BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. adalah seluruh mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian yang

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2000). Untuk hasil r hitung pada penelitian dapat dilihat pada kolom Corrected

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Dulalowo Kota

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya diperoleh gambaran bahwa

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMK PENCAWAN MEDAN TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang)

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dan berada di jl Purwodadi-Semarang KM 32 desa Pilang Wetan

LAMPIRAN A. Alat Ukur Tryout

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis Deskriptif Corelasional

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

Petunjuk pengisian : berilah tanda (V) untuk jawaban saudara. : Sangat Tidak Setuju : Tidak Setuju : Setuju : Sangat Setuju No Pernyataan SS S TS STS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Metode cross sectionalmerupakan suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan

LAMPIRAN 1. Kuesioner

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

, 2015 GAMBARAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER EMOTIONAL AUTONOMY

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekonomi. Remaja akan mengalami transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku mereka (Chaffe dalam el-hakim, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan sosial-ekonomi secara total ke arah ketergantungan yang

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SYAMSUR RIJAL

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan mencakup bidang Obstetri dan Ginekologi.

LEMBARAN KUESIONER PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

(e) Uang saku rata-rata perbulan kurang dari Rp ,- (64,8%) dan sisanya (35,3%) lebih dari Rp per bulan.

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pendekatannya, penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mendorong semua lapisan masyarakat untuk masuk kedalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EKSPLORASI KARIR PESERTA DIDIK

BAB III METODE PENELITIAN. UMY sebelum dan sesudah mengikuti Early Pharmaceutical Exposure diblok

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

LAMPIRAN A. Lembar Item Skala Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

berbeda saat ia berada di SMA, ia sadar bahwa ia merasakan ketertarikan dengan teman-teman perempuannya, informan merasa wanita itu perlu

DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER) PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PEGAWAI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. topik yang menarik untuk dibicarakan. Topik yang menarik mengenai masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengukurannya atau observasi data variabel independen (bebas) dan

KATA PENGANTAR. Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Method), yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

KUESIONER PENELITIAN. Nama KAP :... Identitas Responden : Nama :... Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan (*coret yang tidak perlu)

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

KUESIONER. IDENTITAS RESPONDEN Berilah tanda silang (x) pada pilihan yang sesuai identitas Anda. * = pilih, salah satu 1.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Desember 2016. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2013 sampai angkatan 2015. Berdasarkan rumus sampel didapatkan 389 mahasiswa yang menjadi responden dan telah memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi dalam penelitian ini. Data yang disajikan dalam penelitian ini diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang termasuk dalam kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan kesehatan reproduksi. Variabel terikatnya adalah persepsi dan sikap terhadap LGBT. Untuk 52 mengetahui sajian data dari masingmasing variabel secara rinci dapat dilihat dalam uraian karakteristik responden dan analisis univariat, sedangkan untuk mengetahui pembuktian uji hipotesis pada penelitian ini dapat dilihat pada uraian analisis bivariat. 2. Karakteristik Responden Subyek penelitian adalah mahasiswa yang berumur 17-24 tahun dengan sampel sebanyak 389 orang dari 8 fakultas program studi

53 sarjana angkatan 2013 sampai angkatan 2015, yang dilihat berdasarkan jenis kelamin dan umur adalah sebagai berikut: a. Jenis kelamin Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 56.3% 43.7% Laki-laki Perempuan Sumber: Data primer tahun 2016 Gambar 4.1 memperlihatkan karakteristik responden yang diteliti yaitu mayoritas berjenis kelamin perempuan (56,3%). Hal ini dikarenakan peneliti menggunakan teknik pengumpulan data random sampling dan peneliti tidak memasukkan jenis kelamin ke dalam kriteria penelitian.

