

Sosialisasi Regulasi JFP dalam kerangka UU ASN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TA 2014

TABEL 4 * JUMLAH TENAGA PENGADAAN BERSERTIFIKAT DI PUSAT

Whistleblowing System dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

RANCANGAN AWAL RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN EKSPOR NONMIGAS

EKSPOSE HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL TAHUN 2016 SEKRETARIS UTAMA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Korupsi adalah salah satu masalah terbesar yang dihadapi Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2001 TENTANG

SOSIALISASI PERATURAN KEPALA LIPI NO. 02 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENELITI. Bogor, 11 September 2014

MEMUTUSKAN: 1. Ketentuan Pasal 3 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut:

KETIMPANGAN GENDER DI 34 KEMENTERIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KETERSEDIAAN ANGGARAN DAN TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TAHUN 2010

Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan SDM Pengadaan Barang/Jasa. Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan SDM

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 05/E/2009 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENYESUAIAN/INPASSING (PERATURAN MENTERI PANRB NO. 26 TAHUN 2016 )

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2013, No.11 2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tent

KERANGKA PRIORITAS NASIONAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KOORDINASI DAN SINKRONISASI

PENGAWASAN dan SINERGI Fungsi Pengawasan Tenaga Nuklir

Up Date NIP CPNS K2 Instansi Pusat

Daftar Jabatan Fungsional Khusus (Tertentu)

Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

WILL I SURVIVE??? Team Perumus JABFUNG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 173 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN

JABATAN FUNGSIONAL PENELITI:

KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN JABATAN. FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH (Persfektif UU ASN dan RPP Manajemen PNS) Aba Subagja, S.Sos., M.AP.

KEBIJAKAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

EAS SISTEM AKUNTANSI HIBAH. Dit.EAS DITJEN PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2001 TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN

PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENELITI PERKA LIPI NO. 2 TAHUN 2014

TUNTUTAN KOMPETENSI PENELITI / PENGKAJI TERKAIT DENGAN JENJANG FUNGSIONAL. Elna Karmawati. Lembang, 02 November 2014

Undang Undang Pelayanan Publik No. 25/2009

Menghadapai era ASN Jabatan Fungsional Peneliti

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000 TENTANG

WILL I SURVIVE??? Team Perumus JABFUNG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000 TENTANG

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN.

PENGALAMAN PENANDAAN ANGGARAN PERUBAHAN IKLIM

REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006)

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017

DISAMPAIKAN OLEH; Dr. Ir. Haryatno Dwi Prabowo, M.Sc. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017

PENGUATAN PENGELOLAAN KOMITE TEKNIS

PERATURAN KEPALA LIPI NOMOR 05/E/2009 TENTANG PEDOMAN FORMASI PENELITI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 2010

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

RPP tentang Gaji, Tunjangan, Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB

SYARAT PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik; MEMUTUSKAN:

PANDUAN INSENTIF JURNAL YANG MEMENUHI STANDAR MUTU DAN TATA KELOLA NASIONAL TAHUN 2017

POKOK-POKOK NOTA KEUANGAN DAN RAPBN 2011

Dibuat dalam rangka Workshop Simlitabmas bagi Operator Perguruan Tinggi Swasta di lingkungan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VII

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Peneliti

DATA YANG DIPERLUKAN 1. Dokumen Penetapan Kinerja (IKK) unit kerja. 2. Data kelompok kegiatan penelitian beserta jumlah dan jenjang peneliti existing. 2

