BAB V PENUTUP. permasalahan pada skripsi ini, sebagai berikut: pihak franchisor selaku pemberi merk dagang dan franchisee selaku

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia pada dewasa ini telah dikenal usaha franchise di berbagai bidang

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. akhir-akhir ini, dengan di dukung oleh semangat jiwa entrepeneur / wirausaha

BAB IV PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembayaran Royalty Fee Oleh Franchisee Kepada

MEMBANGUN BISNIS MAKANAN MELALUI MEDIA ONLINE

PERLAKUAN AKUNTANSI FRANCHISE PADA CV.DAYA OPTIMASI MANDIRI NAMA : MULYATI INDRI LESTARI NPM : JURUSAN : AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang saat ini sedang giat-giatnya melakukan. pembangunan disegala sektor pembangunan, berusaha untuk terus

PROPOSAL FRANCHISE MACHO BARBER

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN FRANCHISE FEE DAN ROYALTY FEE LAUNDRY SYARIAH. A. Analisis Bisnis Waralaba, Franchise Fee dan Royalty Fee pada

PELUANG BISNIS DALAM BISNIS WARALABA (FRANCHISE) Erwandy S1-SI-2L STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. adanya perjanjian franchise. Franchise, adalah pemberian hak oleh franchisor

PELUANG BISNIS ALA GEROBAK

Franchise Disclosure Document UD. ELIM

BAB I PENDAHULUAN. menyerahkan fee dari keuntungan yang diperoleh ke pemilik lisensi. Jenis

STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat serta kompleks melahirkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia telah memasuki era globalisasi,

Divisi Produk & Prosedur Pembiayaan. Sistem perbankan syariah beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil,

Software Akuntansi Accounting Software Jurnal

Semarang, Januari : 175/TL-PPL/X/2016 : Penawaran Kerjasama Paket Laundry. Kepada Yth Bapak/Ibu Pimpinan di Tempat

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS MELALUI MODEL WARALABA SYARI AH DI LAUNDRY POLARIS SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. waralaba pada akhir-akhir ini semakin merebak. Minat masyarakat atau

2016 MODEL KEMITRAAN BISNIS DONAT MADU CIHANJUANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Company Profile. Keunggulan Shantika Nabilla

Lex et Societatis, Vol. III/No. 6/Juli/2015

MERINTIS USAHA MELALUI BISNIS FRANCHISE Retno Djohar Juliani Dosen Administrasi Niaga Universitas Pandanaran

I. PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis waralaba di Indonesia tergolong sangat prospektif karena

BAB I PENDAHULUAN. itu tidaklah mudah. Salah satu alternatif yang di ambil guna mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang baik secara pribadi maupun terhadap orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang bergerak melaju sangat pesat, serta

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi global yang cepat dan kompleks, Indonesia juga terpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bisnis yang pesat pada tahun 1990-an. Waralaba

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin ketatnya persaingan antar tiap bidang bisnis di setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. sebagai franchisor dan pihak yang lain sebagai franchisee, dimana pihak

KEDUDUKAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA DI INDONESIA

Pedoman Pasal 50b Tentang Pengecualian Waralaba. Bab I: PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam 10 tahun terakhir ini bisnis franchise tengah menjadi model bisnis

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pada uraian dari bab-bab penulisan skripsi ini, maka dapat ditarik

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat ukur kemakmuran dari suatu negara. 1 Untuk mencapainya diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Tindak kecurangan yang terjadi saat ini di Indonesia sangat familiar bagi

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA. (Studi Pada Perjanjian Waralaba Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo) S K R I P S I

BAB III GAMBARAN UMUM POLARIS LAUNDRY SYARIAH. 1. Sejarah dan perkembangan Laundry Syariah

STRATEGI UNTUK BERWARALABA

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan atau data sekunder, dengan mengkaji mengenai asas-asas, norma,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Perlindungan Hukum terhadap Franchisee Sehubungan Dengan Tindakan Sepihak Franchisor

PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA (FRANCHISE AGREEMENT) DI BIDANG PENDIDIKAN (STUDI DI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terwujud. Sehubungan dengan perjanjian Pasal 1313 KUH Perdata memberikan

MENJALANKAN BISNIS. Ade Rismanto, ST.,MM.

BAB 4 ANALISIS PERJANJIAN WARALABA. 4.1 Penerapan Syarat Sahnya Perjanjian dalam Perjanjian Waralaba

Bahwa Franchisor adalah restoran yang menyajikan makanan siap saja yang dikenal dengan nama Restoran Serba Wenak.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba dan. mendatang. Menurut Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), waralaba adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah franchise dalam Bahasa Prancis memiliki arti kebebasan atau freedom.