54 b. Umur Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur (dalam tahun) 1.0% 4.1% 31.1% 14.1% 20.8% 28.8% <19 19 20 21 22 >22 Sumber: Data primer 2016 Gambar 4.2 memperlihatkan karakteristik responden yang diteliti yaitu mayoritas berusia 21 tahun (31,1%). Hal ini terjadi karena peneliti tidak memasukkan umur ke dalam kriteria penelitian. 3. Analisis Univariat a. Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Gambar 4.3 Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Mahasiswa UMY 5.7% 68.1% 26.2% Kurang Cukup Baik Sumber: Data primer tahun 2016

55 Gambar 4.3 memperlihatkan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mayoritas berada pada kategori baik. Hasil berdasarkan pengelompokan berikut: 1) Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi baik bila skor atau nilai 76 % 100 % 2) Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi cukup bila skor atau nilai 56 % 75 % 3) Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi kurang bila skor atau nilai < 56 %

56 b. Persepsi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terhadap LGBT Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Persepsi terhadap LGBT No. Pernyataan SS S TS STS 1 Homoseksualitas tidak wajar dan tidak bermoral, pelaku LGBT adalah orang 252 110 19 8 yang sakit secara mental dan psikologi. 2 Pelaku LGBT seharusnya mengikuti terapi atau pengobatan yang tersedia guna membantu mereka untuk mengubah 254 115 16 4 orientasi seksual mereka. 3 Pelaku LGBT tidak memilih jalan yang mereka ambil, jika mereka bisa menjadi heteroseksual, mereka pasti akan 63 154 129 43 melakukannya. 4 Homoseksualitas adalah fase yang banyak orang alami dan sebagian besar dapat melaluinya. 37 102 155 95 5 Homofobia adalah salah. Masyarakat perlu menentang anti-lgbt. 86 115 119 69 6 Dibutuhkan kekuatan dan keberanian bagi pelaku LGBT untuk menjadi diri mereka sendiri sekarang ini. 87 162 89 51 7 Terdapat nilai besar dalam keragaman manusia, pelaku LGBT adalah bagian penting dari keanekaragaman tersebut. 24 78 143 144 8 Pelaku LGBT adalah bagian tak terpisahkan dari masyarakat, mereka telah banyak berkontribusi untuk dunia dan banyak pengalaman yang dapat dipelajari dari mereka. 19 90 133 147 Sumber: Data primer tahun 2016 berdasarkan kuesioner Riddle, D. (1985). "Attitudes towards LGBT people"

57 Gambar 4.4 Persepsi Mahasiswa UMY terhadap LGBT 3.1% 0.8% 49.6% 46.5% Sangat Negatif Negatif Positif Sangat Positif Sumber: Data primer tahun 2016 Gambar 4.4 memperlihatkan persepsi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terhadap LGBT hampir sama pada kategori positif dan negatif. Persepsi sangat negatif dan negatif ditunjukan pernyataan nomor 1, 2, 4, 7 dan 8 sedangkan persepsi positif dan sangat positif ditunjukan nomor 3, 5 dan 6 pada tabel 4.1.

58 c. Sikap mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terhadap LGBT Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Sikap terhadap LGBT No. Pernyataan SS S TS STS 1 Kita seharusnya memiliki rasa iba terhadap pelaku LGBT, mereka tidak bisa disalahkan atas kelahiran mereka di dunia ini. 72 134 127 56 2 Pelaku LGBT membutuhkan dukungan dan bimbingan kita karena mereka menghadapi banyak masalah yang sulit terkait dengan gaya hidup mereka. 175 181 27 6 3 Saya tidak mempunyai masalah dengan pelaku LGBT, tetapi saya rasa tidak perlu bagi mereka untuk menunjukan orientasi seksual mereka terhadap khalayak umum. 122 181 56 30 4 Apa yang pelaku LGBT lakukan dalam hubungan seksual mereka adalah urusan 61 161 117 49 mereka sendiri. 5 Pelaku LGBT layak memiliki hak yang sama seperti orang lain. 38 129 133 89 6 Penting bagi saya untuk mengoreksi sikap saya sendiri sehingga dapat secara aktif mendukung perjuangan untuk kesetaraan yang telah dilakukan oleh pelaku LGBT. 53 89 122 124 7 Penting bagi saya untuk berdiri melawan mereka yang menunjukkan sikap 71 130 115 73 homofobia/anti-lgbt. 8 Saya akan bangga menjadi bagian dari sebuah organisasi LGBT, dan secara terbuka mendukung dimasukkannya 11 25 98 255 kesetaraan pelaku LGBT di seluruh tingkat dalam masyarakat kita. Sumber: Data primer tahun 2016 berdasarkan kuesioner Riddle, D. (1985). "Attitudes towards LGBT people"