Butir Kegiatan Hasil Kerja Lembaga Litbang No. Butir Kegiatan Hasil Kerja Keterangan 1. Pemakalah di pertemuan Ilmiah Terindeks Global Pemakalah di pertemuan ilmiah dengan prosiding yang diterbitkan oleh penerbit minimal terindeks Scopus 2. Pemakalah di pertemuan ilmiah eksternal instansi Pemakalah di pertemuan ilmiah dengan peserta dari beberapa instansi 3. KTI diterbitkan di jurnal ilmiah terindeks global bereputasi Jurnal ilmiah minimal terindeks Scopus 4. KTI diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi nasional Jurnal ilmiah terakreditasi oleh LIPI atau Dikti 5. KTI diterbitkan di prosiding ilmiah terindeks global Prosiding pertemuan ilmiah diterbitkan oleh penerbit minimal terindeks Scopus 6. KTI diterbitkan di prosiding ilmiah nasional Prosiding pertemuan ilmiah diterbitkan oleh penerbit yang tidak terindeks 7. Buku Ilmiah diterbitkan oleh penerbit eksternal Penerbit nasional anggota IKAPI atau internasional atau berstatus Publishing Houses. Termasuk penerbit yang berdiri sendiri dalam suatu instansi.(contoh: LIPI Press, IAARD, dll) 8. Buku Ilmiah diterbitkan oleh penerbit internal Penerbit yang tidak memenuhi salah satu kriteria nomor 7 9. Transaksi lisensi dengan mitra global Mitra berstatus PMA atau diluar Indonesia 10. Transaksi lisensi dengan mitra nasional Mitra berstatus PMDN/PT 11. Transaksi lisensi dengan mitra lokal Mitra berstatus UMKM, CV 12. Kekayaan intelektual bersertifikat yang telah dikabulkan Paten Granted, Hak Cipta Perangkat Lunak, PVT, Desain Industri 13. Kekayaan intelektual bersertifikat terdaftar Paten, Hak Cipta Perangkat Lunak, PVT, Desain Industri 14. Naskah Akademis (1) Lampiran RUU, Rperpu, RPP 15. Naskah Akademis (2) Lampiran R Peraturan Lembaga Negara, Rpermen, R Perka, Rperdirjen, Rkep.Ketua Lembaga Nonstruktural, Rperda 3

KATEGORI DAN BIDANG ILMU Kategorisasi Kategori I Kategori II : Hasil kerja untuk jenjang Peneliti Utama dan Madya, : Hasil kerja untuk jenjang Peneliti Muda dan Pertama. Kelompok Bidang Ilmu Bidang Ilmu Teknik; Bidang Ilmu Alam; Bidang Ilmu Sosial. 4

Butir Kegiatan & Kategorisasi IKK No. Butir Kegiatan Hasil Kerja Kategori 1. Pemakalah di pertemuan Ilmiah Terindeks Global I 2. Pemakalah di pertemuan ilmiah eksternal instansi II 3. KTI diterbitkan di jurnal ilmiah terindeks global bereputasi I 4. KTI diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi nasional II 5. KTI diterbitkan di prosiding ilmiah terindeks global I 6. KTI diterbitkan di prosiding ilmiah nasional II 7. Buku Ilmiah diterbitkan oleh penerbit eksternal I 8. Buku Ilmiah diterbitkan oleh penerbit internal II 9. Transaksi lisensi dengan mitra global I 10. Transaksi lisensi dengan mitra nasional I 11. Transaksi lisensi dengan mitra lokal II 12. Kekayaan intelektual bersertifikat yang telah dikabulkan I 13. Kekayaan intelektual bersertifikat terdaftar II 14. Naskah Akademis (1) I 15. Naskah Akademis (2) II 5

CONTOH (1) Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memiliki 2 (dua) kelompok kegiatan penelitian yaitu: 1. Eksplorasi Bahan Galian Nuklir 2. Teknologi Penambangan dan Pengolahan 6

CONTOH (2) 1. Eksplorasi Bahan Galian Nuklir Data IKK sebagai berikut: IKK KTI diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi nasional 6 KTI diterbitkan di prosiding ilmiah nasional 4 KTI tidak diterbitkan 7 KTI yang terbit dalam bentuk buku oleh penerbit nasional 1 Vol. 2. Teknologi Penambangan dan Pengolahan Data IKK sebagai berikut: IKK Vol. Menciptakan pilot project berbasis paten 1 KTI diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi nasional 2 KTI diterbitkan di prosiding ilmiah nasional 2 KTI tidak diterbitkan 2 Jumlah peneliti existing: Peneliti Peneliti Peneliti Peneliti Utama Madya Muda Pertama 0 2 3 3 Jumlah peneliti existing: Peneliti Peneliti Peneliti Peneliti Utama Madya Muda Pertama 0 0 1 2 7