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi banyak variabel diantaranya jual beli, barter sampai kepada leasing,

FULL MANAGEMENT PROPOSAL WARALABA

BENTUK KEPEMILIKAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang

Nama : Theresa Ludwig NPM : Jurusan : Akuntansi Pembingbing : Feny Fidyah, SE., MMSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2015

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis semakin pesat membuat orang berpikir lebih

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARALABA. waralaba dapat diartikan sebagai usaha yang memberikan untung lebih atau

Peluang usaha waralaba bakso Malang Cak Eko

II. TINJAUAN PUSTAKA. Franchise berasal dari bahasa Prancis yang artinya kejujuran atau

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat adalah melalui jalur wirausaha. Kemampuan teknologi dan. tersebut kepada pihak lain untuk menjalankan usahanya.

More Action. Kami adalah pribadi-pribadi yang menjunjung tinggi nilai kepercayaan dan bekerja dengan predikat luar biasa melebihi prestasi rata-rata.

PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN BISNIS FRANCHISE

Silakan jawab pertanyaan di bawah ini disertai alasan dari jawaban Anda.

BAB I PENDAHULUAN. comparative advantage menjadi competitive advantage. Seiring dengan. lingkungan yang terus berubah ataupun semakin berkembang.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. PflI<J /'f/tj";' /._A/'J /'1.1 /f k! A L /1.6 ~ SUATU TINJAUAN TERHADAP PERJANJIAN FRANCHISE DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara berkembang yang terus berproses untuk

BAB I PENDAHULUAN. mudahnya untuk dilaksanakan. Oleh karena itu bisnis di zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya adalah sektor UKM. Berkaitan dengan hal ini, paling tidak terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha global akan mempengaruhi kegiatan. perekonomian di Indonesia dan merupakan salah satu aspek yang harus

Modul ke: PENGANTAR BISNIS. Bentuk Kepemilikan Bisnis. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yanto Ramli, SS, MM. Program Studi Manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang sangat pesat, hal ini tidak terlepas dari pengaruh

Franchise Bisnis dan Pengaturan Hukum Lintas Batas

TANGGUNGJAWAB HUKUM TERHADAP PERJANJIAN WARALABA YANG BERLAKU DI ALFAMART. Naskah Publikasi Skripsi

ANALISIS TERHADAP PERJANJIAN WARALABA (FRANCHISE) USAHA TOKO ALFA MART (Studi Pada PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. untuk era abad ini. Usaha rumahan hingga industri skala besar secara massif

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jenis kuliner yang bermacam-macam, berbagai macam jenis

Keywords: Wanprestasi, Wara Laba, Lapis Legit Nyidam Sari

Sebuah Curhatan : Apik S Rijal, S.Sos, MFh.I

SURAT PERJANJIAN FRANCHISE

BAB I PENDAHULUAN. bisnis internasional. Bentuk kerjasama bisnis ini ditandai dengan semakin

PENYEBAB KONFLIK DALAM HUBUNGAN KERJASAMA PADA SISTEM FRANCHISE DI SIMPLY FRESH

ANALISIS TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA DI INDONESIA

PEKSANAAN ASAS PROPORSIONALITAS DALAM PEMBENTUKAN PERJANJIAN WARALABA VIDEO EZY DI JAKARTA. Jessica Amelinda*, Ery Agus Priyono, Budiharto

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. 1. saat ini adalah bentuk kerjasama dalam bidang usaha waralaba.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. ini pertumbuhan usaha waralaba (franchise) di Indonesia diperkirakan semakin pesat

BAB II KERANGKA TEORI. Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. penjualan mesin jahitnya. Walaupun usaha Isaac Singer tersebut gagal, dialah yang

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI FRANCHISEE USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM BISNIS FRANCHISE

BAB I PENDAHULUAN. lapangan-lapangan pekerjaan baru, investasi-investasi yang dapat menjadi solusi

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Kabupaten Sleman. Pertumbuhan bisnis ini dapat mewujudkan

BAB V PENUTUP. terhadap turis asing sebagai konsumen, sehingga perjanjian sewamenyewa. sepeda motor, kepada turis asing sebagai penyewa.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan (%)