59 Gambar 4.5 Sikap Mahasiswa UMY terhadap LGBT 0.0% 5.7% 23.1% Sangat Negatif Negatif Positif Sangat Positif 71.2% Sumber: Data primer tahun 2016 Gambar 4.5 memperlihatkan sikap mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terhadap LGBT mayoritas berada pada kategori positif. Sikap sangat negatif dan negatif ditunjukan pernyataan nomor 3, 5, 6 dan 8 sedangkan sikap positif dan sangat positif ditunjukan nomor 1, 2, 4 dan 7 pada tabel 4.2.

60 4. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan dengan uji statistik Spearman Rho. Tabel 4.3 Kategori Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dengan Persepsi terhadap LGBT Persepsi terhadap LGBT Sangat Sangat Total Positif Negatif Positif Negatif 2 132 126 5 265 Baik Tingkat Penggetahuan Total Cukup Kurang 0,5% 33,9% 32,4% 1,3% 68,1 1 44 52 5 102 0,3% 11,3% 13,4% 1,3% 26,2% 0 5 15 2 22 0% 1,3% 3,9% 0,5% 5,7% 3 181 193 12 389 0,8% 46,5% 49,6% 3,1% 100% Hasil uji pada Spearman Rho menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap persepsi mahasiswa terhadap LGBT (p=0,017). Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan mahasiswa maka semakin negatif persepsi mahasiswa terhadap LGBT. Tabel 4.4 Kategori Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dengan Sikap terhadap LGBT Sikap terhadap LGBT Sangat Sangat Total Positif Negatif Positif Negatif 13 192 60 0 265 Baik Tingkat Penggetahuan Total Cukup Kurang 3,3% 49,4% 15,4% 0% 68,1% 7 68 27 0 102 1,8% 17,5% 6,9% 0% 26,2% 2 17 3 0 22 0,5% 4,4% 0,8% 0% 5,7% 22 277 90 0 389 5,7% 71,2% 23,1% 0% 100%

61 Hasil uji pada Spearman Rho menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap sikap mahasiswa terhadap LGBT namun tidak bermakna secara statistik karena p > 0.05 (p=0,798). Tabel 4.5 Kategori Persepsi dengan Sikap terhadap LGBT Sikap terhadap LGBT Sangat Sangat Total Positif Negatif Positif Negatif Sangat 7 5 0 0 12 Positif 1,8% 1,3% 0% 0% 3,1% 14 170 9 0 193 Persepsi Positif 3,6% 43,7% 2,3% 0% 49,6% terhadap 1 102 78 0 181 LGBT Negatif 0,3% 26,2% 20,1% 0% 46,5% Sangat 0 0 3 0 3 Negatif 0% 0% 0,8% 0% 0,8% Total 22 277 90 0 389 5,7% 71,2% 23,1% 0% 100% Hasil uji pada Spearman Rho menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara persepsi terhadap sikap mahasiswa terhadap LGBT (p=0,000). Hasil ini menunjukkan bahwa semakin positif persepsi maka semakin positif pula sikap mahasiswa terhadap LGBT. B. Pembahasan 1. Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dari gambar 4.3 menunjukan bahwa tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mayoritas berada pada kategori baik (68,1%). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan

62 penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan suatu domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang. Suatu penelitian mengatakan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan mampu bertahan lama dari pada yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2011). Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu: a. Tingkat pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka seseorang tersebut akan lebih mudah dalam menerima hal-hal baru sehingga akan lebih mudah pula menyelesaikan hal-hal baru tersebut. b. Informasi Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih baik banyak akan memberikan pengetahuan yang jelas. c. Budaya Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang, karena informasi-informasi baru akan disaring, kira-kira sesuai tidaknya dengan kebudayaan yang ada dan agama yang dianut. d. Pengalaman