CONTOH (3) Langkah 1. Penentuan Kategorisasi 1. Eksplorasi Bahan Galian Nuklir 2. Teknologi Penambangan dan Pengolahan IKK No.IKK Kategori Vol. KTI diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi nasional 4 II 6 KTI diterbitkan di prosiding ilmiah nasional 6 II 4 KTI tidak diterbitkan - - 7 KTI yang terbit dalam bentuk buku oleh penerbit nasional 7 I 1 IKK No.IKK Kategori Vol. Menciptakan pilot project berbasis paten 13 II 1 KTI diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi nasional 4 II 2 KTI diterbitkan di prosiding ilmiah nasional 6 II 2 KTI tidak diterbitkan - - 2 8

Jumlah Target Per IKK CONTOH (4) Langkah 2. Penyesuaian Tabel Tabel Jumlah Formasi Dalam Kategori Per Keltian Tabel Jumlah Formasi Dalam Kategori Per Keltian Teknik Alam Sosial Jumlah Teknik Alam Sosial Target Per IKK I II I II I II I II I II I II 1 3 5 4 5 4 4 2 3 6 5 6 5 4 3 4 6 6 6 6 5 4 5 7 6 7 7 5 5 5 7 7 7 8 5 6 6 8 8 8 9 5 7 7 8 9 8 11 6 8 7 9 10 9 12 6 9 8 10 10 10 13 6 10 9 10 11 10 14 7 11 9 11 12 11 15 7 12 10 11 13 11 16 7 13 10 12 14 12 18 7 14 11 12 15 12 19 8 15 12 13 15 13 20 8 16 12 14 16 14 21 8 17 13 14 17 14 22 9 18 14 15 18 15 23 9 19 14 15 19 15 25 9 20 15 16 19 16 26 9 21 16 17 20 17 27 10 22 16 17 21 17 28 10 23 17 18 22 18 29 10 24 17 18 23 18 30 11 25 18 19 24 19 32 11 26 19 19 24 19 33 11 27 19 20 25 20 34 11 28 20 21 26 21 35 12 29 21 21 27 21 36 12 30 21 22 28 22 37 12 31 22 22 28 22 39 12 32 23 23 29 23 40 13 33 23 24 30 24 41 13 34 24 24 31 24 42 13 35 24 25 32 25 43 14 36 25 25 32 25 44 14 37 26 26 33 26 46 14 38 26 26 34 26 47 14 39 27 27 35 27 48 15 n...... 9

CONTOH (5) Langkah 3. Menentukan Lowongan Formasi Jumlah peneliti existing untuk Kegiatan Eksplorasi Bahan Galian Nuklir: Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Pertama 0 2 3 3 Jumlah peneliti kategori I = 2 Jumlah peneliti kategori II = 6 Formasi = 3 Formasi = 8 Lowongan: 3 2 = 1 Lowongan: 8 6 = 2 Jumlah peneliti existing untuk Kegiatan Teknologi Penambangan dan Pengolahan: Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Pertama 0 0 1 2 Jumlah peneliti kategori I = 0 Jumlah peneliti kategori II = 3 0 Formasi = 6 Lowongan : 0 Lowongan: 6 3 = 3 10

Kementerian/ Lembaga Unit Kerja Kegiatan Eksplorasi Bahan Galian Nuklir CONTOH Existing Kategori I Kategori II P. Utama P. Madya P. Muda P. Pertama Total Formasi: 3 Total Formasi: 8 1 2 4 4 0 (Lowongan 1 orang) 2 3 (Lowongan 1 orang) 3 (Lowongan 1 orang) BATAN Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir Teknologi Penambangan dan Pengolahan Existing 0 0 Total Formasi: 0 Total Formasi: 6 0 0 4 2 1 (Lowongan 3 orang) 2 Total Formasi: 4 DST.. Misal.. Existing 2 2 3 (Kelebihan 1 orang) 2 11