AKUNTANSI UNTUK SUMBER- SUMBER ALAM DAN ASET TAK BERWUJUD

KATA PENGANTAR. Penulis. Irsyad Anshori

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dan sekaligus menjawab atas beberapa rumusan permasalahan pada skripsi ini, sebagai berikut: 1. Pada dasarnya terjadi perbedaan mengenai pembagian keuntungan antara pihak franchisor selaku pemberi merk dagang dan franchisee selaku penerima merk dagang dari ketiga usaha yang diteliti diatas. Untuk Ayam Geprek Mbok Moro tidak ada Royalty fee secara langsung hanya saja manajemen Mbok Moro pusata menentukan mitra harus membayar sewa merk sebesar 60 juta Rupiah setiap tiga tahun sekali dan membeli bahan baku tiap harinya ke manajemen pusat Mbok Moro. Kemudian Melia Laundry, Manajemen Melia Laundry & Dry Cleaning pusat menentukan royalty fee sebesar 6 % dari omset perbulan. Setiap bulan mitra harus membagi keuntungan (membayar Royalty) sebesar 6% dari omset yang yang didapat dari workshop yang dikelola mitra tersebut. Yang terakhir adalah Arfa Barbershop, salah satu barbershop terbesar dan terlaris di Yogyakarta ini memberi beberapa opsi kepada mitranya, yaitu keuntungan seluruhnya untuk mitra, tetapi mitra mengelola dengan sendiri outletnya dan harus membeli peralatan dari manajemen pusat, kemudian manajemen memberi opsi mitra hanya menerima keuntungan saja tanpa harus repot mengurusi outlet, tetapi mitra harus membayar 15 88

% dari omset perbulan untuk komisi yng dibayarkan kepada franchisor sebagai imbalan pengelolaan gerai. 2. Asas proporsional merupakan pembagian hak dan kewajiban bagi para pihak sesuai dengan proporsi atau kedudukan franchisor dan franchisee dalam perjanjian waralaba. Asas keseimbangan merupakan hasil akhir yang menempatkan posisi bagi para pihak dalam berkontrak secara seimbang untuk menentukan hak dan kewajibannya. Dalam pembagian keuntungan ataupun pengenaan royalty fee hendaknya franchisor melihat dari kesesuaian mengenai sebesar apa kewajiban dan tugas yang harus dilakukan oleh franchisee untuk mengelola sebuah workshop atau Gerai yang akan difranchisekan, agar pembagiannya tetap sesuai dan tidak bertentangan dengan Asas Proporsionalitas dalam perjanjian franchise. Dari ketiga franchise yang diteliti dan telah dijelaskan di atas, yaitu Ayam Geprek Mbok Moro, Melia Laundry & Dry Cleaner, Arfa Barbershop. Menurut penulis keduanya yaitu Ayam Geprek Mbok Moro dan Melia Laundry & Dry Cleaner sudah menajalankan dan sesuai dengan asas proporsionalitas dalam franchise. Tetapi Arfa Barbershop justru menurut penulis belum memenuhi Asas Proporsionalitas karena beban yang ditanggung franchisor terlalu berat sementara keuntunganya hanya dari biaya sewa merek saja. Mengenai hak dan kewajiban ketiga franchise tersebut telah sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba dan Peraturan Menteri perdagangan Nomor 53 Tahun 2012 tenteang Penyelenggaraan Waralaba. 89

B. Saran Beberapa saran yang dapat penulis berikan terhadap apa yang dibahas dalam skripsi ini, sebagai berikut: 1. Dalam penetapan pembagian keuntungan ataupun Royalty fee yang hendaknya sesuai dengan Asas Proporsional atau terjadi keseimbangan antara pihak franchisor dan franchisee, beban yang ditanggung masing masing pihak harus sesuai dengan keuntungan yang akan didapatkan. Dan juga untuk franchisee hendaknya meneliti dan lebih mendalami serta menghitung secara detail jika ingin memfranchise suatu usaha, jangan hanya tergiur dengan omset yang tinggi karena bisa saja hal tersebut tidak sesuai dengan apa yang didapat setelah usaha tersebut dibuka oleh franchisee. Dan hendaknya kedua belah pihak bernegosiasi terlebih dahulu untuk menentukan klausulaklausula perjanjian agar klausula perjanjian tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku, tujuannya yaitu agar para pihak dalam franchise mendapatkan keadaan yang seimbang dalam perjanjian franchise sebelum perjanjian tersebut disetujui, pihak-pihak yang terkait terutama pihak franchisee harus benar-benar memahami klausula-klausula yang ditetapkan oleh franchisor. 2. Disarankan kepada pemerintah untuk lebih tegas dalam memberlakukan peraturan terkait Waralaba, karena waralaba di Indonesia sudah sangat berkembang pesat sekali. Pemerintah juga ikut mengawasi para pengusaha yang akan membuka waralaba. Tujuannya yaitu agara franchisee benar-benar percaya dan tahu tentang eksistensi usaha tersebut hal ini dapat dibuktikan dengan menunjukkan keberhasilan usahanya dan usaha tersebut telah berjalan 90

lama ( kurang lebih lima tahun ) serta menghasilkan keuntungan. Dengan adanya pembuktian tersebut atau biasa disebut dengan disclosure, pihak franchisee akan percaya dan tidak merasa dirugikan. Hal ini semata mata untuk melindungi pihak agar tidak dirugikan dalam usaha Waralaba, dan juga agar Waralaba terkontrol dan terjadi persaingan secara sehat antara pelaku usaha yang satu dengan yang lainnya. 91

92