63 Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan indivdu, artinya, pendidikan yang tinggi, pengalaman akan luas. e. Sosial Ekonomi Tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan dengan penghasilan yang ada, sehingga menuntut pengetahuan yang dimiliki harus dipergunakan semaksimal mungkin, begitupun dalam mencari bantuan ke sarana kesehatan yang ada, mereka sesuaikan dengan pendapatan keluarga (Notoatmodjo, 2011). 2. Persepsi Mahasiswa terhadap LGBT Dari gambar 4.4 menunjukan bahwa persepsi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terhadap LGBT pada kategori sangat positif (3,1%), positif (49,6%), negatif (46,5%) dan sangat negatif (0%). Temuan data dibawah ini akan menjelaskan bagaimana persepsi yang diberikan oleh mahasiswa terhadap LGBT. a. Repulsion/Penolakan Mayoritas mahasiswa menganggap bahwa homoseksualitas tidak wajar dan tidak bermoral, pelaku LGBT adalah orang yang sakit secara mental dan psikologi. Pelaku LGBT seharusnya mengikuti terapi atau pengobatan yang tersedia guna membantu mereka untuk mengubah orientasi seksual mereka.

64 b. Pity/Kasihan Rasa kasihan mahasiswa terhadap LGBT muncul karena perspsi bahwa pelaku LGBT tidak memilih jalan yang mereka ambil, jika mereka bisa menjadi heteroseksual, mereka pasti akan melakukannya. c. Support/Dukungan Dukungan mahasiswa terhadap LGBT muncul karena persepsi bahwa homofobia adalah salah. Masyarakat perlu menentang anti- LGBT. d. Admiration/Kebanggaan Kebanggaan mahasiwa terhadap LGBT muncul karena dibutuhkan kekuatan dan keberanian bagi pelaku LGBT untuk menjadi diri mereka sendiri sekarang ini. 3. Sikap Mahasiswa terhadap LGBT Dari gambar 4.5 menunjukan bahwa sikap mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terhadap LGBT mayoritas berada pada kategori positif (71,2%). Hal ini diperkuat juga oleh penelitian Setiawan (2015), tentang respon mahasiswa terhadap LGBT yang menyatakan bahwa sikap responden terhadap LGBT cenderung bersikap baik. Temuan data dibawah ini akan menjelaskan bagaimana sikap yang diberikan oleh mahasiswa terhadap LGBT.

65 a. Pity/Kasihan Rasa kasihan mahasiswa terhadap LGBT muncul karena pelaku LGBT adalah seseorang yang ditakdirkan dengan keadaan tersebut dan itu adalah hal yang memprihatinkan. b. Tolerance/Toleransi Toleransi mahasiswa terhadap LGBT muncul karena pelaku LGBT membutuhkan dukungan dan bimbingan kita karena mereka menghadapi banyak masalah yang sulit terkait dengan gaya hidup mereka, sikap anti-lgbt justru akan memperburuk keadaan. c. Acceptance/Pengakuan Pengakuan mahasiswa terhadap LGBT muncul karena LGBT adalah sebuah fakta kehidupan yang tidak seharusnya dihukum maupun di pertunjukan. d. Appreciation/Penghargaan Penghargaan mahasiswa terhadap LGBT muncul karena terdapat sebuah nilai dalam keragaman manusia, pelaku LGBT merupakan salah satu bagian dari keragaman tersebut. Sikap homofobia harus ditentang. 4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dengan Respon Mahasiswa Terhadap LGBT Tabel 4.3 menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan mahasiswa maka semakin negatif persepsi mahasiswa terhadap LGBT.

