28 The Effect of Ethanol Leaves Extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) toward the Sedative Effect on BALB/C Mice Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Parida Risanti agityaresti@yahoo.com ABSTRACT The leaf of (Scheff.) Boerl.) is classified in thymelaeaceae family. It contains alkaloids, which have the sedative effect. This study aims to prove that ethanol leaves extract of mahkota dewa has sedative effect on BALB/C mice. This was a pure experimental study with post test only control group design. The samples consisted of 25 BALB/C mices, which is divided into 5 groups: a negative control group which was given distilled water, a positive control group which was given Phenobarbital 3 mg/kgbw and 3 treatment groups which were given by ethanol leaves extract of mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) with levels of 6% w/v, 12% w/v, and 18% w/v. Results of this study are tested by one way ANOVA with 95% confidence level, and by the LSD test. The results indicate that the ethanol leaves extract of (Scheff.) Boerl.) with level of 6% w/v and 12% w/v in the treatment groups may generate the sedative effect significantly (P < 0.05), while the ethanol leaves extract of mahkota dewa with level of 18% w/v has sedative effect that proportionate with 3 mg/kgbw Phenobarbital with significance level of 0.151 (P>0.05). Keywords: Leaf of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.), Alkaloid, Sedative effect.
29 Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit BALB/C Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Parida Risanti agityaresti@yahoo.com INTISARI Daun (Scheff.) Boerl.) termasuk suku thymelaeaceae. Daun mahkota dewa mengandung alkaloid, yang mempunyai efek sedasi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ekstrak etanol daun mahkota dewa mempunyai efek sedasi pada mencit BALB/C. Jenis penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan rancangan post test only control group design. Sampel terdiri dari 25 ekor mencit BALB/C, yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu 1 kelompok kontrol negatif yang diberi aquadest, 1 kelompok kontrol positif yang diberi fenobarbital 3 mg/kgbb dan 3 kelompok perlakuan yang diberi ekstrak etanol daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) dengan kadar 6% b/v, 12% b/v, dan 18% b/v. Hasil diuji dengan one way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%, dan Uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun (Scheff.) Boerl.) dengan kadar 6% b/v dan 12% b/v pada kelompok perlakuan dapat menimbulkan efek sedasi secara signifikan (P<0,05). Sedangkan kadar ekstrak etanol daun mahkota dewa 18% b/v mempunyai efek sedasi sebanding dengan fenobarbital 3 mg/kgbb dengan signifikansi 0.151 (P>0,05). Kata Kunci: Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.), Alkaloid, Efek sedasi PENDAHULUAN Prevalensi sukar tidur (insomnia) dari tahun ke tahun semakin meningkat. Insomnia sering menyebabkan masalah pada siang hari seperti kantuk, kelelahan, kekurangan energi, sulit berkonsentrasi, mudah tersinggung dan apabila tidak diobati akan mengganggu kualitas hidup (Patlak, 2005). Untuk mengatasi masalah tersebut maka salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan memanfaatkan obat tradisional. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) merupakan tanaman obat tradisional Indonesia. Mahkota dewa merupakan salah satu tanaman obat yang secara empiris berkhasiat untuk mengobati kanker, diabetes mellitus, liver, jantung, darah tinggi, gangguan ginjal, menghentikan pendarahan pada luka, insomnia, eksim, jerawat, reumatik, luka gigitan serangga dan penyakit kulit (Harmanto, 2003). Salah satu bagian dari tanaman mahkota dewa yang berkhasiat untuk pengobatan adalah daunnya karena mengandung alkaloid (Dalimartha, 2005). Alkaloid dalam bidang kesehatan dapat berkhasiat sebagai obat penenang (Robinson, 1995). Sedatif merupakan senyawa yang menekan aktivitas mental, menurunkan respon terhadap rangsang emosi