NO K/L Hasil Perhitungan Formasi JF Peneliti EXISTING PENELITI Formasi SELISIH Utama Madya Muda Pertama Total Utama Madya Muda Pertama Total (KELEBIHAN/ KEKURANGAN) 1. ANRI - - - - - - - - - - - 2. BKN 0 2 1 1 4 2 10 9 6 27 23 3. BKKBN 2 4 3 13 22 4 6 3 13 26 4 4. BNN - - - - - - - - - - - 5. BAPETEN - - - - - - - - - - - 6. BPS - - - - - - - - - - - 7. BATAN 61 105 96 81 343 74 135 172 195 577 234 8. BIG 4 15 8 16 43 6 16 10 26 58 15 9. BMKG 0 3 41 36 80 3 6 9 12 30-50 10. BPPT 64 80 14 0 158 36 63 22 24 145-13 11. BSN 1 5 4 9 19 2 10 6 23 41 22 12. KEJAKSAAN AGUNG 13. KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG 6 8 4 12 30 6 8 3 8 25-5 2 4 4 6 16 5 10 2 3 20 4

NO K/L 14. KEMDIKBUD (BELUM TERMASUK BADAN BAHASA) Hasil Perhitungan Formasi JF Peneliti EXISTING PENELITI Formasi SELISIH Utama Madya Muda Pertama Total Utama Madya Muda Pertama Total (KELEBIHAN/ KEKURANGAN) 31 127 89 83 330 26 113 151 141 431 101 15. KOMINFO 6 11 46 27 90 18 24 46 41 129 39 16. KEMENPU PERA 23 48 164 136 371 86 145 206 225 662 291 17. LBM EIJEKMAN (RISTEKDIKTI) 0 1 3 0 4 12 17 23 12 64 60 18. KEMENAG 23 46 47 32 148 29 59 43 43 174 26 19. KEMENDAGRI 3 7 18 22 50 18 31 21 27 97 47 20. KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI 11 11 5 12 39 9 10 4 10 33-6 21. KEM ESDM 15 24 49 44 132 21 46 75 79 221 89 22. KEMKUMHAM 10 15 25 21 71 13 32 31 21 97 26 23. KKP 15 28 81 66 190 28 62 85 99 274 84

NO K/L 24. KEMENKES Hasil Perhitungan Formasi JF Peneliti EXISTING PENELITI Formasi SELISIH Utama Madya Muda Pertama Total Utama Madya Muda Pertama Total (KELEBIHAN/ KEKURANGAN) 18 83 188 269 558 62 187 183 267 699 141 25. KEMNAKER - - - - - - - - - - - 26. KEMENKEU 5 17 13 3 38 11 25 24 6 66 28 27. KEMENKOP UKM 5 9 1 7 22 5 7 6 9 27 5 28. KEMENPAR 4 19 9 21 53 6 25 6 15 53 0 29. KEMENDAG - - - - - - - - - - - 30. KEMENHUB 1 37 26 46 110 1 15 12 20 48-63 31. KEMENPERIN 14 66 71 142 293 25 94 112 222 454 161 32. KEMHAN 0 0 1 16 17 2 2 1 19 24 7 33. KEMTAN 250 509 549 572 1880 248 608 706 710 2272 392 34. KEMSOS - - - - - - - - - - -

NO 35. KLHK K/L Hasil Perhitungan Formasi JF Peneliti EXISTING PENELITI Formasi SELISIH Utama Madya Muda Pertama Total Utama Madya Muda Pertama Total (KELEBIHAN/ KEKURANGAN) 53 125 163 133 474 74 179 208 196 657 183 36. KOMNAS HAM 0 0 2 6 8 2 2 3 7 14 6 37. LAPAN 17 81 105 86 289 22 120 134 122 397 108 38. LAN - - - - - - - - - - 39. LIPI 237 371 596 528 1732 331 553 602 585 2071 339 40. MA 0 2 9 0 11 0 8 29 0 37 26 41. MK 0 0 14 5 19 6 8 10 3 27 8 42. SETJEN DPR 7 27 39 1 74 15 56 70 2 144 70 TOTAL 891 1897 2492 2459 7739 1207 2691 3026 3190 10115 2376

TERIMA KASIH 16

2024 © DocPlayer.info Pengaturan dan alat privasi | Ketentuan | Tanggapan