66 Mayoritas mahasiswa menganggap bahwa homoseksualitas tidak wajar dan tidak bermoral, pelaku LGBT adalah orang yang sakit secara mental dan psikologi. Pelaku LGBT seharusnya mengikuti terapi atau pengobatan yang tersedia guna membantu mereka untuk mengubah orientasi seksual mereka. Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (2015) dengan hasil berdasarkan temuan lapangan, beberapa mahasiswa masih menganggap LGBT sebagai penyakit, namun ketika diminta menggambarkan ciri perilaku dari kelompok LGBT, mereka tidak dapat menggambarkannya dengan baik. Kurangnya pengetahuan mengenai LGBT ini menimbulkan banyak persepsi tentang LGBT seperti, perilaku LGBT bisa menular jika bergaul terlalu dekat dengan LGBT dan pemberitaaan media yang tidak seimbang menimbulkan stigmatisasi pada kelompok ini sebagai ancaman bagi lingkungan. Menurut Goffman (1963), stigma yang dimiliki oleh pelaku LGBT merupakan contoh dari kerusakan-kerusakan karakter yang dimiliki oleh individu. Stigma yang dimiliki oleh pelaku LGBT merupakan sebuah situasi dimana orang-orang tidak bisa memenuhi standar-standar yang dianggap normal oleh masyarakat. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap sikap mahasiswa terhadap

67 LGBT namun tidak bermakna secara statistik. Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (2015) dengan hasil menunjukkan pendidikan dan tingkat religiusitas sangat mempengaruhi penerimaan LGBT di masyarakat, terdapat masyarakat yang tidak memperdulikan keberadaan mereka karena sudah terbiasa dan ada juga masyarakat yang memang peduli terhadap keberadaan LGBT, maka biasanya mereka akan dirangkul dan diajak untuk menjadi bagian di dalam masyarakat. Tabel 4.5 menunjukan bahwa semakin positif persepsi maka semakin positif pula sikap mahasiswa terhadap LGBT. Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Retnowati (2013) dengan hasil stigma terhadap pelaku LGBT tersebut menimbulkan respon yang diberikan masyarakat seperti kasihan, takut, heran, risih. Menurut Goffman (1963), Mahasiswa sebagai orang normal melakukan sikap yang diberi istilah normalization, yaitu yaitu sejauh mana orang normal bisa menerima orang yang terstigma. Hal tersebut digambarkan oleh sikap mahasiswa terhadap pelaku LGBT. Beberapa mahasiswa memberikan sikap terhadap pelaku LGBT seperti kasihan, toleransi, pengakuan dan penghargaan dan berusaha tidak mencampuri urusan mereka.

68 Mahasiswa masih terbagi menjadi dua kelompok, pro dan kontra terhadap keberadaan LGBT. Namun mahasiswa yang kontra terkadang masih dapat menerima keberadaan LGBT karena adanya rasa kemanusiaan terhadap mereka. Mahasiswa bisa menerima keberadaan LGBT dan mendukung mereka mendapatkan hak-haknya sebagai manusia dan warga negara, namun LGBT juga harus hidup dan mengikuti aturan dan norma yang ada sedapat mungkin. Penyimpangan bisa saja terjadi, dan LGBT bisa menjalankan kehidupannya sebagai LGBT namun tidak perlu memperlihatkan kepada masyarakat dan tidak boleh mengganggu dan mengancam keharmonisan lingkungan dimanapun dia berada.

69 C. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian 1. Kekuatan dalam penelitian ini adalah belum pernah ada penelitian yang meneliti hubungan hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan respon mahasiswa terhadap LGBT. 2. Kelemahan dalam penelitian ini adalah pembahasan pada faktor yang mempengaruhi respon mahasiswa terhadap LGBT hanya terbatas pada faktor tingkat pengetahuan tanpa meneliti faktor-faktor lain. Dalam pengisian kuesioner ada beberapa mahasiswa yang bertanya kepada teman-temannya dan mengerjakan secara bersama-sama sehingga ada kemungkinan mahasiswa menjawab pertanyaan kuesioner dengan tidak jujur. Data yang dikumpulkan hanya menggunakan kuesioner tanpa melakukan wawancara mendalam sehingga informasi yang didapatkan sebatas yang tertera dalam kuesioner tanpa menggali informasi yang lebih mendalam dari responden.