30 sehingga dapat menenangkan pasien (Anonim, 2007). Ery Weni Asworo Dewi telah melakukan penelitian mengenai pengaruh ekstrak pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.). Pemberian ekstrak pandan wangi 6 mg/gbb terbukti memperpendek waktu induksi tidur dan memperpanjang lama waktu tidur mencit BALB/C yang diinduksi thiopental 0,546 mg/20 gbb (Dewi, 2009). Penelitian ini betujuan untuk membuktikan ekstrak etanol daun (Scheff.) Boerl.) dapat memberikan efek sedasi pada mencit BALB/C. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat : timbangan hewan uji, timbangan elektrik, labu takar, pipet volume, gelas beker, kandang mencit, kertas saring, ayakan No. 30, tabung reaksi, blender, stopwatch, spuit injeksi 1 ml oral, gelas ukur, rotarod, waterbath. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.), etanol 70%, aquadest, fenobarbital injeksi, Kloroform, Ammonia, H2SO4, Pereaksi Wagner (KI, aquadest, iodium) mencit BALB/C jantan umur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30g. Prosedur Penelitian Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematika Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang untuk mengetahui kebenaran dari daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) yang akan digunakan dalam penelitian. Pembuatan ekstrak etanol daun (Scheff.) Boerl.) menggunakan metode maserasi. Serbuk daun mahkota dewa direndam dengan etanol 70% selama 5 hari selanjutnya dilakukan remaserasi selama 2 hari, hasilnya dipekatkan dengan waterbath sampai diperoleh ekstrak kental daun mahkota dewa Identifikasi alkaloid dilakukan dengan cara sebanyak 0,1 gram sampel ditambahkan 5 ml kloroform dan 3 tetes ammonia. Fraksi kloroform diasamkan dengan 2 tetes H 2 SO 4. Fraksi asam dimasukkan ke dalam tabung kemudian ditambah pereaksi Wagner. Adanya alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan coklat pada pereaksi Wagner (Harborne, 1987). Penelitian ini menggunakan hewan uji mencit sebanyak 25 ekor yang telah diadaptasikan selama 7 hari. Secara random hewan uji dibagi 5 kelompok perlakuan: a. Kelompok I diberi perlakuan aquadest 0,5ml/20gBB secara peroral sebagai kontrol negatif. b. Kelompok II diberi perlakuan fenobarbital 0,0546 mg/20gbb secara peroral sebagai kontrol positif. c. Kelompok III diberi perlakuan ekstrak etanol daun mahkota dewa kadar 6% b/v sebanyak 0,5 ml/20gbb secara peroral. d. Kelompok IV diberi perlakuan ekstrak etanol daun mahkota dewa kadar 12% b/v sebanyak 0,5 ml/20gbb secara peroral. e. Kelompok V diberi perlakuan ekstrak etanol daun mahkota dewa kadar 18% b/v sebanyak 0,5 ml/20gbb secara peroral.
31 Pada penelitian ini mencit di tempatkan pada rotarod dan dicatat menit ke berapa mencit berhenti berputar di rotarod. Gambar 2. Daun Mahkota Dewa Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. Gambar 1. Rotarod HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil determinasi tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1b 2b 3b 4b 6b 12b 13b 14b 17b 18b 19b 20b 21b 22b 23b 24b 25b 26b 27a 799b 800b 801b 802a 803b 804b 805c 806b 807a 808c 809b 810b 811a 812a 815b 816b 818b 938c 939a 940a 941b 942b 64. Fam. Thymelaeaceae... 1a 1. Phaleria... 1a 2b... Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. Identifikasi alkaloid daun mahkota dewa menggunakan 0,1 gram sampel ditambah 5 ml kloroform dan 3 tetes amonia. Fraksi kloroform diasamkan dengan 2 tetes H 2 SO 4. Fraksi asam dimasukkan ke dalam tabung kemudian ditambahkan pereaksi Wagner. Adanya endapan berwarna coklat menunjukkan bahwa dalam ekstrak daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) mengandung alkaloid. Efek sedasi yang ditimbulkan oleh ekstrak etanol daun mahkota dewa dapat diketahui dengan mencatat waktu timbulnya efek sedasi (onset) pada mencit BALB/C setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan alat ukur stopwatch. Efek sedasi yang ditimbulkan ditandai dengan mencit tidak lagi mengikuti perputaran rotarod karena mencit mengalami sedasi. Tabel I. Hasil Pengamatan Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Mahkota Dewa Terhadap Efek Sedasi pada Mencit BALB/C Rata-rata onset sedasi Kelompok Perlakuan (detik) ±SD Kontrol positif (Fenobarbital) 286,80 ± 16,18 Perlakuan 1 (Ekstrak daun mahkota dewa 460,40 ± 20,45 6%b/v) Perlakuan 2 (Ekstrak daun mahkota dewa 392,40 ± 13,83 12%b/v) Perlakuan 3 (Ekstrak daun mahkota dewa 305,00 ± 7,91 18%b/v) Kontrol Negatif (Aquadest) 4934,00 ± 30,406
32 Tabel I menunjukkan bahwa peningkatan kadar ekstrak etanol daun mahkota dewa dapat menyebabkan penurunan onset efek sedasi. Pengamatan pada kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan aquadest sebanyak 0,5 ml dilakukan sampai mencit lelah ditandai dengan mencit tidak lagi mengikuti perputaran rotarod. Hasil ini menunjukkan bahwa aquadest dianggap tidak memiliki efek sedasi. Tabel II. Hasil Uji LSD Efek Sedasi (detik) Ekstrak Etanol Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) Kelompok perlakuan Sig Keterangan K (+) vs P1 0,000 Berbeda bermakna (+) vs P2 0,000 Berbeda bermakna K (+) vs P3 0,151 Berbeda Tidak bermakna K (-) vs P1 0,000 Berbeda bermakna K (-) vs P2 0,000 Berbeda bermakna K (-) vs P3 0,000 Berbeda bermakna P1 vs P2 0,000 Berbeda bermakna P1 vs P3 0,000 Berbeda bermakna P2 vs P3 0,000 Berbeda bermakna Kelompok kadar ekstrak daun mahkota dewa yang memiliki efek sedasi sebanding dengan kelompok kontrol positif (fenobarbital) yaitu kelompok perlakuan yang diberi ekstrak daun mahkota dewa dengan konsentrasi 18% b/v yang mengandung senyawa alkaloid lebih banyak dibanding konsentrasi yang lain (6% b/v dan 12% b/v). Mekanisme kerja alkaloid yaitu dengan cara berikatan dengan reseptor GABAa yang menyebabkan pembukaan saluran klorida dan peningkatan potensial elektrik sepanjang membran sel sehingga sel sulit tereksitasi dan menyebabkan adanya efek sedatif. KESIMPULAN Ekstrak etanol daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) mempunyai kemampuan untuk menimbulkan efek sedasi pada mencit BALB/C dan dosis ekstrak etanol daun (Scheff.) Boerl.) yang dapat memberikan efek sedasi sebanding dengan fenobarbital 3mg/KgBB adalah kadar 18% b/v (4,5g/KgBB). SARAN 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai isolasi alkaloid yang terkandung dalam daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) yang dapat menyebabkan efek sedasi. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut bagian lain dari tanaman (Scheff.) Boerl.) yang dapat digunakan sebagai sedatif. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim, 2007, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
33 2. Dalimartha, S., 2005, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 3, Trubus Agriwijaya, Jakarta. 3. Dewi, E., 2009, Pengaruh Ekstrak Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 6 mg/gbb Terhadap Waktu Induksi Tidur Dan Lama Waktu Tidur Mencit Balb/C yang Diinduksi Thiopental 0,546 mg/20 mgbb, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. 4. Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia, oleh Padmawinata, K., dan Soediro, I., Cetakan ke-2, 234-244, ITB, Bandung. 5. Patlak, M, 2005, Your Guide to Healthy Sleep, U. S. Department of Health and Human Services. http://www.nhlbi.nih.gov/health/publi c/sleep/healthy_sleep.pdf, April 2012. 6. Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi, Jilid 6, Bandung, ITB.